Anda di halaman 1dari 5

KUNJUNGAN STUDI LAPANGAN

Daerah Irigasi Cihea Bendung Cisokan Kabupaten Cianjur

LAPORAN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Irigasi dan Bangunan Keairan
Dosen Pengampu Drs. Sukadi M Pd,. M.T

Oleh
Filki Bilkisthi
NIM. 1600205

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2019
Gambar 1. Situasi Pemberangkatan Mahasiswa PTB 2016
Sumber : Dokumentasi Kegiatan Studi Lapangan 2019

Pada tanggal 21 Oktober 2019 diadakan Kunjungan Studi Lapangan (KSL)


untuk memenuhi Ujian Tengah Semester (UTS) dalam bidang studi Irigasi dan
Bangunan Keairan. Irigasi yang dikunjungi adalah daerah irigasi Cihea yang berada
di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Gambar 2. Profil Bendungan Cisokan


Sumber : Dokumentasi Kegiatan Studi Lapangan 2019
Gambar 3. Data Bendungan Cisokan
Sumber : Dokumentasi Kegiatan Studi Lapangan 2019

Daerah irigasi Cihea mengairi 3 kecamatan yaitu Kec. Bojongpicung, Kec.


Ciranjang dan Kec Haurwangi. Dengan jumlah desa sebanyak 28 desa. Irigasi Cihea
memnfaatkan air dari Sungai Cisokan dan Sungai Ciranjang. Dengan dua buah
bangunan pengambilan yaitu Bendung Cisokan dan Bendung Ciranjang. Irigasi
Cihea memiliki luas areal 5.484 Ha, kapasitas debit 7000l/det tetapi sekarang
menjadi 1600l/det, bangunan utama/bendung ada 2 buah, total panjang saluran
57,352 Km dan 315 buah bangunan.
Pada studi lapangan ini saya membahas tentang Bangunan Tembok Tepi Kanan.
Bangunan tembok tepi kanan ini merupakan bangunan yang dibuat untuk penahan
saluran air bendung di daerah bendung utama, dimana aliran air setelah melewati
bangunan tembok tepi kanan/kiri air yang mengalir dapat tertahan dan air yang di
alirkan tidak begitu besar atau sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, sehingga
menahan laju air sehingga tidak menghempas melebihi dari saluran yang
direncanakan juga agar tidak menghempas daerah yang ada dsekitar karena apabila
tanah yang ada disekitar tergerus dapat menyebabkan longsor juga menyebabkan
terjadinya pelebaran saluran yang sudah direncanakan. Tidak hanya sebagai
penahan namun juga tembok tepi kanan ini memiliki fungsi sebagai menguku tinggi
rendahnya suatu aliran bending.
Gambar 4. Bangunan Tembok Tepi Kanan
Sumber : Dokumentasi Kegiatan Studi Lapangan 2019

Gambar diatas merupakan bangunan tembok tepi kanan yang dimana bisa
dilihat terdapat pengukur untuk mengukur tinggi rendahnya saluran air yang akan
melewati bagian bendung utama.
Menurut narasumber bernama bapak Hendra menjelaskan bahwa dalam
penggunaan bangunan tembok tepi kiri/kanan ini sampai saat ini belum mengalami
masalah atau kendala yang cukup fatal karena dalam penggunaan bangunan tembok
tepi kanan/kiri ini masih terbilang normal dan belum melampaui batas yang sudah
ditentukan, namun menurutnya dalam pembangunannya ada yang tidak memenuhi
syarat SNI seperti halnya tembok yang seharusnya dibuat dari mulai batu yang ada
ditepi sungai tersebut namun pada fakta dilapangannya tidak dibuat dimulai dari
situ namun maju beberapa ratus meter sehingga tidak memenuhi syarat namun
untuk faktor keamanannya sendiri sangat baik.
Gambar 5. Bangunan Tembok Tepi Kiri dan Kanan

Sumber : Dokumentasi Kegiatan Studi Lapangan 2019

Anda mungkin juga menyukai