Anda di halaman 1dari 9

WHAT EVERY ENGINEER SHOULD KNOW ABOUT

MODELING AND SIMULATION

METODE PERMODELAN DAN SIMULASI

Disusun oleh:

1. Maratus Solikhatun Nisa (H06217007)


2. Mita Yuanika Sahroni (H06217009)
3. Indah Mustika Rahayu (H76217059)

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2019/2020
Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kami sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah rangkuman buku yang berjudul What Every Engineer
Should Know About Modeling And Simulation dengan tepat waktu. Tim penulis mengucapkan
syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat yang telah di berikan sehingga tim penulis
dapat menyusun makalah ini dengan baik dan rapi.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
banyak kekurangan. Sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat dan pengetahuan bagi para pembaca.

Surabaya, 06 September 2019

Tim Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar.......................................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................................ii
2.1 Pengantar.........................................................................................................................1
2.2 Perjanjian.........................................................................................................................1
2.3 Spesifikasi Model............................................................................................................1
2.4 Pemodelan.......................................................................................................................2
2.4.1 Pemodelan Paradigma............................................................................................2
2.4.2 Model Konstruksi…...............................................................................................2
2.4.3 Koleksi Data dan Analisi Input...............................................................................3
2.5 Penilaian Model...............................................................................................................3
2.5.1 Percobaan dan Analisis Output…….......................................................................4
2.6 Membuat Rekomendasi dan Laporan…..........................................................................4
2.7 Pengetahuan dan Kemampuan untuk Permodelan dan Simulasi.....................................5
2.8 Ringkasan.........................................................................................................................5

ii
2.1 Pengantar
Proyek permodelan dan simulasi memiliki metode sangat bervariasi tergantung
pada sifat objek yang direpresentasikan, paradigma simulasi yang digunakan, tujuan dari
permodelan, dan besarnya upaya yang harus dilakukan pada saat permodelan.
Simulasi digunakan untuk merepresentasikan perilaku dari sistem, proses, atau
skenario.
a. System view, berkaitan dengan batasan input, transformasi atau proses, dan batasan
output pada sistem.
b. Process view, berkaitan dengan serangkaian step dalam sistem, setiap step memiliki
input, melakukan proses, dan menghasilkan output.
c. Scenario, mendeskripsikan lingkungan dengan risikonya dan tindakan yang perlu
dilakukan.
Tahapan permodelan terdiri dari beberapa tahap yang berurutan namun bisa saja
pada tahap tertentu terdapat perulangan dikarenakan terdapat perubahan pada salah satu
tahap. Tahap permodelan terdiri dari engagement, specification, construction, verification
and validation, experimentation, dan reporting.

2.2 Perjanjian
Ketika pemodel terlibat dalam sebuah proyek dengan costumer, pemodel harus
berdiskusi mengenai masalah, kenapa costumer berfikir studi M&S dapat membantu, apa
yang digambarkan, dan bagaimana M&S dapat benar-benar membantu. Langkah pertama
yang harus dilakukan pemodel adalah mengidentifikasi stakeholder, termasuk sponsor
(yang mengatur pendanaan), pemilik proses atau sistem (yang bertanggung jawab untuk
mengatur sistem nyata atau proses dan orang yang ada di dalamnya) dan yang terlibat
dalam proses atau sistem (orang-orang yang bekerja). Masing-masing stakeholder
mungkin mempunyai perbedaan perspektif tentang kenyataan yang akan dimodelkan dan
tugas pemodel merekonsiliasi sudut pandang mereka menggunakan model. Pemodel yang
mempunyai pengalaman yang luas dalam wilayahnya tidak sangat bergantung pada pakar
domain. Pemodel juga harus memberikan akses untuk berdiskusi terkait konstruksi model,
verifikasi, validasi dan percobaan tentang sistem dan proses.

2.3 Spesifikasi Model


Spesifikasi model biasanya diawali dengan mengidentifikasi masalah dan
menjelaskan konteksnya sebagai dasar untuk menentukan tujuan permodelan. Tujuan
permodelan dapat dicirikan; dua dimensi, kegunaan, dan umum. Kegunaan model adalah:
1. Sebuah model dapat menyediakan obyek diskusi ketika konsep didefinisikan dan
konsepsi sosial dikembangkan.
2. Model juga dibangun untuk mengatasi masalah atau pertanyaan tertentu.
3. Model dapat dikembangkan dan dipelihara untuk penggunaan jangka panjang.
Dalam menentukkan tujuan model pada dua kategori pertama dapat dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan tunggal paling penting yang akan digunakan model untuk
menjawab. Juga membantu membuat grafik untuk menjawab pertanyaan yang ingin dilihat
oleh costumer. Satu pertanyaan membantu fokus pada tujuan model dan menyediakan
kriteria untuk memutuskan lingkup model. Tujuan pemodelan dalam kategori ketiga

