Anda di halaman 1dari 23

PENGAUDITAN II

SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN RINCI SALDO

EKA 446 C2

NAMA KELOMPOK :

Muhammad Abyzard Akbar R. (1707531086)

I Wayan Agus Chandra (1707531136)

Alfredo Samuel Naibaho (1707531154)

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
Tahun Ajaran 2019
PERBANDINGAN SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN ATAS
RINCIAN SALDO DAN UNTUK PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO
DAN UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN SERTA PENGUJIAN
SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

Perbedaan utama antara pengujian pengendalian, pengujian substantif


transaksi, dan pengujian rincian saldo terletak pada apa yang ingin di ukur oleh
auditor. Auditor melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian
substantifatas transaksi :
 Untuk perusahaan publik, guna menyimpulkan bahwa pengendalian telah
beroperasi secara efektif demi tujuan audit pengendalian internal atas
pelaporan keuangan
 Untuk menentukan apakah tingkat pengecualian populasi cukup rendah.
 Untuk mengurangi penilaian resiko pengendalian dan karenannya
mengurangi pengujian atas rincian saldo.

1. SAMPLING NONSTATISTIK
Terdapat 14 langkah yang diperlukan dalam sampling audit untuk pengujian
atas rincian saldo.

Tahapan Sampling Audit untuk Tahapan Sampling Audit untuk


Pengujian atas Rincian Saldo Pengujian Pengendalian dan Pengujian
Substantif atas Transaksi
Merencanakan Sampel Merencanakan Sampel
1. Menyatakan tujuan pengujian audit 1. Menyatakan tujuan pengujian audit
2. Memutuskan apakah sampling audit 2. Memutuskan apakah sampling audit
dapat audit dapat diterapkan . dapat audit dapat diterapkan .
3. Mendifinisikan salah saji. 3. Mendefinisikan atribut dan kondisi
pengecualian.
4.Mendefinisikan populasi 4. Mendefiniskan populasi
5. Mendefiniskan unit sampling 5. Mendefiniskan unit sampling

1
6. Menetapkan salah saji yang dapat 6. Menetapkan tingkat pengecualian
ditoleransi yang dapat ditoleransi.
7. Menetapkan risiko yang dapat 7. Menetapkan risiko yang dapat
diterima atas diterima atas penerima penilian risiko pengendalian yang
yang salah terlalu rendah. (ARACR)

8. Mengestimasi salah saji dalam 8. Mengestimasi tingkat pengecualian


populasi. populasi
9. Menentukan ukuran sampel awal 9. Menentukan ukuran sampel awal

Memilih sampel dan Melaksanakan Memilih sampel dan Melaksanakan


Prosedur Audit Prosedur
10. Memilih sampel 10. Memilih sampel
11. Melaksanakan Prosedur Audit 11. Melaksanakan Prosedur Audit

Mengevaluasi Hasil Mengevaluasi Hasil


12. Menggeneralisasi dari sampel ke 12. Menggeneralisasi dari sampel ke
populasi populasi
13. Menganalisis salah saji 13. Menganalisis pengecualian
14. Memutuskan akseptibilitas 14. Memutuskan akseptibilitas
populasi populasi

a. Tujuan Pengujian Audit


Auditor mengambil sampel untuk pengujian atas rincian saldo guna
menentukan apakah saldo akun yang sedang diaudit telah dinyatakan secara wajar.

b. Memutuskan Apakah Sampling Audit Dapat Diterapkan


Sampling audit dapat diterapkan setiap kali auditor berencana membuat
kesimpilan mengenai populas berdasarkan sampel.

c. Mendefinisikan Salah Saji

2
Karena sampling audit untuk pengujian atas rincian saldo mengukur salah
saji moneter, yaitu salah saji yang terjadi apabila item sampel disalahsajikan.

d. Mendefiniskan Populasi
Dalam pengujian atas rincian saldo, populasi definiskan sebagai item yang
membentuk populasi dolar yang tercatat.
Sampling Berstratifikasi
Bagi kebanyakan populasi, auditor memisahkan populasi ke dalam dua atau
lebih subpopulasi sebelum menerapkan sampling audit. Hal ini disebut sebagai
sampling berstratifikasi (stratified sampling), di mana setiap subpopulasi disebut
sebagai strata. Stratifikasi memungkinan auditor untuk menekankan item populasi
tertentu dan mengabaikan yang lain.

e. Menetapkan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi


Auditor menggunakan salah saji yang dapat ditoleransi, untuk menentukan
ukuran sampel dan mengevaluasi hasil sampling nonstatistik. Auditor untuk
memulainnya dengan pertimbangan pendahuluan mengenai materialitas dan
menggunakan total tersebut untuk memutuskan salah saji yang dpat ditoleransi bagi
setiap akun

f. Menetapkan Risiko yang Dapat Diterima atas Penerimaan yang Salah


Resiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah (acceptable risk of
incorrect acceptance= ARIA ) adalah jumlah risiko yang bersedia ditaggung auditor
karena menerima suatu saldo sebagai benar padahal salah saji yang sebenarnya
dalam saldo tersebut melampaui salah saji yang dapat ditoleransi. ARIA mengukur
keyakinan yang diinginkan auditor atas suatu saldo akun. Untuk memperoleh
keyakinan yang lebih besar ketika mengaudit suatu saldo akun. Untuk memperoleh
keyakinan yang lebih besar ketika mengaudit suatu saldo, auditor akan menetapkan
ARIA yang lebih rendah. ( Perhatikan bahwa ARIA adalah istilah yang ekuivalen
dengan ARACR (acceptable risk of assessing control risk too low) untuk pengujian
pengendalian dan pengujian sebstantif atas transaksi. Seperti ARACR, ARIA dapat
ditetapkan secara kualitatif (seperti rendah, sedang, atau tinggi).

