Anda di halaman 1dari 12

PENDAHULUAN

Pendengaran berperan penting dalam komunikasi antar manusia. Telinga


merupakan organ yang berfungsi sebagai indera pendengaran dan keseimbangan
tubuh. Proses mendengar digunakan untuk mengingat, untuk mengomunikasikan
kesenangan dan ketakutan serta apresiasi sadar dari getaran yang dirasakan sebagai
suara.1 Efek utama dari gangguan pendengaran adalah gangguan komunikasi, yang
bisa mempengaruhi hubungan dengan keluarga, teman dan membuat kesulitan
dalam lingkungan tempat kerja.2,3
Gangguan pendengaran disebabkan oleh gangguan konduktif atau
sensorineural atau gangguan keduanya. Gangguan konduktif di sebabkan oleh
telinga luar atau tengah, sedangkan sensorineural di sebabkan oleh disfungsi pada
koklea atau ganglion spiral.2,3 Sebanyak 360 juta penduduk dunia mengalami
gangguan pendengaran, 180 juta diantaranya berada di Asia Tenggara, Indonesia
merupakan salah satu dari empat negara di Asia Tenggara dengan prevalensi
gangguan pendengaran cukup tinggi.4
Pendengaran konduktif merupakan transmisi suara di kepala melalui
getaran tengkorak, tulang rawan, jaringan lunak dan cairan tubuh yang melalui
telinga.5,6 Nilai pendengaran pada bone conduction lebih baik (normal) dari pada
air conduction. Beberapa kasus tersebut terdapat penurunan bone conduction di
frekuensi tinggi, walaupun tidak ada gangguan pendengaran sensorineural.5
Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk membahas tentang gangguan
pendengaran konduktif.

1. Anatomi
Sistem pendengaran terdiri dari telinga luar, telinga tengah, dan telinga
dalam atau labirin.7
1.1 Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga, liang telinga, dan membran timpani.
Daun telinga sebagian terdiri dari tulang rawan dan tidak memiliki otot. Daun
telinga dan konka mengarah ke meatus akustikus ekternus (MAE) dengan panjang

1
2

2,5 cm. Sepertiga lateral MAE terdiri dari tulang rawan, folikel rambut serta
kelenjar yang memproduksi serumen. Bagian dua pertiga medialnya merupakan
tulang yang dilapisi lapisan epitel hingga di atas membran timpani. Tulang rawan
meatus akustikus eksternus merupakan lanjutan dari saluran telinga bagian luar dan
daun telinga (Gambar 1).

Gambar 1. Anatomi telinga luar. 8

Meatus akustikus ekternus dimulai dari dasar konka daun telinga sampai
membran timpani yang terdiri dari pars kartilago dan pars tulang. Batas dari meatus
akustikus ekternus di bagian medial membran timpani yang di lapisi kulit yang tipis
dengan jaringan subkutan yang kecil, sedangkan bagian lateral mengandung banyak
folikel rambut dan kelenjar serominus dan sebasea. Tulang MAE memiliki panjang
3 ½ cm dengan diameter 1 cm.7,9
Membran timpani terdiri dari tiga lapis yaitu lapisan epitel sel skuamosa,
mukosa medial, dan fibrosa atau tunika propria. Manibrium maleus di batasi pada
bagian superior oleh prosesus lateral sedangkan inferior oleh umbo. Umbo
berbentuk kerucut yang di bentuk oleh membran timpani. Membran timpani
memiliki bagian atas disebut pars flaksida (membran Sharpnell) sedangkan bagian
bawah pars tensa (membran propria) (Gambar 2).
3

Gambar 2. Membran timpani.9

Dua cabang arteri karotis eksterna yaitu arteri aurikular posterior dan arteri
temporal superfisialis adalah sumber arteri pada daun telinga dan MAE. Aliran vena
mengikuti aliran arteri menuju vena jugularis interna dan vena jugularis eksterna.
Inervasi sensoris telinga luar oleh cabang aurikulotemporalis saraf trigeminal, saraf
fasialis, saraf glosofaringeal, serta cabang aurikular saraf vagus (Arnold’s nerve).6,8

1.2 Telinga tengah


Telinga tengah terdiri dari tuba Eustachius, aditus, antrum, dan sel udara
mastoid. Kavum timpani di bagi menjadi daerah mesotimpani (letak berlawanan
dengan pars tensa), epitimpani atau atik (letak di atas pars tensa, medial dari
membran Sharpnell dan lateral dari tulang dinding atik), dan hipotimpani (letak
dibawah pars tensa). Bagian telinga tengah di sekitar tuba Eustachius kadang di
sebut protimpani (Gambar 3).

