Disusun Oleh :
Kelas : D
JAKARTA
2019
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari berbagai pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya. Terutama kepada dosen pembimbing kami drg. Pindo Bilowo, M.Kes
yang telah memberi pengarahan dalam penyusunan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami
yakin masih banyak kekurangan baik penulisan maupun tata bahasa dalam makalah ini. Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat memberi manfaat serta menambah
pengetahuan bagi para pembaca.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................................................. 1
BAB II ............................................................................................................................................................. 2
2.1 DEFINISI SEHAT ........................................................................................................................ 2
2.11 BERDASARKAN WHO .......................................................................................................... 2
2.12 BERDASARKAN UU KESEHATAN NO 36 TAHUN 2009 ................................................. 3
2.2 KONSEP SEHAT (CHANGING CONCEPTS) ........................................................................... 3
2.2.1 Konsep Biomedis ......................................................................................................................... 3
2.2.2 Konsep Ekologis .......................................................................................................................... 4
2.2.3 Konsep Psikososial ...................................................................................................................... 4
2.2.4 Konsep Holistik ........................................................................................................................... 5
2.3 DIMENSI SEHAT ........................................................................................................................ 5
2.4 KONSEP WELL-BEING DAN QUALITY OF LIFE MENJADI SEHAT .................................... 9
BAB III ....................................................................................................................................................... 12
BAB IV.......................................................................................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Memenuhi tugas makalah mata kuliah blok Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat
2. Mengetahui definisi sehat berdasarkan WHO dan UU Kesehatan no 36 tahun
2009
3. Mengetahui konsep sehat (biomedical concept, ecological concept, psychosocial
concept, holistic concept)
4. Mengetahui dimensi sehat
5. Mengetahui konsep well-being dan quality of life menjadi sehat
1
BAB II
PEMBAHASAN
3. Sehat Spritual
2
Spritual merupakan komponen tambahan pada pengertian sehat oleh
WHO dan memiliki arti penting dalam kahidupan sehari-hari masyarakat.
Setiap individu perlu mendapat pendidikan formal maupun informal,
kesempatan untuk berlibur, mendengar alunan lagu dan musik, siraman
rohani seperti ceramah agama dan lainnya agar terjadi keseimbangan jiwa
yang dinamis dan tidak monoton.
Jadi dapat dikatakan bahwa batasan sehat menurut WHO meliputi fisik, mental,
dan social.
3
memandang tubuh manusia sebagai sebuah mesin, penyakit sebagai konsekuensi dari
kerusakan mesin dan salah satu tugas dokter adalah untuk memperbaiki kerusakan
mesin. Dengan demikian, kesehatan dalam pandangan sempit ini, menjadi tujuan
utama kedokteran. Kritik yang dilontarkan terhadap konsep biomedis adalah bahwa
ia telah meminimalkan peran penentu kesehatan lingkungan, sosial, psikologis dan
budaya.
Model biomedis, untuk semua keberhasilannya yang spektakuler dalam
mengobati penyakit, ditemukan tidak memadai untuk menyelesaikan beberapa
masalah kesehatan utama umat manusia (misalnya, kekurangan gizi, penyakit kronis,
kecelakaan, penyalahgunaan obat, penyakit mental, polusi lingkungan, ledakan
populasi) dengan menguraikan teknologi medis. Perkembangan ilmu kedokteran dan
sosial mengarah pada kesimpulan bahwa konsep kesehatan biomedis tidak memadai.
4
sosial, psikologis, budaya, ekonomi dan politik dari orang-orang yang bersangkutan.
Faktor-faktor ini harus dipertimbangkan dalam mendefinisikan dan mengukur
kesehatan. Jadi kesehatan adalah fenomena biologis dan sosial.
5
gemuk, nafas yang wangi, nafsu makan yang baik, tidur nyenyak, aktivitas usus dan
kandung kemih yang teratur, dan gerakan tubuh yang terkoordinasi.
Tingkat kebugaran fisik ditentukan oleh interaksi faktor genetik, lingkungan,
dan individu. Ini juga dipengaruhi oleh banyak variabel yang saling berinteraksi
seperti usia, jenis kelamin, diet, penyakit, stres, tidur, aktivitas fisik, layanan medis
dan layanan pemeriksaan gigi, dan oleh siklus hidup dan gaya hidup seseorang.
2. Sosial
Kesejahteraan sosial menyiratkan harmoni dan integrasi dalam individu, antara
setiap individu dan anggota masyarakat lainnya dan antara individu dan dunia di
mana mereka hidup. Ini telah didefinisikan sebagai "kuantitas dan kualitas ikatan
interpersonal individu dan tingkat keterlibatan dengan komunitas". Dimensi sosial
kesehatan mencakup tingkat keterampilan sosial yang dimilikinya, fungsi sosial, dan
kemampuan untuk melihat diri sendiri sebagai anggota masyarakat yang lebih besar.
Secara umum, kesehatan sosial memperhitungkan bahwa setiap individu adalah
bagian dari keluarga dan komunitas yang lebih luas dan berfokus pada kondisi sosial
dan ekonomi dan kesejahteraan "orang seutuhnya" dalam konteks jejaring sosialnya.
