Anda di halaman 1dari 22

C O R P O R AT E G O V E R N A N C E

D O S E N P E N G A M P U : D R . T I T I K A RYAT I , A K . , C A

KELOMPOK 6
Cyntantya Parahyta H (123011901020)
Elsa Dayera (123011901000)
Maya (123011901020)
Ramayanti Ekasari (123011901049)
Saadiah Syutiaty Putri (123011901020)
Telly Tampanawas (123011901077)

ISU KORUPSI
APA ITU KORUPSI ?
KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA BLACK’S LAW DICTIONARY
Korupsi adalah penyelewengan atau penggelapan Korupsi adalah sesuatu perbuatan dari suatu
uang Negara atau perusahaan dan sebagainya yang resi atau kepercayaan seseorang yang mana
untuk kepentingan pribadi maupun golongan. dengan melanggar hukum dan penuh kesalahan
memakai sejumlah keuntungan untuk dirinya atau
untuk orang-orang lain yang bertentangan dengan
Korupsi berasal dari Bahasa Latin, corruption. Kata kerja tugas dan kebenaran lainnya
dari kata ini adalah corrupere yang artinya busuk, rusak,
menggoyahkan, memutar balik, atau menyogok. Bahasa
latin ini turun ke banyak bahasa di Eropa salah satunya
yaitu Bahasa Belanda, korruptie. Dari Bahasa belanda UU No. 20 Tahun 2001
inilah, kata itu turun ke Bahasa Indonesia, korupsi. Korupsi adalah tindakan melawan
hukum dengan maksud memperkaya diri,
Transparency International (TI) orang lain, atau korupsi yang berakibat
merugikan Negara atau perekonomian
Korupsi adalah perilaku pejabat public, politikus, atau negara
pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan legal
memperkaya mereka yang dekat dengan kekuasaan,
dengan cara menyalahgunakan kekuasaan publik yang
dipercaya kepada mereka. Sumber: aclc.kpk.go.id
Kerugian keuangan negara
Suap menyuap
KELOMPOK Penggelapan dalam jabatan
TINDAK
Pemerasan
PIDANA
KORUPSI Pembuatan curang
Benturan kepentingan dalam pengadaan
Grativikasi

Merintangi proses pemeriksaan perkara korupsi


JENIS
TINDAK Tidak memberikan keterangan atau memberi keterangan yang tidak benar

PIDANA Bank yang tidak memberikan keterangan tersangka


YANG
Saksi atau ahli yang tidak memberi keterangan atau memberi keterangan palsu
BERKAITAN
DENGAN Orang yang memegang rahasia jabatan tidak memberikan keterangan atau
memberikan keterangan palsu
KORUPSI
Saksi yang membuka identitas pelapor
Korupsi terjadi karena adanya faktor
kekuasaan dan monopoli yang tidak
dibarengi dengan akuntanbilitas.
Corrupption – Dictionary + Monopoly
– Accountanbility (CDMA) TEORI-TEORI
PENYEBAB KORUPSI

Sumber: aclc.kpk.go.id
PENYEBAB
KORUPSI

Sumber: aclc.kpk.go.id
ü UU No. 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih
dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
ü UU No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Korupsi P E R AT U R A N
ü Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2000 Tentang Tata Cara P E R U N DA N G - U N DA N G A N
Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan TERKAIT DENGAN
Dalam Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi KO R U P S I
ü UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU No. 31 Tahun
1999tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
ü UU No. 46 Tahun 2009 tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

Sumber: kpk.go.id
DASAR HUKUM
PEMBERANTASAN
KORUPSI

Sumber: aclc.kpk.go.id
ASAS GCG (KNKG, PEDOMAN 2006. CH 2)
ü Transparansi (Transparency)
Untuk menjaga objektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan
dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan.
ü Akuntabilitas (Accountability)
Perusahaan harus mendapatkan pertanggungjawabankan kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu, perusahaan harus
dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan
pemegang saham dan pemangku kepentingan. Akuntanbilitas merupakan syarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang
berkesinambungan.
ü Responsibilitas
Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggungjawab terhadap masyarakat
lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate
citizen
ü Independensi (Independency)
Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ
perusahaan tidak saling dapat diintervensi oleh pihak lain.
ü Kewajaran dan Kesetaraan
Perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan
asas kewajaran dan kesetaraan.
Pedoman GCG Konsultan Agraria

