Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN LABORATORIUM

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI

05
PEMBAGI TEGANGAN DENGAN BEBAN

NAMA PRAKTIKAN : Rakha Fauzi (1803332015)


NAMA REKAN KERJA : 1. Hafizh Nurfaizi
(1803332095)
2. Jihan Shafira Adini
(1803332020)
KELAS / KELOMPOK : TT 1A / 8
TANGGAL PELAKSANAAN PRAKTIKUM : 11 Oktober 2018
TANGGAL PENYERAHAN LAPORAN : 17 Oktober 2018

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
24 Oktober 2018
DAFTAR ISI

I. Tujuan Percobaan ……..……………………………………………. 2

II. Dasar Teori ...……………………………………………………… 2

III. Alat-alat yang dipergunakan ……………………………………….. 2

IV. Diagram Rangkaian ………………………………………………… 3

V. Langkah Percobaan ……………………………………………….... 3

VI. Data Hasil Percobaan ………………………………………………. 3

VII. Analisa dan Pembahasan …………………………………………... 4

VIII. Kesimpulan ……………………………………………………….. 8

Daftar Pustaka …………………………………………………………... 9

1
I. Tujuan Percobaan

Menyelidiki ketergantungan dari V1 dan V2 pada kedudukan pengaturan


potensiometer untuk harga-harga beban RL yang berbeda.

II. Dasar Teori


Dalam pembagi tegangan tanpa beban, tegangan output Vo bergantung
pada perbandingan R2/RL. Sebaliknya, jika dia dibebani dengan tahanan
beban RL, arus yang mengalir melalui R1 adalah I = I1 + I2 seperti Gambar 1.

I R1
+
V
I2 I1
R2 RL

Tegangan output adalah:


Vo = (R2 // RL) : (R1 + R2 // RL) x V

III. Alat-alat yang dipergunakan


- 1 buah multimeter Sunma YX-360TR (analog),
- 1 buah multimeter digital,
- 1 buah sumber daya searah,
- 1 buah protoboard,
- 1 buah Potensiometer 220 Ω,
- 3 buah tahanan RL = 100 Ω, RL = 470 Ω, dan RL = 1 MΩ
- Kabel-kabel penghubung.

2
IV. Diagram Rangkaian

V1
+
V
6V
- RL
V2

Gambar 2

V. Langkah Percobaan
1. Buatlah rangkaian seperti Gambar 2
2. Pilihlah beban RL = 100 Ω
3. Aturlah potensiometer pada kedudukan nol
4. Ukurlah tegangan V1 dan V2
5. Catat hasil pengukuran ke dalam Tabel Hasil Percobaan.
6. Ulangi langkah 4 untuk kedudukan potensiometer yang berbeda (lihat
Tabel Hasil Percobaan)
7. Ulangi langkah 3, 4, dan 5 untuk beban RL = 470 Ω dan RL = 1 MΩ.

VI. Data Hasil Percobaan

Tabel Hasil Percobaan

Kedudukan
VR1 VR2 R2 R1
Potensiometer
A 6 0,7 25,67 194,33
B 5,3 0,8 29,3 190,7
C 3,5 2,1 77 143
D 3 3,4 124,67 95,33
E 1,8 4,6 168,67 51,33
F 0,5 5,7 209 11
G 0 5,6 205,3 14,57

3
Kedudukan 100Ω 470Ω 1 MΩ
Potensiometer IT IRL(mA) IT IRL(mA) IT(µA) IRL(µA)
A 30,5 0 31,05 0 31,3 0
B 33,01 5,8 32 2 32,0 0,8
C 35,6 13 33,1 3,6 31,4 2,01
D 41,5 18,8 34,8 5,7 31,8 2,98
E 53,05 29,5 37,01 7,8 31,7 4,02
F 74,2 46 40,6 10,7 30,89 5,4
G 88,61 58,5 42,8 12,01 30,9 6,01

Kedudukan RL=100Ω RL=470Ω RL= 1 MΩ


Potensiometer V1(V) V2(V) V1(V) V2(V) V1(V) V2(V)
A 6 0,006 6 0,001 6 0,001
B 5,2 0,6 5 0,834 5 0,846
C 4,6 1,226 4 1,708 4 1,789
D 3,8 1,883 3 2,578 2,8 2,826
E 3 2,620 2 3,430 1,6 3,802
F 1,8 3,738 1 4,48 0,6 4,67
G 0 5,31 0 5,36 0 5,38

VII. Analisa dan Pembahasan


1. Analisa
VR1, VR2, dan VRL
𝑅1 194,33
 VR1 = 𝑅1+𝑅2 . Vs = . 6 = 5,29 V
194,33 + 25,67
190,7
 VR1 = 190,7 + 29,3 . 6 = 5,20 V
143
 VR1 = 143 + 77 . 6 = 3,9 V
95,33
 VR1 = 95,33 + 124,67 . 6 = 2,59 V
51,33
 VR1 = 51,33+168,67 . 6 = 1,39 V
11
 VR1 = 11+209 . 6 = 0,3 V
14,67
 VR1 = 14,67+205,3 . 6 = 0,4 V
25,67
 VR2 = 25,67+194,33 . 6 = 0,7 V

4
29,3
 VR2 = 29,3+190,7 . 6 = 0,79 V
77
 VR2 = 77+143 . 6 = 2,1 V
124,67
 VR2 = 124,67+95,33 . 6 = 3,4 V
168,67
 VR2 = 168,67+51,33 . 6 = 4,6 V
209
 VR2 = 209+11 . 6 = 5,7 V
205,3
 VR2 = 14,67+205,3 . 6 = 5,59 V

