Anda di halaman 1dari 6

LATAR BELAKANG

MASALAH

Sistem EWS telah diterapkan sebagai respons terhadap tren kenaikan tingkat kematian. Perawat memainkan peran
sentral dalam penggunaan sistem EWS. Namun, hambatan untuk penggunaannya telah diidentifikasi dan termasuk
pendekatan perilaku, budaya dan organisasi untuk kepatuhan. Strategi peningkatan termasuk pendidikan dan
pelatihan dan perangkat elektronik telah membantu kepatuhan terhadap sistem. (Foleyy, 2018)

Kondisi beberapa pasien yang dirawat di rumah sakit dapat dengan cepat memburuk karena salah satu dari
perkembangan penyakit atau triase yang tidak sempurna dan kurangnya kompetensi respon klinis perawat dalam
melakukan deteksi dini, ketepatan waktu merespon perburukan kondisi pasien. Ye C (2019)

Deteksi dini kegawatan pasien tetap menjadi target keselamatan pasien yang sulit dipahami. Dari 23 penelitian,
hambatan untuk identifikasi dan pengobatan yang efektif untuk kegawatan pasien termasuk kesulitan menerapkan
sistem skor peringatan dini, ketergantungan yang berlebihan pada skor risiko numerik, dan aktivasi yang tidak
konsisten dari tim respon cepat berdasarkan hasil skor peringatan dini. Wood C, (2019)
https://psnet.ahrq.gov/resources/resource/32811/How-do-nurses-use-early-warning-scoring-systems-to-detect-and-
act-on-patient-deterioration-to-ensure-patient-safety-A-scoping-review

SKALA MASALAH

Penelitian yang dilakukan Ye C (2019) dari data yang dikumpulkan dari rekam medis elektronik sistem-lebar (EMR)
dari dua rumah sakit Sistem Kesehatan Berkshire akut, yang terdiri dari 54.246 rawat inap dari 1 Januari 2015,
hingga 30 September 2017, di mana 2,30% (1248 / 54.246) mengakibatkan kematian di rumah sakit.

Henti jantung merupakan salah satu penyebab panggilan code blue di rumah sakit. dan biasanya didahului oleh tanda-
tanda yang dapat diamati, yang sering muncul 6 s.d. 8 jam sebelum henti jantung terjadi. Setiap tahun lebih dari 500.000 anak
dan dewasa mengalami henti jantung namun kurang dari 155 yang selamat. (Duncan & McMullan, 2012)
https://psnet.ahrq.gov/resources/resource/23881/Early-warning-systems-the-next-level-of-rapid-response

KRONOLOGIS MASALAH

KONSEP SOLUSI

Untuk meningkatkan hasil pasien, profesional perawatan kesehatan perlu segera mengenali dan menanggapi pasien
yang memburuk secara akut. Untuk membantu dengan ini, sistem skor peringatan dini (EWS) diperkenalkan dalam
layanan kesehatan di seluruh Eropa, Australia dan Amerika (Royal College of Physicians, 2017). EWS
menggunakan sistem 'jalur dan pemicu' terstandarisasi untuk mengkategorikan tingkat keparahan penyakit pasien,
yang dapat mendorong staf perawat untuk meminta ulasan medis pada skor tertentu dengan menggunakan alat
komunikasi terstruktur dan rencana eskalasi definitif (Komite Efektivitas Klinis Nasional, 2013 ). Pengenalan awal
mengarah pada respons yang lebih besar dan manajemen yang cepat dari pasien yang menghasilkan peningkatan
hasil pasien dan peningkatan keselamatan pasien (Foleyy, 2018)
Sistem Peringatan Dini (EWS) adalah alat yang divalidasi yang membantu dalam identifikasi pasien rawat inap yang
berisiko untuk kerusakan klinis, dengan keterlibatan tim respon yang cepat, EWS telah menunjukkan penurunan
angka kematian di rumah sakit di Inggris dan Royal College of Physicians telah mendorong adopsi versi standar di
semua rumah sakit di Inggris. Pasien yang dirawat di unit EWS setelah aktivasi sistem peringatan dini otomatis
memiliki tingkat kematian yang lebih rendah daripada yang dirawat di unit yang sama sebelum aktivasi EWS, dari
2,09% menjadi 1,78% (p = 0,005). (Riley, 2014, https://www.shmabstracts.com/abstract/an-automated-early-
warning-system-reduces-inhospital-mortality/).