Pedoman GCG Pialang Asuransi

Pedoman GCG Perbankan

Pedoman GCG Manajemen Resiko


Pedoman GCG untuk
Perusahaan
Pedoman Good Public Governance

Pedoman Pelaporan Pelanggaran WBS

Pedoman GCG Perusahaan Asuransi

Pedoman Umum GGBS


Sumber: knkg-Indonesia.org
10 MYTHS ABOUT GOVERNANCE AND CORRUPTION
Daniel Kaufmann
September 2005, Volume 42, Number 3

1. Governance and anticorruption are one 6. Donors can “ringfence” projects in


and the same highly corrupt countries and sectors
2. Governance and corruption cannot be 7. Fight corruption by fighting corruption
measured 8. Take culprit is the public sector in
3. The importance of governance and anti- developing contries
corruption is overrated 9. There is little countries can do to
4. Governance is a luxury that only rich improve governance
country can afford 10. There is not much the IFIs can do.
5. It takes generations for governance to
improve

Sumber: Kaufmann, Back to Basic. http://www.imf.org/external/pubs/ft/fandd/2005/09/basics.htm


KASUS SUAP DIRUT
PERUM PERINDO
LATAR BELAKANG KASUS
• Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Direktur Utama Perum Perikanan Indonesia
(Perindo) Risyanto Suanda (RS) sebagai tersangka penerimaan suap dalam kasus impor ikan.
KPK menduga RS menerima suap dalam kasus tersebut.
• Selain RS, KPK juga menetapkan Direktur PT Navy Arsa Sejahtera, Mujib Mustofa (MM) sebagai
tersangka. MM diduga sebagai pemberi suap dalam kuota impor ikan yang bergulir di
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
• Tanggal 16 September 2019 MM menyanggupi permintaan RS untuk mendatangkan impor ikan
tambahan sebesar 500 ton untuk Oktober 2019. Pada pertemuan tersebut, RS kemudian
menyampaikan permintaan uang sebesar USD 30.000 kepada MM untuk keperluan pribadinya.
RS meminta MM untuk menyerahkan uang tersebut kepada perantaranya yang bernama ASL.
• Tanggal 19 September 2019 MM menyampaikan daftar dalam bentuk tabel kebutuhan impor ikan kepada
RS dengan commitment fee yang disepakati adalah sebesar Rp 1.300 untuk setiap kilogram. KPK juga akan
mendalami dugaan penerimaan sebelumnya dari perusahaan importir lain yaitu sebesar USD 30 ribu, SGD
30 ribu dan SGD 50 ribu
• Sebagai pihak yang diduga pemberi, MM disangkakan melanggar pasal 5 ayat (1) huruf a atau pasal 5 ayat
(1) huruf b atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Sedangkan,
sebagai pihak yang diduga penerima, RS disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 huruf b atau
Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001.
• Setelah Dirut PT. Perindo ditetapkan sebagai tersangka, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
meminta manajemen Perum Perikanan Indonesia (Perindo) untuk tetap melaksanakan dan memastikan
operasional perusahaan berjalan dengan baik.
Analisa Kasus
Corporate Governance memiliki arti mengarahkan dan mengendalikan organisasi
dengan baik sesuai dengan keinginan stakeholder. Keinginan stake holder antara lain
adalah keamanan harta atau agar manajemen tidak korupsi dalam memberikan
pelayanan. Corporate governance dirancang berdasarkan the agency concept.
Dengan terjadinya pemisahan antara pemilik dengan manajemen, kepada
manajemen diberikan kewenangan yang luas termasuk hak pengelolaan harta
organisasi. Kewenangan yang luas ini diperlukan agar manajemen dapat mengelola
sumber daya dengan leluasa, sehingga dapat memperoleh hasil yang optimal. Tetapi
pada kasus ini kewenangan yang diberikan kepada manajamen (Dirut) tidak
digunakan dengan baik sehingga terjadi praktek tindak pindana korupsi.
GL AXOSMITHKLINE PLC
K A S U S KO R U P S I – P E R U S A H A A N
