Anda di halaman 1dari 18

SUMMARY PERTEMUAN KE – 7

PELAKSANAAN AUDIT : PEKERJAAN LAPANGAN II

MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Audit Internal

Disusun Oleh:
Ghina Saussan (16102012)
Murdiana (16102017)
Nadya Fakhira Agustin (16102097)
Amelia Rizqia (16102123)
Rila Sanda Wahyuni (16102129)

PRODI AKUNTANSI
UNIVERSITAS TRILOGI
Jl. TMP Kalibata – Jakarta Selatan 12760
Telp. 021-798 0011(Hunting) 021-798 1350 Fax. 021-7981352
Website : www.universitas-trilogi.ac.id
Email : info@universitas-trilogi.ac.id

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat- Nya sehingga makalah dengan
judul “SUMMARY PERTEMUAN KE – 7 PELAKSANAAN AUDIT : PEKERJAAN
LAPANGAN II” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah makalah ini agar
menjadi lebih baik lagi.
Terima kasih kepada Ibu Novita SE.Ak., M.Ak, CA selaku dosen mata kuliah Audit Internal
yang memberikan bimbingan serta kesempatan dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 26 Oktober 2019

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii


DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
PEMBAHASAN ........................................................................................... 1
DAFTAR PUSTAKA

iii
PEMBAHASAN
Chapter 7 – Pekerjaan Lapangan II
(Sawyer, Dittenhofer, & Scheiner, 2005)

Penerapan Teknik-Teknik Audit


 Teknik Audit

Merupakan kegiatan seperti melakukan pengamatan, mengajukan pertanyaan, menganalisis,


memverifikasi, menginvestigasi, dan mengevaluasi terhadap subjek audit yang terjadi pada situasi
tertentu. Dalam penugasan audit terdapat empat bentuk yaitu:
1. Audit Fungsional; audit yang dilakukan sesuai dengan prosedur dalam organisasi. Audit
fungsional cenderung mengarah pada operasi dan proses dibanding administrasi dan orang-
orang yang ada didalam organisasi. Audit fungsional yang bernilai bagi suatu organisasi,
diantaranya :
 pemesanan, penerimaan dan pembayaran bahan baku dan perlengkapan;
 pengiriman langsung perlengkapan atau jasa ke departemen pengguna;
 penerapan perubahan pada produk;
 pengumpulan, pemisahan dan penjualan barang jasa;
 pengendalian dan praktik keselamatan;
 program untuk mendeteksi konflik kepentingan;
 pengelolaan aset-aset modal;
 formulasi anggaran;
 fungsi-fungsi pemasaran.
2. Audit Organisasional; audit yang dilakukan untuk mengawasi aktivitas dan mengontrol
administratif yang digunakan untuk memastikan apakah aktivitas tersebut dilaksanakan.
Studi dan Konsultasi Manajemen dilakukan untuk mengevaluasi dan memberikan saran
terhadap masalah dalam organisasi oleh pihak konsultan eksternal. Berhubung jawaban
hingga rekomendasi atas hasil dari studi ini harus kuat untuk setiap pertanyaan dari
manajemen, sudah sepatutnya studi ini harus berdasarkan pemahaman mendalam terkait :
 Apa saja masalah-masalah yang mendasar
 Apa saja fakta-fakta yang relevan
 Apa penyebabnya?