100 Ω
25,67 . 100
 VRL = 194,33 . (25,67+100)+25,67 .100
. 6 = 0,0057 V
25,67 . 100
 VRL = 190,7 . (29,3+100)+29,3 .100
. 6 = 0,63 V
77 . 100
 VRL = 143 . (77+100)+77 .100
. 6 = 1,39 V
124,67 . 100
 VRL = 95,33. (124,67+100)+124,67 .100
. 6 = 2,20 V
128,67 . 100
 VRL = 51,33. (128,67+100)+128,67 .100
. 6 = 3,30 V
209 . 100
 VRL = 11. (209+100)+209 .100
. 6 = 5,1 V
205,3 . 100
 VRL = 14,67. (205,3+100)+205,3 .100
. 6 = 4,93 V

470 Ω
25,67 . 470
 VRL = 194,33 .(25,67+470)+25,67.470 . 6 = 0,66 V
29,3 .470
 VRL = 190,7 .(29,3+470)+29,3 .470 . 6 = 0,75 V
77 .470
 VRL = 143 .(77+470)+77 .470 . 6 = 1,89 V
124,67 .470
 VRL = 95,33 .(124,67+470)+124,67 .470 . 6 = 3,4 V
168,67 .470
 VRL = 51,33 .(168,67+470)+168,67 .470 . 6 = 4,2 V
209 .470
 VRL = 11 .(209+470)+209 .470 . 6 = 5,5 V
205,3 .470
 VRL = 14,67 .(205,3+470)+205,3 .470 . 6 = 5,4 V

5
1MΩ
25,67 .1000000
 VRL = 194,33 .(25,67+1000000)+25,67 .1000.000 . 6 = 0,7 V
29,3 .1000000
 VRL = 190,7 .(29,3+1000000)+29,3 .1000.000 . 6 = 0,79 V
77 .1000000
 VRL = 143 .(77+1000000)+77 .1000.000 . 6 = 2,09 V
124,67 .1000000
 VRL = 95,33 .(124,67+1000000)+124,67 .1000.000 . 6 = 3,39 V
168,67 .1000000
 VRL = . 6 = 4,5 V
51,33 .(168,67+1000000)+168,67 .1000.000
209 .1000000
 VRL = 11 .(209+1000000)+209 .1000.000 . 6 = 5,6 V
205,3 .1000000
 VRL = 14,67 .(205,3+1000000)+250,3 .1000.000 . 6 = 5,59 V

VRL
IRL = RL

100 Ω
0,0057
 IRL = = 0,057 mA
100
0,63
 IRL = = 6,3 mA
100
1,39
 IRL = = 13,9 mA
100
2,2
 IRL = 100 = 22 mA
3,3
 IRL = 100 = 33 mA
5,1
 IRL = 100 = 51 mA
4,93
 IRL = = 49,3 mA
100

470 Ω
0,66
 IRL = = 1,4 mA
470
0,75
 IRL = = 1,59 mA
470
1,89
 IRL = = 4,02 mA
470
3,4
 IRL = 470 = 7,2 mA
4,2
 IRL = 470 = 8,9 mA

6
5,5
 IRL = 470 = 11,7 mA
5,4
 IRL = 470 = 11,4 mA

1M Ω
0,7
 IRL = 1𝑀 = 0,7 𝜇A
0,79
 IRL = = 0,79 𝜇A
1𝑀
2,09
 IRL = = 2,09 𝜇A
1𝑀
3,39
 IRL = = 3,39 𝜇A
1𝑀
4,5
 IRL = 1𝑀 = 4,5 𝜇A
5,6
 IRL = 1𝑀 = 5,6 𝜇A
5,59
 IRL = = 5,59 𝜇A
1𝑀

2. Pembahasan

Pada percobaan kali ini, mengukur tegang dengan menggunakan potensiometer


dengan beban 220 Ω dan RL berturut-turut sebesar 100 Ω, 470 Ω, 1M Ω.
Berdasarkan perhitungan, untuk posisi potensiometer a ditemukan hasil VRL
secara berturut-turut berdasarkan besar RL adalah 0,0057 ; 0,66 V; dan 0,700 V.
Sedangkan berdasarkan pengukuran didapatkan hasil berturut-turut adalah 0,006
V; 0,001 V; 0,001 V. Untuk posisi potensiometer b, berdasarkan perhitungan
rumus ditemukan hasil 0,63 V; 0,75 V; dan 0,79 V, berdasarkan pengukuran 0,6
V; 0,834 V; dan 0,846 V. Untuk posisi potensiometer c berdasarkan perhitungan
1,39 V; 1,89 V; dan 2,09 V. berdasarkan pengukuran yaitu 1,226 V; 1,708 V; dan
1,789 V. Dapat disimpulkan bahwa semakin besar posisi potensiometer maka
semakin besar nilai RL. Perbedaan yang ditemukan pada hasil perhitungan rumus
dengan pengukuran disebabkan karena kesalahan manusia yang mana pada saat
mengukur Vs tombol pemutar berubah-ubah dan kareana kesalahan alat ukur yang

7
kurang teliti. Potensiometer dipasang parallel dengan R L, karena jika tidak maka
akan mempengaruhi besar tegangan yang keluar.

VIII. Kesimpulan

Besarnya tegangan yang keluar pada rangkaian dengan beban lebih kecil
jika dibandingkan dengan rangkaian tanpa beban. Hal ini disebebkan oleh beban
yang terkandung dalam RL menghambat arus yang mengalir dan menyebabkan
besar tegangan berkurang.

8
Daftar Pustaka

Rafsyam, Yenniwarti. 2012. Diktat Laboratorium Dasar Pengukuran Elektronika.


Depok: Politeknik Negeri Jakarta

https://gammafisblog.blogspot.com/2017/03/laporan-praktikum-elektronika-dasar-
1.html

Anda mungkin juga menyukai