Anda di halaman 1dari 6

AGRIKAN

OPEN ACCES Jurnal Agribisnis Perikanan (E-ISSN 2598-8298/P-ISSN 1979-6072)


Vol. 12 No. 2: 197-202 URL: https: https://ejournal.stipwunaraha.ac.id/index.php/AGRIKAN/
Oktober 2019
DOI: 10.29239/j.agrikan.12.2.197-202
Peer-Reviewed 

Analisis Usahatani Padi Sawah dengan Metode Hazton di Desa Lolori


Kabupaten Halmahera Barat
(Analysis of Paddy Farming Using the Hazton Method in Lolori Village, West
Halmahera Regency)

Ekaria1 dan Munawir Muhammad1


1 PRODI AGRIBISNIS Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, Ternate, Indonesia,
Email : ekaria16@yahoo.com; munawirmuhammad12@yahoo.com

 Info Artikel:
Diterima : 10 Oktober 2019 Abstrak. Desa Lolori Kabupaten Halmahera Barat menjadi salah satu desa yang melakukan uji coba
Disetujui : 19 Okt. 2019 penanaman padi dengan menggunakan metode hazton. Metode hazton merupakan rekayasa budidaya padi
Dipublikasi : 21 Okt. 2019 yang diinisiasi oleh Ir. Hazairin MS selaku Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura
Provinsi Kalimantan Barat dan Anton Komaruddin SP, Msi, staf pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
 Artikel Penelitian Holtikultura Provinsi Kalimantan Barat. Teknologi hazton bertumpu pada penggunaan bibit tua 25-30 hari
setelah semai dengan jumlah bibit 20-30 batang per lubang tanam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
 Keyword: produksi, pendapatan dan efisiensi usahatani padi sawah di Desa Lolori Kabupaten Halmahera Barat. Bentuk
Usahatani, Padi Sawah, analisis yang digunakan adalah analisis usahatani dan efisiensi usahatani. Penelitian ini dilaksanakan di Desa
Metode Hazton, Farming, Lolori Kabupaten Halmahera Barat, dengan waktu penelitian mulai dari bulan April 2019 sebanyak 17
Paddy Rice
responden. Hasil penelitian menunjukkan Rata-rata produksi usahatani padi sawah dengan metode hazton di
Desa Lolori Kabupaten Halmahera yaitu 6,165 ton/ha/musim tanam dengan rata-rata pendapatan Rp.
 Korespondensi:
Munawir Muhammad 29.256.175/ha/musim tanam serta nilai R/C Ratio yaitu 2,79 atau nilai R/C adalah >1 sehingga usahatani padi
Univ. Muhammadiyah Maluku sawah dengan metode hazton layak diusahakan karena sangat menguntungkan.
Utara, Ternate, Indonesia
Abstract. Lolori Village, West Halmahera Regency is one of the villages that tested rice planting using the
Email: Hazton method. Hazton method is an engineering rice cultivation which was initiated by Ir. Hazairin MS as
munawirmuhammad12@yahoo.com the Head of the Agriculture and Food Crops Office of West Kalimantan Province and Anton Komaruddin SP,
Msi, staff at the Food and Agriculture Plant Service Office of West Kalimantan Province. Hazton technology
relies on the use of old seeds 25-30 days after seedling with the number of seeds 20-30 stems per planting hole.
Copyright© Oktober 2019 This study aims to determine the production, income and efficiency of lowland rice farming in Lolori Village,
AGRIKAN West Halmahera Regency. The form of analysis used is farm analysis and farm efficiency. This research was
conducted in Lolori Village, West Halmahera Regency, with the time of the study starting from April 2019 as
many as 17 respondents. The results showed the average production of lowland rice farming using the hazton
method in Lolori Village, Halmahera Regency was 6.165 tons / ha / planting season with an average income of
Rp. 29,256,175 / ha / planting season and the value of R / C Ratio is 2.79 or the value of R / C is> 1 so that rice
farming using hazton method is feasible because it is very profitable.