1
 Apa saja alternative solusi-solusinya?
3. Audit Atas Program; memberikan manajeman informasi mengenai biaya, pelaksanaan dan
hasil-hasil program dan membuat evaluasi yang informatif, bermanfaat dan objektif.
Adapun istilah-istilah yang ada dalam Audit ini antara lain :
 Evaluasi : memastikan tercapainya suatu nilai tertentu dengan membandingkan
antara pencapaian tersebut dengan standar/tujuan yang telah ditetapkan
 Evaluasi program : proses mengevaluasi pencapaian dengan sumber daya yang
digunakan, kemudian memastikan apakah tujuan-tujuan atas suatu program telah
layak dan sesuai.
 Studi biaya manfaat : menghubungkan antara sumber daya yang
dikorbankan/digunakan termasuk biaya dengan manfaat yang didapatkan.
 Studi efektivitas biaya : pertimbangan atas suatu manfaat atau hasil yang tidak
dapat diukur dalam satuan nilai uang.
4. Audit Kontrak merupakan bagian rutin dari bisnis organisasi, kontrak operasi dapat
memberikan jasa atau operasi terprogram. Kontrak audit terdiri dari tiga kategori :
 Kontrak lump-sum (harga tetap); kontrak yang dilakukan dengan biaya sekaligus. Pada
kontrak ini biasanya mengandung klausul kenaikan, kemajuan pembayaran,
penyesuaian atas biaya pekerjaan lapangan, sehingga membutuhkan pengawasan audit
yag ketat. Beberapa risiko-risiko yang harus diperhatikan dalam kontrak lump-sum :
 persaingan yang tidak memadai,
 perlindungan asuransi dan utang yang tidak memadai,
 sertifikasi penyelesaian pekerjaan padahal sebenarnya belm selesai,
 penegnaan biaya atas aktivitas yang tidak diterima,
 ketentuan kenaikan,
 perubahan spesifikasi atau harga,
 otorisasi atas pekerjaan ekstra dan revisi pekerjaan,
 pekerjaan tambahan, perubahan, dan revisi yang sudah tercangkup dalam
awal kontrak,
 penambahan biaya overhead.
 Kontrak cost-plus (biaya tambahan); kontrak yang dilakukan dengan memberikan
biaya maksimum dan memisahkan setiap penghematan yang bisa dilakukan. Dalam

2
kontrak ini juga memiliki ketentuan waktu. Risiko-risiko yang harus diperhatikan
dalam kontrak cost-plus :
 biaya-biaya overhead ditagih secara langsung,
 penggunaan biaya yang tidak wajar untuk penggunaan peralatan yang dimiliki
kontraktor,
 penggunaan buruh yang berlebihan,
 peralatan yang disewa tetapi tidak digunakan,
 praktik kerja yang tidak bagus,
 kualitas yang buruk,
 penggunaan bahan baku yang boros,
 standar yang tinggi untuk bahan baku dan perlengkapan,
 kelebihan biaya yang terjadi akibat kelalaian kontraktor.
 Kontrak unit-price (harga per unit); kontrak yamg dilakukan apabila ada proyek dalam
jumlah besar dan harga yang disepakati untuk setiap unit. Permasalahan dalam kontrak
ini harus membuat pencatatan yang layak tentang jumlah pekerjaan yang diselesaikan.
Risiko-risiko yang harus diperhatikan dalam kontrak unit-price :
 pembayaran berkala yang berlebihan,
 pelaporan yang tidak layak atas unit yang diselesaikan,
 harga yang tidak berkaitan dengan biaya,
 perubahan yang tidak layak di awal kontrak,
 catatan lapangan yang tidak akurat,
 perluasan harga per unit yang tidak akurat.
5. Audit Terintegrasi. Sejarah penerapan dalam audit internal pada awaltahun 1940an.
Dimana audit ini mengkombinasikan aspek-aspek keuangan dalam audit kinerja, prosedur
yang menghasilkan sebagian audit keuangan akhir akhir tahun diselesaikan sebelum audit
operasional. Tingkatan dalam integrasi tergantung pada:
 ukuran staf audit,
 keahlian yang dimiliki staf atau yang tersedia melalui sumber-sumber luar,
 filosofi sudit yang dipegang manajemen organisasi dan organisasi audit,
 tingkat aktivitas biaya teknologi organisasi audit,

3
 biaya manfaat dari pengoperasian audit.
 Konsultan
Dalam evaluasi audit yang mendalam membutuhkan jasa dari konsultan teknis.
Dalam halini konsultan hanya embantu, tidak menambil alih evaluasi atau melindungi
tanggungjawab auditor. Terdapat beberapa aturan yang harus diikuti audit internal dalam
berhubungan dengan konsultan:
 konsultan harus dapat dipercaya dan memiliki kompetendi dalam melakukan
pekerjaan.
 Konsultan dan auditor harus memiliki perjanjian atas lingkup dan tujuan program
sebelum menyapkan program audit.
 Staf yang ditugaskan bersama konsultan yaitu mengawasi aktivitas dan membahas
masalah-masalah yang ada.
 Auditor harus memahami alasan dibalik pemilihan analitis mereka, risiko yang
melekat dlam data dan analisis, dan apakah pekerjaan tersebut dilakukan konsultan
sesuai dengan yang dimaksudkan.
 Laporan akhir audit merupakan tanggungjawab auditor internal. Laporan tersebut
berisi opini auditor yang ditunjang oleh hasil studi yang dilakukan konsultan. Opini
konsultan harus dikutip jika subjek masalah berada diluar kompetensi audit internal
dan berkaitan dengan masalah teknis.
 Konsultan tidak boleh mengambil hak progresif manajemen.
 Penggunaan Sumber Daya dari Luar atau dari Mitra
Penggunaan sumber daya dari luar merupakan hal penting dibanyak bidang seperti
produksi, fisika, layanan kesehatan, pendidikan, kedokteran, jasa auaria, periklanan dan
penjualan, investasi, dll. Bantuan dari luar digunakan dalam proses perencanaan, serta
evaluasi aktivitas audit. Penggunaan sumber daya dari luar yang terstruktur dengan bail
akan membawa nilai teknis dan kredibilitas bagi operasioanal audit.
1. Penelaahan Analitis
Digunakan untuk menentukan kewajaran terkait mdengan masalah-masalah
keuangan seperti perbandingan informasi keuangan periode sekarang dan tahun lalu,
perbandingan menegnai anggaran, perkiraan dan pengalaman industri, penelaahan

4
hubungan antara informasi keuangan dan non keuangan. Metodologiyang digunakan
dalam penelaahan :
 Analisis tren; digunakan untuk membandingkan data sekarang dan data
sebelumnya.
 Analisis rasio; digunakan untuk mengukur kewajaran informasi saat ini.
 Analisis regresi; digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel-
variabel tertentu.
2. Pemeliharaan Aktiva Tetap. Melakukan kontrol terhadap aktiva apakah telah
dikelompokkan sesuai umur manfaat dan apakah biaya tersedia dari masing-masing
klasifikasi
3. Perputaran Persediaan. Mencatat barang-barang untuk mengungkapkan berapa
banyak persediaan yang lebih dari setahun. Hal ini dapat menunjukan keslahan
pembelian yang tersembunyi dalam persediaan.
 Bukti Hukum
Hubungan dengan Bukti Audit. Bukti hukum dan bukti audit memiliki tujuan yang sama,
yaitu untuk memberikan bukti, serta meberikan keyakinan (informasi yang diperoleh
auditor yang nantinya akan disajikan dan diperlihatkan) tentang kebenaran atau kesalahan
setiap pernyataan atas suatu masalah. Fokus bukti audit dan bukti hukum berbeda, bukti
hukum pengakuannya secara lisan sedangkan bukti audit berupa bukti-bukti dokumen.
Bukti hukum terdiri dari :
a) Bukti Terbaik (Bukti Primer). Bukti ini yang paling alami-diambil berdasarkan
fakta-fakta yang sedang diselidiki oleh auditor sehingga hasilnya bisa memuaskan
dan memiliki keandalan yang kuat.
b) Bukti Sekunder. Bukti ini ada dibawah bukti primer dan keandalannya tidak bisa
disamakan. Bukti sekunder ini bisa dengan salinan bukti tertulis/lisan.
c) Bukti Langsung. Bukti ini harus membuktikan hasil yang sudah diperoleh sehingga
dapat terbukti dengan fakta yang sebenarnya tanpa harus menggunakan pernyataan
atau rujukan untuk menetapkan suatu bukti.
d) Bukti Tidak Langsung. Membuktikan sekumpulan fakta yang ada, dapat dirujuk
seseorang untuk mengetahui keberadaan dari beberapa fakta primer dari masalah

5
yang sedang dipertimbangkan dan tidak langsung dibuktikan dengan fakta-fakta
primer, tetapi menggunakan pemikiran yang logis.
e) Bukti yang Meyakinkan merupakan bukti yang tidak bisa terbantahkan dengan
bentuk apapun dan sangat kuat dibandingkan dengan bukti-bukti yang lain.
f) Bukti yang Menguatkan merupakan bukti tambahan dari karakter yang berbeda
tetapi dengan hal yang sama dan mendukung bukti yang sudah diberikan dapat
menguatkan untuk dikonfirmasi.
g) Bukti Opini. Saksi harus memberikan kesaksian hanya terhadap fakta yang ada.
Sedangkan auditor harus menyaring opini dan mengumpulkannya, serta
mengevaluasi fakta-fakta yang ada untuk membuktikan kebenaran/kesalahannya.
h) Bukti Kabar Angin. Bukti ini merupakan bukti lisan/tertulis yang dibawa
kepengadilan dan hanya bisa dibuktikan kebenarannya oleh saksi ahli. Auditor
internal harus menempatkan dirinya sebagai seorang hakim di pengadilan pada saat
mengajukan pertanyaan dan memeriksa catatan.
 Bukti Audit
Bukti audit adalah informasi yang diperoleh auditor internal melalui pengamatan
suatu kondisi, wawancara, dan pemeriksaan catatan. Bukti audit terdiri dari :
a) Bukti Fisik, dapat berbentuk pernyataan observasi oleh pengamat sesuai dengan yang
diamati.
b) Bukti Pengakuan, merupakan jawaban atas pertanyaan yang berbentuk surat atau
pernyataan.
c) Bukti Dokumen, bukti ini terdiri dari dokumen yang berasal dari internal dibuat
dalam organisasi (mencangkup catatan akuntansi) maupun dari eksternal
(mencangkup surat yang diterima oleh klien, faktur faktur dari pemasok, dan lembar
pengemasan).
d) Bukti Analitis. Bukti yang berasal dari hasil analisis yang sudah dilakukan oleh
auditor dan sudah terverifikasi.

6
Standar-standar Bukti Audit

 Kecukupan : bukti dianggap memadai jika bersifat faktual, memadai dan


meyakinkan untuk mengambil kesimpulan.
 Kompetensi : bukti yang andal, baik dari sisi keaslian bukti ataupun pernyataan
lisan secara langsung.
 Relevansi : hubungan (logis dan masuk akal) antara informasi yang didapatkan
dengan penggunaannya.

 Penanganan Bukti yang Sensitif


Rencana harus dibuat untuk mengamankan bukti-bukti yang sensitif. Rencana ini
termasuk metode untuk menjaga integritas dokumen yang harus dipisahkan dari dokumen
kertas kerja biasa dan harus disimpan dalam lemari terkunci atau kotak penyimpan yang
aman.
Dalam situasi yang sensitif akan berakibat terjadinya tindakan hukum, harus ada
konsultasi dengan penasihat hukum untuk menjaga bukti dari tindakan-tindakan yang
memungkinkan terjadi.
Kertas kerja merupakan bahan pengembangan bukti, yang mengandung substansi
dasar dari pekerjaan yang dilakukan auditor disepanjang audit khususnya pada tahap
pekerjaan lapangan. Kertas kerja harus diberikan pengawasan dan pemeriksaan untuk
menentukan keabsahannya dan tidak meninggalkan pertanyaan yang tersisa. Kertas kerja
merupakan dasar pengembangan bukti.

 Pekerjaan Lapangan dalam Lingkungan Berteknologi Tinggi

Enterprise-Wide Systems
Perusahaan yang berkembang pesat menggunakan enterprise-wide systems, yang
juga disebut sistem perencanaan sumber daya perusahaan. Auditor menghadapi komplikasi
dimana memiliki potensi mengintegrasikan fungsi-fungsi bisnis perusahaan mulai dari
pemasaran hingga manufaktur dan logistik hingga ke sumber daya dan pelaporan
keuangan. Oleh karena itu auditor harus terlibat penuh dalam proses, termasuk instalasinya.
Hal ini penting dilakukan mengingat kontrol tradisional yang mengandalkan auditor

