PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara yaitu suatu tempat yang di dalamnya di diami oleh banyak
orang yang mempunyai tujuan hidup yang bermacam-macam dan berbeda-
beda antara satu orang dengan orang yang lain. Suatu tempat dapat disebut
dengan negara jika mempunyai 3 unsur terpenting yang harus ada didalamnya
yaitu: Wilayah, Pemerintah dan Rakyat. Ketiga unsur tersebut harus ada
dalam suatu negara. Jika salah satu dari unsur tersebut tidak ada maka tempat
tersebut tidak dapat dinamakan negara. Ketiga unsur tersebut saling
melengkapi dalam suatu negara.
Unsur yang lainnya yang juga harus dimiliki oleh suatu negara adalah
pengakuan dari negara lain. Pengakuan dari negara lain harus dimiliki oleh
suatu negara supaya keberadaan negara tersebut anggap telah berdaulat oleh
negara-negara lain. Setelah suatu negara terbentuk maka negara tersebut
berhak membentuk undang-undang atau konstitusi. Konstitusi di Indonesia
sudah ada sejak zaman dahulu bahkan sebelum kemerdekaan Indonesia,
konstitusi telah ada yang berfungsi mengatur kehidupan bermasyarakat yang
disebut dengan adat istiadat yang ada karena kesepakatan dari suatu
masyarakat yang terlahir dan dipakai sebagai pengatur kehidupan
bermasyarakat.
Adat istiadat mempunyai suatu hukum yang dinamakan hukum adat.
Pada jaman dahulu walaupun belum ada undang-undang seperti halnya
sekarang, tetapi kehidupan masyarakat sudah diatur dengan adat istiadat dan
yang melanggar adat istiadat akan dikenakan suatu hukum yang telah
masyarakat setempat sepakati yaitu hukum adat. Seperti halnya adat istiadat,
konstitusi juga mengatur kehidupan suatu negara supaya tertatanya kehidupan
dalam negara.
1
Jika dalam adat istiadat, pelanggar adat istiadat dikenai hukum adat
maka dalam konstitusi, pelanggar konstitusi dikenai hukuman yang telah
diatur dalam undang-undang. Maka untuk mengatur kehidupan negara dan
unsur-unsur didalamnya, konstitusi sangat dibutuhkan keberadaannya. Suatu
negara tanpa konstitusi atau undang-undang seperti halnya mobil yang tanpa
stir yang tidak dapat diatur geraknya yang jika dibiarkan akan menabrak,
seperti halnya suatu negara yang tanpa kostitusi maka semua hal dalam negara
tidak dapat diatur pergerakannya yang jika dibiarkan mengakibatkan negara
akan kacau, runtuh dan berdampak buruk dengan hilang keberadannya.
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu negara ?
2. Apa tujuan dari sebuah negara ?
3. Apa saja unsur-unsur dari negara ?
4. Apa saja teori tentang terbentuknya negara ?
5. Apa saja bentuk-bentuk negara ?
6. Apa itu konstitusi ?
7. Bagaimana sejarah perkembangan konstitusi ?
8. Apa tujuan dari konstitusi ?
9. Apa saja klasifikasi konstitusi ?
10. Apa hubungan negara dengan konstitusi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu negara
2. Untuk mengetahui tujuan dari negara
3. Untuk mengetahui unsur-unsur negara
4. Untuk mengetahui teori terbentuknya negara
5. Untuk mengetahui bentuk-bentuk negara
6. Untuk mengetahui apa itu konstitusi
7. Untuk mengetahui sejarah perkembangan konstitusi
8. Untuk mengetahui tujuan konstitusi
9. Untuk megetahui klasifikasi konstitusi
10. Untuk mengetahui hubungan negara dengan konstitusi
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Negara
Istilah Negara merupakan terjemahan dari beberapa kata asing: state (Inggris),
staat (Belanda dan Jerman), atau etat (Perancis). Secara terminologi Negara
diartikan sebagai organisasi tertinggi diantara satu kelompok masyarakat yang
memiliki cita-cita untuk bersatu, hidup di dalam suatu kawasan, dan
mempunyai pemerintah yang berdaulat. Pengertian ini mengandung
mengandung nilai konstitutif yang pada galibnya dimiliki oleh suatu negara
berdaulat: masyarakat (rakyat), wilayah, dan pemerintahan yang berdaulat.
negara identik dengan hak dan wewenang.