Kesehatan sosial berakar pada "lingkungan material positif" (fokus pada masalah
keuangan dan perumahan), dan "lingkungan manusia positif" yang berkaitan dengan
jaringan sosial individu.2
3. Mental
Kesehatan mental bukan sekadar tidak adanya penyakit mental. Kesehatan
mental yang baik adalah kemampuan untuk merespons berbagai pengalaman hidup
dengan fleksibilitas dan tujuan. Baru-baru ini, kesehatan mental telah didefinisikan
sebagai "keadaan keseimbangan antara individu dan dunia di sekitarnya, keadaan
harmoni antara diri sendiri dan orang lain, koeksistensi antara realitas diri dan
realitas orang lain dan lingkungan".
Beberapa dekade yang lalu, pikiran dan tubuh dianggap sebagai entitas
independen. Namun, para peneliti telah menemukan bahwa faktor psikologis dapat
menyebabkan semua jenis penyakit, bukan hanya faktor mental. Mereka termasuk
6
kondisi seperti hipertensi esensial, tukak lambung dan asma bronkial. Beberapa
penyakit mental utama seperti depresi dan skizofrenia memiliki komponen biologis.
Kesimpulan yang mendasari adalah bahwa ada disfungsi perilaku, psikologis, atau
biologis dan bahwa gangguan dalam keseimbangan mental tidak hanya dalam
hubungan antara individu dan masyarakat.
Meskipun kesehatan mental adalah komponen penting dari kesehatan, dasar
ilmiah kesehatan mental belum jelas. Oleh karena itu, belum ada alat yang tepat
untuk menilai kondisi kesehatan mental tidak seperti kesehatan fisik. Psikolog
menyebutkan karakteristik berikut sebagai atribut orang yang sehat secara mental:
1. Orang yang sehat secara mental bebas dari konflik internal; dia tidak
"berperang" dengan dirinya sendiri.
2. Dia bisa menyesuaikan diri, mis., Dia bisa rukun dengan orang lain. Ia
menerima kritik dan tidak mudah kesal.
3. Ia mencari identitas.
4. Dia memiliki rasa harga diri yang kuat.
5. Dia tahu dirinya: kebutuhan, masalah, dan tujuannya (ini dikenal sebagai
aktualisasi diri).
6. Dia memiliki kontrol diri yang baik, menyeimbangkan rasionalitas dan emosi.
7. Dia menghadapi masalah dan mencoba menyelesaikannya dengan cerdas,
yaitu, mengatasi stres dan kecemasan.
7
4. Emosional
Merupakan kemampuan untuk mengatasi, menyesuaikan, dan beradaptasi.1
Secara historis dimensi mental dan emosional telah dilihat sebagai satu elemen atau
sebagai dua elemen yang terkait erat. Namun, ketika semakin banyak penelitian
tersedia, perbedaan pasti muncul. Kesehatan mental dapat dilihat sebagai
"mengetahui" atau "kognisi" sementara kesehatan emosional berhubungan dengan
"perasaan". Para ahli dalam bidang psikobiologi telah relatif berhasil dalam
mengisolasi dua dimensi yang terpisah ini. Dengan data baru ini, aspek mental dan
emosional manusia mungkin harus dipandang sebagai dua dimensi yang berbeda dari
kesehatan manusia.
5. Spiritual
Ini adalah kepercayaan pada suatu kekuatan atau dinamika selain manusia.
Kesehatan manusia melibatkan perjuangan untuk mencapai hubungan yang
bermakna dengan alam semesta dan kehidupan. Mengabaikan sifat psikospiritual
manusia dalam mengembangkan model-model kesehatan, akan berarti berurusan
dengan karikatur yang tidak manusiawi.1
Para pendukung kesehatan holistik percaya bahwa saatnya telah tiba untuk
memberikan pertimbangan serius pada dimensi spiritual dan peran yang
dimainkannya dalam kesehatan dan penyakit. Kesehatan spiritual dalam konteks ini,
merujuk pada bagian individu yang menjangkau dan berjuang untuk makna dan
tujuan hidup. Ini adalah "sesuatu" tidak berwujud yang melampaui fisiologi dan
psikologi. Sebagai konsep yang relatif baru, tampaknya menentang definisi konkret.
Ini mencakup integritas, prinsip, dan etika, tujuan hidup, komitmen pada makhluk
yang lebih tinggi, dan kepercayaan pada konsep yang tidak tunduk pada penjelasan
"canggih".
6. Lingkungan
Ini terdiri dari:
8
1. Eksternal: lingkungan sekitar seseorang, (misalnya: habitat dan pekerjaan)
2. Internal: struktur internal individu (misalnya: genetika)
8. Lainnya
Beberapa dimensi lain juga telah disarankan seperti:
1. Dimensi filosofis
2. Dimensi budaya
3. Dimensi sosial-ekonomi
4. Dimensi pendidikan
5. Dimensi gizi
6. Dimensi kuratif
7. Dimensi preventif
9
kelompok individu memiliki komponen objektif dan subyektif. Komponen objektif
berhubungan dengan masalah seperti yang umumnya dikenal dengan istilah "standar
hidup" atau "tingkat kehidupan". Komponen kesejahteraan yang subyektif (seperti yang
diungkapkan oleh setiap individu) disebut sebagai "kualitas hidup". Mari kita
pertimbangkan konsep-konsep ini secara terpisah.
10
kesehatan, kebahagiaan (termasuk kenyamanan dalam lingkungan fisik dan
pekerjaan yang memuaskan), pendidikan, pencapaian sosial dan intelektual,
kebebasan bertindak, keadilan dan kebebasan berekspresi ".
11
BAB III
KESIMPULAN
12
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
13