3
Ada hubungan terbalik antara ARIA dan ukuran sampel yang diperlukan.
Sebuah faktor penting yang mempengaruhi keputusan auditor mengenai ARIA
adalah penilaian risiko pengendalian dalam model risiko audit. Jika pengendalian
internal sudah efektif, resiko pengendalian dapat dikurangi sehingga
memungkinkan auditor untuk meningkatkan ARIA. Pada gilirannya, hal ini akan
mengurangi ukuran sampel yang diperlukan untuk pengujian atas rincian saldo
akun yang berkaitan.

g. Mengestimasi Salah Saji dalam Populasi


Biasanya auditor membuat estimasi ini berdasarkan pengalaman
sebelumnya dengan klien dan dengan menilai risiko inheren, yang
mempertimbangkan hasil pengujian pengendalian, pengujian substantif atas
transaksi, dan prosedur analitis yang telah dilaksanakan. Ukuran sampel yang
direncanakan akan meningkat apabila jumlah saji yang diharapkan dalam populasi
mendekati salah saji yang dapat ditoleransi.

h. Menetntukan Ukuran sampai Awal


Jika menggunakan sampling nonstatistik, auditor menetukan ukuran sampel
awal dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang telah kita bahas sejauh ini.
Untuk membantu auditor membuat keputusan menyangkut ukuran sampel, auditor
seringkali mengikuti pedoman yang disebabkan oleh kantor akunntannya atau
beberapa sumber lainnya.

i. Melaksnakan Prosedur Audit


Untuk melaksanakan prosedur audit, auditor menerapkan prosedur audit
yang tepat pada setiap item sampel untuk menetukan apakah item tersebut
mengandung salah saji. Dalam konfirmasi piutang usaha, auditor mengirimkan
sampel konfirmasi positif. Jika terjadi nonrespons, mereka akan menggunakan
prosedur alternatif untuk menentukan salah saji.

j. Menggenerelisasi dari Sampel ke Populasi dan Memutuskan


Akseptibilitas Populasi

4
Auditor harus menggeneralisasi dari sampel ke populasi dengan (1)
memproyeksikan salah saji dari hasil sampel ke populasi dan (2)
mempertimbangkan kesalahan sampling serta resiko sampling (ARIA). Karena itu,
auditor harus memproyesikan dari sampel ke populasi.
Langkah pertama adalah menghitung titik estimasi (point estimate). Titik
estimasi dapat dihitung dengan berbagai cara, tetapi pendekatan yang umum adalah
mengasumsikan bahwa salah saji populasi yang belum diaudit adalah proporsional
dengan salah saji sampel. Perhitungan tersebut harus dilakukan untuk setiap strata
dan kemudian dijumlahkan, bukan menggabungkan total salah saji dalam sampel.
Auditor, yang menngunakan sampling nonstatistik tidak dapat mengukur
secara formal kesalahan sampling sehingga harus mempertimbangkan secara
subjektif kemungkinan bahwa salah saji populasi yang sebenarnya melampaui
jumlah yang dapat ditoleransi. Auditor melakukan hal ini dengan
mempertimbangkan :
1. Perbedaan antara titik estimasi dan salah saji yang dapat ditoleransi ( yang
disebut perhitungan kesalahan sampling)
2. Sejauh mana item dalam populasi telah diaudit 100 persen.
3. Apakah salah saji cenderung mengoffset atau hanya bersifat satu arah
4. Jumlah salah saji individual
5. Ukuran sampel

k. Menganalisis Salah Saji


Auditor harus mengevaluasi sifat dan penyebab setiap salah saji yang
ditemukan dalam pengujian atas rincian saldo. Auditor harus menganalisis salah
saji untuk memutuskan apakah setiap modifikasi model resiko audit memang
diperlukan. Dalam paragraph sebelumnya, jika auditor menyimpulkan bahwa
kelalaian untuk mencatat retur yang disebabkan oleh lemahnya pengendalian
internal, auditor mungkin perlu menilai kembali resiko pengendalian. Hal tersebut
pada gilirannya akan menyebabkan auditor mengurangi ARIA, yang akan
meningkatkan ukuran sampel yang direncanakan.