Sistem Early Warning Scoring (EWS) di departemen bedah sebuah rumah sakit besar di New York City telah
mengurangi kegagalan untuk menyelamatkan kematian hingga 35 persen. Pada 2016, dari 637 pasien dengan skor
empat atau lebih, dengan pemberitahuan cepat dari penyedia layanan terjadi hanya 21 dari pasien ini yang
meninggal dunia, dan beberapa dari mereka adalah pasien perawatan paliatif. Dari 15 pasien yang dipindahkan dari
ruang ICU 14 diselamatkan dan dipulangkan dari rumah sakit (Zeidenberg, 2017). EWS secara akurat
meramalkan kemungkinan kematian untuk 13,3% teratas (34/255) dari pasien
setidaknya 40,8 jam sebelum kematian. Ye C (2019).

Oleh karena itu, sistem peringatan dini (EWS) untuk mengidentifikasi pasien dengan risiko tinggi kematian
selanjutnya di rumah sakit dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan keselamatan dan kualitas perawatan
pasien dan juga mengurangi bahaya dan biaya yang tidak dapat dihindari. Ye C (2019).
EWS merupakan sistem penilaian yang kuat yang mudah digunakan untuk memprediksi rawat inap dan mortalitas
pasien rawat inap rumah sakit. (Dundar, 2016)

Dalam rangka mempersiapkan Akreditasi Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1, bahwa
sumber daya manusia di rumah sakit perlu memperoleh fasilitas untuk dapat menerapkan Early Warning Score
System (EWSS). Dengan dasar tersebut optimalisasi hasil klinis bagi para staff dan SDM di rumah sakit merupakan
salah satu kompetensi yang harus dikuasai petugas rumah sakit khususnya dokter umum dan perawat. Untuk
mengantisipasi tuntutan tersebut agar dapat menerapkan komunikasi yang efektif dengan pasien, perlu dilakukan
peningkatan kualitas SDM di rumah sakit supaya lebih berkualitas. https://rsupsoeradji.id/workshop-early-warning-
score-system-ewss-di-rsup-dr-soeradji-tirtonegoro/

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

Early Warning Score System (EWSS) merupakan pengembangan dalam layanan kegawatdaruratan pasien yang
dirawat di rumah sakit, yang berfungsi sebagai alat deteksi dini sehingga apabila terjadi penurunan kondisi pasien
dapat diketahui lebih awal dapat ditangani lebih cepat. EWS didasarkan atas penilaian terhadap perubahan keadaan
pasien melalui pengamatan yang sistematis terhadap semua perubahan fisiologi pasien. Sistem ini merupakan
konsep pendekatan proaktif untuk meningkatkan keselamatan pasien dan hasil klinis pasien yang lebih baik dengan
standarisasi pendekatan asesmen dan menetapkan skoring parameter fisiologis yang sederhana. Kesinambungan
pelayanan harus dilakukan baik pasien dalam keadaan yang stabil maupun saat pasien dalam kondisi buruk. Deteksi
dini, ketepatan waktu merespon, dan kompetensi respon klinis merupakan serangkaian kegiatan yang harus
dilakukan untuk optimalisasi hasil klinis. https://rsupsoeradji.id/workshop-early-warning-score-system-ewss-di-
rsup-dr-soeradji-tirtonegoro/

early warning score(EWS) adalah suatu petuntuk panduan bagi seorang tenaga kesehatan dalam menentukan
tingkat penyakit pasien yang di dasarkan pada 6 tanda kardinal
Ada 6 tanda kardinal yang di tilai dalam EWS
1. APVU respon
2. tekanan darah

3. nadi

4. suhu

5. respirasi

6. oksigenasi

EWS juga di artikan sebagai metode monitoring untuk mendeteksi perubahan kondisi pasien secara dini setiap tanda
ardinal mempunya skor masing-masing, EWS di dasarkan jumlah total setiap sekor tanda cardinal.