7
umumnya dihapuskan dan tidak ada kontrol lain yang bisa menggantikannya. Satu
pendekatan untuk menghadapi masalah ini adalah mengembangkan basis data untuk
pemrosesan dan yang lainnya untuk kontrol internal. Kontrol ini penting karena sistem
tersebut dirancang berdasarkan teori bahwa dokumen tunggal informasi merupakan situasi
yang paling diinginkan. Bagian penting dari kontrol yang dibangun dalam sistem
didasarkan pada proteksi sandi rahasia. Hal ini menjadi penting khususnya menyangkut
penekanan pada otorisasi dalam sistem-sistem ini.

 Audit Berkelanjutan
Audit berkelanjutan merupakan sebuah metodologi yang memungkinkan auditor
independen memberikan keyakinan tertulis mengenai suatu objek masalah menggunakan
serangkaian laporan auditor yang dikeluarkan secara simultan dengan, atau setelah suatu
periode yang pendek, terjadinya suatu kejadian yang melandasi masalah tersebut. Audit
berkelanjutan dilakukan pada perusahaan yang menggunakan enterprise-wide systems.
Komponen kunci dalam audit berkelanjutan yaitu perancangan den implementasi “kontrol
otomatis dan pemicu tanda bahaya”. Pemicu tanda bahaya ini akan menjadi penanda bagi
auditor internal dan manajemen bahwa salah satu hal berikut ini terjadi:
 Kontrol berfungsi dan mereka telah mengidentifikasi sebuah kesalahan yang harus
diinvestigasi dan atau diperbaiki.
 Kontrol tidak berfungsi berdasarkan informasi yang diidentifikasi.

 Masalah-masalah Audit Internal Terkait dengan Risiko


Ketika enterprise-wide systems dimodifikasi, masalah-masalah pun harus diubah.
Perbedaan yang jelas harus dibuat antara apa yang dilaporkan ke manajemen pada tingkat
yang mana dan apa yang dilaporkan ke audit internal. Karena enterprise-wide systems
semakin berkembang dan perusahaan bergerak menuju perlengkapan audit berkelanjutan
yang konsisten dengan evaluasi risiko mereka, pekerjaan lapangan tradisional yang
dilakukan auditor akan berubah, khususnya untuk bidang-bidang yang berisiko tinggi.
Pekerjaan lapangan tidak akan dilakukan dalam periode waktu yang berlainan, tetapi dalam
periode yang berkelanjutan. Laporan yang akan dikeluarkan berupa laporan pengecualian
untuk audit yang sedang berjalan dan laporan ringkas di akhir periode tertentu.

8
 Perdagangan Elektronik (E-commerce/E-business) dan Auditing Berkelanjutan
Jika suatu entitas menggunakan e-commerce untuk menjual produk ke pelanggan,
terdapat beberapa risiko yang harus dipertimbangkan auditor dalam merencanakan
pekerjaan lapangannya. Risiko ini mencangkup kemungkinan penjualan, terbit retur fiktif
dan bisa teraksesnya informasi penting perusahaan oleh pesaing.
Begitu juga jika perusahaan berhubungan dengan usaha lainnya, maka penjualan,
pembelian, retur dan pembayaran fiktif dapat terjadi sehingga menghasilkan kerugian besar
bagi entitas. Audit berkelanjutan dapat membantu auditor akan adanya masalah potensial
dan bagaimana cara menemukannya.

Chapter 10 – Audit Program and Establishing The Audit Universe


(Moeller, 2009)

10. 1 Menentukan ruang lingkup dan tujuan seluruh bidang intenal audit
Audit universe adalah agregat dari semua daerah yang tersedia untuk di audit dalam suatu
perusahaan. Di definisikan dalam berbagai cara dengan fungsi atau kegiatan, Beberapa contoh
kegiatan auditable meliputi:
 Kebijakan, prosedur dan praktek baik pada tingkat perusahaan dan orang-orang tertentu
untuk lokasi, seperti di unit internasional
 Manufaktur, distribusi , atau pasokan unit rantai
 Sistem informasi pada infrastruktur dan tingkat aplikasi spesifk
 Kontrak utama atau lini produk
 Fungsi seperti pembelian, akuntansi, keuangan , pemasaran dan induk

Cara kedua melihat entitas ini adalah dengan unit usaha. Definisi entitas unit auditable
tergantung pada karakteristik organisasi dan apakah perusahaan secara fungsional terorganisir
atau berpusat pada produk.
Tim audit internal juga harus menetapkan beberapa titik fokus pemeriksaan untuk
memastikan konsistensi dalam pelaksanannya semua audit internal yang potensial. Misalnya
keamanan informasi seluruh bisang audit IT dan sistem administrasi.

9
10.2 menilai kemampuan internal audit dan tujuannya
Audit internal harus menganalisis masing masing potensial audit internal dengan cara
sebagai berikut :
a. Menetapkan tujuan pengendalian tingkat tinggi untuk masing-masing calon audit univers
contoh, perusahaan frenchisee memberikan pelayanan pembasmi hama, sehingga
tujuannya yaitu hanya untuk menghilangkan hama.
b. Menilai risiko tingkat tinggi untuk calon audit univers. Contoh, menilai risiko dan
memperkirakan kegagalan tingkat tinggi dalam pengendalian internal
c. Mengkoordinasikan aktivitas audit internal dengan audit lainnya dan tata kelola
kepentingan contoh, proyek audit internal harus dikoordinasikan dengan pekerjaan yang
direncanakan oleh kualitas fungsi audit.
d. Mengembangkan tujuan pengendalian tingkat tinggi untuk audit yang ditunjuk oleh audit
univers. Membantu memastikan strategi, tujuan dan ruang lingkup sudah lengkap
e. Mengembangkan kontrol penilaian kuesionar awal untuk setiap audit.

Sebagai hasil dari kajian dan analisis ini, audit internal harus mengembangkan jadwal audit
univers. Mencakup daerah-daerah dimana ada kepentingan audit internal, adanya pengendalian
risiko kegagalan internal yang tinggi dan meninjau tujuan tingkat tinggi lainnya.

10.3 Waktu audit universe dan keterbatasan sumber daya


Membangun sebuah dokumen audit universe kadang-kadang dilakukan dengan mudah.
Audit internal melakukan sebagian besar bekerja di kantor ataupun di rumah dan jarang melakukan
pemeriksaaan menyeluruh. Oleh karena itu komite audit harus mengenali dan menyarankan komite
audit bahwa beberapa entitas auditeble pada daftar univers pada dasarnya tidak pernah dapat
ditinjau. Sehingga dengan daftar itu dapat menghasilkan review petensial dimasa mendatang dan
rencana kegiatan audit lainnya.
Langkah berikutnya yaitu melihat daftar awal audit univers dan menentukkan rencanan
tahunan atau setengah tahunan seperti melakukan pembaruan terhadap peraturan perusahaan.
Sebagai contoh, manajemen mengharapkan audit intenal mengamati pengembalian persediaan
fisik dalam lingkungan manufaktur. Selain itu, audit audit internal ditetapkan untuk penjadwalan
pada periode berjalan atau dalam siklus tiga tahun.

10
10.4 “Menjual” Audit Universe Kepada Komite Audit dan Manajemen
Yang dimaksud dengan kata “menjual” disini adalah bagaimana seorang CAE (Chief Audit
Executive) dapat meyakinkan manajemen dan komite audit mengenai audit universe atau hal-hal
yang dapat menjadi ruang lingkup yang dapat di audit dalam entitas. Karena pada dasarnya komite
audit bertanggung jawab dalam mereviu dan menyetujui audit universe yang diajukan CAE atas
bantuan saran yang diberikan oleh manajemen terkait isi dan asumsi audit universe tersebut.
Walaupun komite audit bertanggung jawab atas segala aktivitas internal audit, namun realitanya
CAE yang lebih mengetahui segala hal terkait audit universe berikut perubahannya dibandingkan
komite audit yang biasanya jarang bertemu sehingga tidak begitu mengetahui perubahan-
perubahan yang terjadi. Namun pada akhirnya, komite audit yang memiliki tanggung jawab untuk
mempertanyakan mengapa hanya hal-hal tertentu saja yang menjadi area fokus audit universe dan
CAE perlu memberitahukan dan menjelaskan asumsi kunci kepada anggota komite audit.