Gambar 3. Telinga telinga.3


4

Tulang pendengaran terdiri dari maleus, inkus, dan stapes. Maleus


merupakan tulang pendengaran yang terletak paling lateral, terdiri dari kepala
(caput), manubrium (handle), leher, serta prosesus anterior dan lateral. Manubrium
malei terletak dalam lapisan fibrosa membran timpani dengan ujung manubrium
terletak pada apeks. Prosesus lateral membentuk suatu knob-like projection pada
permukaan membran timpani.6
Inkus merupakan tulang pendengaran yang terbesar, terletak tepat di sebelah
medial maleus. Inkus mempunyai sebuah badan dan tiga prosesus yaitu prosesus
brevis, longus dan lentikular. Badan inkus berartikulasi dengan kepala maleus di
epitimpanum. Artikulasi ini membentuk suatu double saddle joint yang bersifat
kaku. Prosesus brevis inkus terikat pada fosa inkudis oleh ligamen inkudal
posterior. Prosesus longus inkus memanjang ke bawah kurang lebih sejajar dan
terletak di belakang manubrium. Prosesus lentikular inkus merupakan bagian akhir
dari prosesus longus yang berartikulasi pada sudut kanan stapes membentuk
incudo-stapedial joint.6
Stapes merupakan tulang pendengaran yang terkecil dan terletak paling
medial. Stapes memiliki bagian kepala, leher, krura anterior dan posterior, serta
sebuah basis. Bagian kepala stapes berartikulasi dengan prosesus lentikular inkus
sedangkan bagian basisnya terletak pada foramen ovale serta dikelilingi oleh
ligamen stapediovestibular (ligamen anulare). Lengkungan stapes yang terdiri dari
krura anterior dan posterior ini menghubungkan bagian kepala dengan basis.
Persendian inkus dengan stapes bersifat kaku untuk mendukung pergerakan stapes
ke arah koklea (pergerakan seperti piston) tetapi persendian ini menjadi fleksibel
untuk pergerakan stapes yang terjadi karena kontraksi otot stapedius (gambar 4).
5

Gambar 4. Tulang pendengaran.6

Terdapat dua otot yang terletak di telinga tengah yaitu otot tensor timpani
dan otot stapedius. Kedua otot ini mengendalikan tulang pendengaran. Otot tensor
timpani terletak di dalam tulang semikanal, di anterior mesotimpanum, dan tepat di
superior orifisium tuba Eustachius. Kontraksi otot ini akan menarik manubrium
malei ke arah dalam, memindahkan membran timpani ke arah dalam dan
menegangkannya sehingga meningkatkan resonansi frekuensi pada sistem
konduksi suara.8
Otot stapedius merupakan otot bergaris terkecil yang berjalan dalam sulkus
vertikal di dinding posterior kavum timpani dan bersebelahan dengan saraf fasialis.
Otot stapedius menarik stapes dalam suatu arah yang tegak lurus dengan gerakan
seperti piston, dan memiringkan stapes sehingga stapes dapat berputar mengelilingi
ligamen posterior. Hal ini bertujuan melemahkan suara yang ditransmisikan oleh
rantai tulang pendengaran. Refleks kontraksi otot stapedius ini diaktifkan oleh
suara, sehingga dianggap sebagai suatu mekanisme pelindung untuk koklea.7-9
Tuba Eustachius merupakan penghubung utama telinga tengah dengan
nasofaring. Fungsinya adalah sebagai ventilasi, pembersihan, dan perlindungan
telinga tengah. Dua pertiga bagian anteromedial tuba adalah fibrokartilago
sedangkan sepertiga lateralnya adalah tulang. Bagian kartilago ini dikelilingi
jaringan lunak, jaringan lemak, dan epitel respirasi. Pada keadaan normal tuba akan
tertutup, dan terbuka oleh kontraksi otot tensor veli palatini saat menelan dan
menguap. 8
6