Prosedur EWS :

1. Perawat mengisikan identitas pasien, tanggal, dan jam observasi


2. Perawat melakukan hand hyginene

3. Perawat mengucapkan salam kepada pasien

4. Perawat menjelaskan bahwa akan dilakukan pengukuran keadaan umum pasien

5. Perawat menilai tingkat kesadaran pasien dengan ketentuan : a. Tuliskan nilai 0 (nol) bila pasien dalam
keadaan sadar b. Tuliskan angka 3 (tiga) bila pasien dalam keadaan Alert (A), Verbal (V) bila pasien
berespon terhadap rangsnng verbal, atau Pain (P) bila pasien berespon terhadap rangsang nyeri

6. Perawat mengukur tekanan darah pasien : a. Tuliskan angka 0 (nol) bila nilai tekanan darah sistolik berada
pada area wama putih yaitu bila nilai 1 l0-230 b. Tuliskan ane*a 1 (satu) bila nilai tekanan darah sistolik
berada pada area wama biru yaitu bila nilai I 00- I I0 c. Tuliskan aneka 2 (dua\ bila nilai tekanan darah
srstolik berada pada area wama orange yaitu bila nilai 90-100 d. Tuliskan angka 3 (tiga) bila nilai tekanan
darah sistolik berada pada area warna merah yaitu bila nilai <80 atau > 230

7. Perawat menghitung frekuensi nadi pasien dan mengisikan nilai score sesuai warna nilai nadi a. Tuliskan
angka 0 (nol) bila nilai nadi berada pada area warna putih yaitu bila nilai 50 - 90 b. Tuliskan angka 1 (satu)
bila nilai nadi berada pada area wama biru yaitu bila nilai 90-l l0 atau 40-50 c. Tuliskan angka 2 (dua) bila
nilai nadi berada pada area wama orange yaitu bila nilai I l0-130 d. Tuliskan angka 3 (tiga) bila nilai nadi
berada pada area wama merah yaitu bila nilai <40 atau > 130

8. Perawat menghitung frekuensi nafas pasien dan mengisikan nilai score sesuai wama nilai nafas a. Tuliskan
angka 0 (nol) bila nilai frekuensi nafas berada pada area warna putih yaitu bila nilai 12-20 b. Tuliskan
angka 1 (satu) bila nilai frekuensi nafas berada pada area warna biru yaitu bila nilai 9-l I c. Tuliskan angka
2 (dua) bila nilai frekuensi nafas berada pada area wama orange yaitu bila rilai 2l-24 d. Tuliskan angka 3
(tiga) bila nitai fiekuensi nafas berada pada area warna merah yaitu bila nilai > 25 atau < 8

9. Perawat mengukur suhu pasien dan mengisikan nilai score sesuai warna nilai suhu a. Tuliskan angka 0 (nol)
bila nilai suhu berada pada area wama putih yaitu bila nilai 360 - 370 b. Tuliskan angka I (satu) bila nilai
suhu berada pada area wama biru yaitu bila nilai 380 atau < 350 c. Tuliskan angka 2 (dua) bila nilai suhu
berada pada area wama orange yaitu bila nilai > 390

10. Perawat menambahkan nilai 2 bila pasien rnendapatkan terapi oksigen

11. Perawat menjumlahkan nilai yang didapat dan mengisikannya di kolom jumlah score 12. Perawat menilai
zona wama sesuai dengan kondisi pasien : a. Zona putih bila total score 0 (nol) b. Zona biru bila total score
I - 4 c. Zona orange bila total score 5 (lima) atau 3 (tiga) dalam satu pararmeter d. Zona merah bila total
skor > 7