4
menyelengarakan sesuatu ( berkaitan dengan jabatan, fungsi lembaga
kenegaraan atau lapangan kerja ) dalam masyarakat.”
2. Tujuan Negara
Sebagai sebuah organisasi kekuasaan dari kumpulan orang-orang yang
mendiaminya, Negara harus memiliki tujuan yang disepakati bersama. Tujuan
sebuah negara dapat bermacam-macam, antara lain:
a) Bertujuan untuk memperluas kekuasaan
b) Bertujuan menyelenggarakan ketertiban hukum
c) Bertujuan untuk mencapai kesejahteraan umum
Dalam Islam, seperti yang dikemukakan oleh Ibnu Arabi, tujuan Negara
adalah agar manusia bisa menjalankan kehidupannya dengan baik, jauh dari
sengketa dan menjaga intervensi pihak-pihak asing. Paradigm ini didasarkan
5
pada konsep sosiohistoris bahwa manusia diciptakan oleh Allah SWT.
dengan watak dan kecendrungan berkumpul dan bermasyarakat, yang
membawa konsekuensi antara individu-individu satu sama lain saling
membutuhkan bantuan. Sedangkan menurut Ibnu Khaldun, tujuan Negara
adalah untuk mengusahakan maslahatan agama dan dunia yang bermuara pada
kepentingan akhirat.
3. Unsur-Unsur Negara
Suatu negara harus memiliki tiga unsur penting, yaitu rakyat, wilayah, dan
pemerintah. Ketiga unsur ini oleh Mahfud M.D disebut sebagai unsur
konstitutif. Tiga unsur ini perlu ditunjang dengan unsur lainnya seperti adanya
konstitusi dan pengakuan dunia Internasional yang oleh Mahfud disebut
dengan unsur deklaratif. Untuk lebih jelas memahami unsur-unsur pokok
dalam negara ini, berikut akan dijelaskan masing-masing unsur tersebut.
a) Rakyat
Rakyat dalam pengertian keberadaan suatu negara adalah sekumpulan
manusia yang dipersatukan oleh rasa persamaan dan bersama-sama
mendiami suatu wilayah tertentu. Tidak bisa dibayangkan jika ada suatu
negara tanpa rakyat. Hal ini mengingat rakyat atau warga negara adalah
substratum personel negara. Kualitas suatu negara sedikit banyak juga
ditentukan oleh kuantitas penduduknya. Tidak mengherankan bahwa apa
yang disebut "Negara-Negara Besar" umumnya mempunyai penduduk
6
yang relatif lebih banyak daripada negara lainnya. Misalnya, Amerika
Serikat, Jepang, dan RRC. Namun, besarnya jumlah penduduk bukan
merupakan satu-satunya faktor yang menjadikan sesuatu negara menjadi
negara besar. Faktor lain, seperti pendapatan per kapita dan kemajuan
teknologi turut menentukan pula kebesaran suatu negara.
b) Pemerintahan
Pemerintah merupakan salah satu unsur konstitusi negara. Sekalipun telah
ada sekelompok individu yang mendiami suatu wilayah, tetapi belum juga
dapat diwujudkan suatu negara, jika tidak ada segelintir orang yang
berwenang mengatur dan menyusun kehidupan bersama. Pemerintah
adalah organisasi yang mengatur dan memimpin negara.
Tanpa pemerintahan tidak mungkin negara itu berjalan secara baik.
