Info Artikel:
Diterima : 10 Oktober 2019 Abstrak. Desa Lolori Kabupaten Halmahera Barat menjadi salah satu desa yang melakukan uji coba
Disetujui : 19 Okt. 2019 penanaman padi dengan menggunakan metode hazton. Metode hazton merupakan rekayasa budidaya padi
Dipublikasi : 21 Okt. 2019 yang diinisiasi oleh Ir. Hazairin MS selaku Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura
Provinsi Kalimantan Barat dan Anton Komaruddin SP, Msi, staf pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Artikel Penelitian Holtikultura Provinsi Kalimantan Barat. Teknologi hazton bertumpu pada penggunaan bibit tua 25-30 hari
setelah semai dengan jumlah bibit 20-30 batang per lubang tanam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Keyword: produksi, pendapatan dan efisiensi usahatani padi sawah di Desa Lolori Kabupaten Halmahera Barat. Bentuk
Usahatani, Padi Sawah, analisis yang digunakan adalah analisis usahatani dan efisiensi usahatani. Penelitian ini dilaksanakan di Desa
Metode Hazton, Farming, Lolori Kabupaten Halmahera Barat, dengan waktu penelitian mulai dari bulan April 2019 sebanyak 17
Paddy Rice
responden. Hasil penelitian menunjukkan Rata-rata produksi usahatani padi sawah dengan metode hazton di
Desa Lolori Kabupaten Halmahera yaitu 6,165 ton/ha/musim tanam dengan rata-rata pendapatan Rp.
Korespondensi:
Munawir Muhammad 29.256.175/ha/musim tanam serta nilai R/C Ratio yaitu 2,79 atau nilai R/C adalah >1 sehingga usahatani padi
Univ. Muhammadiyah Maluku sawah dengan metode hazton layak diusahakan karena sangat menguntungkan.
Utara, Ternate, Indonesia
Abstract. Lolori Village, West Halmahera Regency is one of the villages that tested rice planting using the
Email: Hazton method. Hazton method is an engineering rice cultivation which was initiated by Ir. Hazairin MS as
munawirmuhammad12@yahoo.com the Head of the Agriculture and Food Crops Office of West Kalimantan Province and Anton Komaruddin SP,
Msi, staff at the Food and Agriculture Plant Service Office of West Kalimantan Province. Hazton technology
relies on the use of old seeds 25-30 days after seedling with the number of seeds 20-30 stems per planting hole.
Copyright© Oktober 2019 This study aims to determine the production, income and efficiency of lowland rice farming in Lolori Village,
AGRIKAN West Halmahera Regency. The form of analysis used is farm analysis and farm efficiency. This research was
conducted in Lolori Village, West Halmahera Regency, with the time of the study starting from April 2019 as
many as 17 respondents. The results showed the average production of lowland rice farming using the hazton
method in Lolori Village, Halmahera Regency was 6.165 tons / ha / planting season with an average income of
Rp. 29,256,175 / ha / planting season and the value of R / C Ratio is 2.79 or the value of R / C is> 1 so that rice
farming using hazton method is feasible because it is very profitable.
197
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 12 Nomor 2 (Oktober 2019)
selaku Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan produksi maupun pendapatan petani, sehingga
dan Holtikultura Provinsi Kalimantan Barat dan penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui
Anton Komaruddin SP, Msi, staf pada Dinas produksi dan pendapatan usahatani serta efisensi
Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura padi sawah dengan metode hazton di Desa Lolori
Provinsi Kalimantan Barat. Teknologi hazton Kabupaten Halmahera Barat. Peneliian ini
bertumpu pada penggunaan bibit tua 25-30 hari diharapkan dapat memberikan informasi berupa
setelah semai dengan jumlah bibit 20-30 batang gambaran mengenai penggunaan biaya produksi
per lubang tanam. Menurut Nicholson (2002), dan potensi keuntungan yang diperoleh dari
produksi terkait erat dengan jumlah jumlah usahatani padi sawah dengan menggunakan
penggunaan berbagai kombinasi input untuk metode hazton sehingga dapat membantu petani
jumlah dan kualitas tertentu output yang dalam mengambil keputusan dalam
dihasilkan, oleh karena itu upaya untuk pengembangan usahatani kedepannya dan
meningkatkan tingkat output tidak terlepas dari memberikan motivasi tersendiri bagi petani untuk
peningkatan penggunaan input. Peningkatan lebih mengembangkan dan meningkatkan
input juga diikuti dengan peningkatan biaya total produksi dengan harapan dapat meningkatkan
suatu kegiatan produksi. Menurut Suratiyah pendapatan untuk memenuhi kebutuhannya.