12. Perawat melakukan pengkajian nyeri dan mengisikannya di score nyeri

13. Perawat mengisikan intake pasien

14. Perawat mengisikan output urine pasien

15. Perawat mengisikan frekuensi observasi sesuai dengan zona wama yang didapat dari total score EWS : a.
Zona putih : minimal setiap 12 jam sekali b. Zona bim : minimal setiap 4 - 6 jam sekali c. Zona orange :
setiap jam sekali d. Zona merah : monitoring tanda-tanda vital

16. Perawat menigisikan rencana tindak lanjut sesuai dengan zona wzuna yang didapat dari total score EWS :
a. Znna putih: lanjutkan observasi / monitoring secara rutin b. Zona biru :

17. perawat pelaksana menginformasikan kepada ketua tim untuk melakukan asesmen selanjutrrya dan
membuat keputusan apakah akan meningkatkan fiekuensi observasi/monitoring atau perbaikan asuhan yang
dibutuhkan oleh pasien c. Zona orange : - Ketua tim (perawat) segera memberikan informasi tentang
kondisi pasien kepada dokterjaga atau DPJP - Dokter jaga atau DPJP melakukan asesmen sesuai
kompetensinya dan menetukan kondisi pasien apakah dalam penyakit akut - Dokter jaga atau DPJP menf
apkan fasilitas monitoring yang lebih canggih d. Zona merah : - Ketua tim (perawat) melaporkan kepada
tim code blue - Tim code blue melakukan asesmen segera - Stabilisasi oleh tim code blue dan pasien di
rujuk ke lntermediate Care atau lntensive Care Perawat membubuhkan paraf dan nama jelas Perawat
melakukan monitoring sesuai dengan score EWS

EWS ini berlaku untuk pasien dewasa saja, kalau


anak ada lagi pediatrik earli warning scale

PERUBAHAN:

1. tulis di ews berapa tekanan darahnya misal 120/80(lihat sebelah kakan skornya berapa)
2. tulis di ews nadinya berapa misal 80 x/menit (lihat sebelah kakan skornya berapa)
3. tulis di ews respirasinya berapa misal 18 x/menit (lihat sebelah kakan skornya berapa)
4. tulis apakah dia pakai oksigen atau tidak tulis sekornya
5. jumlahkan masing-masing skor (lihat panduan di bawah untuk total skor ews

https://ahlinyaasuhankeperawatan.blogspot.com/2018/01/early-warning-scoreews-hal-penting-yang.html

Early Warning System (EWS) adalah system peringatan dini yang dapat diartikan sebagai rangkaiansistem
komunikasi informasi yang dimulai dari deteksi awal, dan pengambilan keputusan selanjutnya. Deteksi dini
merupakan gambaran dan isyarat terjadinya gangguan fungsi tubuh yang buruk atau ketidakstabilan fisik pasien
sehingga dapat menjadi kode dan atau mempersiapkan kejadian buruk dan meminimalkan dampaknya, penilaian
untuk mengukur peringatan dini ini menggunakan Early Warning score. 2.

National Early Warning Score (NEWS) adalah sebuah pendekatan sistematis yang menggunakan scoring untuk
mengidentifikasi perubahan kondisi seseorang sekaligus menentukan langkah selanjutnya yang harus dikerjakan.
Penilaian ini dilakukan pada orang dewasa (berusia lebih dari 16 tahun) , tidak untuk anak-anak dan ibu hamil.
Sistem ini dikembangkan oleh Royal College of Physicians, the Royal College of Nursing, the National Outreach
Forum and NHS Training for Innovation, London tahun 2012. 3.
Sistem scoring NEWS menggunakan pengkajian yang menggunakan 7 (tujuh) parameter fisiologis yaitu tekanan
darah sistolik, nadi, suhu, saturasi oksigen, kebutuhan alat bantu O2 dan status kesadaran untuk mendeteksi
terjadinya perburukan/kegawatan kondisi pasien yang tujuannya adalah mencegah hilangnya nyawa seseorang dan
mengurangi dampak yang lebih parah dari sebelumnya. 4.