Pemerintah menegakkan hukum dan memberantas kekacauan,
mengadakan perdamaian, dan menyelaraskan kepentingan-kepentingan
yang bertentangan. Oleh karena itu, sungguh mustahil ada masyarakat
tanpa pemerintahan. Pemerintah yang menetapkan, menyatakan, dan
menjalankan kemauan individu-individu yang tergabung dalam organisasi
7
politik yang disebut negara. Pemerintah merupakan badan untuk mengatur
urusan sehari-hari, yang menjalankan kepentingan-kepentingan bersama.
8
pemerintahannya tidak dapat menciptakan negara tanpa adanya suatu
wilayah.
Pada tahun 1772, 1793, dan 1795 kerajaan Polandia merupakan kerajaan
besar di Eropa Tengah. Namun, kedudukan dan wilayahnya pernah
dimasukkan berturut-turut ke dalam wilayah kekuasaan Rusia, Prusia, dan
Austria. Dengan demikian, lenyaplah Polandia sebagai negara.
Selanjutnya dalam tahun 1919 sesudah Perang Dunia I, Polandia
direhabilitasi sebagai negara. Dua puluh tahun kemudian, yaitu pada tahun
1940, negara Polandia diduduki dan dimasukkan kembali ke dalam
wilayah Jerman dan Rusia. Tatkala Jerman dikalahkan dalam Perang
Dunia II (1945), Polandia kembali menjadi negara yang berdaulat dan
menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (1946).
9
sepanjang abad, namun negara lsael baru timbul pada tahun 1948. Hal itu
terjadi ketika bangsa Israel dapat menguasai danmenempati sebagian
wilayah Palestina dan memproklamirkan diri berdirinya Republik Israel
pada bulan Mei 1948. Dari contoh di atas, jelas kiranya bahwa suatu
kesatuan politik agar bisa menjadi negara harus memenuhi syarat fisik
berupa wilayah, yang luasnya ditentukan oleh perbatasan-perbatasannya.
Batas-batas wilayah negara termasuk luasnya, biasanya ditentukan dalam
suatu perjanjian. Perjanjian dibuat antara dua negara atau lebih. Perjanjian
itu disebut perjanjian antarnegara (perjanjian internasional). Perjanjian
internasional yang dibuat antara dua negara disebut bilateral, sedangkan
perjanjian yang dibuat oleh banyak negara disebut multilateral.
10
2. De Jure
Pengakuan akan sahnya suatu negara atas dasar pertimbangan
yuridis menurut hukum. Dengan pengakuan de jure, maka suatu
negara mendapat hak-haknya disamping kewajiban sebagai
anggota keluargabangsa sedunia. Hak dan kewajiban yang
dimaksud adalah hak dan kewajiban untuk bertindak dan
diberlakukan sebagai suatu negara yang berdaulat penuh diantara
negara-negara lain.
11
b. John Locke (1632-1704)
Berbeda dengan Hobbes John Locke melihat keadaan alamiah adalah
keadaan yang damai, penuh komitmen, saling menolong antar individu
di dalam sebuah kelompok masyarakat. Namun demikian, menurut
Locke, penyelenggara negara atau pimpinan negara harus dibatasi
melalui suatu kontrak sosial. Dasar pemikiran kontrak sosial antar
negara dan warga negara dalam pandangan Locke ini merupakan suatu
peringatan bahwa kekuasaan pemimpin (penguasa) tidak pernah
mutlak, tetapi selalu terbatas. Hal ini disebabkan karena dalam
melalukan perjanjian individu-individu warga negara tersebut tidak
menyerahkan seluruh hak-hak alamiah mereka. Menurut Locke,
terdapat hak-hak alamiah yang merupakan hal-hak asasi warga negara
yang tidak dapat dilepaskan, sekalipun oleh masing-masing individu.
12
2) Teori Ketuhanan (Teokrasi)
Teori ini dikenal dengan istilah Doktrin Teokratis. Teori ini memiliki
pandangan bahwa hak memerintah yang dimiliki para raja berasal dari Tuhan.
Mereka mendapat mandat Tuhan untuk bertakhta sebagai penguasa. Para raja
mengklaim sebagai wakil Tuhan di dunia yang mempertanggungjawabkan
kekuasannya hanyakepada Tuhan, bukan kepada manusia. Praktik kekuasaan
model ini ditentang oleh kalangan monarchomach (penentang raja). Menurut
mereka raja tiran dapat diturunkan dari mahkotanya, bahkan dapat dibunuh.
Mereka beranggapan bahwa sumber kekuasaan adalah rakyat.
3) Teori Kekuatan
Secara sederhana teori ini dapat diartikan bahwa negara terbentuk karena
adanya dominasi negara kuat melalui penjajahan. Menurut teori, ini kekuatan
menjadi pembenaran (raison d’etre) dari terbentuknya sebuah negara. Melalui
proses penaklukan dan pendudukan oleh suatu kelompok (etnis) atas
kelompok tertentu dimulailah proses pembentukan suatu negara. Dengan kata
lain, terbentuknya suatu negara karena pertarungan kekuatan di mana sang
pemenang memiliki kekuatan untuk membentuk sebuah negara.
5. Bentuk-Bentuk Negara
a) Negara Kesatuan
Adalah negara yang merdeka dan berdaulat, dengan satu pemerintah pusat
yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah. Namun dalam
pelaksanannya, negara kesatuan ini terbagi menjadi 2 macam sistem
pemerintahannya : Sentral dan Otonomi.
1. Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi adalah sistem
pemerintahan yang langsung dipimpin oleh pemerintah pusat,
sementara pemerintah daerah di bawahnya melaksanakan
kebijakan pemerintah pusat. Model pemerintahan Orde Baru di
13
bawah pemerintahan Presiden Soeharto adalah salah satu contoh
sistem pemerintahan model ini.
2. Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi adalah kepala daerah
diberikan kesempatan dan kewenangan untuk mengurus urusan
pemerintah di wilayahnya sendiri. Sistem ini dikenal dengan istilah
otonomi daerah atau swatantra. Sistem pemerintahan negara
Malaysia dan pemerintahan pasca Orde Baru di Indonesia dengan
sistem otonomi khusus dapat dimasukkan ke dalam mode ini.
b) Negara Serikat
Negara serikat atau federasi merupakan bentuk negara gabungan yang
terdiri dari beberapa negara bagian dari sebuah negara serikat. Pada
mulanya negara-negara bagian tersebut merupakan negara yang merdeka,
berdaulat, dan berdiri sendiri. Setelah menggabungkan diri dengan serikat,
dengan sendirinya negara tersebut melepas sebagian dari kekuasaannya
dan menyerahkannya kepada negara serikat.
Selain dua di atas, ada tiga kelompok bentuk negara lainnya :
c) Monarki
Model pemerintahan ini dikepalai Raja atau Ratu. Ada dua jenis monarki
yaitu monarki absolute adalah model pemerintahan dengan kekuasaan
tertinggi di tangan satu orang raja atau ratu. Termasuk dalam kategori ini
adalah Arab Saudi. Yang kedua yaitu monarki konstitusional adalah
bentuk pemerintahan yang kekuasaan kepala pemerintahannya (perdana
menteri) dibatasi oleh ketentuan-ketentuan konstitusi negara. Praktik
monarki konstitusional ini adalah yang paling banyak dipraktikan di
beberapa negara, seperti Malaysia, Thailand, Jepang, dan Inggris. Dalam
model monarki konstitusional ini, kedudukan raja hanya sebatas simbol
negara.
