Anda di halaman 1dari 2

SP WAHAM

Orientasi
“Selamat pagi, perkenalkan nama saya Meidina , panggil saya Meidina saya
mahasiswa UMB,.Nama bapak, senangnya dipanggil apa?”“Bisa kita
berbincang-bincang tentang apa yang bapak rasakan sekarang?”“Berapa lama
bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15menit?” “Dimana
enaknya kita berbincang-bincang, bapak/ibu?”
Kerja
“Saya mengerti bapak merasa bahwa bapak/ibu adalah seorang nabi, tapi
sulitbagi saya untuk mempercayainya karena setahu saya semua nabi sudah
tidakadalagi, bisa kita lanjutkan pembicaraan yang tadi terputus
bapak/ibu?”“Tampaknya bapak/ibu gelisah sekali, bisa mas ceritakan apa
yangbapak/ibu rasakan?”“O... jadi bapak/ibu merasa takut nanti diatur-atur oleh
orang lain dan tidak punyahak untuk mengatur diri sendiri?”“Siapa menurut
bapak/ibu yang sering mengatur-atur diri bapak?”“Jadi ibu yang terlalu
mengatur-ngatur ya bapak/ibu, juga kakak dan adik bapak/ibu
yanglain?”“Kalau bapak/ibu sendiri inginnya seperti apa?”“O... bagus mas
sudah punya rencana dan jadwal untuk diri sendiri” “Coba kita tuliskan rencana
dan jadual tersebut bapak/ibu”“Wah..bagus sekali, jadi setiap harinya bapak/ibu
ingin ada kegiatan diruangan iniya
Terminasi
“Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah berbincang-bincang dengan
saya?””Apa saja tadi yang telah kita bicarakan? Bagus”“Bagaimana kalau
jadwal ini bapak/ibucoba lakukan, setuju bapak/ibu?”“Bagaimana kalau saya
datang kembali dua jam lagi?””Kita bercakap-cakap tentang kemampuan yang
pernah bapak/ibu miliki? Mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau
di sini lagi?”

SP 2 pasien
Orientasi
Selamat pagi mas bapak/ibu, bagaimana perasaannya saat ini? Bagus!” “Apakah
bapak/ibu sudah mengingat-ingat apa saja hobi atau kegemaran bapak/ibu?”
“Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang?” “Dimana enaknya
kita berbincang-bincang tentang hobi bapak/ibu tersebut?” “Berapa lama
bapak/ibu mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit tentang hal
tersebut?”
Kerja
“Apa saja hobby bapak/ibu? Saya catat ya bapak/ibu, terus apa lagi?”“Wah..,
rupanya bapak/ibu pandai main catur ya, tidak semua orang bisa bermain
caturseperti itu lho bapak/ibu”(atau yang lain sesuai yang diucapkan pasien).
“Bisa bapak/ibu ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main catur,
siapa yangdulu mengajarkannya kepada bapak/ibu, dimana?”“Bisa bapak/ibu
peragakan kepada saya bagaimana bermain catur yang baik itu?”“Wah..baik
sekali permainannya”“Coba kita buat jadwal untuk kemampuan bapak/ibu ini
ya, berapa kali sehari/seminggubapak/ibu mau bermain catur?”“Apa yang
bapak/ibu harapkan dari kemampuan bermain catur ini?”“Ada tidak hobi atau
kemampuan bapak/ibuyang lain selain bermain catur?”
Terminasi
“Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita bercakap-cakap tentang hobi
dankemampuan bapak/ibu?” “Setelah ini coba bapak/ibu lakukan latihan catur
sesuai dengan jadwal yang telah kitabuat ya?”“Besok kita ketemu lagi ya
bapak/ibu?”“Bagaimana kalau nanti sebelum makan siang? Di ruang tamu saja,
ya setuju?”“Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus bapak/ibu
minum, setuju?

Anda mungkin juga menyukai