l. Tindakan yang Diambil Apabila Populasi Ditolak

5
Jika auditor menyimpulkan bahwa salah saji dalam suatu populasi mungkin
lebih besar dari salah saji yang dapat ditolerensi setelah mempertimbangkan
kesalahan sampling, populasi tidak dianggap dapat diterima. Pada titik tersebut,
auditor memiliki beberapa tindakan yang dilakukan
Tidak Mengambil Tindakan Hingga Pengujian atas Bidang Audit Lainnya
Telah Selesai
Akhirnya, auditor harus mengevaluasi apakah laporan keuangan secara
keseluruhan mengandung salah saji yang material. Jika salah saji yang mengoffset
ditemukan pada bagian audit lainnya, seperti dalam persediaan, auditor dapat
menyimpulkan bahwa estimasi salah saji piutang usaha dapat diterima.
Melaksanakan Pengujian Audit yang Diperluas pada Bidang Tertentu
Jika analisis salah saji menunjukkan bahwa sebagian besar salah saji
merupakan Suatu jenis khusus, mungkin perlu membatasi upaya audt tambahan
pada bidang yang menjadi masalah. Ketika auditor menganalisis bidang masalah
dan memperbaikinya dengan menyesuaikan catatan klien, item sampel yang
menyebabkan terisolasinya bidang masalah kemudian dapat ditunjukkan sebagai
sudah “benar”. Sekarang titik estimasi dapat dihitung kembali tanpa melibatkan
salah saji yang telah “dikoreksi”. ( Hal ini hanya berlaku jika kesalahan dapat
diisolasi pada suatu bidang tertentu. Pada umumnya kesalahan harus diproyeksikan
ke populasi yang dijadikan sampel, meskipun klien menyesuaikan kesalahan.)
Berdasarkan fakta baru tersebut, auditor juga akan mempertimbangkan kembali
kesalahan sampling dan akseptibilitas populasi.

Meningkatkan Ukuran Sampel


Jika auditor meningkatkan ukuran sampel, kesalahan sampling akan
dikurangi jika tingkat salah saji dalam sampel yang diperluas, jumlah dolarnya, dan
arahnya serupa dengan pada sampel awal. Karena itu, meningkatkan ukuran sampel
dapat saja memenuhi persyaratkan salah saji yang dapat ditoleransi auditor.
Meningkatkan ukuran sampel yang cukup untuk memenuhi standar salah
saji yang dapat ditolerensi auditor seringkali mahal, terutama jika perbedaan antara
salah saji yang dapat ditolerensi dan salah saji yang diproyeksikan kecil.

6
Menyesuaikan Saldo Akun
Jika auditor menyimpulkan bahwa saldo akun mengandung salah saji yang
material, klien mungkin akan bersedia menyesuaikan nilai bukan berdasarkan hasil
sampel.

Meminta Klien untuk Mengoreksi Populasi


Dalam beberapa kasus, catatan klien sangat tidak memadai sehingga
populasi harus dikoreksi secara keseluruhan sebelum audit dapat diselesaikan.

Menolak untuk Memberikan Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian


Jika auditor yakin bahwa jumlah yang tercatat dalam suatu akun tidak
dinyatakan secara wajar, auditor harus mengikuti setidaknya satu prosedur
alternatif sebelumnya atau mengkualifikasi laporan audit dengan cara yang cepat.
Jika auditor yakin bahwa laporan keuangan sangat mungkin mengandung salah saji
yang material, maka mengeluarkan pendapat wajar tanpa pengecualian merupakan
pelanggaran serius terhadap standar auditing.

2. SAMPLING UNIT MONETER


Sampling unit moneter (monetary unit sampling = MUS ) merupakan
metode sampling statistic yang paling umum digunakan untuk pengujian atas
rincian saldo karena memiliki kesederhanaan statistic bagi sampling atribut serta
memberikan hasil statistic yang diekspresikan dalam dolar ( atau mata uang lainnya
yang sesuai ). MUS juga disebut sebagai sampling unit dolar, sampling jumlah
moneter kumulatif, dan sampling dengan probabilitas yang proporsiaonal dengan
ukuran.

a. Perbedaan Antara Sampling Unit Moneter ( MUS ) dan Sampling


Nonstatistik
MUS serupa dengan penggunaan sampling nonstatistik. Ke-14 langkahnya
juga harus dilakukan dalam MUS, walaupun beberapa dilakukan dengan cara yang
berbeda. Perbedaan tersebut yaitu:

7
b. Definisi Unit Sampling adalah suatu Dolar Individual
MUS memiliki fitur yang penting seperti definisi unit sampling sebagai
suatu dolar individual dalam saldo akun. Dengan berfokus pada dolar individual
sebagai unit sampling, secara otomatis MUS akan menekankan unit fisik yang
memiliki saldo tercatat lebih besar. Karena sampel dipilih berdasarkan doalr
individual, akun dengan saldo yang besar memiliki kesempatan yang lebih besar
untuk dimasukkan ketimbang akun dengan saldo yang lebih kecil. Akibatnya
sampling berstratifikasi tidak diperlukan dalam MUS. Stratifikasi itu akan terjadi
secara otomatis.

c. Ukuran Populasi adalah Populasi Dolar yang Tercatat


MUS tidak dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah item persediaan
tertentu memang ada tetapi belum diperhitungkan. Jika tujuan kelengkapan sangat
penting dalam pengujian audit, tujuan tersebut harus dipenuhi secara terpisah dari
pengujian MUS.

d. Pertimbangan Pendahuluan Mengenai Materialitas Digunakan untuk


Setiap Akun dan Bukan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi
Aspek unik lain dari MUS adalah penggunaan pertimbangan pendahuluan
mengenai materialitas, untuk menentukan secara langsung jumlah salah saji yang
dapat ditoleransi ketika mengaudit setiap akun. Teknik sampling lainnya
mengharuskan auditor untuk menentukan salah saji yang dapat ditoleransi bagi
setiap akun dengan mengalokasikan pertimbangan pendahuluan mengenai
materialitas. Hal ini tidak diperlukan jika yang digunakan adalah MUS.