10.5 Pembentukan Program Audit: Komponen Kunci Audit Universe


Internal audit perlu menetapkan dan mendokumentasikan tujuan besar pada setiap reviu
perencanaan, tetapi hal tersebut tidak cukup dalam menetapkan pekerjaan internal audit kepada
level staff auditor karena perlu adanya pedoman tahap per tahap untuk menjalankan internal audit.
Internal audit perlu dikerjakan secara konsisten dengan tujuan untuk meminimalisir prosedur yang
tidak perlu. Oleh karena itu diperlukannya suatu program audit untuk membantu internal auditor
menjalankan prosedur internal audit secara konsisten dan efektif pada jenis audit yang serupa.
Program audit adalah alat untuk merencanakan, mengarahkan, dan memantau kerja audit
juga sebagai dasar untuk bertindak dan menentukan langkah yang harus dikerjakan agar dapat
mencapai tujuan. Program audit menggambarkan metode terbaik yang dipilih auditor dalam
menjalankan tugasnya dan sebagai dasar dalam mencatat langkah-langkah kerja yang dilakukan.
Untuk mempersiapkan program audit, internal auditor pertama-tama perlu memahami
karakteristik program audit yang memadai.

11
(a) Format Program Audit dan Persiapannya
Program audit adalah sebuah prosedur yang berisi langkah-langkah yang perlu dikerjakan
oleh auditor saat melakukan pekerjaan lapangan. Program ini diselesaikan setelah melakukan
survei pendahuluan. Program audit bertujuan untuk mengidentifikasi area yang perlu pemeriksaan
lebih lanjut dan sebagai pedoman bagi internal auditor yang tidak berpengalaman juga yang
berpengalaman. Jika sebelumnya sudah terdapat program audit yang direncanakan, maka program
audit tersebut dapat direvisi menyesuaikan kondisi yang didapat saat survei pendahuluan dengan
persetujuan manajemen audit terlebih dahulu. Auditor yang melakukan pekerjaan lapangan
sebaiknya memperbarui atau merevisi program audit agar program dapat mencerminkan kondisi
saat ini pada saat perencanaan reviu. Bergantung pada jenis audit apa yang direncanakan, biasanya
program audit mengikuti salah satu format umum yaitu prosedur umum audit, program dengan
instruksi yang mendetail, and model checklist untuk reviu kepatuhan.
Program audit model checklist dulunya adalah format paling umum yang digunakan
internal auditor. Auditor akan memberikan list pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan
jawaban atau respon iya, tidak, atau tidak dapat diterapkan. Program tersebut diselesaikan bisa
dengan pemeriksaan dokumen atau wawancara. Format ini memiliki dua kelemahan yaitu:
1) Model pertanyaan iya-atau-tidak ini dapat menyebabkan kurangnya informasi yang
didapat oleh auditor yang belum berpengelaman karena ia hanya menyelesaikan kuisioner tersebut
tanpa mempertanyakan lebih dalam setiap pertanyaan.
2) Jenis format ini biasanya berdampak pada auditor mengabaikan bukti yang diperlukan
karena auditor yang belum berpengalaman cenderung akan dengan mudah memberikan tanda
centrang pada respon ‘iya’ tanpa mempertimbangkan lebih lanjut, misalnya terkait dengan bukti
yang mendukung respon tersebut.
Kuncinya adalah seluruh audit perlu dibantu dengan suatu jenis program audit untuk
mendokumentasikan langkah yang dikerjakan agar manajemen audit dapat mengetahui prosedur
apa saja yang dilakukan dan yang tidak dilakukan oleh auditor. Informasi ini dapat berdampak
pada peningkatan kualitas pekerjaan internal audit.
Selain program dengan format kuisioner, terdapat program yang menjelaskan langkah-
langkah reviu. Pekerjaan audit ditulis per langkah pada program audit dengan disediakan tempat
untuk menulis inisial (auditor yang melakukan pekerjaan) dan tanggal penyelesaian serta kolom
untuk referensi ke kertas kerja yang menjelaskan langkah audit tersebut. Program ini biasanya