M U LT I N A S I O N A L F A R M A S I
PROFIL GLAXOSMITHKLINE (GSK)
• GlaxoSmithKline (GSK) Plc merupakan perusahaan multinasional farmasi berbasis pada riset yang
memiliki keunggulan di bidang penelitian, pengembangan, kekuatan pemasaran, dan keuangan.
• GSK berpusat di Brenfort, London, Inggris, dengan pusat operasionalnya berada di Amerika.
• Perusahaan ini berdiri pada tahun 2000 dan mulai beroperasi pada tanggal 1 Januari 2001. Saat ini,
GSK telah beroperasi kurang lebih di 90 negara.
• GlaxoSmithkline adalah satu-satunya perusahaan farmasi yang mengatasi tiga penyakit utama yang
diidentifikasi oleh World Health Organization, yaitu HIV/AIDS, Tuberculosis, dan Malaria.
• GlaxoSmithkline memproduksi hampir 4 milyar obat-obatan dan produk kesehatan, serta mensuplai
seperempat dari vaksin di seluruh dunia.
• GlaxoSmithKline adalah gabungan dua perusahaan farmasi yaitu Glaxo Wellcome dan SmithKline
Beecham, yang masing-masing memiliki sejarah yang panjang didunia farmasi.
• Di Indonesia sendiri penggabungan baru dilakukan pada tahun 2001, tetapi secara hukum di Indonesia
masih terdapat tiga perusahaan yaitu PT Sterling Products Indonesia, PT SmithKline Beecham, dan PT
Glaxo Wellcome Indonesia.
LATAR BELAKANG KASUS
• Bermula dari seorang investigator kasus korupsi di China, Goa Feng mengumumkan ke jurnalis praktek suap
yang dilakukan oleh GSK sekitar USD 500 juta (Rp 5 Trilun) kepada petugas kesehatan dan dokter.
• Suap tidak saja dilakukan dalam bentuk uang langsung, namun juga dalam bentuk perjalanan (travel), gratifikasi
seks, liburan dan lainnya.
• Sumber lain, kepolisian Cina juga mengatakan GSK mentransfer uang sebesar 3 miliar yuan (US$489 juta) kepada
sejumlah konsultan dan agen perjalanan untuk menyuap para pejabat pemerintah, dokter, dan rumah sakit guna
mendongkrak penjualan dan harga obat mereka.
• Skandal suap ini ternyata bukan hanya terjadi di China, tetapi juga melanda negara-negara Polandia, Irak,
Jordania dan Lebanon. Di Polandia, 11 dokter dan seorang regional manager menjadi terdakwa atas kasus
korupsi ini.
• Salesman GSK menyatakan, dokter-dokter ini dibayar untuk mempromosikan dan menjual obat atsma Seretide.
• proses suap yang dilakukan oleh GSK ini dilakukan melalui travel agencies. Dalam hal ini, travel agencies
berlaku sebagai perantara perusahaan dengan dokter dan manajer rumah sakit. Bentuk dari penyuapan ini
dikemas dengan sistem reimbursement, yakni sebagai biaya transporasi para dokter untuk melakukan konferensi
atau simposium.
LATAR BELAKANG KASUS (CONT)
• GSK juga ditunduh melakukan tiga tindakan yang telah melanggar hukum Amerika Serikat (AS) dalam
memasarkan dan mengembangkan obat-obatan sebagai biaya transporasi para dokter untuk melakukan
konferensi atau simposium.
• Tuduhan kepada GSK itu berdasar hasil investigasi Departemen Kehakiman AS. GSK dinyatakan telah
memasarkan obat antidepresi Paxil pada pasien di bawah usia 18 tahun. Padahal, obat ini hanya
dibolehkan untuk orang dewasa.
• GSK juga memasarkan obat Wellbutrin untuk tujuan yang tidak disetujui otoritas kesehatan, termasuk
untuk menurunkan berat badan dan terapi disfungsi seksual.
• Pelanggaran lain, perusahaan ini bertindak lebih jauh dengan mempromosikan obat-obatan ini dengan
menyebar artikel jurnal kesehatan yang menyesatkan dan menyediakan dokter dengan fasilitas makan
dan spa.
• GSK melakukannya sejak akhir 1990an, dan terungkap di tahun 2007.
A N A LISIS K A SU S GLAXOSMITHKLINE (GSK) B ER D A SA R K A N D R A FT
PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN R ESIKO B ER B A SIS
GOVERNANCE K N K G 2011

