Anda di halaman 1dari 12

SAP 9

PENTINGNYA KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN DALAM PRAKTIK


CORPORATE GOVERNANCE

Oleh:

Kelompok 7

Ni Putu Dewik Kristiani 1707531080/18

Ni Made Arika Wulandari 1707531081/19

Olivia Nuraini Rozakwaty 1707531097/22

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2019/2020

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................................i

DAFTAR IS ............................................................................................................................ii

PETA KONSEP ......................................................................................................................iii

PEMBAHASAN .....................................................................................................................1

A. Pengertian dan Tujuan Pelaporan Keuangan ................................................................1

B. Kualitas Informasi Keuangan .......................................................................................3

C. Pengertian Transparansi dan Peranan Transparansi dalam Corporate Governance ....5

D. Perkembangan Pengungkapan dan Transparansi di Indonesia .....................................6

KESIMPULAN .......................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................9

ii
PETA KONSEP Pelaporan keuangan proses akuntansi mengenai
informasi keuangan disediakan dan dilaporkan
Pengertian

Informasi dalam pengambilan keputusan


Untuk memperkirakan arus kas untuk
Pengertian dan
pemakai eksternal
Tujuan Tujuan
Pelaporan
Untuk memperkirakan arus kas perusahaan
Keuangan
Informasi sumber daya ekonomi

Informasi pendapatan dan komponennya

Informasi aliran kas


Kualitas Pelaporan Keuangan dalam Praktik CG

Menyajikan informasi secara netral dan tidak


Peran pelaporan bias dalam meningkatkan efisiensi alokasi
keuangan sumber kekayaan
Kualitas
Informasi Faktor-faktor
Keuangan Siklus operasi, ukuran dan umur perusahaan,
penentu kualitas
likuiditas, lingkungan, kepemilikan manajerial,
pelaporan konsentrasi pasar, kualitas auditor
keuangan

Permasalahan Minimnya SDM


dalam kualitas
pelaporan Pengaruh kualitas auditor
keuangan
Software akuntansi

Harga software akuntansi

Pengaruh motivasi

Pengertian Pengertian
Transparansi Transaparansi
dan Peranan
Transparansi Mudah diakses
Peranan Keterbukaan informasi dalam dan dipahami
dalam CG
Transparansi pengambilan keputusan dan Benar & akurat
pengungkapan informasi Tepat waktu

Perkembangan PP No. 64 Tahun 1999 tentang


Pengungkapan Laporan Tahunan
dan
Transparansi
di Indonesia Bapepam-LK VIII.G.2 terkait
pengungkapan laporan tahunan Deskripsi umum
Deskripsi khusus
Ringkasan data keuangan
Diskusi dan analisis
manajemen
Laporan keuangan

iii
A. Pengertian dan Tujuan Pelaporan Keuangan
Pengertian Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan berbeda dengan laporan keuangan. Pelaporan keuangan
meliputi segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan penyampaian informasi
keuangan. Pelaporan keuangan adalah laporan keuangan yang ditambah dengan
informasi-informasi lain yang berhubungan baik langsung maupun tidak langsung dengan
informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi keuangan. Pelaporan keuangan adalah
struktur dan proses akuntansi yang menggambarkan bagaimana informasi keuangan
disediakan dan dilaporkan untuk mencapai tujuan ekonomik dan sosial negara.
Sedangkan didalam SFAC, pelaporan keuangan diartikan sebagai sistem dan sarana
penyampaian informasi tentang segala kondisi dan kinerja perusahaan terutama dari segi
keuangan dan tidak terbatas pada apa yang dapat disampaikan melalui statemen
keuangan.

Menurut PSAK No. 1 Tahun 2015 yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
(1), “Laporan Keuangan adalah penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas”. Laporan ini menampilkan sejarah entitas yang dikuantifikasi
dalam nilai moneter. Menurut Munawir (2015:2), laporan keuangan menurut dasarnya
merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat berkomunikasi
antara data keuangan atau aktivitas suatu dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Menurut Kasmir (2016:7), laporan
keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini
atau dalam suatu periode tertentu. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disampaikan
bahwa laporan keuangan merupakan suatu bentuk laporan yang menggambarkan kondisi
keuangan perusahaan, perkembangan perusahaan, dan hasil usaha suatu perusahaan pada
jangka waktu tertentu yang digunakan untuk pengambilan keputusan baik oleh pihak
internal maupun pihak eksternal perusahaan.