1
mengarah pada upaya besar yang membutuhkan pengalaman yang diperoleh dari
penggunaan model yang konseptual dan terbatas. Tujuan pemodelan berdasarkan tingkat
keumumannya dan kekhususannya dibedakan menjadi model umum dan model spesifik.
Model umum memiliki khalayak yang jauh lebih besar dari model spesifik serta
memerlukan data dari banyak sumber. Sedangkan model spesifik hanya memerlukan data
satu sumber. Pertanyaan utama tujuan pemodelan: “Pertanyaan apa yang harus dijawab
oleh hasil pemodelan?”
Lingkup model dapat didefinisikan dari tujuan model, tetapi diklarifikasi oleh batas
yang ditentukan oleh model. Model harus menyertakan cukup elemen untuk menghasilkan
keluaran yang menarik. Setiap model adalah abstraksi realitas dan pemodel harus memilih
level abstraksi yang sesuai untuk suatu model. Pedoman yang baik adalah membuat model
pada tingkat abstraksi yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan. Teknik yang sukses
digunakan pemodel ahli adalah memulai dengan prototype sederhana atau model proof-
of-concept di awal proyek untuk menyelesaikan masalah potensial dengan proyek,
meningkatkan keakuratan waktu proyek dan estimasi sumber daya, serta mendapatkan
dukungan dari para pemangku kepentingan. Pilihan tingkat akstraksi juga disesuaikan
dengan anggaran dan jadwal proyek.
Setelah menentukan model, menentukan parameter model, meliputi variabel keluaran
yang membahas tujuan pemodelan, variabel input yang menurut ahli domain berpengaruh,
dan sumber data pemodelan.

2.4 Pemodelan
2.4.1 Paradigma Pemodelan
Terdapat tiga paradigma pemodelan, continuous modelling, discrete event simulation,
dan agent-based simulation. Continous modelling seperti sistem pemodelan dinamika, jika
pandangan global diinginkan dan entitas agregat cukup, dimana informasi tentang entitas
individu tidak perlu atau mungkin untuk dibuat model. Discrete event simulation berguna
untuk menyelidiki perilaku proses tingkat sistem visibilitas ke entitas individu. Agent-
based simulation berguna untuk pemodelan terpilah dimana perilaku objek individu dapat
dijelaskan dan pemodel tertarik pada perilaku kolektif yang muncul dari interaksi agen.

Kriteria Continous Discrete Event Agent-Based


Perspektif Pandangan global Proses tingkat Obyek individu yang
dengan umpan balik system berinteraksi
Entitas Entitas Memisahkan entitas Memisahkan agen
dikumpulkan dengan atribut dengan tigkah laku
Tabel 1. Karakteristik dari tiga paradigm pemodelan

2.4.2 Model Kontruksi


Dalam menentukan model kontruksi dibutuhkan suatu keputusan yang dapat mewakili
inti dari model tersebut. Terdapat tiga model yang digunakan untuk menentukan
mengambil keputusan yang tepat seperti:
1. Model kontinue digunakan untuk seseorang mengambil keputusan yang di ibaratkan
menjadi sebuah aliran yang harus ditentukan secara beruntun dimulai dari pemilihan