e. Ukuran Sampel Ditentukan dengan Menggunakan Rumus Statistik


Proses ini akan dibahas secara terpisah setelah membahas 14 langkah
sampling untuk sampling unit moneter ( MUS )

f. Aturan Keputusan Formal Digunakan untuk Memutuskan


Akseptabilitas Populasi

8
Aturan keputusan yang digunakan untuk MUS serupa dengan yang
digunakan untuk sampling nonstatistik, tetapi hal tersebut cukup berbeda dengan
pembahasan tentang keunggulannya.

g. Pemilihan Sampel Dilakukan dengan Menggunakan PPS


Sampel unit moneter adalah sampel yang dipilih dengan menggunakan
probabilitas yang proporsional bagi pemilihan ukuran sampel (probability
proportional to size sample selection=PPS). Sampel PPS dapat diperoleh dengan
menggunakan perangkat lunak computer, tabel angka acak, atau teknik sampling
sistematis.
Salah satu masalah dalam menggunakan pemilihan PPS adalah bahwa item
populasi dengan saldo tercatat nol tidak memiliki peluang untuk dipilih melalui
pemilihan sampel PPS, walaupun mungkin mengandung salah saji. Demikian juga,
saldo berjumlah kecil akibat kurang saji yang signifikan memiliki kesempatan yang
kecil untuk dimasukkan dalam sampel. Masalah ini dapat diatasi dengan melakukan
pengujian audit khusus atas item bersaldo nol dan berjumlah kecil, dengan
mengasumsikan bahwa hal itu perlu ditangani.
Masalah lainnya adalah ketidakmampuan PPS untuk memasukkan saldo
negative, seperti saldo kredit piutang usaha, ke dalam sampel PPS.

h. Auditor Menggeneralisasi dari Sampel ke Populasi dengan


Menggunakan Teknik MUS
Tanpa memandang metode sampling yang dipilih, auditor harus
menggeneralisasi dari sampel ke populasi dengan (1) memproyeksikan salah saji
dari hasil sampel ke populasi dan (2) menentukan kesalahan sampling yang terkait.
Ada empat aspek dalam melakukan hal tersebut dengan menggunakan MUS:
1. Tabel sampling atribut digunakan untuk menghitung hasil.
2. Hasil atribut harus dikonversi ke dalam dolar.
3. Auditor harus membuat asumsi mengenai persentase salah saji setiap item
populasi yang mengandung salah saji.
4. Hasil statistik yang diperoleh jika menggunakan MUS disebut sebagai batas
salah saji (misstatement bounds).

9
i. Menggeneralisasi dari Sampel ke Populasi Jika Tidak Ada Salah Saji
yang Ditemukan dengan Menggunakan MUS
Anggaplah bahwa auditor mengkonfirmasi populasi piutang usaha untuk
melihat kebenaran moneternya. Total populasi adalah $1.200.000, dan sampel
sebanyak 100 konfirmasi telah diperoleh. Setelah melakukan audit, tidak ada salah
saji yang ditemukan dalam sampel. Auditor ingin menentukan jumlah lebih saji
maksimum dan jumlah kurang saji yang dapat saja terjadi dalam populasi meskipun
sampel tidak mengandung salah saji. Hal tersebut masing-masing disebut sebagai
batas salah saji atas dan batas salah saji bawah.

j. Persentase Asumsi Salah Saji yang Tepat


Asumsi yang pas bagi persentase salah saji dalam item populasi yang
mengandung salah saji tersebut secara keseluruhan merupakan keputusan auditor.
Auditor harus menetapkan persentase tersebut berdasarkan pertimbangan
profesionalnya dalam situasi tersebut. Dalam situasi di mana tidak ada informasi
sebaliknya, sebagian besar auditor yakin bahwa lebih baik mengasumsikan jumlah
100 persen baik untuk lebih saji maupun kurang saji kecuali ada salah saji dalam
hasil sampel. Pendekatan ini dianggap sangat konservatif, tetapi lebih mudah
dijustifikasi ketimbang asumsi lainnya.

k. Menggeneralisasi Ketika Salah Saji Ditemukan


Empat aspek dalam menggeneralisasi dari sampel ke populasi, tetapi
penggunaannya telah dimodifikasi sebagai berikut:
1. Jumlah lebih saji dan kurang saji ditangani secara terpisah dan kemudian
digabungkan. Pertama, batas salah saji atas dan bawah awal dihitung secara
terpisah untuk jumlah lebih saji dan kurang saji dihitung.
2. Asumsi salah saji yang berbeda dibuat untuk setiap salah saji, termasuk salah
saji nol. Jika tidak ada salah saji dalam sampel, asumsinya akan diperlukan
sebagai persentase rata-rata salah saji untuk item populasi yang mengandung
salah saji. Setelah salah saji tersebut ditemukan, auditor dapat menggunakan
informasi yang tersedia tentang sampel untuk menentukan batas salah saji.