• Berdasarkan pedoman yang diterbitkan oleh KNKG, manajemen resiko merupakan sebuah disiplin
yang mengajak kita untuk secara logis, konsisten dan sistematis melakukan pendekatan terhadap
ketidakpastian masa depan, sehingga memungkinkan kita untuk secara lebih hati-hati (prudent) dan
produktif menghindari hal-hal yang tidak berguna karena membuang sumber daya secara tidak
perlu dan mencegah hal-hal yang merugikan atau bahkan meraup dan mengejar hal-hal yang
bermanfaat.
• Kasus yang terjadi pada perusahaan raksasa di bidang farmasi ini menunjukkan lemahnya penerapan
manajemen resiko yang dijalankan oleh perusahaan.
• GSK melakukan promosi illegal dengan melakukan penyuapan terhadap pejabat dan para dokter untuk
meningkatkan penjualannya dengan mentransfer uang sebesar 3 miliar yuan (US$489 juta) kepada
sejumlah konsultan dan agen perjalanan untuk menyuap para pejabat pemerintah, dokter, dan rumah
sakit guna mendongkrak penjualan dan harga obat mereka (BBC Indonesia).
• Skandal yang terjadi baik di Amerika maupun Cina merupakan tindakan perusahaan yang resikonya
seharusnya sudah dapat diprediksi sejak awal.
ANALISIS KASUS GLAXOSMITHKLINE (GSK) BERDASARKAN
PERATURAN BAPEPAM-LK NOMOR IX.I.7

• Secara struktural, GSK sudah mematuhi regulasi bahwa setiap perusahaan publik wajib memiliki unit
auditor internal yang jumlahnya disesuaikan dengan kompleksitas perusahaan tersebut. Namun
nampaknya auditor internal tidak menjalankan tugas dan fungsinya secara maksimal.
• Penyuapan yang dilakukan kepada rumah sakit dan para dokter ditutupi dengan mengatasnamakan
Countinuing Medical Education (CME) yang selama ini merupakan area investasi dari perusahaan-
perusahaan obat untuk mendorong para dokter untuk menggunakan produk dari perusahaan dengan
melakukan pertemuan dengan para dokter melalui simposioum atau medical conferences.
• Auditor internal seharusnya memeriksa keterjadian kegiatan tersebut apakah benar ada atau fiktif.
Apalagi kegiatan ini merupakan area investasi dimana seharusnya rawan untuk dilakukannya
kecurangan.
• Terjadinya kasus penyuapan di GSK juga dapat terjadi akibat auditor internal tidak independen.
• Di GSK sendiri tidak diketahui siapa pihak-pihak yang menjabat sebagai auditor internal, termasuk latar
belakang mereka, atau kemungkinan adanya hubungan istimewa antara auditor internal dengan direksi
serta pihak dokter dan rumah sakit, yang tentunya akan berdampak pada hasil audit yang subjektif.
ANALISIS KASUS GLAXOSMITHKLINE (GSK) BERDASARKAN
STRENGTHENING CORPORATE GOVERNANCE WITH
INTERNAL AUDIT

• Bila dikaitkan dengan kasus yang terjadi pada GSK, internal audit gagal dalam mendeteksi
adanya fraud. Kasus suap yang melibatkan lebih dari 700 agen perjalanan, konsultan, dokter dan
rumah sakit tidak terdeteksi oleh internal audit.
• Dalam framework Enterprise Risk management, internal audit dapat berperan aktif dengan
mengidentifikasi area-area yang memiliki resiko penting terkait siklus kerja perusahaan.
• Penyuapan yang terjadi di China melibatkan area investasi dimana seharusnya internal audit
dapat lebih mengetatkan pemantauan dalam area tersebut.
• Dapat disimpulkan pelanggaran terjadi karena kemungkinan pertama, unit auditor internal
perusahaan tidak menjalankan tugasnya sesuai peraturan yang berlaku dan kemungkinan kedua
adalah unit auditor internal tidak independen.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai