1. Anatomi
Sistem pendengaran terdiri dari telinga luar, telinga tengah, dan telinga
dalam atau labirin.7
1.1 Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga, liang telinga, dan membran timpani.
Daun telinga sebagian terdiri dari tulang rawan dan tidak memiliki otot. Daun
telinga dan konka mengarah ke meatus akustikus ekternus (MAE) dengan panjang
1
2
2,5 cm. Sepertiga lateral MAE terdiri dari tulang rawan, folikel rambut serta
kelenjar yang memproduksi serumen. Bagian dua pertiga medialnya merupakan
tulang yang dilapisi lapisan epitel hingga di atas membran timpani. Tulang rawan
meatus akustikus eksternus merupakan lanjutan dari saluran telinga bagian luar dan
daun telinga (Gambar 1).
Meatus akustikus ekternus dimulai dari dasar konka daun telinga sampai
membran timpani yang terdiri dari pars kartilago dan pars tulang. Batas dari meatus
akustikus ekternus di bagian medial membran timpani yang di lapisi kulit yang tipis
dengan jaringan subkutan yang kecil, sedangkan bagian lateral mengandung banyak
folikel rambut dan kelenjar serominus dan sebasea. Tulang MAE memiliki panjang
3 ½ cm dengan diameter 1 cm.7,9
Membran timpani terdiri dari tiga lapis yaitu lapisan epitel sel skuamosa,
mukosa medial, dan fibrosa atau tunika propria. Manibrium maleus di batasi pada
bagian superior oleh prosesus lateral sedangkan inferior oleh umbo. Umbo
berbentuk kerucut yang di bentuk oleh membran timpani. Membran timpani
memiliki bagian atas disebut pars flaksida (membran Sharpnell) sedangkan bagian
bawah pars tensa (membran propria) (Gambar 2).
3
Dua cabang arteri karotis eksterna yaitu arteri aurikular posterior dan arteri
temporal superfisialis adalah sumber arteri pada daun telinga dan MAE. Aliran vena
mengikuti aliran arteri menuju vena jugularis interna dan vena jugularis eksterna.
Inervasi sensoris telinga luar oleh cabang aurikulotemporalis saraf trigeminal, saraf
fasialis, saraf glosofaringeal, serta cabang aurikular saraf vagus (Arnold’s nerve).6,8
Terdapat dua otot yang terletak di telinga tengah yaitu otot tensor timpani
dan otot stapedius. Kedua otot ini mengendalikan tulang pendengaran. Otot tensor
timpani terletak di dalam tulang semikanal, di anterior mesotimpanum, dan tepat di
superior orifisium tuba Eustachius. Kontraksi otot ini akan menarik manubrium
malei ke arah dalam, memindahkan membran timpani ke arah dalam dan
menegangkannya sehingga meningkatkan resonansi frekuensi pada sistem
konduksi suara.8
Otot stapedius merupakan otot bergaris terkecil yang berjalan dalam sulkus
vertikal di dinding posterior kavum timpani dan bersebelahan dengan saraf fasialis.
Otot stapedius menarik stapes dalam suatu arah yang tegak lurus dengan gerakan
seperti piston, dan memiringkan stapes sehingga stapes dapat berputar mengelilingi
ligamen posterior. Hal ini bertujuan melemahkan suara yang ditransmisikan oleh
rantai tulang pendengaran. Refleks kontraksi otot stapedius ini diaktifkan oleh
suara, sehingga dianggap sebagai suatu mekanisme pelindung untuk koklea.7-9
Tuba Eustachius merupakan penghubung utama telinga tengah dengan
nasofaring. Fungsinya adalah sebagai ventilasi, pembersihan, dan perlindungan
telinga tengah. Dua pertiga bagian anteromedial tuba adalah fibrokartilago
sedangkan sepertiga lateralnya adalah tulang. Bagian kartilago ini dikelilingi
jaringan lunak, jaringan lemak, dan epitel respirasi. Pada keadaan normal tuba akan
tertutup, dan terbuka oleh kontraksi otot tensor veli palatini saat menelan dan
menguap. 8
6
Aliran darah telinga tengah disuplai oleh dua arteri utama yaitu arteri
timpanika anterior cabang arteri maksilaris yang mensuplai membran timpani dan
arteri stilomastoideus cabang arteri aurikular posterior yang mensuplai telinga
tengah dan sel udara mastoid. Aliran vena telinga tengah menuju pleksus venosus
pterigoideus dan sinus petrosus superior. 6
Gambar 5. Labirin.6
2. Fisiologi pendengaran
Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun
telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke
koklea.10
7
menelan, menguap dan tekanan positip di dalam telinga tengah. Kontraksi otot
tensor timpani akan menciptakan gerakan masuk ke dalam membran timpani yang
akan meningkatkan tekanan telinga tengah.