Pediatric Early Warning System (PEWS) adalah penggunaan skor peringatan dini dan penerapan perubahan
kompleks yang diperlukan untuk pengenalan dini terhadap pasien anak di rumah sakit. 5.

Sistem scoring PEWS menggunakan pengkajian yang menggunakan 10 (sepuluh) parameter fisiologis yaitu warna
kulit, upaya respirasi , penggunaan alat bantu O2, denyut jantung, waktu pengisian capillary refill, tekanan darah
sistolik, tingkat kesadaran, dan suhu, kesadaran untuk mendeteksi terjadinya perburukan/ kegawatan kondisi pasien
yang tujuannya adalah mencegah hilangnya nyawa seseorang dan mengurangi dampak yang lebih parah dari
sebelumnya

TATA LAKSANA A.

National Early Warning System 1.

NEWS digunakan pada pasien dewasa (berusia 16 tahun atau lebih) 2.

NEWS dapat digunakan untuk mengasesmen penyakit akut, mendeteksi penurunan klinis, dan menginisiasi respon
klinis yang tepat waktu dan sesuai. 3.

NEWS tidak digunakan pada : a.

Pasien berusia kurang dari 16 tahun b.

Pasien hamil c.

Pasien dengan PPOK 4.

NEWS juga dapat diimplementasikan untuk asesmen prehospital pada kondisi akut oleh first responder seperti
pelayanan ambulans, pelayanan kesehatan primer, Puskesmas untuk mengoptimalkan komunikasi kondisi pasien
sebelum direrima rumah sakit tujuan. 5.

National Early Warning Score (NEWS) Parameter 3 2 1 0 1 2 3 Pernafasan <8 9-11 12-20 21-24 >25 Saturasi
oksigen <91 92-93 94-95 96 Penggunaan Alat bantu O2 Ya Tidak Suhu <35 35,1-36,0 36,1-38,0 38,1-39,0 >39,1
Tekanan Darah Sistolik <90 91-100 101-110 111-219 >220 Denyut Jantung <40 41-50 51-90 91-110 111-130 >131
Tingkat Kesadaran A TOTAL 6.

SKOR NEWS dan Respon KLinis yang Diberikan Skor Klasifikasi Respon Klinis Tindakan Frekuensi Monitoring 0
Sangat Dilakukan Melanjutkan Min 12

Rendah monitoring Monitoring jam 1-4 Rendah Harus segera dievaluasi oleh perawat terdaftar yang kompeten harus
memutuskan apakah perubahan frekuensi pemantauan klinis atau wajib eskalasi perawatan klinis Perawat
mengasesmen pasien/meningkatkan frekuensi monitoring Min 4-6 Jam 5-6 Sedang Harus segera melakukan tinjauan
mendesak oleh klinisi yang terampil dengan kompetensi dalam penilaian penyakit akut di bangsal biasanya oleh
dokter atau perawat dengan mempertimbangkan apakah eskalasi perawatan ke tim perawatan kritis diperlukan (yaitu
tim penjangkauan perawatan kritis) perawat berkolaborasi dengan tim/pemberian assesmen
kegawatan/meningkatkanperawatan dengan fasilitas monitor yang lengkap Min 1 Jam >7 Tinggi harus segera
memberikan penilaian darurat secara klinis oleh tim penjangkauan/ critical care outreach dengan kompetensi
penanganan pasien kritis dan biasanya terjadi transfer pasien ke area perawatan dengan alat bantu berkolaborasi
dengan tim medis/pemberian assesmen kegawatan/pindah ruang HCU Bed set monitor/every time

Anda mungkin juga menyukai