Aliran darah telinga tengah disuplai oleh dua arteri utama yaitu arteri
timpanika anterior cabang arteri maksilaris yang mensuplai membran timpani dan
arteri stilomastoideus cabang arteri aurikular posterior yang mensuplai telinga
tengah dan sel udara mastoid. Aliran vena telinga tengah menuju pleksus venosus
pterigoideus dan sinus petrosus superior. 6

1.3 Telinga dalam


Telinga dalam atau labirin adalah organ yang penting dalam pendengaran
dan keseimbangan. Labirin terdiri dari tulang labirin dan membran labirin. Labirin
membran berisi cairan disebut endolimfe sedangkan antara membran labirin dan
tulang berisi perilimfe. Tulang labirin terdiri dari vestibulum, saluran semisirkular
dan koklea (Gambar 5).

Gambar 5. Labirin.6

Koklea berbentuk menyerupai rumah siput yang menghasilkan 2,5-2,75


putaran sentral aksis disebut modiolus yang berisi berkas saraf dan suplai arteri dari
arteri vertebralis.8 Struktur duktus koklea dan ruang periotik sangat kompleks
membentuk suatu sistem dengan tiga ruangan yaitu skala vestibuli skala media dan
skala timpani. Skala vestibuli dan skala timpani berisi cairan perilimfe sedangkan
skala media berisi endolimfe. Skala vestibuli dan skala media dipisahkan oleh
membran Reissner, skala media dan skala timpani dipisahkan oleh membran
basilar.6,8

2. Fisiologi pendengaran
Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun
telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke
koklea.10
7

2.1 Telinga luar


Telinga luar berfungsi sebagai antena akustik yang mentransmisikan
gelombang suara ke telinga tengah. Telinga luar dan kepala berperan pasif namun
penting dalam pendengaran karena sifat akustiknya.7 Beberapa studi menunjukkan
bahwa daun telinga mempunyai dua fungsi. Fungsi pertama membantu
menentukan lokalisasi suara, terutama perbedaan dari arah depan ke belakang dan
dari tinggi ke rendah yang tidak menunjukkan perbedaan waktu interaural apapun.
Fungsi yang kedua adalah bersama dengan MAE meningkatkan tekanan akustik
pada membran timpani dalam rentang 1,5 hingga 5 kHz, pada frekuensi ini penting
untuk persepsi bicara.6,7 Daun telinga dan liang telinga mengumpulkan,
memperkuat dan mengantarkan suara ke membran timpani dengan mengubah sifat
transmisi dari frekuensi yang berbeda menurut lokasi sumber suara relatif terhadap
daun telinga.9-12

2.2 Telinga tengah


Telinga tengah mentransmisikan energi akustik dari liang telinga yang berisi
udara ke koklea yang berisi cairan, sehingga fungsi utama telinga tengah disebut
mekanisme penyesuai impedan atau aksi transformator. Telinga tengah juga
berfungsi sebagai refleks akustik sistem otot telinga tengah. Telinga tengah
bertindak sebagai transformator untuk meningkatkan tekanan suara pada basis
stapes dibandingkan pada membran timpani dengan cara menurunkan volume
kecepatan pada stapes dibandingkan membran timpani.11-13
Kontraksi otot stapedius sebagai respon terhadap suara disebut sebagai refleks
akustik. Refleks ini diperkirakan membantu dalam diskriminasi suara dan sebagai
pelindung telinga dalam dari trauma akustik berupa suara keras yang terus dialami.
Kontraksi otot stapedius dapat menghasilkan redaman (attenuation) hingga 20 dB
pada frekuensi dibawah 250 Hz tapi untuk frekuensi tinggi (diatas 1 kHz) redaman
ini tidak terjadi. Transmisi suara frekuensi rendah diredam oleh kontraksi kedua
otot telinga tengah namun otot stapedius merupakan peredam yang lebih baik
daripada otot tensor timpani.8-12
Fungsi optimal telinga tengah tergantung dari dipertahankannya tekanan
udara pada kavum timpani mendekati tekanan udara luar. Fungsi tersebut
dilaksanakan oleh tuba Eustachius yang terbuka. Tuba akan terbuka dengan gerakan
8

menelan, menguap dan tekanan positip di dalam telinga tengah. Kontraksi otot
tensor timpani akan menciptakan gerakan masuk ke dalam membran timpani yang
akan meningkatkan tekanan telinga tengah.