2
model yang dapat mewakili,kemudian bagaimana model yang sudah dipilih dapat
dimodifiikasi,setelah dua proses tersebut di pertimbangkan maka proses yang terakhir
yaitu bagaimana aliran dan model yang di pilih dapat berinteraksi,
2. Model kejadian diskrit seseorang memutuskan cara untuk menerapkan sistem yang
dipilih dengan entitas,sumber daya dan bagaimana entitas tersebut di ubah.
3. Untuk model berbasis agen, agen mengidentifikasi,karakteristik sudah di tentukan dan
aturan untuk perilaku agen mereka juga di tulis.
Proses aliran dalam pemodelan kejadian distrik entitas di jelaskan sebagai orang yang
yang melakukan proses tersebut dan item kerja digunakan sebagai sumber daya.
Pembagian model menjadi beberapa bagian dapat digunakan untuk mengambil suatu
keputusan structural lain dalam pemodelan,untuk pembagian model yang besar di partisi
menjadi beberapa model kecil sehingga dapat dikelola dengan baik sedangkan model yang
kecil tidak perlu dipartisi lagi.
Pembagian model tersebut dapat di tentukan oleh berbagai aliran atau model yang
sudah di pilih yang sudah dilakukan sebuah pemrosesan identifikasi. Agar dalam
melakukan sebuah desain model gagal karena sulit untuk di debug maka pemodel harus
bisa membedakan antara desain dan implementasi karena saat pemodel menggunakan
sebuah perangkat lunak grafis yang dimana perangkat lunak tersebut bis mengkaburkan
antara model dapat menjadi implementasi yang sedang dikerjakan sedangkan bagiain yang
lain sedang dirancang Sesudah menganalisa model yang akan di gunakan diperlukan suatu
penilaian kinerja model, penilaian ini dapat di ambil dengan cara konstruksi berulang.
Suatu model harus menyesuaikan periode waktu yang dapat ditentukan karena semua
proses pasti menghasilkan data ouput sehingga itu juga dapat berpengaruh terhadap
pemakaian memori yang digunakan untuk merekam semua proses yang dilakukan
perangkat lunak.
2.4.3 Koleksi Data dan Analisis Input
Dalam membagun suatu konstruksi model di butuhkan sebuah parameter input dan
output yang mudah di mengerti. Untuk membuat sebuah parameter dibutuhkan data yang
relevan dan berkualitas baik. Beberapa model simulasi biasanya menggunakan data
kualitatif untuk membangunnya tetapi model simulasi yang biasa di gunakan
menggunakan data kuantitatif. Jika dalam membangun sebuah kontruksi model
dibutuhkan data yang banyak maka pengumpulan data dan biaya untuk sistem pengukuran
mulai di rancang termasuk untuk menganalisa bagian-bagian yang dibutuhkan saat
pengumpulan data seperti menentuka data apa yang akan dukumpulkan,menentukan
metode,menyiapakn tempat untuk menyimpan data,instrument pegumpulan dan meninjau
data yang dikumpulkan untuk kelengkapan.

2.5 Penilaian Model


Ketika sebuah model dibangun pemodel pasti di minta untuk menjelaskan
kreadibilitas model tersebut secara rinci, pemodel juga harus mempunyai kepercayaan
terhadapat model yag sudah dibuuat sehingga dapat menjelaskan secara menyakinkan
kepada para stakeholder yang biasanya melalui berbagi hasil latihan verifikasi dan
validasi. Latihan verifikasi di gunakan untuk mengetahui bahwa model yang di bangun

3
sesuai spesifikasi yang benar. Latihan validasi di gunakan untuk menerapkan sistem nyata
dan untuk mengatasi masalah sponsor.
Terdapat beberapa verifikasi, validasi, dan evaluasi yang dibutuhkan, meliputi:
a. Verifikasi struktur dilakukan juga unuk mengecek parameter di setiap alur sehingga
model yang di rancang cukup untuk mengatasi tujuan dari model tersebut.
b. Verifikasi perilaku untuk pengecekan logika yang diterapkan dan implementasi sudah
berjalan dengan benar.
c. Validasi struktur di lakukan oleh tinjauan ahli atas struktur model yang di terapkan
sesuai dengan tujuan pemodelan tersebut.
d. Validasi Perilaku dilakukan untuk membuat para ahli tidak dapat membendingkan
antara output sistem dan output model dan data tersebut di buat secara statistic.
e. Evaluasi struktur stakeholder dapat menilai datau meninjau model yang sudah dibuat
secara tingkatan detail atau kompleksitas sudah sesuai.
f. Evaluasi Perilaku di lakukan dengan mengidentifikasi pengaruh relative dan variabel
input di setiap proses.
Seorang pemodel harus melakukan validasi,verifikasi dan evaluasi semua proses
tersebut harus dilakukan agar prodek yang dihasilkan memiliki kulitas yang baik.
Verifikasi dan validasi di lakukan pertama kali terhadap stakeholder untuk mengetaui
kekurangan apa saja pada model yang sudah di buat sehingga pemodel dapat memperbaiki
struktur model lebih baik dan proses akan berulang kembali dari pengumpulan data untuk
kekurangan yang dibutuhkan model kemudian struktur model dapat di validasi.

2.5.1 Percobaan dan Analisis Output


Percobaan dapat dilakukan setelah model dievaluasi. Jika hasil dari evaluasi baik,
maka experiment dapat dilakukan. Banyak model yang tidak diimplementasikan dalam
experiment, dikarenakan terlalu banyak model yang digunakan modeler dan modeler
kekurangan kemampuan untuk melakukan experiment.
Terdapat dua aliran yang menyatakan pendapatnya tentang permodelan dan
simulasi:
a. Permodelan dan simulasi adalah alat pembelajaran untuk menyelidiki bagaimana
sistem berkerja.
b. Permodelan dan simulasi adalah alat statistik yang menghasilkan data kuantitatif
untuk mendukung pengambilan keputusan.
Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa model memiliki beberapa kegunaan
dan model dapat berkembang dari model pembelajaran menjadi model pendukung
keputusan.
Analisis output meliputi analisis statistik dari data output dan menyajikan data yang
dapat diakses atau dipahami oleh stakeholder. Output yang telah dianalisis digunakan
untuk menyajikan informasi terkait penyelesaian masalah yang dihadapi stakeholder.

2.6 Membuat Rekomendasi dan Laporan


Modeler akan memahami bagaimana sistem bekerja setelah melakukan analisis data.
Informasi tentang bagaimana sistem bekerja akan disajikan sebagai bahan diskusi dengan
system participant yang akan menerapkan pengetahuan tentang kerja sistem.

4
Rekomendasi dapat terjadi saat berdiskusi dengan system participant yang mungkin
lebih mengetahui tentang kerja sistem dan terjadi masalah yang tidak diduga. Sering kali
system participant mempunyai ide yang dapat meningkatkan kerja sistem, dan modeler
harus memodelkan ide tersebut dan memilih mana yang lebih useful.
Laporan sangat penting untuk memahami hasil. Laporan harus meliputi deskripsi
jelas dari masalah dan pandangan dari sistem, tujuan penelitian, spesifikasi permodelan
dan asumsi, proses permodelan, overview model, penilaian model dan hasil, serta
kesimpulan beserta rekomendasi. Berikut adalah format dari laporan permodelan dan
simulasi:
a. Introduction (masalah; tujuan penelitian; tujuan permodelan; executive summary)
b. Background (deskripsi sistem; perilaku sistem; asumsi setiap relasi)
c. Model Development (proses permodelan; evaluasi permodelan; data akuisisi)
d. Model Description (kerangka waktu, batasan, entitas, atribut, asumsi utama; aliran
proses dan struktur model; logika dan persamaan, ketidakpastian, probabilitas;
overview model; asumsi dan detail model; pendekatan verifikasi dan validasi)
e. Model Verification and Validation (hasil testing, nilai ekstrim, analisis sensitif;
perbandingan perilaku; analisis statistik; testing lain dan metode V&V)
f. Model Application and Transition (eksperimen dan hasil analisis; diagram data
statistik; interpretasi hasil model; keterbatasan model dan peningkatan; tindakan
selanjutnya; masalah transfer model)
g. Conclusions and Recommendation (real-world system; model kedepan yang
digunakan; catatan proses permodelan; alat permodelan dan platform; proses skenario;
penelitian kedepan yang akan dilakukan)
h. Appendices (model tambahan; model output; computer output; data analisis
tambahan)

2.7 Pengetahunan dan Kemampuan untuk Permodelan dan Simulasi


Pengetahuan dan kemampuan yang harus dimiliki modeler terdapat empat bidang:
a. Memahami konsep permodelan dan simulasi, proses, paradigma dan alat yang
digunakan.
b. Mengetahui domain yang sedang dimodelkan. Modeler harus familiar dengan domain
yang digunakan. Domain terbagi menjadi dua specific system dan fields.
c. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Hal tersebut tekait dengan stakeholder,
mencari solusi, perjanjian, negosisasi, diskusi dengan partisipan, dan sebagainya.
d. Menguasai ilmu statistik. Modeler menggunakan statistik untuk memahami bagaimana
sistem bekerja dengan mengelolah input menjadi output.

2.8 Ringkasan
Permodelan dan simulasi sangat bervariasi, sehingga proses setiap proyek berbeda.
Tahap permodelan terdiri dari engagement, specification, construction, verification and
validation, experimentation, dan reporting. Hal yang dilakukan dalam proyek permodelan
dan simulasi adalah mengidentifikasi stakeholder, mengidentifikasi masalah, memilih
paradigma, konstruksi model, pengumpulan data serta analisis data, verifikasi dan validasi,
eksperimen dan analisis output, dan reporting.

5
Pengetahuan dan kemampuan yang harus dimiliki oleh modeler adalah memahami
konsep, proses, paradigma, dan alat permodelan dan simulasi, memiliki kemampuan dalam
application domain, kemampuan bekerja dengan stakeholder, kemampuan statistika untuk
analisis kuantitatif.
Kunci kesuksesan dalam proyek permodelan dan simulasi adalah tujuan dan capaian
yang jelas, kelengkapan kemampuan yang dimiliki tim, partisipasi pengguna memadai,
pemilihan perangkat yang sesuai, dan manajemen proyek yang efektif.

Anda mungkin juga menyukai