Revisi CPMK 1 - Pengantar Kes. Komunitas
Revisi CPMK 1 - Pengantar Kes. Komunitas
B. Pengertian Komunitas
Komunitas adalah hal yang penting danfitur permanen dari pengalaman
manusia.Komunitas tempat kita tinggal dan bekerja memilikipengaruh besar
pada kesehatan dan kesejahteraan kolektif kita(World Health Organization
[WHO], 2006 ( dalam Harlinalawati, 2013 . Dan, sejak itumulai, orang telah
berusaha untuk menciptakan komunitas yang lebih sehat. Contohnya :
1. Sebelum Laporan Surgeon General yang bersejarah Merokok dan Kesehatan,
sangat umum untuk melihat orangmerokok di televisi, di tempat kerja, di
restoran, danbahkan di kantor dokter
2. Latihan mempromosikan kesehatan, dan banyak orang
menikmatimengendarai sepeda sebagai bentuk latihan rekreasi.
Komunitas sebagai sesuatu kelompok sosisal yang di tentukan batas batas
wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta ada rasa yang saling
mengenal dan berinteraksi antara anggota masyarakat satu dengan yang
lain.Komunitas sebagai sekumpulan orang yang saling bertukar pengalaman
yang penting dalam hidupnya. (Harlinalawati, 2013).
C. Tujuan
Dalam melakukan pelayanan kesehatan perawat memiliki tujuan yang
penting yaitu untuk membantu melindungi kesehatan masyarakat dari ancaman
potensial di lingkungan, dan untuk membantu melindungi dan meningkatkan
kesehatan lingkungan itu sendiri, sehingga dapat hidup dan meningkatkan
kesehatan. Tujuannya adalah untuk membantu masyarakat mencapai tingkat
optimalnya, melalui upaya-upaya sebagai berikut:
1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,
keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general
community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan
masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok.
Penekanan pada kesehatan mengubah peran keperawatan kesehatan
masyarakat dari sikap reaktif menjadi proaktif. Dengan menggunakan tiga
tingkat pencegahan, keadaan sakit ini dapat segera didiagnosis dan diobati,
sehingga kesehatan populasi meningkat.Secara spesifik diharapkan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami
2. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut
3. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
4. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
5. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi
2. Tahap Patogenesis
Dalam tahap ini dilakukan dua kegiatan pencegahan, yaitu:
a. Pencegahan sekunder (secondary preventation)
Pencegahan sekunder melibatkan upaya untuk mendeteksi dan
mengobati masalah kesehatan yang ada pada tahap sedini mungkin,
ketika penyakit atau gangguan sudah ada dengan dua kelompok kegiatan
berikut.
1) Diagnosis dini dan pengobatan segera/ adekuat (early diagnosis
and prompt treatment)
2) Pembatasan kecacatan (disability limitation)
Program skrining hipertensi dan kolesterol di banyak komunitas
membantu mengidentifikasi individu berisiko tinggi dan mendorong
pengobatan dini untuk mencegah serangan jantung atau stroke. Contoh lain
adalah mendorong untuk pemeriksaan payudara dan pemeriksaan dini testis
dengan mammogram teratur, dan Pap smear untuk deteksi dini kemungkinan
kanker dan menyediakan tes kulit untuk tuberkulosis (pada bayi pada usia 1
tahun dan secara periodik sepanjang hidup, dengan peningkatan frekuensi
untuk kelompok berisiko tinggi).
Dilansir dari situs Journal of Preventiv Medicine & Public Healt yang dimuat
Journal Implementation of Quaternary Prevention in the Korean Healthcare
System: Lessons From the 2015 Middle East Respiratory Syndrome
Coronavirus Outbreak in the Republic of Korea
“Medicine’s ultimate aim is to prevent disease and to promote health. The framework
of primary-secondary-tertiary prevention that was proposed by Leavell and Clark [1] in
the 1940s has been widely used to assign roles to healthcare workers in charge of various
strategies to attain this goal (Table 1). In the healthcare service system of the Republic
of Korea (hereafter Korea), public health workers are in charge of primary prevention,
that is, preventing the occurrence of diseases, while primary care physicians are in
charge of secondary prevention through the early detection of diseases that have
occurred, and medical specialists are responsible for tertiary prevention through
appropriate treatment that is designed to prevent mortality and enable the patient to
return to the community.”