10
3. Auditor harus berhadapan dengan lapisan CUER dari tabel sampling atribut.
Auditor melakukan hal ini karena ada asumsi salah saji yang berbeda bagi setiap
salah saji. Lapisan tersebut dihitung dengan terlebih dahulu menentukan CUER
dari tabel untuk setiap salah saji dan kemudian menghitung setiap lapisan.
4. Asumsi salah saji harus dikaitkan dengan setiap lapisan. Metode yang paling
umum untuk mengaitkan asumsi salah saji dengan lapisan adalah mengaitkan
secara konservatif persentase salah saji dolar yang terbesar dengan lapisan yang
terbesar.
Sebagian besar pengguna MUS yakin bahwa pendekatan ini terlalu
konservatif jika ada jumlah yang mengoffset. Jika ditemukan jumlah kurang saji,
sangatlah logis dan masuk akal bahwa batas jumlah lebih saji harus lebih rendah
ketimbang tidak ada jumlah kurang saji yang ditemukan, dan sebaliknya.
Penyesuaian atas batas untuk mengoffset jumlah dilakukan sebagai berikut:
1. Titik estimasi salah saji dibuat untuk jumlah lebih saji dan kurang saji.
2. Setiap batas dikurangi sebesar titik estimasi sebaliknya

l. Memutuskan Akseptabilitas Populasi dengan Menggunakan MUS


Setelah batas salah saji dihitung, auditor harus memutuskan apakah populasi
dapat diterima. Untuk melakukan hal tersebut, diperlukan suatu aturan keputusan.
Aturan keputusan untuk MUS adalah sebagai berikut: Jika batas salah saji bawah
dan batas salah saji atas berada di antara jumlah salah saji yang berupa lebih saji
dan kurang saji yang dapat ditoleransi, kesimpulan bahwa nilai buku tidak
mengandung salah saji yang material dapat diterima. Jika tidak, ambil kesimpulan
bahwa nilai buku mengandung salah saji yang material.

m. Tindakan Jika Populasi Ditolak


Jika satu atau kedua batas salah saji itu berada di luar batas salah saji yang
dapat ditoleransi dan populasi dianggap tidak dapat diterima, auditor memiliki
beberapa opsi.

n. Menentukan Ukuran Sampel dengan Menggunakan MUS

11
Metode yang digunakan untuk menentukan ukuran sampel bagi MUS serupa
dengan yang digunakan untuk sampling atribut unit fisik, yang menggunakan tabel
sampling atribut.

o. Materialitas
Pertimbangan pendahuluan tentang materialitas umumnya merupakan dasar
bagi jumlah salah saji yang dapat ditoleransi yang akan digunakan. Jika
diperkirakan terjadi salah saji dalam pengujian non-MUS, salah saji yang dapat
ditoleransi akan kurang materialitas dari jumlah tersebut. Salah saji yang dapat
ditoleransi berupa lebih saji atau kurang saji mungkin akan berbeda.

p. Asumsi Persentase Rata-rata Salah Saji untuk Item Populasi yang


Mengandung Salah Saji
Mungkin ada asumsi yang terpisah untuk batas atas dan bawah, yang juga
merupakan pertimbangan auditor. Hal tersebut harus didasarkan pada pengetahuan
auditor mengenai klien serta pengalaman masa lalu, dan jika lebih kecil dari 100
persen yang digunakan, asumsinya harus dapat dipertahankan dengan jelas.

q. Risiko yang Dapat Diterima atas Penerimaan yang Salah (ARIA)


ARIA adalah suatu pertimbangan auditor dan sering kali dicapai dengan
bantuan model risiko audit.

r. Nilai Populasi yang Tercatat


Nilai dolar populasi diambil dari catatan klien.

s. Estimasi Tingkat Pengecualian Populasi


Umumnya, estimasi tingkat pengecualian populasi untuk MUS adalah nol,
karena MUS sangat tepat digunakan pada situasi tidak ada salah saji, atau jika hanya
sedikit salah saji yang diperkirakan akan terjadi.

t. Hubungan Model Risiko Audit dengan Ukuran Sampel untuk MUS

12
MUS akan digunakan dalam melaksanakan pengujian atas rincian saldo.
Auditor harus memahami hubungan ketiga faktor-faktor independen itu dalam
model risiko audit, ditambah prosedur analitis dan pengujian substantif atas
transaksi dengan ukuran sampel untuk pengujian atas rincian saldo.
Sampling unit moneter (MUS) memiliki sedikitnya empat fitur yang menarik
bagi auditor:
1. MUS secara otomatis akan meningkatkan kemungkinan memilih item dolar
yang tinggi dari populasi yang sedang diaudit.
2. MUS dapat mengurangi biaya pelaksanaan pengujian audit karena beberapa item
sampel akan diuji sekaligus.
3. MUS mudah diterapkan.
4. MUS menghasilkan kesimpulan statistik dan bukan kesimpulan nonstatistik.
Terdapat dua kelemahan utama MUS
1. Total batas salah saji yang dihasilkan ketika salah saji ditemukan mungkin
terlalu tinggi untuk digunakan oleh auditor.
2. Sulit untuk memilih sampel PPS dari populasi yang besar tanpa bantuan
komputer.
Karena semua alasan tersebut, auditor seringkali menggunakan MUS ketika
mengharapkan tidak ada atau sedikit salah saji, menginginkan hasil dolar, dan
mencatat data populasi pada file komputer.

