Anda di halaman 1dari 2

Manfaat Dana Desa untuk Kesejahtereaan Dana Desa

18/03/2019

Oleh Batsyeba Nurmeta Panggabean, mahasiswi UNIB Fakultas Pertanian.

Pembangunan desa adalah salah satu tolak ukur yang dapat dinilai sebagai bukti dari
kesejahteraan rakyat desa. Kesejahteraan rakyat didesa menjadi suatu hal yang akan
menunjukkan bahwa pemerintah dari pusat sampai pemerintah yang paling dekat dengan
rakyat jelata berhasil menjalankan tugasnya yaitu untuk mensejahterakan rakyatnya. Jika
pembangunan desa tidak terlaksanakan dengan baik bagaimana mungkin kehidupan
masyarakat didesa hidup sejahtera. Sebagai urutan kata yang saling terikat satu sama lain
yang mengatakan “ Dana Desa untuk Pembangunan Desa - Pembangunan Desa untuk
Kesejahteraan Rakyat Desa”.

Saya adalah anak rantau dari Provinsi Sumatera Utara datang ke Bengkulu untuk
menambah ilmu. Hal pertama yang saya kagumi dari Bengkulu ini adalah sebutan Bengkulu
sebagai Bumi Rafflessia. Sebutan ini memang sangat enak didengar, karena hanya provinsi
Bengkulu yang memiliki tanaman Bunga Rafflessia yang disebut sebagai bunga bangsa. Saya
sangat bangga bisa menginjakkan kaki di Bumi Rafflessia, tetapi setelah saya jalani dan
sudah saya alami ternyata Bengkulu masih sangat jauh tertinggal dibanding provinsi- provinsi
yang lain. Keadaan Bengkulu yang masih miris hampir setiap hari saya selalu berjumpa
dengan pemulung setiap saya berangkat atau pulang sari kampus. Banyaknya pengemis
dijalanan dan anak- anak yang berkeliling dengan kerupuk yang menggantung pada bahunya.

Padahal Bengkulu yang memiliki potensi yang tinggi dari segi perkebunan dan
pariwisata. Saya mengira keadaan diatas sudah seharusnya langka di Bengkulu ini, tetapi
malah sebaliknya. Hal yang membuat saya sangat kecewa dengan keadaan provinsi ini adalah
tingginya tingkat korupsi dari para pemangku kepentingan atau pemerintah. Gubernur yang
menjabat belum menyelesaikan masa jabatan bahkan setengah dari jabatannya belum
dijalaninnya sudah korupsi uang rakyat. Jika pemerintah yang tertinggi dari provinsi tersebut
saja sudah korupsi bagaimana lagi dengan pemerintah dibawahnya, bagaimana lagi dana desa
dapat tersalur dengan baik kedesa untuk pembangunan desa. Pasti saja sudah sangku dimana-
mana.
Pertama adalah Agusrin Maryono Najamuddin, yang memimpin Bengkulu pada periode
2005-2012. Agusrin dinyatakan terbukti melakukan tindak pidana korupsi dana pajak bumi dan
bangunan serta bea perolehan hak atas tanah bangunan pada tahun anggaran 2006.

Pada 17 Desember 2012, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi melantik Junaidi sebagai
Gubernur Bengkulu definitif menyusul adanya keputusan MA yang menolak peninjauan kembali (PK)
Agusrin

Hampir selama tiga tahun menjabat, lagi-lagi Gubernur Bengkulu tersandung kasus korupsi.
Direktorat Tindak Pidana Korupsi (Dit Tipikor) Bareskrim Polri menetapkan status tersangka terhadap
Junaidi dalam kasus dugaan korupsi penerbitan SK pembayaran honor Tim Pembina RSUD M Yunus,
Bengkulu.

Gubernur Bengkulu yang baru saja dilantik pada 2016, Ridwan Mukti, diduga melakukan
tindak pidana korupsi. Juru bicara KPK Febri Diansyah mengatakan diduga ada transaksi yang terjadi
antara pihak swasta dan pihak yang terkait dengan penyelenggara negara saat OTT di Bengkulu.

Anda mungkin juga menyukai