Jalan raya adalah jalur – jalur tanah di atas permukaan bumi yang dibuat
oleh manusia dengan bentuk, ukuran – ukuran dan jenis konstruksinya, sehingga
dapat digunakan untuk menyalurkan lalu lintas orang, hewan dan kendaraan yang
mengangkut barang dari suatu tempat ketempat lainya dengan mudah dan cepat.
Jalan dalam arti yang luas adalah sepias ruang baik di daratan maupun di atas
permukaan air atau diudara yang khusus, patut dan dipergunakan untuk
perhubungan lalulintas antara tempat dipermukaan bumi ( Lubis, 1973 ).
Mengingat definisi ini, maka jalan dibedakan atas 3 jenis yaitu :
b. Jalan air ( laut, sungai danau dan saluran ) yaitu jalan untuk lalu lintas
dengan kapal atau perahu.
c. Jalan darat yaitu jalan yang dipergunakan untuk orang yang berjalan kaki,
hewan dan kendaraan didaratan.
Jalan dapat dibedakan atas jalan umum dan jalan khusus. Jalan umum
adalah jalan yang dibuat dan dipelihara oleh pemerintah dan dipakai untuk umum.
Jalan khusus adalah jalan yang dibuat dan dipelihara oleh perusahaan –
perusahaan swasta atau perorangan dan tidak untuk umum. Misalnya jalan
perkebunan, jalan – jalan dalam suatu kompleks perusahaan dan sebagainya.
a. Jalan Nasional
1) Jalan umum dengan fungsi arteri primer
b. Jalan Propinsi
c. Jalan Kabupaten
a. Karakteristik Kendaraan
Kendaraan dibuat sebagai salah satu tujuan dari 3 tujuan dasar
angkutan :
a) Dimensi
b) Berat
c) Kinerja
b. Karakteristik Pengemudi
b. Medan jalan
Medan jalan diklasifikasikan berdasarkan kondisi sebagian besar
kemiringan medan yang diukur tegak lurus dengan garis kontur.
Keseragaman kondisi medan jalan yang diproyeksikan harus
mempertimbangkan keseragaman kondisi medan menurut rencana
trase jalan dengan mengabaikan perubahan – perubahan pada bagian
kecil dari segmen rencana jalan tersebut. Klasifikasi menurut medan
jalan untuk perencanaan geometrik dapat dilihat pada tabel dibawah
ini
Ruang Daerah Milik Jalan (Rumija) dibatasi oleh lebar yang sama dengan
Rumaja ditambah ambang pengaman konstruksi jalan dengan tinggi 5 meter dan
kedalaman 1,5 meter (Gambar 11.7).
Jalur Ialu lintas adalah baglan jalan yang dipergunakan untuk Ialu lintas
kendaraan yang secara fisik berupa perkerasan jalan.
Batas jalur Ialu lintas dapat berupa:
1. Median
2. Bahu
3. Trotoar
4. Pulau jalan
5. Separator.
Jalur Ialu lintas dapat terdiri atas beberapa tipe .
1. 1 lajur-2 lajur-2 arah (2/2 TB)
2. 1 lajur-2 lajur-1 arah (2/1 TB)
3. 1 lajur-4 lajur-2 arah (4/2 B)
4. 2 jalur-nlajur-2arah (n/2 B), di mana n=Jumlah Jalur
Lebar jalur sangat ditentukan oleh jumlah dan lebar laJur peruntukannya
menunjukkan lebar alur dan bahu jalan sesuai VLHR-nya. Lebar jalur minimum
adalah 4.5 meter, memungkinkan 2 kendaraan kecil saling berpapasan. Papasan
dua kendaraan besar yang terjadl sewaktu-waktu dapat menggunakan bahu jalan.
2.4.3 LAJUR
1) Lajur adalah bagian jalur Ialu lintas yang memanjang, dibatasi oleh
marka lajur jalan, memiliki lebar yang cukup untuk dilewati suatu
kendaraan bermotor sesuai kendaraan rencana.
2) Lebar lajur tergantung pada kecepatan clan kendaraart rencana, vang
dalam hal ini dinyatakan dengan fungsi dan kelas jalan .
3) Jumlah lajur ditetapkan dengan mengacu kepada MLKJI berdasarkan
tingkat kinerja yang direncanakan, di mana untuk suatu ruas jalan
dinyatakan oleh nilai rasio antara volume terhadap kapasitas yang
nilainya tidak lebih dari 0.80.
4) Untuk kelancaran drainase perrnukaan, lajur Ialu lintas pada alinemen
lurus memerlukan kemiringan melintang normal sebagai :
a. 2-3% untuk perkerasan aspal dan perkerasan beton;
b. 4-5% untuk perkerasan kerikil
2.4.5 M E D I A N
1) Median adalah bagian bangunan jalan yang secara fisik memisahkan dua
jalur lalu lintas yang berlawanan arah.
2) Fungsi median adalah untuk:
a. memisahkan dua aliran Ialu lintas yang berlawanan arah;
b. ruang lapak tunggu penyeberang jalan;
c. penempatan fasilitas jalan;
d. tempat prasarana kerja sementara;
e. penghijauan;
f. tempat berhenti darurat (jika cukup luas);
g. cadangan lajur (jika cukup luas); dan
h. mengurangi silau dari sinar lampu kendaraan dari arah yang
berlawanan.
3) Jalan 2 arah dengan 4 laJur atau lebih perlu dilengkapi median.
1) Fasilitas pejalan kaki berfungsi memisahkan pejalan kaki dari jalur Ialu
lintas kendaraan guna menjamin keselamatan pejalan kaki dan kelancaran
lalu lintas.
2) Jika fasilitas pejalan kaki diperlukan maka perencanaannya mengacu
kepada Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan, Direktorat
Jenderal Bina Marga Maret 1992.