Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

NAMA KELOMPOK : 5

 Natalia Warfandu 17061012


 Amelia Posumah 17061187
 Marta Djago 17061054
 Priska Umboh 17061017
 Ni Luh Sri Indajuliani 17061018
 Christy N. Madila 16061002
 Reynaldi rumagit 16061137

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO


2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,berkat rahmat dan karunianya
lah saya dapat menyelesaikan makalah “komunikasi dasar keperawatan” ini tepat pada waktunya.

Harapan saya sebagai penyusun yaitu agar para pembaca memahami tentang Konsep
Kebutuhan Dasar Manusia. saya pun mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu Saya dalam menyusun makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Saya juga mengharapkan saran yang membangun demi susunannya makalah ini menjadi
lebih baik.

Hormat saya

PENYUSUN
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………..………………….. i


Daftar Isi ……………………………………………………………… ……………………….ii
Bab I Pendahuluan ………………………………………………………………..…………… 1
1. Latar Belakang ……………………………………………………........................................ 1
2. Rumusan Masalah …………………………………………………………………………... 1
Bab II Pembahasan …………………………………………………………………………….. 2
A. Defenisi Terapi Aktivitas Kelompok ……………………………………………………. 2
B. Jenis – Jenis TAK …………………………………………….......................................... 2
C. Manfaat TAK ……………………………………………….……………………………. 3
1. Manfaat Umum ……………………………………………..…………………………… 3
2. Manfaat Khusus ……………………………………………..…………………………... 3
3. Manfaat Rehabilitasi ………………………………………….......................................... 3
D. Tahap – tahap dalam terapi aktivitas kelompok. ………………………………………… 4
E. Peran Perawat dalam terapi aktivitas kelompok. ……………………………………………. 5
F. Proses Pelaksanaan ………………………………………………………………………...5
G. Program Antisipasi ………………………………………………………………………… 5
H. Kriteria Evaluasi …………………………………………………………………………... 6
Bab III Penutup ………………………………………………….…………………………………… 7
Kesimpulan …………………………………………………………………………………………… 7
Saran ………………………………………………………………………………………………….. 7
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………………… 8
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Peristiwa traumatic, seperti kehilangan pekerjaan, harta benda, dan orang yang dicintai daat
meninggalkan dampak yang serius. Dampak kehilangan tersebut dapat mempengaruhi persepsi
individu akan kemampuan dirinya sehingga mengganggu garga diri seseorang.
Banyak dari individu-individu yang setelah mengalami suatu kejadian yang buruk dalam
hidupnya, lalu akan berlanjut mengalami kehilangan kepercayaan dirinya. Dia merasa dirinya tidak
dapat melakukan apa-apa lagi, semua yang telah dikerjakannya salah, merasa dirinya tidak
berguna, dan masih banyak prasangka-prasangka negative seorang individu kepada dirinya sendiri.
Untuk itu, dibutuhkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak agar rasa percaya diri dalam
individu itu dapat muncul kembali. Termasuk bantuan dari seorang perawat, perawat harus
menangani pasien yang mengalami diagnosis keperawatan harga diri rendah kronik, baik
menggunakan pendekatan secara individual maupun kelompok.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang diatas, kami daat mengambil Rumusan Masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Harga Diri Rendah Kronik?
2. Apa saja Etiologi dari Harga Diri Rendah Kronik?
3. Apa Manifestasi Klinis Klien dalam Harga Diri Rendah Kronik?
4. Bagaimana proses terjadinya Masalah?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Terapi Aktivitas Kelompok

Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada
sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Terapi aktivitas kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai relasi hubungan
satu sama lain, saling terkait dan mengikuti norma yang sama. Terapi aktivitas kelompok (TAK)
merupakan terapi yang dilakukan atas kelompok penderita bersarna-sarna dengan berdiskusi satu
sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seseorang terapis.
Aktivitas digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di
dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan, dan
menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku
lama yang maladaptif.
Terapi aktivitas kelompok adalah suatu upaya untuk memfasilitasi psikoterapis terhadap
sejumlah klien pada waktu yang sama untuk memantau dan meningkatkan hubungan interpersonal
antar anggota.