14
d) Oligarki
Model pemerintahan ini adalah pemerintahan yang dijalankan oleh
beberapa orang yang berkuasa dari golongan atau kelompok tertentu.
e) Demokrasi
Pemerintahan model demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang
bersandar pada kedaulatan rakyat atau mendasarkan kekuasaannya pada
pilihan dan kehendak rakyat melalui mekanisme pemilihan umum
(pemilu).
6. Definisi Konstitusi
Konstitusi berarti pembentukan, yang berasal dari kata kerja “Constituer”
(Prancis) atau membentuk. Yang dibentuk adalah negara, yang mengandung
arti awal atau permulaan dari segala peraturan perundang-undangan tentang
negara. Belanda menggunakan istilah “Grondwet” yaitu berarti suatu undang-
undang yang menjadi dasar (grond) dari segala hukum. Indonesia
menggunakan istilah Grondwet menjadi Undang-Undang Dasar.
15
terdapat konstitusi politik atau hukum akan tetapi mengandung pula arti
konstitusi ekonomi.
16
36 pasal, Indonesia mempunyai 37 pasal, Laos mempunyai 44 pasal,
Guatemala mempunyai 45 pasal, Ethiopia mempunyai 55, Ceylon mempunyai
91 pasal dan Finlandia mempunyai 95 pasal.
Dari pengertian diatas, konstitusi dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kumpulan kaidah yang memberikan pembatasan kekuasaan kepada
penguasa
2. Dokumen tentang pembagian tugas dan wewenangnya dari system politik
yang diterapkan
3. Deskripsi yang menyangkut masalah hak asasi manusia
17
7. Sejarah Perkembangan Konstitusi
Konstitusi sebagai suatu kerangka kehidupan politik telah lama dikenal sejak
zaaman yunani yang memiliki beberapa kumpulan hukum. Kota Athena
pernah mempunyai tidak kurang sebelas konstitusi, Aristoteles sendiri
berhasil mengoleksi sebanyak 158 buah konstitusi dari beberapa Negara. Pada
masa itu pemahaman tentang “konstitusi” hanyalah merupakan suatu
kumpulan dari peraturan serta adat kebiasaan semata-mata.
Selanjutnya pada abad VII (zaman klasik) lahirlah piagam madinah atau
konstitusi madinah. Piagam madinah yang dibentuk pada awal masa klasik
islam (622 M) merupakan aturan pokok tata kehidupan bersama di Madinah
yang dihuni oleh bermacam kelompok dan golongan: Yahudi, Kristen, Islam,
dan lainnya. Konstitusi Madinah berisikan tentang hak bebas berkeyakinan,
kebebasan berpendapat, kewajiban dalam hidup bermasyarakat, dan mengatur
kepentingan umum dalam kehidupan social yang majemuk. Konstitusi
Maadinah merupakan satu bentuk konstitusi pertama didunia yang telah
memuat materi sebagaimana layaknya konstitusi modern dan telah
mendahului konstitusi-konstitusi lainnya di dalam meletakkan dasar
pengakuan terhadap hak asasi manusia.
Pada paruh kedua abad XVII, kaum bangsawan inggris yang menang dalam
revolusi istana (The Glorious Revolution) telah mengakhiri absolutism
18
kekuasaan raja dan menggantikannya dengan system parlemen sebagai
pemegang kedaulatan. Akhir dari revolusi ini adalah deklarasi kemerdekaan
12 negara koloni inggris pada 1776, dengan menetapkan konstitusi sebagai
dasar Negara yang berdaulat.
Pada tahun 1789 meletus revolusi di Prancis, ditandai oleh ketegangan-
ketegangan di masyarakat dan keterganggunya stabilitas keamanan Negara.
Kekacauan social di Prancis memunculkan perlunya konstitusi. Maka, pada
tanggal 14 September 1791 dicatat sebagai peristiwa diterimanya konstitusi
Eropa pertma oleh Louis XVI. Sejak peristiwa inilah sebagian besar Negara-
negara didunia, baik monarki maupun republic, Negara kesatuan maupun
federal, sama-sama mendasarkan prinsip ketatanegaraannya pada sandaran
konstitusi. Di Prancis muncul buku karya J. J. Rousseau, Du Contract Social,
yang mengatakan bahwa manusia terlahir dalam keadaan bebas dan sederajat
dalam hak-haknya, sedangkan hukum merupakan ekspresi dari kehendak
umum (rakyat). Pandangan Rousseau ini sangat menjiwai hak-hak dan
kemerdekaan rakyat (De Declaratioan des Droit d I’Homme et du Citoyen).
Deklarasi inilah yang mengilhami pembentukan konstitusi Prancis (1791),
khusunya yang menyangkut hak-hak asasi manusia. Setelah peristiwa ini,
maka muncul kontitusi dalam bentuk tertulis yang dipelopori oleh Amerika.
19
konstitusi tertulis sebagai hukum dasar yang posisinya lebih tinggi dari pada
raja.
8. Tujuan Konstitusi
20
Menurut Joeniarto, secara umum konstitusi atau UUD mempunyai fungsi
sebagai berikut :
1. Ditinjau dari tujuannya, yakni untuk menjamin hak-hak anggota warga
masyarakatnya, terutama warga negara dari tindakan sewenang-wenang
penguasanya.
2. Ditinjau dari penyelenggaraan pemerintahannya, yakni untuk dijadikan
landasan struktural penyelenggaraan pemerintahan menurut suatu sistem
ketatanegaraan yang pasti, yang pokok-pokoknya telah digambarkan
dalam aturan-aturan konstitusi/UUD.
9. Klasifikasi Konstitusi
21
b. Hanya dapat diubah dengan cara yang khusus, istimewa dan
persyaratan yang berat.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat kita simpulkan bahwa negara
adalah organisasi dalam suatu wilayah yang bertujuan mensejahterakan
umum, dimana semua hubungan individu dan sosialnya dalam hidup sehari-
hari diatur dan dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Konstutusi mempunyai pengertian dalam arti luas adalah keseluruhan dari
ketentuan-ketentuan dasar/hukum dasar. Sedangkan dalam arti sempit
memiliki arti piagam dasar atau undang-undang dasar yang merupakan
dokumen lengkap mengenai peraturan dasar Negara.
Konstitusi diartikan sebagai peraturan yang mengatur suatu negara,
baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Konstitusi memuat aturan-aturan
pokok (fundamental) yang menopang berdirinya suatu negara. Antara negara
dan konstitusi mempunyai hubungan yang sangat erat. Karena melaksanakan
konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan dasar negara. Konstitusi
mempunyai tujuan yang berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila yang sebagai
dasar Negara Indonesia. Sedangkan selain mempunyai tujuan, Konstitusi juga
mempunyai kegunaan sebagai alat mewujudkan cita-cita dari tujuan Negara
yang sesuai dengan kaedah Negara.
B. Saran
Tampak bahwa begitu banyak tujuan, manfaat dan kegunaan konstitusi
bagi suatu Negara khususnya bagi Indonesia untuk mewujudkan suatu cita-
cita luhur bangsa Indonesia maka konstitusi sangat dibutuhkan bagi Negara
Indonesia yang dapat juga sebagai alat pencapai tujuan Negara berdasarkan
pada Dasar Negara yaitu Pancasila.
23
Oleh karena itu, dengan adanya konstitusi maka pengaturan dalam
Negara akan berjalan dengan baik, lancar dan tertata sehingga dinamika
dan proses pemerintahan Negara dapat dibatasi dan dikendalikan serta
dapat mewujudkan kehidupan dalam Negara yang dinamis dan terkendali
untuk kepentingan bersama.
24
DAFTAR PUSTAKA
https://prasinformatic.wordpress.com/2015/11/03/materi-kewarganegaraan-
negara-dan-konstitusi/ (diakses pada 22 September 2018)
25