Tiga kelompok RNA yaitu: 1) mRNA, yaitu molekul RNAyang urutannya akan
diterjemahkan menjadi urutan asam amino suatu polipeptida, 2) rRNA yaitu molekul
yang menyusun ribosom yang merupakan molekul tempat sintesis protein, 3) tRNA
yaitu molekul RNA yang khusus membawa asm-asam amino yang akan dipolimerisasi
dalam proses sintesis protein. Operon adalah organisasi beberapa gen sruktural yang
ekpresinya dikendalikan oleh satu promoter yang sama. Sebagai contoh: operon lac,
yaitu operon yang mengendalikan kemampuan metabolisme laktosa pada bakteri E.coli.
Ciri utama gen struktural jasad prokaryot, khususnya gen sruktural yang
mengkode suatu polipeptida, adalah bahwa sekuens yang ada pada DNA prokaryot
mulai dari sekuens inisiasi translasi ATG sampai kodon terakhir sebelum titik akhir
translasi kodon stop TAATAGTGA akan diterjemahkan ditranslasi menjadi rangkaian
asma amino. Dengan kata lain tidak ada sekuen yang tidak mengkode asam amino (jika
gen struktural terdiri atas 900 nukleotida maka gen struktual tersebut mengkode 300
asam amino karena satu asam amino dikode oleh tiga sekuen nukleotida yang
berurutan.
Dengan demikian pada jasad prokaryot tidak ada sekuens penyisip (intervening
sequences atau intron). Hal ini berbeda dengan eukariot ada banyak gen yang tidak
semua sekuens nukleotidanya mengkode asam amino (intron), sedangkan ekson
merupakan nukleotida pengkode asam amino. Tidak ada intron merupakan ciri khas
gen struktural jasad prokaryot, meskipun ada perkecualian, misalnya pada
archaebacter dan bakteriofag tertentu yang menyerang E. coli (pada genom kedua
jasad tersebut diketahui terdapat intron). Tidak semua gen mengkode terutama asam
amino yang menysusun suatu polipeptida atau protein. Secara garis besar gen dibagi 3:
gen yang mengkode protein gen, yang mengkode rRNA, gen yang mengkode tRNA.
a. Inisiasi
Sub unit alfa mempunyai peranan dalam menstimulasi inisiasi transkripsi tetapi
tidak mempercepat laju pertambahan untaian RNA. Proses inisiasi transkripsi
merupakan proses yang menentukan laju transkripsi. Setelah proses inisiasi transkripsi
terjadi, selanjutnya sub unit alfa terlepas dari enzim inti dan dapat digunakan lagi oleh
enzim inti RNA polimerase yang lain
Dalam proses pemanjangan transkrip ada dua hipotesis yang diajukan mengenai
perubahan topologi DNA. Hipotesis pertama menyatakan bahwa enzim RNA
polimerase bergerak melingkari untaian DNA sepanjang perjalanannya. Dengan cara
demikian maka dapat dihindari terjadinya pelintiran pada struktur DNA, tetapi untaian
RNA hasil transkripsinya akan melintir sepanjang untaian DNA. Sebaliknya hipotesis
kedua, menyatakan bahwa enzim RNA polimerase bergerak lurus sepanjang untaian
DNA sehingga RNA yang terbentuk tidak mengalami pelintiran, tetapi untaian DNA
yang ditranskripsi harus mengalami puntiran. Untaian DNA yang ada di depan RNA
polimerase akan membuka sedangkan DNA yang berada dibelakangnya akan
memuntir kembali untuk menutup.
Dalam proses pemanjangan transkrip RNA, demikian juga pada proses inisiasi
sintesis RNA, terjadi pembentukan ikatan fosfodisester antara nukleotida RNA yang
satu dengan nukleotida berikutnya. Pembentukan ikatan fosfodiester tersebut,
ditentukan oleh keberadaan sub unit beta pada RNA polimerase. Transkripsi akan
berakhir pada saat RNA polimerase mencapai ujung gen yang disebut terminator.
Pada bakteri E. Coli ada dua macam terminator, yaitu: 1) terminator yang tidak
tergantung pada protein rho (rho dependent terminator), 2) terminator yang tergantung
pada protein rho (rho-independent terminator).
Protein Rho: Enzim ini mempunyai aktivitas RNA-DNA helikase, untuk aktivitasnya
membutuhkan ATP, mungkin berfungsi untuk merusak/mengganggu hibrid RNA-DNA.
ATP dihidrolisa oleh protein Rho pada terminasi.
(Moeljoprawiro, 2007)
Eksperimen yang dilakukan Peggy Franham dan Terry Platt menunjukkan bahwa
pengakhiran transkripsi tanpa melibatkan faktor rho mempunyai dua ciri utama yaitu: 1)
lengkungan, 2) adanya rangkaian basa T pada untaian DNA
bukan cetakan/nontemplate strand sehingga terbentuk pasangan basa yang lemah
antara rU-dA yang menahan transkrip RNA pada untaian DAN cetakan. Pada waktu
lenkungan RNA terbentuk, maka RNA polimerase berhenti dan ikatan basa yang lemah
menyebabkan RNA yang baru terbentuk akan terlepas.
Faktor rho diduga ikut terikat pada proses transkrip dan mengikuti pergerakan
RNA polimerase sampai akhirnya RNA polimerase berhenti pada daerah terminator
yaitu sesaat setelah menyintesis lengkungan RNA. Selanjutnya faktor rho
menyebabkan destabilisasi ikatan RNA-DNA sehingga transkrip RNA terlepas dari
cetakan (Yuwono, 2005).
Secara umum mekanisme dasar transkripsi pada eukariot serupa dengan yang
terjadi pada prokariot, yaitu memerlukan DNA cetakan, DNA polimerase, NTP
ribonukleotida serta molekul protein regulator. Transkripsi pada eukariot juga
berlangsung dengan diawali proses inisiasi transkripsi kemudian dilanjutkan dengan
pemanjangan transkrip, dan berhenti pada saat DNA polimerase mencapai daerah
terminator. Meskipun demikian ada banyak perbedaan fundamental antara sistem
transkipsi prokariot dengan transkripsi pada eukariot.
Berbeda halnya dari organisasi gen pada prokariot yang ada umumnya bersifat
polisistronik, gen-gen pada jasad eukariot bersifat monosistronik, artinya satu transkrip
yang dihasilkan hanya mengkode atau macam produk ekspresi. Pada jasad eukariot
tidak dikenal adanya sistem operon karena satu gen struktural dikendalikan oleh satu
promoter. Gen-gen eukariot tersebar pada beberapa kromosom. Hal ini berbeda dari
organisasi gen prokariot yang umumnya hanya terdapat dalam satu unit bahan genetik
utama. Banyak gen eukaryot yang bagian strukturalnya berselang seling antara
sekuens yang mengkode suatu urutan spesifik (ekson), dan sekuens yang tidak
mengkode urutan spesifik (intron).