12
berguna saat manajemen audit menginginkan jaminan terkait pengendalian di suatu area yang
direviu dan dievaluasi secara konsisten, terlepas dari siapa yang mengaudit atau dimana lokasi
audit berlangsung.
Jenis program dengan instruksi yang mendetail menandakan bahwa auditor yang bertugas
kurang memiliki pengetahuan teknis untuk menjalankan reviu. Program ini biasanya
dikembangkan untuk satu kali reviu pada area tertentu yang disiapkan oleh manajemen audit atau
spesialis audit yang memiliki pengetahuan memadai untuk merencanakan prosedur audit yang
diperlukan. Program dengan jenis ini berguna saat ingin melakukan prosedur audit yang sama
namun pada bidang yang berbeda.
Sebenarnya tidak ada format yang lebih unggul antara yang satu dengan yang lainnya,
namun suatu program audit perlu dapat menjadi pedoman bagi auditor dalam menjalankan reviu
serta dapat mendokumentasikan aktivitas tersebut. Program audit dapat dibuat dengan
menggunakan software.

(b) Jenis Bukti Program Audit


Menurut standar Institute of Internal Auditors, internal auditor perlu memeriksa dan
mengevaluasi informasi yang berhubungan dengan tujuan audit yang ditetapkan. Internal auditor
perlu mengumpulkan bukti yang cukup, kompeten, relevan, dan berguna sesuai standar. Program
audit yang dirancang dengan baik dapat memberikan pedoman bagi auditor dalam proses
pengumpulan bukti. Internal auditor akan berhadapan dengan jenis bukti yang beragam yang
berguna dalam membangun kesimpulan audit. Namun, internal auditor perlu merancang prosedur
sendiri untuk menemukan bukti audit yang paling optimal. Langkah aktual yang diterapkan dan
dijalankan pada setiap entitas berbeda-beda tergantung pada karakteristik masing-masing entitas.
Walaupun dikerjakan menyesuaikan karakteristik entitas, namun dalam menjalankannya harus
sesuai dengan standar untuk memastikan bahwa internal audit telah diarahkan dan diawasi dengan
benar.

13
10.6 Audit Universe dan Pemeliharaan Program
Dokumen audit universe adalah gambaran umum atau gambar besar atas seluruh unit audit
yang dapat direviu oleh internal audit. Dokumen ini menggambarkan sejauh mana ruang lingkup
aktivitas yang dapat diaudit dan sebagai dasar komunikasi kepada komite audit. Dokumen audit
universe tidak perlu dirubah atau diperbarui jika terjadi perubahan kecil pada entitas namun
setidaknya perlu direviu setiap 3 bulan sekali. Pada saat reviu tersebut biasanya CAE akan
menjelaskan kepada komite audit terkait adanya perubahan dalam lingkup operasional dan internal
audit.
Audit universe yang efektif perlu membentuk standar program audit untuk setiap aktivitas
audit, baik aktivitas rutin audit yang biasanya dilakukan setiap tahun atau 3 bulan sekali atau audit
yang dilakukan atas kondisi tertentu. Program audit dulunya berbentuk kertas kerja yang kadang
bisa hilang atau diubah secara tidak tepat. Namun pada masa sekarang, dokumen program audit
berbentuk digital yang terdapat pada laptop auditor. Program audit dapat menjadi alat belajar bagi
calon internal auditor dan juga sebagai mekanisme dalam mempersiapkan internal audit yang
konsisten dan efektif.

14
DAFTAR PUSTAKA
Moeller, R. (2009). MODERN INTERNAL AUDITING. Canada: John Wiley & Sons, Inc.
Sawyer, L. B., Dittenhofer, M., & Scheiner, J. H. (2005). Audit Internal Sawyer. Jakarta:
Salemba Empat.

15

Anda mungkin juga menyukai