Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN HASIL DISKUSI

MASALAH PERILAKU DI KOMUNITAS

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan
Komunitas di Program Studi D III Kebidanan

KELOMPOK I

Hilda Nurul Fuziah


Ima Himatul Mardiyah
Intan Siti Hajar Fuziah Say
Ninda Sitihnia
Rista Novia
Roro Himatul Aliyah
Santi Siti Hasanah
Sylvia Faridatulhuda
Windi Nur Anisya
Wita Susmiati

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
2018
TINDAK LANJUT MASALAH PERILAKU

1. Tidak mau di imunisasi, maka tindak lanjut yang dilakukan :


1) Mendata (melakukan sweaping)
2) Mengkaji faktor penyebab
 Keluarga (social)
 Budaya
 Agama
3) Pendekatan dengan mengikut sertakan keluarga
4) Penyuluhan dengan mengikut sertakan keluarga (5W 1H) dan
memberdayakan kader
5) Advokasi kepada tokoh masyarakat dan tokoh agama
6) Dilaporkan kepada pihak puskesmas dan dinas kesehatan
7) Membuat surat pernyataan keluarga

2. Membahayakan post partum, maka tindak lanjut yang dilakukan :


1) melakukan kunjungan ulang
2) Mengkaji faktor penyebab
 Budaya
 Keluarga
3) Melakukan penyuluhan dengan melibatkan keluarga mengenai perilaku
yang dapat membahayakan post partum

Solusi: bidan harus lebih menaruh perhatian pada masyarakat yang masih
melakukan perilaku yang membahayakan post partum dengan menggunakan
bahasa atau komunikasi yang baik dan dapat dimengerti oleh masyarakat, dan
bidan harus menggunakan buku KIA dengan maksimal.
3. Ibu post partum dilarang tidur siang, maka tindak lanjut yang dilakukan :
1) Mengkaji penyebab dari sudut pandang ibu mengnai isu dilarang tidur
siang pada ibu post partum
2) Meluruskan dan menginformasikan kepada ibu bahwa tidak ada
kaitannya jika ibu post partum tidur siang maka darah akan naik ke
kepala sehingga menyebabkan pusing.
3) Memberikan penjelasan mengenai manfaat tidur dan pola istirahat
4) Melibatkan keluarga dalam proses penyuluhan
5) Memberikan fakta-fakta terkait ibu post partum tidur siang tidak
menyebabkan apapun

Solusi: menampilkan video tentang fisiologis aliran tubuh

4. Kurang informasi keputihan, maka tindak lanjut yang dilakukan:


1) Melakukan penyuluhan kepada sasaran mengenai personal hygine,yaitu :
 Sering mengganti celana dalam
 Cebok menggunakan air bersih
 Melakukan cebok dari arah depan ke belakang
2) Menginformasikan tentang jenis keputihan (warna,bau,rasa nyeri)
3) Menginformasikan untuk tidak gonta ganti pasangan
4) Memeriksakan kepada fasilitas kesehatan sejak dini
Solusi: menampilkan fakta-fakta atau informasi keputihan dengan
ditampilkan gambar dan video

5. Penggunaan sufor dan kurangnya penggunaan ASI, maka tindak lanjut yang
dilakukan:
1) Mengkaji faktor penyebab penggunaan sufor ( bidan dan keluarga)
2) Pendektan dengan pengikutsertakan keluarga
3) Penyuluhan mengenai kelebihan atau manfaat ASI 5W 1H)
4) Advokasi dengan kepala keluarga dengan bahasa yang mudah di mengerti

Solusi: bidan melakukan kelas ibu hamil, kelas ibu menyusui dan pijat
oksitosin, bidan mengetahui mengenai permenkes no 39 tahun 2013 tentang
susu formula berikut denda dan sanksinya.

6. Kolostrum di buang dan pemberian PASI


1) Mengkaji pengetahuan ibu mengenai ASI
2) Mencari faktor penyebab:
 Pengetahuan
 Social budaya
3) Melakukan penyulihan dengan memberdayakan kader, keluarga, dan
tokoh yang berpengaruh. Contohnya dalam posyandu, kelas ibu hamil
dan kegiatan lainnya.
4) Bidan harus bergerak aktif dalam melakukan sosialisasi kegitan
kemasyarakatan yang ada.
5) Bidan harus pintar menarik perhatian dan minat masyarakat dengan
cara:
 Komunkasi yang baik
 Media yang menarik
 Menjadi roll model
 Bersifat terbuka

7. Masyarakat tidak tahu dan tidak menerima program kesehatan


1) Melakukan penelusuran mengenai bagaimana cara pemberi program
menyampikan programnya kepada masyarakat.
2) Mengkaji sejauh mana masyarkat faham terhadap program pemerintah
3) Pemerintar dan sector kesehatan harus memberikan informasi secara
menyeluruh dan merata serta memastikan masyarakat faham terhadap
program yang di adakan.
4) Mengadakan pertemuan dalam forum untuk mengevaluasi sejauh mana
masyarakat menerima dan menerapkan program tersebut

8. PHBS
1) Mengobservasi keadaan wilayah yang menjadi sasaran
2) Mengkaji faktor penyebab dilihat dari perilaku atau kebiasaan masyarakat,
sarana yang tersedia,dan geografis wilayah tersebut.
3) Melakukan penyuluhan dengan memperhatikan fakta-fakta yang ad ajika
tidak menjaga PHBS
4) Mengadakan program GERMAS
5) Memberikan reward / apresiasi kepada masyarakat yang aktif menjaga
PHBS sebagai motivasi bagi masyarakat.

9. Pernikahan Dini
1) Melakukan pendataan jumlah pernikahan dibawah usia 20 tahun.
2) Mengkaji faktor penyebab
 Ekonomi
 Pendidikan
 Perubahan tata nilai dalam masyarakat
 Pengaruh Media Sosial ( Seks bebas remaja)
3) Melakukan pendekatan dan penyuluhan akibat dari pernikahan usia dini :
 Sub ordinasi keluarga
 Hak Kespro rendah (resiko melahirkan, cacat bawaan)
 Peluang kematian ibu dan bayi tinggi.
 KDRT
Solusi

Sosialisasi :

 Pentingnya pendidikan Kespro


 Edukasi pentingnya KB (Jika sudah terjadi pernikahan
lakukan penundaan kehamilan anak pertama)
 Bekerjasama dengan organisasi perempuan, keagamaan dan
ormas tenang pendewasaan usia kehamilan.
 Mengikut sertakan orang tua dan keluarga untuk selalu
melakukan pengawasan, pencegahan, dan pemantauan pada
anaknya (agama, pendidikan, kesehatan, dan social)
 Pihak KUA dan tenaga kesehatan teliti dalam pemberian
izin pernikahan.

Anda mungkin juga menyukai