I. PENDAHULUAN di harapan. Dimana produksi padi tidak


Kabupaten Halmahera Barat merupakan mengalami peningkatan yang signifikan setiap
salah satu Kabupaten di Provinsi Maluku Utara tahunnya, hal ini terlihat pada tahun 2014 sebesar
yang terbentuk dari penduduk transmigrasi 4.5 ton/ha dan tahun 2015 sebesar 4.7 ton/ha.
tanaman pangan dari pulau jawa yang Sehubungan dengan hal tersebut pada tahun 2018
mengandalkan usahatani padi sawah sebagai mata Pemerintah Provinsi Maluku Utara berkerjasama
pencaharian penduduk juga sebagai daerah dengan Bank Indonesia (BI) mengalokasikan
pengembangan tanaman padi yang dapat anggarannya pada program peningkatan
diandalkan untuk memenuhi kebutuhan beras produktivitas padi dengan memperkenalkan suatu
lokal di Provinsi Maluku Utara. metode budidaya padi baru yang diberi nama
Sistem usahatani padi sawah di Kabupaten metode hazton.
Halmahera Barat selama ini menggunakan metode Desa Lolori di Kabupaten Halmahera Barat
tanam jajar legowo yaitu petani menggunakan 4-5 menjadi salah satu desa yang melakukan uji coba
bibit dalam setiap lubang tanam. Akan tetapi penanaman padi dengan menggunakan metode
produksi padi dengan menggunakan metode hazton. Metode hazton merupakan rekayasa
tanam jajar legowo tidak sesuai dengan hasil yang budidaya padi yang diinisiasi oleh Ir. Hazairin MS

197
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 12 Nomor 2 (Oktober 2019)

selaku Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan produksi maupun pendapatan petani, sehingga
dan Holtikultura Provinsi Kalimantan Barat dan penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui
Anton Komaruddin SP, Msi, staf pada Dinas produksi dan pendapatan usahatani serta efisensi
Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura padi sawah dengan metode hazton di Desa Lolori
Provinsi Kalimantan Barat. Teknologi hazton Kabupaten Halmahera Barat. Peneliian ini
bertumpu pada penggunaan bibit tua 25-30 hari diharapkan dapat memberikan informasi berupa
setelah semai dengan jumlah bibit 20-30 batang gambaran mengenai penggunaan biaya produksi
per lubang tanam. Menurut Nicholson (2002), dan potensi keuntungan yang diperoleh dari
produksi terkait erat dengan jumlah jumlah usahatani padi sawah dengan menggunakan
penggunaan berbagai kombinasi input untuk metode hazton sehingga dapat membantu petani
jumlah dan kualitas tertentu output yang dalam mengambil keputusan dalam
dihasilkan, oleh karena itu upaya untuk pengembangan usahatani kedepannya dan
meningkatkan tingkat output tidak terlepas dari memberikan motivasi tersendiri bagi petani untuk
peningkatan penggunaan input. Peningkatan lebih mengembangkan dan meningkatkan
input juga diikuti dengan peningkatan biaya total produksi dengan harapan dapat meningkatkan
suatu kegiatan produksi. Menurut Suratiyah pendapatan untuk memenuhi kebutuhannya.
(2015), perbandingan antara penerimaan dan biaya
total suatu kegiatan produksi pertanian II. METODE PENELITIAN
menunjukkan tingkat efisiensi usahatani tersebut. Penelitian dilaksanakan di Desa Lolori
Meski tergolong sistem tanam baru tapi Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku
menurut Darwis (2018), yang melakukan Utara. Penentuan daerah penelitian dilakukan
penelitian mengenai perbandingan pendapatan secara purposive sampling (sampling dengan
petani padi sistem tanam jajar legowo dan sistem maksud tertentu), yaitu pemilihan sampel yang
tanam hazton di Kelurahan Ta’, Kecamatan dipilih benar-benar representative. Dengan
TanetteRiattang Kabupaten Bone, dimana pertimbangan bahwa daerah penelitian
pendapatan petani dengan menggunakan sistem merupakan daerah yang pertama kali melakukan
tanam hazton lebih besar dibandingkan dengan budidaya tanaman padi dengan menggunakan
menggunakan sistem tanam jajar legowo. metode hazton dan juga salah satu sentra tanaman
Penggunaan metode hazton ini juga mampu padi sawah yang di priotaskan di wilayah Maluku
meningkatkan produksi pada saat panen. Yang Utara. Di Desa Lolori ada 3 kelompok tani tetapi
tadinya menghasilkan 3-4 ton/hektar, setelah hanya 1 kelompok tani yang menggunakan
menggunakan metode tanam hazton meningkat metode hazton, sehingga penentuan respoden
menjadi 8,5 ton/hektar (Hadrian, 2017). Penelitian pada penelitian ini yaitu semua petani padi sawah
yang dilakukan oleh Noviansyah dan Bariyah yang melakukan budidaya tanaman padi dengan
(2018), tentang analisis usahatani padi teknologi menggunakan metode haztonyang jumlahnya 17
hazton di Provinsi Kalimantan Barat, dimana Orang.
tingkat kelayakan usahatani padi sebesar 2,69 Jenis data yang digunakan dalam penelitian
sehingga usahatani tersebut dikatakan layak adalah data primer dan data sekunder. Teknik
untuk dikembangkan. pengumpulan data dengan wawancara, kuisioner
Badan Penelitian dan Pengembangan dan pencatatan. Metode analisis data yang
Pertanian Kementrian Pertanian (2015), digunakan dalam penelitian ini adalahmetode
menyatakan bahwa pertanian padi teknologi deskriptif kuantitatif. Metode ini menggambarkan
hazton di beberapa daerah memiliki tingkat keadaan usahatani yang dilakukan petani
produksi dan pendapatan yang tinggi, namun hal responden dengan menghitung pendapatan dan
sebaliknya belum tentu terjadi di daerah lain. efisiensi. Dalam menganalisis pendapatan petani
Maka dipandang perlu untuk melakukan padi sawah digunakan analisis usahatani dan R/C
penelitian yang menganalisis usahatani padi Ratio untuk mengetahui efisiensi usahatani.
sawah menggunakan metode hazton di Kabupaten 1. Analisis Usahatani
Halmahera barat sehingga dapat memberikan Struktur Penerimaan Usahatani
rekomendasi kepada pemerintah daerah dalam Penerimaan usahatani adalah perkalian
mengambil keputusan kegiatan yang harus antara produksi yang diperoleh dengan harga
dilakukan untuk meningkatkan produksi (kualitas jual, (Soekartawi, 2001) :
dan kuantitas) dalam rangka memaksimalkan

198
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 12 Nomor 2 (Oktober 2019)

TRi = Yi . Pyi R/C =


Keterangan : Keterangan :
TR = Total Penerimaan R/C = Returncostratio
Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu TR = Total Penerimaan
usahatani i TC = Total Biaya
Py = Harga
Dalam usahatani padi sawah TR (Total
Struktur Biaya Usahatani
Revenue) merupakan seluruh penerimaan yang
Biaya usahatani diklasifikasikan
diperoleh dari hasil penjualan padi sawah yang
menjadi dua, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan
berhasil dipanen. Sedangkan TC (Total Cost)
biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap
adalah seluruh biaya yang dikeluarkan selama
yaitu biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan
proses usahatani.
terus dikeluarkan walaupun produksi yang
Kriteria Keputusan :
diperoleh banyak atau sedikit. Biaya tidak tetap
R/C > 1 = Efisien
yaitu biaya yang besar kecilnya dipengaruhi
R/C < 1 = Tidak Efisien
oleh produksi yang diperoleh.
R/C = 1 = Impas
Cara menghitung biaya tetap dan biaya
tidak tetap, (Soekartawi, 2001) yaitu :
III. HASIL PENELITIAN
FC/VC = ∑ 3.1. Karakteristik Petani Padi Sawah dengan
Keterangan: Metode Hazton
FC/VC = Biaya tetap/Biaya tidak tetap Karakteristik petani responden yang
Xi = Jumlah fisik dari input yang meliputi umur, tingkat pendidikan, jumlah
membentuk biaya tetap/biaya tanggungan keluarga, pengalaman berusahatani
tidak tetap dan luas lahan usahatani.
Pxi = Harga input a. Umur Responden
n = Macam input Salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas
Total biaya (TC) adalah jumlah dari biaya seseorang dalam melakukan suatu kegiatan
tetap (FC) dan tidak tetap (VC) maka : atau dalam mengelola suatu bidang usaha
adalah usia. Umumnya seseorang yang yang
TC = FC + VC
masih berusia mudah dan sehat, memiliki
Pendapatan Usahatani kemampuan fisik yang lebih kuat bila
Pendapatan Usahatani adalah selisih dibandingkan dengan berusia tua. Seseorang
antara penerimaan dan semua biaya, yang masih berusia mudah akan lebih cepat
(Soekartawi, 2001) : menerima hal-hal yang baru dan berani
mengambil resiko serta dinamis. Sedangkan
Pd = TR – TC
seseorang yang berusia relatif tua mempunyai
Keterangan : kapasitas yang lebih matang dan memiliki
Pd = Pendapatan Usahatani banyak pengalaman dalam mengolah usahanya
TR = Total Penerimaan
sehingga cenderung berhati-hati bertindak dan
TC = Total Biaya
biasanya bersifat tradisional, walaupun
2. Analisis Efisiensi Usahatani fisiknya berkurang. Untuk lebih jelasnya
Retur/Cost adalah perbandingan antara kelompok usia petani responden dapat dilihat
total penerimaan dengan total biaya pada Tabel 1.
(Soekartawi, 2001).

Tabel 1. Karakteristik Petani Berdasarkan Usia


No Usia Responden (tahun) Jumlah (Orang) Presentase (%)
1 25-30 1 6
2 31-35 1 6
3 36-40 8 47
>40 7 41
Total 17 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019

199
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 12 Nomor 2 (Oktober 2019)

Berdasarkan Tabel 1, menunjukkan jumlah menjalankan usahataninya, karena pengalaman


responden yang termasuk golongan usia produktif petani sangat berperan dalam mengambil suatu
mencapai 47% dan 6% yang memiliki fisik dan keputusan.
tenaga yang kuat dalam melakukan usaha taninya Tabel 3 menunjukkan pengalaman
sedangkan 41% merupakan responden yang berusahtani tertinggi ada pada kisaran 6-10
termasuk pada golongan usia non produktif. tahun sebanyak 58% dan terendah ada pada
b. Tingkat Pendidikan Petani Responden kisaran 1-5 tahun yaitu 18% sehingga lebih
Tingkat pendidikan sangat berpengaruh berpengalaman dalam mengambil keputusan
bagi seseorang terhadap kemampuannya dalam untuk menjalankan usahataninya.
menerima inovasi kearah yang lebih dinamis d. Luas Lahan Usahatani
baik dalam berfikir maupun dalam bertindak. Luas lahan merupakan salah satu faktor
Seseorang yang berpendidikan yang lebih produksi usahatani yang sangat menentukan
tinggi akan dianggap lebih tanggap dan dalam proses produksi dan pendapatan yang
dinamis dalam menerima kemajuan jika diperoleh petani, demikian juga biaya yang
dibandingkan dengan orang yang akan dikeluarkan dalam usahataninya. Luas
berpendidikan lebih rendah. Untuk lahan petani responden dapat dilihat pada
mengetahui tingkat pendidikan petani Tabel 4.
responden dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 4 menunjukkan luas lahan yang
Tabel 2 menunjukkan tingkat digunakan petani responden untuk melakukan
pendidikan petani responden tidak sama uji coba tanaman padi sawah dengan metode
dimana tingkat pendidik tertinggi adalah D3 hazton adalah sama yaitu 0,25 ha sebanyak
sebesar 6%, SMA 35% SMP 12% dan SD 47%. 100% yang merupakan instruktur langsung dari
c. Pengalaman Berusahatani Dinas Pertanian Kabupaten Halmahera Barat.
Pengalaman bagi setiap petani dalam
berusahatani dapat mempengaruhi dalam

Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan


No Pendidikan Jumlah (Orang) Presentase (%)
1 SD 8 47
2 SMP 2 12
3 SMA 6 35
4 DIII 1 6
5 S1 - -
Total 17 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019

Tabel 3. Karakteristik Petani Berdasarkan Pengalaman Berusahatani


No Pengalaman Berusahatani Jumlah (Orang) Presentase (%)
1 1-5 3 18
2 6-10 10 58
3 15-20 4 24
Total 17 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019

Tabel 4. Karakteristik Petani Berdasarkan Luas Lahan


No Luas Lahan Jumlah (Orang) Presentase (%)
1 < 1 Ha 17 100
2 > 1 Ha -
17 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019

3.2. Analisis Usahatani Padi Sawah Metode Hazton untuk memperoleh sarana produksi yang
a. Biaya Produksi diperlukan. Biaya produksi yang dimaksud adalah
Biaya usahatani atau biaya produksi seluruh biaya yang dikeluarkan baik yang bersifat
merupakan pengeluaran yang harus dikeluarkan tunai dan berdasarkan pertimbangan. Dalam

200
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 12 Nomor 2 (Oktober 2019)

proses produksi untuk menghasilkan output tidak berubah besar kecilnya dalam satu kali musim
terlepas dari biaya. Biaya adalah nilai yang harus tanam.
dikeluarkan untuk untuk menghasilkan output. Biaya tetap pada usahatani padi sawah
Biaya produksi dalam usahatani padi sawah metode hazton di Desa Lolori meliputi cangkul,
dengan metode hazton di bedakan menjadi 2 (dua) parang dan karung. Sedangkan biaya variabel
macam yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap meliputi saprodi dan penyewaan alat berat. Secara
(biaya variabel). Biaya tetap merupakan biaya terperinci rata-rata biaya produksi berupa biaya
produksi yang jumlah dan jenisnya tidak berubah tetap dan biaya variabel yang di keluarkan petani
dalam satu kali musim tanam walaupun jenis padi sawah di Desa Lolori dapat dilihat pada Tabel
produksi yang dihasilkan tidak sama. Sedangkan 5.
biaya variabel merupakan biaya yang dapat

Tabel 5. Rata-Rata Biaya Produksi Padi Sawah/Ha/Musim Tanam Tahun 2019


Jenis Biaya Nilai (Rp) Presentase (%)
Biaya Tetap 6.533.825 33
Biaya Variabel 13.530.000 67
Total Biaya = Biaya tetap + biaya variabel Rp. 20.063.825 100
Sumber : Data Primer Diolah, 2019

Tabel 5, Menunjukkan rata-rata biaya tetap berlaku jelas berkaitan dengan besarnya
petani padi sawah dengan metode hazton di Desa penerimaan. Secara terperinci rata-rata produksi
Lolori sebesar Rp 6.533.825 (33%)/ha/musim tanam dan penerimaan petani tomat di Kelurahan
dan rata-rata biaya variabel sebesar Rp 13.530.000 Gurabunga terdapat pada Tabel 6.
(67%)/ha/musim tanam. Komponen biaya yang Tabel 6, Menunjukkan rata-rata produksi
paling besar dalam proses produksi adalah biaya petani padi sawah dengan metode hazton di Desa
variabel. Lolori yaitu 6,165 ton/ha, dimana harga yang
b. Analisis Penerimaan berlaku pada saat penelitian sebesar Rp
Penerimaan usahatani diperoleh dari hasil 8.000.000/ton, sehingga rata-rata penerimaan yang
perkalian antara jumlah produksi yang dihasilkan diperoleh petani adalah sebesar Rp
dengan harga satuan produksi. Penerimaan 49.320.000/ha/musim tanam. Besarnya penerimaan
usahatani ini sering disebut penerimaan kotor. yang diperoleh para petani berdasarkan oleh besar
Jumlah produksi yang dihasilkan dan harga yang kecilnya produksi dan harga yang berlaku.

Tabel 6. Rata-Rata Produksi dan Penerimaan Petani Padi Sawah/Ha/Musim Tanam Tahun 2019
Produksi (Ton) Harga Satuan (Rp) Penerimaan (Rp)
6,165 8.000.000/Ton 49.320.000
Sumber : Data Primer Diolalah, 2019

c. Analisis Pendapatan Untuk mengetahui apakah suatu usaha


Pendapatan adalah hasil penjualan dari memberikan keuntungan atau tidak, setiap petani
faktor-faktor produksi yang di miliki kepada perlu melakukan perhitungan atau menganalisis
sektor produksi atau dapat pula diartikan pendapatan usahatani dalam setiap periode musim
pendapatan yang diperoleh didapat dari tanam. Hal ini penting untuk mengetahui
pengurangan total penerimaan dengan total biaya kemampuan usaha tersebut termasuk kelemahan-
produksi. Dalam pengelolaan usahatani, baik kelemahannya serta cara menghadapinnya. Secara
secara tradisional maupun skala perkebunan, terperinci rata-rata pendapatan yang di terima
pendapatan merupakan tujuan akhir yang hendak petani padi sawah dengan metode hazton di Desa
dicapai. Lolori dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rata-Rata Pendapatan Petani Padi Sawah/Ha/Musim Tanam Tahun 2019


Penerimaan (Rp) Biaya Produksi (Rp) Pendapatan (Rp)
49.320.000 20.063.825 29.256.175
Sumber : Data Primer Diolah, 2019

201
Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui rata- petani harus mengalokasikan faktor produksinya
rata penerimaan petani padi sawah dengan metode secara efisien untuk menghasilkan jumlah
hazton adalah sebesar Rp 49.320.000/ha/musim produksi yang maksimal.
tanam dan rata-rata biaya produksi yang Analisis Retrn Cost Ratio atau analisis
dikeluarkan oleh petani adalah sebesar Rp penerimaan dan biaya produksi terhadap
20.063.825/ha/musim tanam. Maka rata-rata penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa
pendapatan yang di peroleh petani adalah sebesar besar tingkat keberhasilan dari usahatani padi
Rp 29.256.175/ha/musim tanam. Besarnya sawah dengan metode hazton di Desa Lolori
pendapatan tersebut sangat dipengaruhi oleh Kabupaten Halmahera Barat dapat dilihat pada
jumlah dan harga yang berlaku, sehingga para tabel 8.

Tabel 8. Nilai R/C Ratio Pada Petani Padi Sawah/Ha/Musim Tanam Tahun 2019
Penerimaan (Rp) Biaya Produksi R/C Ratio Keterangan
49.320.000 20.063.825 2,45 Layak
Sumber : Data Primer Diolah, 2019

Tabel 8 dapat dilihat nilai R/C usahatani Rp. 29.256.175/ha/musim tanam serta nilai R/C
padi sawah dengan metode hazton di Desa Lolori Ratio yaitu 2,79 atau nilai R/C adalah >1 sehingga
adalah 2,45 yang berarti bahwa setiap Rp 2,45 yang usahatani padi sawah dengan metode hazton layak
digunakan dalam usahatani, akan menghasilkan diusahakan karena sangat menguntungkan.
penerimaan sebesar 2,45. Dari hasil penelitian Perlunya sosialisasi dari Dinas Pertanian
diperoleh nilai R/C adalah > 1, atau dengan kata Kabupaten Halmahera Barat tentang usahatani
lain usahatani padi sawah dengan metode hazton padi sawah dengan metode hazton serta
di Desa Lolori layak diusahakan. penanganan hama penyakit yang dapat diterapkan
oleh petani, dengan angka produktivitas padi serta
IV. PENUTUP nilai R/C ratio yang tinggi, pemerintah dapat
Rata-rata produksi usahatani padi menjadikan Teknologi Hazton sebagai salah satu
sawah dengan metode hazton di Desa Lolori bagian dari upaya pengentasan kemiskinan bagi
Kabupaten Halmahera yaitu 6,165 ton/ha/musim para petani tanaman pangan.
tanam dengan rata-rata pendapatan

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2015. Panduan Teknologi Budidaya Hazton Tanaman
Padi. Kementrian Pertanian.
Pratiwi. 2006. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Darwis, Khaeriyah. 2018. Perbandingan Pendapatan Petani Padi Sistem Tanam Jajar Legowo dan Sistem
Tanam Hazton di Kelurahan Ta’, Kecamatan Tanette Riattang Kabupaten Bone. Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Makasar.
Hadrian, putri. 2017. Metode Hazton Mampu Menghasilkan Puluhan Ton. Diakses dari Mongabay situs
Lingkungan www.mongabay.co.id.htm pada tanggal 12 Agustus 2018.
Kartasapoetra, A.G. 1988. Teknologi Budidaya Tanaman Pangan di Daerah Tropika. Bina Aksara. Jakarta.
Noviansyah dan Bariyah. 2018. Analisis Usahatani Padi Teknologi Hazton di Provinsi Kalimantan Barat.
Jurnal Ekonomi Bisnis dan Kewirausahaan 2018. Vol. 7 No. 1
Nicholson, Walter. 2002. Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya. Edisi Kedelapan. Alih Bahasa
oleh IGN Bayu Mahendra dan Abdul Aziz Erlangga, Yogyakarta.
Suratiyah, K. 2015. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
Shinta, A., 2005. Ilmu Usahatani. Diktat Kuliah Jurusan SosialEkonomi
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.
Soekartawi. 2001. Analisis Usaha Tani. UI. Press. Jakarta.

202

Anda mungkin juga menyukai