B. Jenis – Jenis TAK


Terapi aktivitas kelompok berdasarkan masalah keperawatan jiwa yang paling banyak
ditemukan dikelompokkan sebagai berikut :
 TAK sosialisasi (untuk klien dengan menarik diri yang sudahsampai pada tahap mampu
berinteraksi dalam kelompok kecil dan sehatsecara fisik.
 TAK stimulasi sensori (untuk klien yang mengalami gangguan sensori)
 TAK orientasi realita (untuk klien halusinasi yang telah dapat mengontrol halusinasinya, klien
paham yang telah dapat berorientasi kepada realita dan sehat secara fisik).
 TAK stimulasi persepsi: halusinasi (untuk klien dengan halusinasi).
 TAK peningkatan harga diri (untuk klien dengan harga diri rendah).
 TAK penyaluran energy (untuk klien perilaku kekerasan yang telah dapat mengekspresikan
marahnya secara konstruktif, klien menarik diri yang telah dapat berhubungan dengan orang lain
secara bertahap dan sehat secara fisik)

C. Manfaat TAK
Menurut Purwaningsih dan Karlina (2009), TAK mempunyai manfaat terapeutik, yaitu
manfaat umum, khusus dan rehabilitasi. Selengkapnya seperti pada uraian berikut:
a. Manfaat umum
1. Meningkatkan kemampuan uji realitas (reality testing) melalui komunikasi dan umpan
balik dengan atau dari orang lain.
2. Melakukan sosialisasi.
3. Membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif.

b. Manfaat khusus
1. Meningkatkan identitas diri.
2. Menyalurkan emosi secara konstruktif.
3. Meningkatkan keterampilan hubungan interpersonal atau sosial.

c. Manfaat rehabilitasi
1. Meningkatkan keterampilan ekspresi diri.
2. Meningkatkan keterampilan sosial.
3. Meningkatkan kemampuan empati.
4. Meningkatkan kemampuan atau pengetahuan pemecahan masalah.
D. Tahap – tahap dalam terapi aktivitas kelompok.
Menurut Yalom yang dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1995, fase – fase dalam terapi aktivitas
kelompok adalah sebagai berikut :
a) Pre kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi leader, anggota, dimana,
kapan kegiatan kelompok tersebut dilaksanakan, proses evaluasi pada anggota dan kelompok,
menjelaskan sumber – sumber yang diperlukan kelompok seperti proyektor dan jika memungkian
biaya dan keuangan.
b) Fase awal
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi, konflik atau
kebersamaan.
 Orientasi.
Anggota mulai mengembangkan system social masing – masing, dan leader mulai menunjukkan
rencana terapi dan mengambil kontrak dengan anggota.
 Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai memikirkan siapa yang berkuasa
dalam kelompok, bagaimana peran anggota, tugasnya dan saling ketergantungan yang akan terjadi.
 Kebersamaan
Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota mulai menemukan siapa dirinya.
c) Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan engatif dikoreksi dengan
hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah
disepakati, kecemasan menurun, kelompok lebih stabil dan realistic, mengeksplorasikan lebih jauh
sesuai dengan tujuan dan tugas kelompok, dan penyelesaian masalah yang kreatif.

d) Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok mungkin mengalami terminasi
premature, tidak sukses atau sukses.
E. Peran Perawat dalam terapi aktivitas kelompok.
 Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok.
 Sebagai leader dan co leader
 Sebagai fasilitator
 Sebagai observer
 Mengatasi masalah yang timbul pada saat pelaksanaan

F. Proses Pelaksanaan
1. Orientasi
 Salam perkenalan/salam terapeutik
 Validasi dan menanyakan perasaan klien
 Kontrak waktu
 Penjelasan tujuan diadakan TAK dan aturan mainnya
2. Kerja
Langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:
 Fasilitator mempersiapkan peralatan
 Klien ada 6 dibagi menjadi 3 kelompok masing-masing berpasangan
 Memainkan musik dan membuat satu buah layang-layang dengan bahan yang sudah
disediakan oleh fasilitator.
 Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk tangan

Kriteria Penilaian:
 Keindahan dan kerapian
 Kekompakkan dalam melakukan permainan.

