Anda di halaman 1dari 7

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

(PBL) DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN


KEMAMPUAN SISWA BERPIKIR HIGHER ORDER OF THINKING
SKILL (HOTS) PADA KOMPETENSI DASAR MENERAPKAN CARA
PERAWATAN SISTEM UTAMA ENGINE DAN MEKANISME KATUP
KELAS XI DI SMK NEGERI 1 SINGGAHAN

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh:
Achmad Mukhdor
16050524025

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
KONSENTRASI S-1 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN OTOMOTIF
2019

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan komponen penting dalam komponen kemajuan
suatu bangsa dimana jika suatu negara pendidikanya baik maka akan
menghasilkan sumber daya manusia yang baik. Sumber daya yang baik akan
membuat negara tersebut dapat diperhitungan negara lain menjadi negara yang
maju. Sesuai dengan tujujan pendidikan menurut UU. No.20 Tahun 2003 pasal
3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan nasional adalah
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
Pendidikan kejuruan dibentuk oleh negara supaya terpenuhinya SDM
level menengah siap kerja agar mampu bersaing dengan negara lain. Menurut
Rupert Evans (1978), pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem
pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada
satu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang
pekerjaan lainnya. Menurut penjelasan Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 Pasal 15, pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Pendidikan kejuruan terdiri dari Sekolah Menengah Kejuruan, dan Madrasah
Aliyah Kejuruan. Di siswa jurusan Teknik kendaraan ringan dimana siswa
dituntut untuk menguasi kompetensi keahlian bidang memperbaikai, merawat,
dan menganalisa suatu kerusakan kendaraan roda 4. Dimana kememampuan
tersebut banyak didapat di proses pembelajran di kelas. Pada kemampuan
Analisa kerusakan mungkin paling sulit untuk dikuasi siswa padahal
kemampuan ini sangat penting untuk menunjang lulusan smk pada saat nanti
di dunia kerja setelah lulus sekolah.
Pada era revolusi industry 4.0 ini salah satu kemapuan yang yang
dibutuhkan ialah kemampuan berpikir HOTS. Kemampuan berpikir HOTS
adalah kemampuan berpikir kritis, Analisa, memecehkan masalah bahkan

2
menciptakan, HOTS sebagaimana dijelaskan oleh Thomas & Thorne (2009,
hal. 1) adalah keterampilan berpikir yang lebih daripada sekedar menghafalkan
fakta atau konsep. HOTS mengharuskan siswa melakukan sesuatu atas fakta-
fakta tersebut. Siswa harus memahami, menganalisis satu sama lain,
mengkategorikan, memanipulasi, menciptakan cara-cara baru secara kreatif,
dan menerapkannya dalam mencari solusi terhadap persoalan persoalan baru
Sejalan dengan hal itu, KEMENDIKBUD merumuskan bahwa
paradigma pembelajaran abad 21 menekankan pada kemampuan peserta didik
dalam mencari tahu dari berbagai sumber, merumuskan permasalahan, berpikir
analitis dan kerjasama serta berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah
(Litbang Kemdikbud, 2013) maka dibentuknya kurikulum k13 dimana
pembelajaran sudah tidak berfokus pada guru saja (teacher centered), bahkan
pada ujian nasiaonal tahun 2019 KEMENDIKBUD sudah mulai menerapkan
soal bertipe HOTS yang mungkin presentase jumlahnya masih sedikit tapi ada
rencana untuk adanya peningkatkan jumlah prsentase soal bertipe HOTS untuk
ujian nasional tahun 2020. Tuntutan tersebut membuat guru harus
mengupgrade kemampuan mengajar untuk menghasilkan siswa-siswa yang
mampu bersaing pada era revolusi industry 4.0 setelah lulus sekolah. Untuk
menghasilkan siswa-siswa yang mampu bersaing pada era industry 4.0 guru
dapat melakukan inovasi pada waktu pembelajaran dengan menerapakan
model dan pendekatan pembelajran yang cocok untuk merangsang peserta
didik mempunyai kemampuan berpikir HOTS.
Pada hasil observasi dan pengamaatn waktu proam PLP tanggal 15 Juli-5
Sepetember 2019 di SMK Negeri 1 Singgahan pada kompetensi menerapkan
cara perawatan sistem utama engine dan mekanisme katup kelas IX masih
belum diterapkannya model ataupun pendekatan pembelajaran dalam proses
pembelajaran yang merangsang kemampuan berpikir HOTS, dimana guru
masih banyak menggunakan model atau pendekatan konvensional dimana guru
sebagai sumber informasi utama dalam proses pembelajaran, dalam proses
pembelajaran yang terlalu banyak focus kepada guru saja (teacher centered)
dan tidak banyak melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran akan
mengakibatkan banyak permasalahan pada saat proses pembelajaran anatara