3. SAMPLING VARIABEL
Sampling variable adalah metode statistic yang digunakan oleh auditor.
Sampling variable dan sampling nonstatistik untuk pengujian atas rincian saldo
memiliki tujuan yang sama, yaitu mengukur salah saji dalam suatu saldo akun. Jika
auditor menentukan bahwa jumlah salah saji melampaui jumlah yang dapat
ditoleransi, mereka akan menolak populasi dan melakukan tindakan tambahan.

a. Perbedaan antara Sampling Variabel dan Nonstatistik


Penggunaan metode variable memiliki banyak kemiripan dengan sampling
nonstatistik. Ke-14 langkah dalam sampling nonstatistik harus dilaksanakan pada
metode variable, dan sebagian besar tidak jauh berbeda.

13
b. Distribusi Sampling
Auditor tidak mengetahui nilai rata-rata (mean) salah saji dalam populasi,
distribusi jumlah salah saji, atau nilai yang diaudit. Karakteristik populasi tersebut
harus diestimasi dari sampel yang tentu saja, merupakan tujuan dari pengujian
audit. Untuk setiap sampel, auditor menghitung nilai rata-rata item dalam sampel
sebagai berikut:

Setelah menghitung nilai rata-rata item sampel, auditor memplotnya ke dalam


distribusi frekuensi.

c. Inferensi Statistik
Jika sampel diambil dari satu populasi dalam situasi audit actual, auditor tidak
mengetahui karakteristik populasi itu dan biasanya, hanya satu sampel yang akan
diambil dari populasi bersangkutan. Pengetahuan mengenai distribusi sampling
akan memungkinkan auditor untuk menarik kesimpulan statistic, atau inferensi
statistic ( statistical inferences ), mengenai populasi.
Auditor dapat menyatakan kesimpulan yang dibuatnya dari interval
keyakinan dengan menggunakan inferensi statistic dalam cara yang berbeda. Akan
tetapi, mereka harus berhati-hati untuk menghindari kesimpulan yang tidak benar,
mengingat nilai populasi yang sebenarnya selalu tidak diketahui. Akan tetapi,
auditor dapat mengatakan bahwa prosedur yang digunakan untuk memperoleh
sampel dan menghitung interval keyakinan akan menghasilkan interval yang berisi
nilai rata- rata populasi yang sebenarnya dalam persentase tertentu pada saat
tersebut. Singkatnya, auditor mengetahui reliabilitas proses inferensi statistic yang
digunakan untuk menarik kesimpulan. Menghitung interval keyakinan rata-rata

populasi dengan menggunakan logika yaitu sebagai berikut :


d. Metode Variabel

14
Auditor menggunakan proses inferensi statistic sebelumnya bagi semua
metode sampling variabel. Setiap metode dibedakan menurut apa yang sedang
diukur, ketiga metode variabel tersebut.

e. Estimasi Perbedaan
Auditor menggunakan estimasi perbedaan (difference estimation) untuk
mengukur estimasi jumlah salah saji total dalam populasi apabila ada nilai tercatat
maupun nilai yang diaudit bagi setiap item sampel, yang hampir selalu terjadi dalam
audit. Estimasi perbedaan sering kali menghasilkan ukuran sampel yang lebih kecil
jika dibandingkan dengan setiap metode lainnya, dan relative lebih mudah
digunakan. Karena alasan tersebut, estimasi perbedaan sering kali dianggap sebagai
metode variabel yang paling disukai

f. Estimasi Rasio
Estimasi rasio ( ratio estimation ) serupa dengan estimasi perbedaan kecuali
auditor menghitung rasio antara salah saji dan nilai tercatatnya serta
memproduksikan hal ini dengan populasi untuk mengestimasi total salah saji
populasi. Estimasi rasio dapat menghasilkan ukuran sampel yang jauh lebih kecil
ketimbang estimasi perbedaan jika ukuran salah saji populasi proporsional dengan
nilai tercatat item populasi. Jika ukuran setiap salah saji bersifat independen dengan
nilai tercatat, estimasi perbedaan akan menghasilkan ukuran sampel yang lebih
kecil. Sebagian besar auditor lebih menyukai estimasi perbedaan karena lebih
sederhana untuk menghitung interval keyakinan.

g. Estimasi Rata-rata per Unit


Estimasi rata-rata per unit ( mean per unit estimation ) auditor berfokus
pada nilai yang teraudit dan bukan pada jumlah salah saji setiap item dalam sampel.
Kecuali untuk definisi apa yang sedang diukur, estimasi rata-rata per unit dihitung
dengan cara yang sama seperti estimasi perbedaan. Titik estimasi nilai yang diaudit
sama dengan rata-rata nilai item yang di audit dalam sampel dikalikan dengan
ukuran populasi. Perhitungan interval presisi dilakukan berdasarkan nilai item
sampe yang diaudit dan bukan salah saji. Jika auditor telah menghitung batas

15
keyakinan atas dan bawah, mereka akan memutuskan akseptabilitas populasi
dengan membandingkan jumlah tersebut dengan nilai buku yang tercatat. Estimasi
rata-rata per unit jarang digunakan dalam praktik karena ukuran sampel umumnya
jauh lebih besar ketimbang untuk dua metode sebelumnya.