3. Mekanisme Konduksi Suara


Suara akan dihantarkan melalui liang telinga dan telinga tengah untuk dapat
mencapai koklea, disamping itu suara juga dihantarkan ke koklea melalui konduksi
tulang. Suara yang masuk ke ruang telinga tengah akan menggerakkan membran
timpani dan kemudian mencapai koklea. Pada pendengaran normal konduksi tulang
dari suara hanya sedikit berperan, tetapi berperan penting dalam pemeriksaan
audiometri yaitu suara diberikan ke satu telinga melalui earphone dapat mencapai
telinga yang lain melalui konduksi tulang (cross transmission).12
3.1 Telinga luar
Liang telinga, daun telinga dan kepala mempengaruhi suara untuk mencapai
membran timpani. Pengaruh struktur-struktur ini berbeda untuk frekuensi-frekuensi
yang berbeda. Pengaruh kepala tergantung pada arah kepala ke sumber suara. Liang
telinga bertindak sebagai suatu resonator dan berfungsi mengalihkan tekanan suara
di pintu masuk liang telinga ke tekanan suara di membran timpani serta memiliki
puncak sekitar 3 kHz (rata-rata 2,8 kHz), pada frekuensi tersebut tekanan suara di
membran timpani sekitar 10 dB lebih tinggi daripada di pintu masuk liang telinga.
4-7,11

3.2 Telinga tengah


Rantai tulang pendengaran terdiri dari maleus, inkus dan stapes sebagai
suatu sistem tuas. Membran timpani menggerakkan manubrium malei kemudian
prosesus longus, kemudian keduanya bergerak bersamaan oleh karena sendi
malleoinkudal. Secara berlawanan Sendi antara inkus dan stapes mudah berubah
karena posisi stapes yang terfiksasi pada sisi posteroinferiornya. Pergerakan dari
membran timpani menyebabkan stapes bergerak masuk dan keluar dari foramen
ovale. Perubahan tekanan akustik yang disebabkan pergerakan stapes ini
ditransmisikan seketika oleh perilimfe melalui sekat koklear dan kemudian menuju
foramen rotundum. 14-16
9

Terdapat dua hal yang berhubungan dengan hantaran suara ke cairan koklear.
Pertama adalah suara menjadi tidak efektif pergerakannya didalam suatu cairan
karena perbedaan sarana akustik (impedan) yang besar antara dua media (udara dan
cairan). Kedua adalah adanya perbedaan antara kekuatan di dua foramen yang
menyebabkan cairan koklea bergetar. Telinga tengah mengatasi kedua masalah
tersebut dengan bertindak sebagai penyesuai impedan, yaitu menyamakan impedan
yang tinggi di cairan koklea dengan impedan yang rendah di udara sehingga
meningkatkan transfer suara ke cairan koklea. Transmisi suara selektif ditingkatkan
ke foramen ovale dari koklea, telinga tengah menghasilkan suatu perbedaan
kekuatan yang bekerja pada dua foramen di koklea sehingga menimbulkan transfer
suara yang efektif menjadi getaran pada cairan koklea.13-19