Terdapat dua hal yang berhubungan dengan hantaran suara ke cairan koklear.
Pertama adalah suara menjadi tidak efektif pergerakannya didalam suatu cairan
karena perbedaan sarana akustik (impedan) yang besar antara dua media (udara dan
cairan). Kedua adalah adanya perbedaan antara kekuatan di dua foramen yang
menyebabkan cairan koklea bergetar. Telinga tengah mengatasi kedua masalah
tersebut dengan bertindak sebagai penyesuai impedan, yaitu menyamakan impedan
yang tinggi di cairan koklea dengan impedan yang rendah di udara sehingga
meningkatkan transfer suara ke cairan koklea. Transmisi suara selektif ditingkatkan
ke foramen ovale dari koklea, telinga tengah menghasilkan suatu perbedaan
kekuatan yang bekerja pada dua foramen di koklea sehingga menimbulkan transfer
suara yang efektif menjadi getaran pada cairan koklea.13-19
Penyebab yang lain adalah paparan kulit yang berkepanjangan terhadap air,
terutama selama berenang, irigasi yang berlebihan, trauma pada kulit selama
pengangkatan serumen atau benda asing dapat menjadi penyebab lain otitis
eksterna.
Otitis media terjadi akibat disfungsi tuba Eustachius yang menyebabkan
tekanan negatif kronis dan malformasi tuba Eustachius sekunder menyebabkan
transudasi pada telinga tengah. Ada dua tipe obstruksi tuba yang menyebabkan
efusi pada telinga tengah yaitu mekanik dan fungsional. Obstruksi mekanik dapat
disebabkan faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik biasanya disebabkan
inflamasi membran mukosa tuba atau alergi yang menyebabkan udim mukosa tuba.
Obstruksi mekanik ekstrinsik dapat disebabkan obstruksi oleh massa seperti
jaringan adenoid atau neoplasma di nasofaring.
Hemotimpanum, terdapatnya darah pada kavum timpani dengan membrana
timpani berwarna merah atau biru. Warna tidak normal ini disebabkan oleh cairan
steril bersama darah di dalam telinga tengah. Keadaan ini dapat menyebabkan tuli
konduktif, biasanya ada sensasi penuh atau tekanan. Hemotimpanum bukan
merupakan suatu penyakit akan tetapi lebih kepada suatu gejala dari penyakit yang
sering disebabkan oleh karena trauma.
Kholesteatoma biasanya dikaitkan dengan telinga tengah dan mastoid,
tetapi kadang-kadang dapat terjadi di MAE. Penyebabnya melalui radang dan
infeksi terkait. Cholesteatoma dari luar MAE biasanya unilateral dan memiliki
gejala otalgia dan otorrhea. Pada pemeriksaan, ada penyempitan atau penyumbatan
saluran pendengaran eksternal dan kadang jaringan granulasi.
Karateristik gangguan pendengaran konduktif terdiri dari tes rinne negatif,
weber lateralisasi ke telinga yang sakit, tulang konduktif normal, terjadi pada
frekuensi rendah dan audiometri menunjukkan nilai tulang konduktif lebih bagus
dari konduktif udara dengan adanya air bone gap.6
RINGKASAN
Pendengaran berperan penting dalam komunikasi antar manusia. Telinga
merupakan organ yang berfungsi sebagai indera pendengaran dan keseimbangan
tubuh. Sistem pendengaran dibagi menjadi gangguan konduktif, sensorineural, dan
keduanya. Telinga luar merupakan bagian yang terdapat di sebelah lateral membran
11
timpani, terdiri dari daun telinga dan liang telinga. Telinga tengah terdiri dari
membran timpani, kavum timpani, tulang pendengaran, otot, tuba Eustachius, dan
mastoid. Mekanisme konduksi suara meliputi telinga luar dan telinga tengah.
Patofisiologi gangguan konduktif berdasarkan penyebabnya berupa gangguan
hantaran suara pada telinga luar dan tengah. Penyakit yang menyebabkan gangguan
konduktif antara lain serumen, otitis eksterna, otitis media, hemotimpanum dan
kolesteatoma.
12