h. Metode Statistik Berstratifikasi


Sampling stratifikasi adalah metode sampling dimana semua unsur dalam
total populasi dibagi menjadi dua atau lebih subpopulasi. Setiap subpopulasi
kemudian diuji secara independen. Perhitungannya dilakukan bagi setiap strata dan
kemudian digabung menjadi satu estimasi populasi secara keseluruhan untuk
interval keyakinan populasi secara menyeluruh. Hasilnya diukur secara statistic.
Stratifikasi dapat diterapkan pada estimasi perbedaan, rasio, dan rata-rata per unit,
tetapi paling sering digunakan dengan estimasi rata-rata per unit.

i. Risiko Sampling
Risiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah ( ARIA ) untuk
sampling nonstatistik. Untuk sampling variabel, auditor menggunakan ARIA serta
risiko yang dapat diterima atas penolakan yang salah ( acceptable risk of incorrect
rejection = ARIR ).

j. ARIA
ARIA adalah risiko statistic bahwa auditor telah menerima populasi yang,
dalam kenyataannya, mengandung salah saji yang material. ARIA mendapat
perhatian yang besar dari auditor karena memiliki implikasi hukum yang serius
dakam menyimpulkan bahwa saldo akun telah dinyatakan secara wajar padahal
sebenarnya mengandung salah saji dalam jumlah yang material.
Saldo akun dapat dinyatakan terlalu tinggi atau terlalu rendah, tetapi tidak
keduanya ; karena itu, ARIA merupakan pengujian statistic satu arah. Karena itu,
koefisien keyakinan untuk ARIA berbeda dengan tingkat keyakinan. Tingkat
keyakinan = 1 – 2 x ARIA.

16
k. ARIR
Risiko yang dapat diterima atas penolakan yang salah ( acceptable risk
of incorrect rejection = ARIR ) adalah risiko statistic bahwa auditor telah
menyimpulkan suatu populasi mengandung salah saji yang material padahal
sebenarnya tidak. ARIR hanya akan mempengaruhi tindakan auditor jika mereka
menyimpulkan bahwa populasi dinyatakan secara wajar. Jika auditor menemukan
suatu saldo tidak dinyatakan secara wajar, mereka umumnya akan meningkatkan
ukuran sampel atau melaksanakan pengujian lainnya. ARIR baru dianggap penting
jika diperlukan biaya yang tinggi untuk meningkatkan ukuran sampel atau
melaksanakan pengujian lainnya.
ARIA dan ARIR
Keadaan Aktual Populasi
Keputuan Audit Aktual Salah Saji secara Material Salah Saji yang Tidak Material
Menyimpulkan bahwa populasi Kesimpulan yang benar – Kesimpulan yang tidak benar –
mengandung salah saji yang tidak ada risiko risikonya adalah ARIA
material.
Menyimpulkan bahwa populasi Kesimpulan yang tidak Kesimpulan yang benar – tidak
tidak mengandung salah saji yang benar – risikonya adalah ada risiko
material. ARIA

4. ILUSTRASI PENGGUNA ESTIMASI PERBEDAAN


Untuk mengilustrasikan konsep dan metodologi sampling variabel, kita tela
memilih estimasi perbedaan dengan menggunakan pengujian hipotesis karena
relative sederhana.

a. Merencanakan Sampel dan Menghitung Ukuran Sampel dengan


Menggunakan Estimasi Perbedaan

b. Menyatakan Tujuan Pengujian Audit

17
Tujuan pengujian audit adalah untuk menentukan apakah piutang usaha
sebelum mempertimbangkan penyisihan piutang tak tertagih mengandung salah
saji yang material.

c. Memutuskan Apakah Sampling Audit Dapat Diterapkan


Sampling audit diterapkan dalam konfirmasi piutang usaha karena besarnya
jumlah piutang usaha.

d. Mendefinikan Kondisi Salah Saji


Kondisi salah saji merupakan kesalahan klien yang ditentukan melalui
konfirmasi setiap akun atau prosedur alternative.

e. Mendefinisikan Populasi
Ukuran populasi ditentukan melalui perhitungan. Perhitungan yang akurat
jauh lebih penting dlam sampling variabel karena ukuran populasi mempengaruhi
secara langsung ukuran sampel batas presisi yang dihitung.

f. Mendefinisikan Unit Sampling


Unit sampling adalah suatu akun dalam daftar piutang usaha.

g. Menetapkan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi


Jumlah salah saji yang bersedia diterima auditor merupakan pertanyaan
tentang materialitas.

h. Menetapkan Risiko yang Dapat Diterima


Audito menetepkan dua risiko :
 Risiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah ( ARIA ),
ARIA dipengaruhi oleh risiko audit yang dapat diterima, hasil
pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi,
prosedur analitis, dan signifikansi relative piutang usaha dalam
laporan keuangan.