4. Patogenesis gangguan konduktif


Konduktif terjadi karena energi suara dari udara ke telinga dalam melalui
daun telinga, membran timpani dan osikel. Penurunan nilai fungsi ini disebabkan
oleh patologi pada meatus akutikus eksternal, membran timpani atau rantai okular
yang menghasilkan konversi gelombang suara yang tidak efisien dari udara ke
media cairan endolimfa di membrane labirin. Penyebab langka dari gangguan
pendengaran konduktif adalah yang telinga bagian dalam, yang dikaitkan dengan
dehiscent kanal setengah lingkaran superior atau vestibular yang membesar.
Patofisiologi gangguan konduktif berdasarkan penyebabnya berupa
gangguan hantaran suara pada telinga luar dan tengah, antara lain; serumen terjadi
karena kelenjar terletak hanya di kulit yang menutupi bagian tulang rawan atau
bagian luar saluran telinga. Jika serumen ditemukan letaknya lebih dalam di bagian
tulang kemungkinan karena terdorong ke celah sempit pada bagian dalam telinga,
tempat di mana seharusnya serumen tidak terbentuk. Akibatnya serumen akan
terjebak dan terakumulasi hingga akhirnya menyebabkan sumbatan pada liang
telinga. Sumbatan tersebut akan menghalangi hantaran gelombang suara ke
gendang telinga, sehingga pendengaran akan terasa berkurang. (satalof)
Otitis eksterna terjadi sumbatan saluran pendengaran dengan adanya debris
atau pembengkakan karena peradangan di sekitar kulit adalah penyebab umum
gangguan pendengaran, terutama di musim panas dan di daerah iklim tropis.
10

Penyebab yang lain adalah paparan kulit yang berkepanjangan terhadap air,
terutama selama berenang, irigasi yang berlebihan, trauma pada kulit selama
pengangkatan serumen atau benda asing dapat menjadi penyebab lain otitis
eksterna.
Otitis media terjadi akibat disfungsi tuba Eustachius yang menyebabkan
tekanan negatif kronis dan malformasi tuba Eustachius sekunder menyebabkan
transudasi pada telinga tengah. Ada dua tipe obstruksi tuba yang menyebabkan
efusi pada telinga tengah yaitu mekanik dan fungsional. Obstruksi mekanik dapat
disebabkan faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik biasanya disebabkan
inflamasi membran mukosa tuba atau alergi yang menyebabkan udim mukosa tuba.
Obstruksi mekanik ekstrinsik dapat disebabkan obstruksi oleh massa seperti
jaringan adenoid atau neoplasma di nasofaring.
Hemotimpanum, terdapatnya darah pada kavum timpani dengan membrana
timpani berwarna merah atau biru. Warna tidak normal ini disebabkan oleh cairan
steril bersama darah di dalam telinga tengah. Keadaan ini dapat menyebabkan tuli
konduktif, biasanya ada sensasi penuh atau tekanan. Hemotimpanum bukan
merupakan suatu penyakit akan tetapi lebih kepada suatu gejala dari penyakit yang
sering disebabkan oleh karena trauma.
Kholesteatoma biasanya dikaitkan dengan telinga tengah dan mastoid,
tetapi kadang-kadang dapat terjadi di MAE. Penyebabnya melalui radang dan
infeksi terkait. Cholesteatoma dari luar MAE biasanya unilateral dan memiliki
gejala otalgia dan otorrhea. Pada pemeriksaan, ada penyempitan atau penyumbatan
saluran pendengaran eksternal dan kadang jaringan granulasi.
Karateristik gangguan pendengaran konduktif terdiri dari tes rinne negatif,
weber lateralisasi ke telinga yang sakit, tulang konduktif normal, terjadi pada
frekuensi rendah dan audiometri menunjukkan nilai tulang konduktif lebih bagus
dari konduktif udara dengan adanya air bone gap.6

RINGKASAN
Pendengaran berperan penting dalam komunikasi antar manusia. Telinga
merupakan organ yang berfungsi sebagai indera pendengaran dan keseimbangan
tubuh. Sistem pendengaran dibagi menjadi gangguan konduktif, sensorineural, dan
keduanya. Telinga luar merupakan bagian yang terdapat di sebelah lateral membran
11

timpani, terdiri dari daun telinga dan liang telinga. Telinga tengah terdiri dari
membran timpani, kavum timpani, tulang pendengaran, otot, tuba Eustachius, dan
mastoid. Mekanisme konduksi suara meliputi telinga luar dan telinga tengah.
Patofisiologi gangguan konduktif berdasarkan penyebabnya berupa gangguan
hantaran suara pada telinga luar dan tengah. Penyakit yang menyebabkan gangguan
konduktif antara lain serumen, otitis eksterna, otitis media, hemotimpanum dan
kolesteatoma.
12

Anda mungkin juga menyukai