(2015), perbandingan antara penerimaan dan biaya
total suatu kegiatan produksi pertanian II. METODE PENELITIAN
menunjukkan tingkat efisiensi usahatani tersebut. Penelitian dilaksanakan di Desa Lolori
Meski tergolong sistem tanam baru tapi Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku
menurut Darwis (2018), yang melakukan Utara. Penentuan daerah penelitian dilakukan
penelitian mengenai perbandingan pendapatan secara purposive sampling (sampling dengan
petani padi sistem tanam jajar legowo dan sistem maksud tertentu), yaitu pemilihan sampel yang
tanam hazton di Kelurahan Ta’, Kecamatan dipilih benar-benar representative. Dengan
TanetteRiattang Kabupaten Bone, dimana pertimbangan bahwa daerah penelitian
pendapatan petani dengan menggunakan sistem merupakan daerah yang pertama kali melakukan
tanam hazton lebih besar dibandingkan dengan budidaya tanaman padi dengan menggunakan
menggunakan sistem tanam jajar legowo. metode hazton dan juga salah satu sentra tanaman
Penggunaan metode hazton ini juga mampu padi sawah yang di priotaskan di wilayah Maluku
meningkatkan produksi pada saat panen. Yang Utara. Di Desa Lolori ada 3 kelompok tani tetapi
tadinya menghasilkan 3-4 ton/hektar, setelah hanya 1 kelompok tani yang menggunakan
menggunakan metode tanam hazton meningkat metode hazton, sehingga penentuan respoden
menjadi 8,5 ton/hektar (Hadrian, 2017). Penelitian pada penelitian ini yaitu semua petani padi sawah
yang dilakukan oleh Noviansyah dan Bariyah yang melakukan budidaya tanaman padi dengan
(2018), tentang analisis usahatani padi teknologi menggunakan metode haztonyang jumlahnya 17
hazton di Provinsi Kalimantan Barat, dimana Orang.
tingkat kelayakan usahatani padi sebesar 2,69 Jenis data yang digunakan dalam penelitian
sehingga usahatani tersebut dikatakan layak adalah data primer dan data sekunder. Teknik
untuk dikembangkan. pengumpulan data dengan wawancara, kuisioner
Badan Penelitian dan Pengembangan dan pencatatan. Metode analisis data yang
Pertanian Kementrian Pertanian (2015), digunakan dalam penelitian ini adalahmetode
menyatakan bahwa pertanian padi teknologi deskriptif kuantitatif. Metode ini menggambarkan
hazton di beberapa daerah memiliki tingkat keadaan usahatani yang dilakukan petani
produksi dan pendapatan yang tinggi, namun hal responden dengan menghitung pendapatan dan
sebaliknya belum tentu terjadi di daerah lain. efisiensi. Dalam menganalisis pendapatan petani
Maka dipandang perlu untuk melakukan padi sawah digunakan analisis usahatani dan R/C
penelitian yang menganalisis usahatani padi Ratio untuk mengetahui efisiensi usahatani.
sawah menggunakan metode hazton di Kabupaten 1. Analisis Usahatani
Halmahera barat sehingga dapat memberikan Struktur Penerimaan Usahatani
rekomendasi kepada pemerintah daerah dalam Penerimaan usahatani adalah perkalian
mengambil keputusan kegiatan yang harus antara produksi yang diperoleh dengan harga
dilakukan untuk meningkatkan produksi (kualitas jual, (Soekartawi, 2001) :
dan kuantitas) dalam rangka memaksimalkan
198
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 12 Nomor 2 (Oktober 2019)
199
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 12 Nomor 2 (Oktober 2019)
3.2. Analisis Usahatani Padi Sawah Metode Hazton untuk memperoleh sarana produksi yang
a. Biaya Produksi diperlukan. Biaya produksi yang dimaksud adalah
Biaya usahatani atau biaya produksi seluruh biaya yang dikeluarkan baik yang bersifat
merupakan pengeluaran yang harus dikeluarkan tunai dan berdasarkan pertimbangan. Dalam
200
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 12 Nomor 2 (Oktober 2019)
proses produksi untuk menghasilkan output tidak berubah besar kecilnya dalam satu kali musim
terlepas dari biaya. Biaya adalah nilai yang harus tanam.
dikeluarkan untuk untuk menghasilkan output. Biaya tetap pada usahatani padi sawah
Biaya produksi dalam usahatani padi sawah metode hazton di Desa Lolori meliputi cangkul,
dengan metode hazton di bedakan menjadi 2 (dua) parang dan karung. Sedangkan biaya variabel
macam yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap meliputi saprodi dan penyewaan alat berat. Secara
(biaya variabel). Biaya tetap merupakan biaya terperinci rata-rata biaya produksi berupa biaya
produksi yang jumlah dan jenisnya tidak berubah tetap dan biaya variabel yang di keluarkan petani
dalam satu kali musim tanam walaupun jenis padi sawah di Desa Lolori dapat dilihat pada Tabel
produksi yang dihasilkan tidak sama. Sedangkan 5.
biaya variabel merupakan biaya yang dapat
Tabel 5, Menunjukkan rata-rata biaya tetap berlaku jelas berkaitan dengan besarnya
petani padi sawah dengan metode hazton di Desa penerimaan. Secara terperinci rata-rata produksi
Lolori sebesar Rp 6.533.825 (33%)/ha/musim tanam dan penerimaan petani tomat di Kelurahan
dan rata-rata biaya variabel sebesar Rp 13.530.000 Gurabunga terdapat pada Tabel 6.
(67%)/ha/musim tanam. Komponen biaya yang Tabel 6, Menunjukkan rata-rata produksi
paling besar dalam proses produksi adalah biaya petani padi sawah dengan metode hazton di Desa
variabel. Lolori yaitu 6,165 ton/ha, dimana harga yang
b. Analisis Penerimaan berlaku pada saat penelitian sebesar Rp
Penerimaan usahatani diperoleh dari hasil 8.000.000/ton, sehingga rata-rata penerimaan yang
perkalian antara jumlah produksi yang dihasilkan diperoleh petani adalah sebesar Rp
dengan harga satuan produksi. Penerimaan 49.320.000/ha/musim tanam. Besarnya penerimaan
usahatani ini sering disebut penerimaan kotor. yang diperoleh para petani berdasarkan oleh besar
Jumlah produksi yang dihasilkan dan harga yang kecilnya produksi dan harga yang berlaku.