18
 Risiko yang dapat diterima atas penolakan yang salah ( ARIR ),
ARIR dipengaruhi oleh biaya tambahan resampling

i. Mengestimasi Salah Saji dalam Populasi


Estimasi ini memiliki dua bagian :
 Estimasi titik estimasi yang diharapkan. Auditor memerlukan
estimasi dimuka atas titik estimasi populasi bagi estimasi perbedaan,
seperti ketika mereka memerlukan estimasi tingkat pengecualian
populasi untuk sampling atribut.
 Melakukan estimasi deviasi standar populasi dimuka – variabilitis
populasi. Untuk menentukan ukuran sampel awal, auditor
memerlukan estimasi di muka atas variasi salah saji dalam populasi
seperti yang diukur oleh deviasi standar populasi.

j. Menghitung Ukuran Sampel Awal


Ukuran sampel awal dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :

Memilih Sampel dan Melaksanakan Prosedur


Memilih Sampel, karena memerlukan sampel acak ( selain PPS ), auditor
harus menggunakan salah satu metode pemilihan sampel probabilistic guna
memilih 100 item sampel untuk konfirmasi.
Melaksanakan Prosedur Audit, dalam konfirmasi salah saji adalah
perbedaan antara respons konfirmasi dan saldo klien setelah merekonsiliasi semua
perbedaan waktu serta kesalahan pelanggan. Dalam situasi nonrespons, salah saji
yang ditemukan dengan prosedur alternative akan diperlakukan serupa dengan
salah saji yang ditemukan melalui konfirmasi.

Mengevaluasi Hasil
 Menggeneralisasi dari Sampel ke Populasi

19
Secara konseptual, estimasi nonstatistik dan estimasi perbedaan akan
melakukan hal yang sama – menggeneralisasi dari sampel ke populasi. Meskipun
kedua metode itu mengukur kemungkinan salah saji populasi berdasarkan hasil
sampel, estimasi perbedaan menggunakan pengukuran statistic untuk menghitung
batas keyakinan. Emapat langkah menggambarkan perhitungan batas keyakinan ;
1. Menghitung titik estimasi total salah saji. Titik estimasi adalah
ekstrapolasi langsung dari salah saji dalam sampel kesalah saji dalam
produksi.
2. Menghitung estimasi deviasi standar populasi. Deviasi standar populasi
adalah ukuran statistic dari variabilitas nilai setiap item dalam populasi.
Jika ada sejumlah besar variasi dalam nilai item populasi, deviasi standar
akan lebih besar dibandingkan jika variasinya kecil. Deviasi standar
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap interval presisi yang dihitung
3. Menghitunng interval presisi. Interval presisi dihitung dengan
menggunakan rumus statistic. Hasilnya adalah berupa ukuran dolar dari
ketidakmampuan memprediksi salah saji populasi yang sebenarnya karena
pengujian didasarkan pada sampel, bukan pada populasi secara
keseluruhan. Pengaruh perubahan setiap factor meskipun factor-faktor
lainnya tetap konstan yaitu :
Jenis Perubahan Pengaruhnya terhadap Interval
Presisi yang Dihitung
Meningkatkan ARIA Menurun
Meningkatkan titik estimasi salah Meningkat
saji
Meningkatkan deviasi standar Meningkat
Meningkatkan ukuran sampel Menurun
4. Menghitung batas keyakinan. Auditor menghitung batas keyakinan, yang
mendefinisikan interval keyakinan, dengan mengombinasikan titik
estimasi dari total salah saji dan interval presisi yang dihitung pada tingkat
keyakinan yang diinginkan.

 Menganalisis Salah Saji

20
Auditor harus mengevaluasi salah saji untuk menentukan penyebab setiap
salah saji dan memutuskan apakah perlu memodifikasi model risiko audit.

 Memutuskan Akseptabilitas Populasi


Jika menggunakan metode statistic, maka untuk memutuskan apakah suatu
populasi dapat diterima auditor bergantung pada aturan keputusan sebagai berikut
:
- Jika interval keyakinan dua sisi untuk salah saji sepenuhnya berada dalam
salah saji yang dapat ditoleransi berupa plus dan minus, terima hipotesis
bahwa nilai buku tidak disalahsajikan dalam jumlah yang material.
- Jika terjadi sebaliknya, terima hipotesis bahwa nilai buku disalahsajikan
dalam jumlah yang material.
 Analisis
Penggunaan ARIR yang kecil akan menyebabkan ukuran sampel menjadi
lebih besar ketimbang jika ARIR-nya sebesar 100 persen. Auditor dapat
menggunakan ARIR untuk mengurangi kemungkinan harus meningkatkan ukuran
sampel jika deviasi standar atau titik estimasi lebih besar dari yang diharapkan.

Tindakan Jika Hipotesis Ditolak


Jika satu atau kedua batas keyakinan terletak diluar rentang salah saji yang
dapat ditoleransi, populasi dianggap tidak dapat diterima. Tindakan yang akan
diambil auditor adalah sama seperti untuk sampling nonstatistik, kecuali
estimasi yang lebih baik terhadap salah saji populasi telah dibuat. Jika interval
presisi yang dihitung melampaui salah saji yang dapat ditoleransi, auditor
tidak akan mengharuskan pembukuan disesuaikan.

21
Daftar Pustaka

Jusup, Al Haryono. 2011. AUDITING. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu


Ekonomi YKPN

Agoes, Sukrisno. 2013. Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntansi oleh


Akuntan Publik. Edisi 4. Buku 2. Jakarta: Salemba Empat

22

Anda mungkin juga menyukai