Sel darah merah matur, yang struktur biokimianya kompleks, adalah sel yang relative simple
yang telah mengeluarkan nukleusnya, organelnya, dan mesin penyintesis proteinnya. Adanya defek
pada komponen sisa-sisanya spt enzim, membrane, dan haemoglobin dapat memicu hemolisis.
Enzimatik
Enzimatik yang paling sering menyebabkan hemolisis adalah defisiensi G6PD. G6PD adalah
enzim penting dalam produksi glutathione, yang dapat melindungi protein sel darah merah dari
kerusakan oksidatif. Gangguan X-Linked ini didominasi pria. Lebih dari 300 variasi C6PD yang ada di
dunia, tetapi hanya sedikit yang menyebabkan hemolisis.
Kebanyakan pasien tidak punya bukti lab/klinis pada hemolisis yang sedang berjalan hingga
ketika ada infeksi, reaksi obat, atau menelan kacang fava, akan mengakibatkan kerusakan oksidatif pada
haemoglobin. Hemoglobin yang teroksidasi dan terdenaturasi menghubungkan dan mengendapkan
intrasel, membentuk inklusi yang teridentifikasi sebagai badan Heinz pada noda vital dari apusan darah
perifer. Badan Heinz dihilangkan di limpa, meninggalkan eritrosit dengan menghilangkan bagian dari
sitoplasma; sel penggigit ini dapat diliat pada apusan darah rutin. Eritrosit yang berubah mengalami
kehancuran pada intravascular dan ekstravaskular. Sel darah merah tua lebih rentan, karena mereka
punya defisiensi G6PD intrinsic ditambah dengan penurunan terkait usia normal pada tingkat G6PD.
Hemolisis terjadi dua hingga empat hari setelah paparan dan bervariasi dari penurunan
asimtomatik pada haemoglobin hingga hemolisis intravascular. Bahkan dengan paparan yang sedang
berlangsung, hemolisis biasanya membatasi dirinya sendiri, seperti sel G6PD-defek yang lebih tua
dihancurkan. Tidak ada terapi khusus selain pengobatan yang mendasari infeksi dan menghindari obat-
obatan yang terlibat. Dalam kasus hemolisis berat, yang dapat terjadi dengan enzim varian
mediteranian, mungkin akan membutuhkan transfuse.
Tingkat a0ktifitas G6PD mungkin bisa diukur seperti biasa pada saat episode akut, karena tidak
terhemolisasi, sel-sel muda yang diuji. Jika diduga ada defisiensi G6PD setelah pengukuran pada tingkat
aktifitas normal, uji ini harus diulang dalam dua atau tiga bulan, ketika sel pada semua umur kembali
dipresentasikan.
Membranopathies
Sferositosis keturunan adalah gangguan yang dominan pada autosomal yang disebabkan oleh
mutase di rangka membrane gen protein sel darah merah. Melemahnya protein tulang punggung dalam
menahan lipid bilayer, membrane mengalami kerusakan yang progesif pada strukturnya, menghasilkan
sebuah sferosit, karateristik kelainannya terlihat pada apusan darah tepi. Seperti AIHA, sferosit tidak
bisa melewati saraf limpa dan terdegradasi dan dicerna oleh monosit (sistem makrofag).
Meskipun ada variable fenotip yang ditandai, sferositosis keturunan punya tipikal kompensasi
kronis. Diagnosis didasarkan pada kombiniasi sferositosis yang tercatat pada apusan darah tepi, riwayat
keluarga, dan DAT negative. Rata2 konsentrasi haemoglobin sering meningkat.
Hemoglobinopathies
Hemolisis kronis bisa menjadi ciri khas dari gangguan pada sintesis haemoglobin, termasuk
anemia sel sickle dan talasemia.
Talasemia adalah kelompok heterogen dari anemia multifactorial bawaan yang ditandai dengan
defek oada sintesis subunit alfa atau beta dari tetramer haemoglobin. Kekurangan/defek pada satu
rantai globin mengarah ke penurunan haemoglobin secara keseluruhan dan endapan intraseluler dari
sisa rantai, dimana merusak membrane dan mengarah kepada hemolisis yang terbukti klinis dalam
bentuk parah dari talasemia alfa dan talasemia beta. Talasemia beta dapat didiagnosis dari
electrophoresis haemoglobin, dimana menunjukkan kenaikan kadar dari haemoglobin A2 dan F,
sementara diagnosis talasemia alfa memerlukan studi genetic. Talasemia ditandai dengan hipokromia
dan mikrositosis; sel target seringkali terlihat pada apusan darah tepi.
Anemia sel sickle merupakan kelainan bawaan yang disebabkan oleh mutasi yang mengarah ke
penggantian valine oleh asam glutamate pada posisi ke6 rantai beta dari haemoglobin. Ketidaknormalan
membrane dari sel sickle dan kerusakan oksidatif disebabkan oleh haemoglobin S, beriringan dengan
gangguan deformmabilitas dari sel sickle, mengarah ke perangkap limpa dan pengeliminasian sel.
Beberapa derajat hemolisis intravascular juga terjadi. Elektroforesis haemoglobin menampakkan
dominasi haemoglobin S. Sel sickle diamati pada apusan darah tepi.