Tabel 6. Rata-Rata Produksi dan Penerimaan Petani Padi Sawah/Ha/Musim Tanam Tahun 2019
Produksi (Ton) Harga Satuan (Rp) Penerimaan (Rp)
6,165 8.000.000/Ton 49.320.000
Sumber : Data Primer Diolalah, 2019
201
Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui rata- petani harus mengalokasikan faktor produksinya
rata penerimaan petani padi sawah dengan metode secara efisien untuk menghasilkan jumlah
hazton adalah sebesar Rp 49.320.000/ha/musim produksi yang maksimal.
tanam dan rata-rata biaya produksi yang Analisis Retrn Cost Ratio atau analisis
dikeluarkan oleh petani adalah sebesar Rp penerimaan dan biaya produksi terhadap
20.063.825/ha/musim tanam. Maka rata-rata penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa
pendapatan yang di peroleh petani adalah sebesar besar tingkat keberhasilan dari usahatani padi
Rp 29.256.175/ha/musim tanam. Besarnya sawah dengan metode hazton di Desa Lolori
pendapatan tersebut sangat dipengaruhi oleh Kabupaten Halmahera Barat dapat dilihat pada
jumlah dan harga yang berlaku, sehingga para tabel 8.
Tabel 8. Nilai R/C Ratio Pada Petani Padi Sawah/Ha/Musim Tanam Tahun 2019
Penerimaan (Rp) Biaya Produksi R/C Ratio Keterangan
49.320.000 20.063.825 2,45 Layak
Sumber : Data Primer Diolah, 2019
Tabel 8 dapat dilihat nilai R/C usahatani Rp. 29.256.175/ha/musim tanam serta nilai R/C
padi sawah dengan metode hazton di Desa Lolori Ratio yaitu 2,79 atau nilai R/C adalah >1 sehingga
adalah 2,45 yang berarti bahwa setiap Rp 2,45 yang usahatani padi sawah dengan metode hazton layak
digunakan dalam usahatani, akan menghasilkan diusahakan karena sangat menguntungkan.
penerimaan sebesar 2,45. Dari hasil penelitian Perlunya sosialisasi dari Dinas Pertanian
diperoleh nilai R/C adalah > 1, atau dengan kata Kabupaten Halmahera Barat tentang usahatani
lain usahatani padi sawah dengan metode hazton padi sawah dengan metode hazton serta
di Desa Lolori layak diusahakan. penanganan hama penyakit yang dapat diterapkan
oleh petani, dengan angka produktivitas padi serta
IV. PENUTUP nilai R/C ratio yang tinggi, pemerintah dapat
Rata-rata produksi usahatani padi menjadikan Teknologi Hazton sebagai salah satu
sawah dengan metode hazton di Desa Lolori bagian dari upaya pengentasan kemiskinan bagi
Kabupaten Halmahera yaitu 6,165 ton/ha/musim para petani tanaman pangan.
tanam dengan rata-rata pendapatan
DAFTAR PUSTAKA
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2015. Panduan Teknologi Budidaya Hazton Tanaman
Padi. Kementrian Pertanian.
Pratiwi. 2006. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Darwis, Khaeriyah. 2018. Perbandingan Pendapatan Petani Padi Sistem Tanam Jajar Legowo dan Sistem
Tanam Hazton di Kelurahan Ta’, Kecamatan Tanette Riattang Kabupaten Bone. Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Makasar.
Hadrian, putri. 2017. Metode Hazton Mampu Menghasilkan Puluhan Ton. Diakses dari Mongabay situs
Lingkungan www.mongabay.co.id.htm pada tanggal 12 Agustus 2018.
Kartasapoetra, A.G. 1988. Teknologi Budidaya Tanaman Pangan di Daerah Tropika. Bina Aksara. Jakarta.
Noviansyah dan Bariyah. 2018. Analisis Usahatani Padi Teknologi Hazton di Provinsi Kalimantan Barat.
Jurnal Ekonomi Bisnis dan Kewirausahaan 2018. Vol. 7 No. 1
Nicholson, Walter. 2002. Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya. Edisi Kedelapan. Alih Bahasa
oleh IGN Bayu Mahendra dan Abdul Aziz Erlangga, Yogyakarta.
Suratiyah, K. 2015. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
Shinta, A., 2005. Ilmu Usahatani. Diktat Kuliah Jurusan SosialEkonomi
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.
Soekartawi. 2001. Analisis Usaha Tani. UI. Press. Jakarta.
202