3
lain: peserta didik sulit dikondisikan saat proses pembelajaran, rendahnya
minat peserta didik pada saat mengikuti proses pembelajran, peserta didik
cenderung malas mengikuti materi teori dll, Sehingga berakibat kemampuan
berpikir HOTS peserta didik rendah, ini dapat dilihat ketika guru memberikan
kesempatan bertannya atau umpan balik kepada peserta didik pada proses
pembelajaran cenderung tidak menjawab.
Pada soal evaluasi UTS masih banyak ditemui soal bertipe mengingat
(C1), memahami (C2), dan mengaplikasikan (C3), sehingga pendidik kurang
melatih peserta didik dalam aspek menganalisis (C4),mengevaluasi (C5),dan
mencipta (C6) maka belum diaplikasikanya soal bertipe HOTS.
Untuk menghasilkan lulusan yang siap bekerja dan mempunyai
kemampuan berpikir HOTS pada era revolusi industry 4.0 maka guru dapat
melakukan inovasi Model dan pendekatan pembelajaran yang mendukung
peningkatan kemampuan berpikir HOTS salah satunya ialah model
pembelajaran PBL dan penedekatan sintifik, Model pembelajaran berbasis
masalah dikembangkan untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan
keterampilan berpikir, memecahkan masalah, dan keterampilan intelektual
Hamruni (2011: 104). Maka salah satu model yang cocok diterapkan pada
proses pembelajaran untuk melatih kemam[uan peserta didik berpikir HOTS.
Berdasarkan penjelasan permasalahan yang sudah dijelaskan diatas maka
penilitian ini penting, untuk meningkatkan kemampuan berpikir HOTS peserta
didik pada kompetensi memahami cara kerja engine 2 dan 4 langkah di SMK
Negeri 1 Singgahan.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang belakang masalah tersebut, dapat
diidentifikasi beberapa masalah yang muncul dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Rendahnya tingkat keaktifan peserta didik pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Hal ini terlihat dari banyaknya peserta didik yang tidak
memperhatikan penjelasan.

4
2. Pada era revolusi industry 4.0 saat ini perlunya kemampuan berpikir HOTS
dimiliki para peserta didik khusunya lulusan smk agar menjadi bekal untuk
bekerja setelah lulus sekolah .
3. Proses pembelajaran lebih bersifat satu arah (teacher centered). Proses
pembelajaran yang terus menerus berpusat pada guru cenderung membuat
peserta didik cepat merasa bosan dan tidak tertarik untuk mengikuti
pembelajaran, serta kurangnya kesempatan untuk mengembangkan diri dan
terlibat aktif dalam pembelajaran. Yang dapat berakibat rendahnya
kemampuan berpikir HOTS dapat dilihat dengan ketika guru memberi
bertanya siswa cenderung diam.
4. Masih banyaknya soal-soal ujian tengah semester (UTS) yang belum
menerapkan soal betipe higher order of thinking skills (HOTS)

C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yan telah dipaparkan , terdapat banyak
masalah yang muncul. Sehingga perlu adanya pembatasan masalah agar ruang
lingkup penelitian menjadi lebih jelas. Sehingga batasan masalah dari
penilitiannya adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh penerapan model problem based learning dengan pendekatan
saintifik untuk meningkatkan berpikir higher order of thinking skills (HOTS)
dan keaktifan peserrta didik pada kompetensi dasar menerapkan cara
perawatan sistem utama engine dan mekanisme katup kelas XI di SMK
Negeri 1 Singgahan.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah
yang telah dijelaskan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Apakah penerapan model pembelajaran problem based learning dengan
pendekatan sintifik dapat meningkatkan kemampuan berpikir HOTS peserta
didik pada kompetensi menerapkan cara perawatan sistem utama engine dan
mekanisme katup?

5
2. Apakah penerapan model pembelajaran problem based learning dengan
pendekatan sintifik dapat meningkatkan keaktifan peserta didik pada
kompetensi menerapkan cara perawatan sistem utama engine dan
mekanisme katup ?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah dan
rumusan masalah yang telah dipaparkan maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui peningkatan keaktifan peserta didik pada kompetensi
dasar menerapkan cara perawatan sistem utama engine dan mekanisme
katup setelah diterapkannya model pembelajaran problem based learning
dengan pendekatan sintfik di kelas SMK Negeri 1 Singgahan.
2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir HOTS peserta didik
pada kompetensi dasar menerapkan cara perawatan sistem utama engine dan
mekanisme katup setelah diterapkannya model pembelajaran problem
based learning dengan pendekatan sintifik di kelas SMK Negeri 1
Singgahan.

F. Manfaat Penelitian
Adapun yang diharapkan dari penelitian ini dapat mmanfaat kepada
beberapa pihak berikut ini:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi baru bagi
pelaku dunia pendidikan khususnya pendidikan kejuruan tentang inovasi
model dan pendekatan pembelajaran untuk menghasilkan peserta didik yang
memiliki kemampuan berpikir higher order of thinking skills (HOTS).
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peserta Didik
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat meningkatkan
keaktifan dan kemampuan berpikir HOTS peserta didik dalam mata
pelajaran Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan. Sehingga

6
kemampuan berpikir higher order of thinking skills (HOTS) menjadi
bekal setelah lulus.
b. Bagi Guru
Dapat memberikan alternative model maupun pendekatan
pembelajaran yang dapat digunakan agar meningkatkan proses
pembelajaran dan meningkatkan kemampuan para peserta didik
berpikir higher order of thinking skills (HOTS).
c. Bagi Sekolah
Dapat memberikan masukan bagi sekolah agar mampu
mengoptimalkan kemampuan berpikir higher order of thinking skills
(HOTS) peserta didik sehingga mampu menghasilkan peserta didik
yang siap bekerja dan berkualitas.
d. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan peneliti dan sebagai sarana untuk
mengaktualisasikan ilmu yang diperoleh dalam dunia pendidikan, yang
nanti akan menjadi bekal pada saat menjadi guru.

Anda mungkin juga menyukai