3. Terminasi
 Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
 Evaluasi respons objektif (observasi perilaku klien selama kegiatan dikaitkan dengan
tujuan)
 Tindak lanjut (apa yang dapat dilaksanakan setelah TAK)
 Kontrak yang akan datang (dilakukan oleh perawat ataupun mahasiswa lain)

G. Program Antisipasi
 Bila anggota menghindar setiap pertemuan, maka leader harus memberitahukan anggota
tersebut dan mengatur mereka berbicara langsung kepada kelompok
 Bila dalam kegiatan tersebut ada anggota yang membicarakan hal lain dalam diskusi,
leader harus memfokuskan pembicaraan
 Bila ada anggota yang menggunakan kekerasan fisik, maka leader menegaskan bahwa hal
tersebut tidak dikehendaki
 Bila ada anggota kelompok keluar dari kegiatan therapi kelompok, maka anggota
kelompok yang bersangkutan harus membicarakan dengan anggota kelompok lain
 Bila ada anggota diskusi diam, maka fasilitator harus berberan aktif
 Bila ada hal-hal di luar perencanaan, maka melibatkan perawat ruangan
H. Kriteria Evaluasi
1. Persiapan:
a. Therapis
 Identifikasi masalah klien 1-2 hari sebelum therapi dimulai
 Mempersiapkan sarana dan prasarana
 Kontrak waktu waktu dengan klien 1 hari sebelum pelaksanaan
b. Peserta
 Klien siap mengikuti terapi 1 hari sebelum pelaksanaan
 Peserta hadir 5 menit sebelumnya
 Peserta mematuhi tata tertib yang telah ditentukan
2. Proses
 Tepat waktu
 Terapis berfungsi sesuai dengan tugas dan peranan masing-masing
 Terapis mengantisipasi hal yang tidak dikehendaki selama therapi berlangsung
 Terapi dilaksanakan sesuai dengan susunan acara yang telah di tentukan
 Klien dapat melaksanakan atau mengikuti therapi dengan baik

3. Hasil:
Formulir Evaluasi sebagai berikut:
Stimulasi Persepsi Sensori : Halusinasi
No Kelompok Nama Keindahan Kekompakan Waktu
Klien dan kerapian mengerjakan
(menit)
1. A

2. B

3. C

Petunjuk:
1. Tulis nama klien yang ikut TAK pada kolom nama
2. Untuk tiap kelompok, beri penilaian tentang keindahan dan kerapian kelompok dalam membuat
layang-layang dan catat waktu mengerjakan sampai berapa menit.
3. Beri nilai untuk setiap kolom penilaian (50 – 100).

4. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap
klien. Contoh: Klien mampu mengikuti TAK stimulasi persepsi : halusinasi pendengaran. Klien
mampu mengikuti permainan sampai selesai dan mampu bersaing antar kelompok secara sehat
dan tingkatkan reinforcement (pujian)
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas
sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman dan/atau kehidupan untuk didiskusikan dalam
kelompok.
Tujuannya TAK stimulasi persepsi ialah klien mempunyai kemampuan untuk
menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya. Dan tujuan khususnya
Klien dapat mempersepsikan stimulus yang dipaparkan kepadanya dengan tepat, Klien dapat
menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang dialami.

Aktivitas Mempersepsikan Stimulus Nyata Sehari-hari


1. Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi : menonton televisi.
a. Klien mampu menyebutkan apa yang dilihat.
b. Klien dapat memberikan pendapat terhadap acara TV yang ditonton.
c. Klien dapat memberikan tanggapan terhadap pendapat klien lain.
2. Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi : membaca majalah/ Koran/ artikel.
a. Klien dapat menyebutkan kembali isis bacaan .
b. Klien dapat menberikan pendapat terhadap isi bacaan .
c. Klien dapat memberikan tanggapan terhadap pendapat klien lain.
3. Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi : melihat gambar.
a. Klien dapat menyebutkan nama gambar yang di lihat .
b. Klien dapat member tanggapan terhadap pendapat klien lain.

A. SARAN

Setelah membaca dan memahami makalah ini diharapkan pembaca dapat menerapkan isi dari makalah
ini tentang harga diri rendah kronik, kami menyadari bahwa dalam enyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan
makalah ini selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Htts://id.scribd.com/doc/173047313/terapi-aktivitas-kelomok

http://www.depkes.go.id/article/print/161007000005/peran-keluarga-dukungan-kesehatan-jiwa-
masyarakat.html

http://www.depkes.go.id/developmen/site/jkn/index.php?fiew=print dan cid=394danid=kesehatan-


jiwa-sebagai-prioritas-global

Anda mungkin juga menyukai