Tujuan Pelaporan Keuangan


Tujuan pelaporan keuangan merupakan landasan penting dalam suatu rerangka
konseptual. Dimana sasaran dari pelaporan keuangan adalah para pelaku dalam dunia
bisnis dan perekonomian suatu negara yaitu investor, kreditor, calon investor-kreditor
potensial serta pihak lain yang berkepentingan. Informasi dalam pelaporan keuangan
diarahkan untuk menggambarkan kemampuan atau kinerja perusahaan yang dapat
dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan investasi dan kredit. Terdapat beberapa

1
tujuan pelaporan keuangan yang dibedakan atas sifatnya yaitu dari yang bersifat umum
hingga bersifat lebih spesifik :
a) Informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan
Tujuan umum dari pelaporan keuangan yaitu memberi informasi yang
bermanfaat bagi investor, kreditor dan pemakai lainnya, sekarang atau masa yang
akan datang (potensial) untuk membuat keputusan investasi, pemberian kredit dan
keputusan lainnya yang serupa yang rasional.
b) Informasi yang bermanfaat untuk memperkirakan arus kas untuk pemakai eksternal
Tujuan pelaporan keuangan untuk pemakai eksternal yaitu memberi informasi
yang bermanfaat untuk investor, kreditur, dan pemakai lainnya saat ini atau masa
yang akan datang (potensial) untuk memperkirakan jumlah, waktu (timing) dan
ketidakpastian dari penerimaan kas dari dividen atau bunga dan dari penjualan,
pelunasan surat-surat berharga atau utang pinjaman.
c) Informasi yang bermanfaat untuk memperkirakan arus kas perusahaan (lembaga)
Tujuan pelaporan keuangan untuk perusahaan (lembaga) yaitu memberi
informasi untuk menolong investor, kreditur, dan pemakai lainnya untuk
memperkirakan jumlah, waktu (timing) dan ketidakpastian arus kas bersih yang
masuk ke perusahaan (lembaga).
d) Informasi mengenai sumber daya ekonomi dan klaim terhadap sumber daya tersebut
Tujuan keempat merupakan tujuan yang paling spesifik. Tujuan ini
menandakan tipe informasi perusahaan yang harus diberikan dalam laporan
keuangan. Tujuan spesifik yang pertama yaitu memberi informasi mengenai sumber
daya ekonomi perusahaan dan klaim-klaim atas sumber daya tersebut yang meliputi
utang dan modal saham. Tujuan spesifik ini akan menunjukkan sumber daya,
kewajiban dan modal saham perusahaan. Sumber daya merupakan kekayaan
perusahaan, kewajiban dicerminkan dalam utang perusahaan, sedangkan modal
saham merupakan klaim sisa aset setelah dikurangi utang atau kewajiban perusahaan.
Informasi mengenai sumber daya ekonomi dan klaim terhadap sumber daya ini
dapat dilihat melalui neraca perusahaan.
e) Informasi mengenai pendapatan dan komponen-komponennya
Tujuan spesifik yang kedua adalah laporan keuangan memberikan informasi
mengenai prestasi perusahaan selama periode tertentu untuk membantu pihak
eksternal menentukan harapannya (expectation) mengenai prestasi perusahaan pada
masa mendatang. Fokus dari pelaporan keuangan mengenai prestasi perusahaan
2
adalah informasi mengenai pendapatan perusahaan yang komprehensif dan
komponen-komponennya. Informasi mengenai pendapatan dan komponen-
komponennya dapat dilihat melalui laporan laba rugi perusahaan.
f) Informasi aliran kas
Tujuan spesifik terakhir adalah pelaporan keuangan yang memberi informasi
mengenai arus kas perusahaan; bagaimana perusahaan menerima kas dan
mengeluarkan kas, mengenai pinjaman dan pelunasan pinjaman, mengenai transaksi
permodalan termasuk dividen yang dibayarkan, dan mengenai faktor-faktor lain yang
bisa mempengaruhi likuiditas perusahaan. Informasi aliran kas bermanfaat karena
beberapa alasan: memahami operasi perusahaan, mengevaluasi kegiatan investasi dan
pendanaan, memperkirakan likuiditas perusahaan, dan menginterpretasikan lebih
jauh laporan laba rugi.

