Anda di halaman 1dari 6

1f.Apa etiologi kesemutan?

Jawaban :
 Penekanan saraf yang berlangsung lama, misal pada orang yang berdiri atau duduk dalam
waktu yang lama
 Tekanan pada saraf tulang belakang
 Kurang vitamin B12
 Gangguan metabolik dan hormonal, misal pada diabetes melitus; kadar kalium, natrium
dan ureum yang abnormal
 (Price, S.A, 2014)
2d. Apa dampak jarang berolahraga?
Maknanya merupakan faktor resiko terjadinya diabetes melitus. Beberapa penelitian
membuktikan bahwa dengan latihan fisik bisa memasukkan glukosa ke dalam sel tanpa
membutuhkan insulin, selain itu latihan fisik bisa untuk menurunkan berat badan bagi
penderita diabetes dengan obesitas. Dimana, pekerjaan Tn.Aston yang cenderung aktivitas
sedenter dapat menyebabkan terjadinya diabetes. (Tjokroprawiro A, Murtiwi S, 2014)
Sintesis
Saat olahraga sel-sel otot rangka tidak bergantung pada insulin untuk menyerap
glukosa, meskipun saat istirahat mereka memerlukannya. Kontraksi otot memicu penyisipan
GLUT-4 ke membran plasma sel otot meskipun tidak terdapat insulin. Kenyataan ini penting
dalam menangani diabetes melitus (defisiensi insulin), seperti dijelaskan kemudian. Hati juga
tidak bergantung pada insulin untuk menyerap glukosa karena organ ini tidak menggunakan
GLUT – 4. Namun, insulin meningkatkan metabolisme glukosa oleh hati dengan merangsang
langkah pertama dalam metabolisme glukosa, fosforilasi glukosa untuk membentuk glukosa-
6-fosfat. (Sherwood, 2011)
A. Apa manfaat olahraga ?
Olahraga sangat bermanfaat bagi orang yang menderita DM tipe II dengan kontrol yang baik,
sebab glukosa dapat dipecah menjadi energi, maka sedikit kemungkinan glukosa dapat
menumpuk dialiran darah, namun jelas olahraganya harus dilaksanakan secara teratur, efek lain
dengan rajinnya olahraga secara teratur adalah dapat menurunkan berat badan, karena apabila kita
melaksanakan olahraga dalam jangka waktu yang lama maka tubuh akan memperoleh energi dari
pemecahan lemak (lipolisis).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa olah raga atau aktivitas fisik dapat:
 Meningkatkan sensitivitas sel-sel tubuh terhadap insulin sehingga membantu menurunkan
kadar gula dan kadar lemak darah.
 Menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol jahat darah (LDL), meningkatkan
kolesterol baik (HDL) sehingga menurunkan risiko penyakit jantung.
 Mengontrol berat badan.
 Menurunkan risiko komplikasi penyakit DM.
 Menguatkan jantung, otot dan tulang.
 Menurunkan tingkat stress.
Jenis-jenis olahraga yang baik untuk pasien DM antara lain:
Aerobik

Latihan aerobik membuat jantung dan tulang kuat, mengurangi stress dan meningkatan aliran
darah. Aerobik juga menurunkan risiko DM tipe 2, penyakit jantung dan stroke dengan menjaga
kadar gula, kolesterol dan tekanan darah dalam rentangnormal. Latihan aerobik selama 30 menit
minimal 5 kalisemingu Jika Anda belumterbiasa berolah raga, lakukan 5- 10 menit sehari, lalu
tingkatkan secara bertahap setiap minggu.
Contoh latihan aerobik yang dapat dilakukan adalah mengikuti kelas aerobik. Jika Anda memiliki
masalah pada saraf kaki atau sendi lutut, sebaiknya Anda mengurangi beban pada kaki dengan
memilih berenang, bersepeda

Angkat beban (weight lifting)

Latihan angkat beban dapat membantu meningkatkan kekuatan tulang dan otot
sambil membakar lemak, serta menjaga kepadatan tulang. Lakukan latihan beban 2-3 kali
seminggu sebagai tambahan latihan aerobik.
Latihan beban dapat dilakukan dengan sit up, push up, mengangkat barbel di rumah
atau menggunakan alat-alat latihan di pusat kebugaran.