B. Kualitas Informasi Keuangan


1. Peran Pelaporan Keuangan
Peranan pelaporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi yang bersifat
netral dan tidak bias yang membantu meningkatkan efisiensi alokasi sumber kekayaan
yang terbatas pada pasar modal dan lainnya. Daftar-daftar keuangan juga disajikan
berdasarkan pada tujuan eksternal pelaporan keuangan diarahkan pada kepentingan
umum pengguna daftar keuangan yaitu kemampuan perusahaan memperoleh arus kas
positif dari operasinya, (Bachtaruddin, 2003). Karakteristik kualitas utama yang
membuat informasi akuntansi bermanfaat adalah relevan dan reliabel. Relevan berarti
bahwa informasi akuntansi berkemampuan untuk membuat perbedaan didalam satu
keputusan sehingga dapat memberi ketegasan atau memberi pengaruh perubahan atas
harapan pembuat keputusan sedangkan reliabel berarti bahwa seorang pengguna dapat
menggantungkan atau memiliki keyakinan pada informasi yang dilaporkan jika
informasi secara nyata menyatakan apa yang dimaksud, apa yang diungkapkan dan
dapat diuji kebenaranya.
Francis et al. (2004, dalam Indriani 2010) membagi dua kelompok besar
atribut kualitas pelaporan keuangan, yaitu atribut- atribut berbasis akuntansi dan
berbasis pasar. Atribut kualitas pelaporan keuangan berdasarkan akuntansi adalah
kualitas akrual, persistensi, prediktabilita, dan perataan laba, sedangkan untuk atribut
kualitas pelaporan keuangan berbasis pasar terdiri dari relevansi nilai,
ketepatwaktuan, dan konservatisme. Menurut Widilestariningtyas dan Utami (2007),
3
manajemen keuangan mempunyai sejumlah kebijakan dalam keseluruhan kerangka
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Akibatnya manajemen memiliki
kemungkinan untuk memanipulasi laba-rugi dan akun-akun yang lain dalam laporan
keuangan, tetapi harus menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Dengan
adanya Good Corporate Governance, maka diharapokan perusahaan dapat meyajikan
pelaporan keuangan yang berkualitas.

2. Faktor-faktor penentu kualitas pelaporan keuangan


Menurut Lilis et.al. (2016), kompetensi sumber daya manusia dan peran
internal audit dapat mempengaruhi kualitas laporan keuangan. Selain itu, menurut
Fanani dkk (2011), faktor- faktor penentu kualitas pelaporan keuangan terdiri dari:
a. Siklus operasi
b. Ukuran perusahaan
c. Umur perusahaan
d. Likuiditas
e. Risiko lingkungan
f. Penentu kepemilikan manajerial
g. Konsentrasi pasar
h. Kualitas auditor

3. Permasalahan dalam kualitas Pelaporan Keuangan


Pratiwi (2008) menyatakan bahwa permasalahan kualitas pelaporan keuangan terdiri
dari:
a. Minimnya SDM yang memiliki kemampuan membuat laporan keuangan dengan
kualitas tinggi menjadi kendala utama rendahnya kualitas laporan keuangan di
instansi pemerintah.
b. Pengaruh kualitas auditor sangat penting karena dengan kualitas audit yang tinggi
maka akan dihasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai pengambilan
keputusan.
c. Software akuntansi dengan kualitas yang terbaik untuk memanage pengeluaran dan
income usaha anda agar tidak mengalami kerugian.
d. Harga software-software akuntansi dengan kualitas terbaik terbilang mahal.
e. Pengaruh motivasi yang kurang pada masing-masing pekerja di perusahaan tersebut.

4
C. Pengertian Transparansi dan Peran Transparansi dalam Corporate Governance
1. Pengertian Transparansi
Pengertian transparansi menurut Agoes dan Ardana (2009) adalah kewajiban
bagi para pengelola untuk menjalankan prinsip keterbukaan dalam proses keputusan
dan penyampaian informasi. Keterbukaan dalam menyampaikan informasi juga
mengandung arti bahwa informasi yang disampaikan harus lengkap, benar, dan tepat
waktu kepada semua pemangku kepentingan. Tidak boleh ada hal-hal yang
dirahasiakan, disembunyikan, ditutup-tutupi, atau ditunda-tunda pengungkapannya.
Sedangkan menurut Mardiasmo (2006), transparansi adalah keterbukaan (openness)
pemerintah dalam memberikan informasi yang terkait dengan aktivitas pengelolaan
sumber daya publik kepada pihak-pihak yang membutuhkan informasi. Pemerintah
berkewajiban memberikan informasi keuangan dan informasi lainnya yang akan
digunakan untuk pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Jadi,
transparansi adalah suatu prinsip keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan
dan penyampaian informasi, dimana informasi yang disampaikan harus lengkap,
benar, tepat waktu, dan tidak ada hal yang dirahasiakan, disembunyikan, ditutup-
tutupi ataupun ditunda penggungkapannya sehingga dapat membantu pemangku
kepentingan dalam membuat keputusan yang cepat dan tepat.
Prinsip transparansi keuangan menurut Mardiasmo (2009) yaitu
informativeness dan disclosure. Informativeness artinya pemberian arus informasi
baik berupa berita, penjelasan mekanisme, prosedur, data maupun fakta kepada
stakeholder yang membutuhkan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat,
dapat diperbandingkan dan mudah diakses. Sedangkan disclosure adalah adanya
pengungkapan kepada stakeholder atas aktivitas dan kinerja finansial berupa kondisi
keuangan, susunan pengurus, bentuk perencanaan dan hasil kegiatan.

2. Peran Transparansi dalam Corporate Governance


Transparansi dalam konsep Good Corporate Governance berarti keterbukaan
informasi dalam rangka proses pengambilan keputusan maupun dalam rangka
pengungkapan informasi material dan relevan menyangkut suatu perusahaan.
Penyediaan informasi harus dilaksanakan dengan cara yang mudah diakses dan
dipahami oleh para pemangku kepentingan. Prinsip ini menganjurkan bahwa
perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan informasi tidak saja
sebatas masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, akan tetapi
5
juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur
dan pemangku kepentingan lainnya. Disamping itu pengungkapan informasi
dilakukan secara benar, akurat dan tepat waktu pada pemegang saham sehingga
pemegang saham dapat ikut berperan serta dalam pengambilan keputusan mengenai
perubahan-perubahan yang mendasar atas perusahaan dan turut memperoleh bagian
dari keuntungan perusahaan. Pengungkapan informasi yang tidak benar akan
mengakibatkan adanya pernyataan yang menyesatkan, hal ini mencakup pernyataan
yang jelas tidak sesuai dengan fakta yang ada (misrepresentation) atau dapat juga
terjadi karena penghilangan informasi fakta material (omission) baik dalam dokumen-
dokumen perusahaan maupun dalam perdagangan saham.
Perwujudan prinsip ini dilakukan dengan mengembangkan sistem akuntansi
yang berbasiskan standar GAAP (Generally Accepted Audited Principle) untuk
menjamin adanya laporan keuangan dan pengungkapan fakta yang berkualitas,
mengembangkan Information Technology (IT) dan Management Information System
(MIS) untuk dijadikan pengukuran kinerja yang memadai dan proses pengambilan
keputusan yang efektif bagi komisaris dan direksi, serta mengembangkan enterprise
risk management yang memastikan bahwa semua risiko signifikan telah diidentifikasi,
diukur dan dapat dikelola pada tingkat toleransi yang jelas. Namun demikian
pelaksanaan prinsip transparansi oleh perusahaan tidak mengurangi kewajiban
perusahaan untuk tetap menjaga kerahasiaan perusahaan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi.

D. Perkembangan Pengungkapan dan Transparansi di Indonesia


Awal mula penerapan pengungkapan dan trasnparansi dalam Corporate Governance
di Indonesia yaitu ketika berlakunya PP No. 64 Tahun 1999 tentang Laporan Tahunan.
Dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa pengungkapan hanya dilakukan oleh perusahaan
yang tercatat dalam bursa saja, sehingga akhirnya muncul peraturan baru yang mengharuskan
semua perusahaan, termasuk yang tidak listing di bursa, harus diaudit dan diungkapkan
laporan keuangannya apabila memiliki nilai aset atau aset bersih melebihi Rp.
25.000.000.000. Selain itu, diatur pula dalam peraturan Bapepam-LK VIII.G.2. mengenai
pengungkapan laporan tahunan meliputi :
a. Deskripsi umum, yang berisi profil perusahaan, produk, sistem organisasi dan lainnya.
b. Deskripsi khusus, yang berisi mengenai informasi saham, nilai aset, kebijakan
dividen, dan lainnya.
6
c. Ringkasan mengenai data keuangan yang meliputi perbandingan penjualan selama 5
tahun, laba kotor, laba operasi, laba bersih, EPS, dan analisa laporan keuangan
lainnya.
d. Diskusi dan analisis manajemen, yang berisi tentang analisis dan informasi yang
berpotensi material yang terjadi sejak laporan tahun lalu.
e. Laporan Keuangan, penyajian laporan keuangan berdasarkan standar yang berlaku.
Kemudian, dengan diusulkan oleh Herwidiyatmo, bahwa detail pengungkapan harus
sesuai dengan standar internasional, seperti hal-hal yang menyangkut kepentingan pemilik
saham minoritas. Agar tidak terjadi adanya benturan kepentingan maka dibutuhkan
persetujuan oleh pemilik saham minoritas. Penerapan ini pertama kali diikuti oleh 22
perusahaan yang listed dan pedoman yang digunakan berdasarkan peraturan Bapepam,
Regulasi Industri, dan Standar Akuntansi yang berlaku umum.
Dalam perkembangan pengungkapan laporan tahunan pada bank di Indonesia,
terutama bank sentral, yang dalam hal ini adalah Bank Indonesia, pengungkapan tidak hanya
ditujukan pada publik saja, namun juga diungkapkan di bank-bank yang beroperasi di
Indonesia. Informasi yang diungkapkan adalah :
a. Informasi umum, yang berisi mengenai profil emiten (struktur, produk, pemilik dan
lainnya).
b. Laporan Keuangan 2 tahun terakhir, yang berisi laporan audit, neraca, laporan rugi
laba, laporan perubahan modal, arus kas, komitmen dan kontijensi, dan catatan atas
laporan keuangan.
c. Hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu berisi analisis kredit, persentase kredit nasabah,
kredit relasi, kredit yang kolektif, dan loan dari dalam dan luar negeri.

7
KESIMPULAN

Pelaporan keuangan adalah struktur yang menggambarkan bagaimana informasi


keuangan dilaporkan sebagai dasar membuat keputusan. Laporan keuangan yang berkualitas
harus menjelaskan seberapa jauh laporan keuangan menghasilkan informasi yang jujur dan
adil tentang penyajian posisi keuangan yang jadi dasar kinerja perusahaan (FASB, IASB,
ASB dan AASB).
Transparansi adalah keterbukaan dalam memberikan informasi yang terkait dengan
aktivitas pengelolaan sumber daya publik kepada pihak-pihak yang membutuhkan informasi
baik keuangan maupun non keuangan kepada stakeholder. Berdasarkan OECD Principle 5:
Disclosure and Transparency, pengungkapan dan transparansi memiliki peranan penting
dalam praktik CG untuk mengurangi asimetri informasi sebagai penyebab munculnya konflik
keagenan.
Pengungkapan dan transparansi dalam praktik Corporate Governance di Indonesia
dimulai pada tahun 1999, lebih tepatnya saat berlakunya peraturan PP No. 64 Tahun 1999
tentang Laporan Keuangan yang awalnya hanya mewajibkan kepada perusahaan listed,
sehingga muncul Peraturan Bapepam-LK VIII.G.2. yang mewajibkan pengungkapan dan
transparansi bagi seluruh perusahaan yang aset bersihnya melebihi RP 25.000.000.000.
Dalam perkembangan berikutnya, seluruh bank di Indonesia diharuskan pula melaksanakan
pengungkapan dan transparansi dalam Corporate Governance mereka.

8
DAFTAR PUSTAKA

Hanafi, Mahmud dan Halim, Abdul. 2016. Analisis Laporan Keuangan Edisi Kelima.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Agustina, Endy. 2014. Pelaporan Keuangan dan Laporan Keuangan.
https://www.slideshare.net/mobile/EndyAgustina/pelaporan-keuangan. Diakses pada
tanggal 10 April 2020.
SiManis. 2020. Pengertian Transparansi Keuangan: manfaat, Prinsip dan Pelaksanaan
Transparansi Keuangan. Diakses tanggal: 12 April 2020. Diakses pada:
https://www.pelajaran.co.id/2020/13/transparansi-keuangan.html
Lilis Setyowati, dkk,. 2016. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Kota Semarang. Diakses tanggal:12 April 2020. Diakses pada :
https://media.neliti.com/media/publications/144499-ID-faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-kualitas.pdf
Juniantari, Ayu. 2017. Pengungkapan dan Transparansi, Pengendalian Internal. Diakses
tanggal: 12 April 2020. Diakses pada:
http://yuriaiuary.blogspot.com/2017/05/pengungkapan-dan-transparansi.html?=1
Hasri, Fiki Dwi, dkk. Pengungkapan dan Transparansi. 2017. Cirebon.

Anda mungkin juga menyukai