Peregangan (stretching)
Stretching atau peregangan dapat mencegah kram otot, kekakuan dan cedera otot.
Beberapa jenis latihan fleksibilitas seperti yoga dan tai chi melibatkan meditasi dan teknik
bernapas sehingga mengurangi stress. Lakukan latihan peregangan 5 – 10 menit sebelum
berolah raga (pemanasan) dan lakukan lagi setelah berolah raga (pendinginan).

Aktivitas lain?
Selain berolah raga, aktivitas fisik dapat juga dilakukan sambil melakukan kegiatan sehari-
hari secara ekstra, misalnya:
 Memilih naik tangga dari pada naik escalator atau elevator
 Parkir mobil di tempat yang jauh dari pintu masuk mal
 Berjalan cepat atau bersepeda saat ada kesempatan
 Bermain dengan anak-anak
 Mengajak anjing peliharaan berjalan-jalan
 Bangun dari temat duduk untuk mengganti saluran TV daripada
menggunakan remote control
 Berkebun, membersihkan rumah dan mencuci mobil sendiri
 Saat di pasar swalayan, berjalan menyusuri setiap lorong yang ada

(depkes, 2005)

Bagaimana hubungan usia dan jenis kelamin pada kasus?


Jawaban :
Hubungan usia dan jenis kelamin pada kasus dapat dikaitkan pada penyakit diabetes
melitus jika dilihat dari manifestasi yang timbul pada Tn.Agus. Dimana, hubungan diabetes
melitus dengan usia yaitu setelah usia 30 tahun dan sering pada usia setelah 40 tahun terus
meningkat, akibat terjadinya perubahan anatomis, fisiologis dan biokimia tubuh sehingga
dapat mempengaruhi homeostasis. Sedangkan, hubungan diabetes melitus dengan jenis
kelamin yaitu pada laki-laki risiko diabetes melitus lebih cepat. Menurut Ilmuwan dari
University of Glasglow Skotlandia, diabetes melitus pada laki-laki pada IMT rata-rata 31,83,
pada perempuan dimulai dari IMT rata-rata 33,69. Perbedaan IMT ini akibat dari distribusi
lemak. (Harrison, 2015)

a. Apa penyebab dari dislipidemia?


Jawab :
Faktor-faktor penyebab dislipidemia antara lain genetik, obesitas, penyakit
metabolicsepertiDiabetes mellitus,danunhealthy life styleseperti sedentary life style, stres,
merokok. Kondisi-kondisi tersebut menyebabkan kadar radikal bebas dalam darah tinggi sehingga
Kolesterol-LDL mudah teroksidasi dan terjadi peningkatan kadar peroksidasi lipid (LDL-oxidase)
dalam sirkulasi darah terutama padaorgan hepar. Akumulasi lemak di hepar menyebabkan
perlemakan hati (fatty-liver) akibatnya hepatosit mengalami kerusakan. LDL-oxidase dalam
sirkulasi darahakan memicu timbulnya dan progresivitas proses aterosklerosis yang berdampak
timbulnya penyakit kardiovaskulerdan kerusakan organ lain(Goldman & Lee, 2008).

b. Apa dampak dari dislipidemia?


Jawab :
Dislipidemia (LDL meningkat, HDL menurun) berdampak pada pembuluh darah dan jantung.
1. Timbulnya aterosklerosis
2. Hipertensi
3. Stroke iskemik
4. Infark miokardium
Intake makanan >>> sekresi leptin oleh jaringan adiposa  Gangguan jalur signal leptin,
dapat berupa resistensi leptin  Tidak ada  nafsu makan, tidak ada  energy expenditure
hyperphagia  glokosa , protein , lemak  simpanan energy  Obesitas

Tidakada aktivitas fisik(Guyton, 2014).

c. Apa saja dampak dari obesitas atau kormobiditas?


Jawab :
1. Insulin resistence
2. Dislipidemia
3. Metabolik sindrom
4. Komplikasi jantung dan pembuluh darah berupa: pembentukan aterosklerosis, stroke, dan
infark miokardium
5. Komplikasi pulmoner berupa: OSAS (Obstruktif Sleep Apnea Syndrome)
6. Komplikasi traktus gastro-intestinal
7. Komplikasi reproduksi dan ginekologi
8. Kanker(David Gardner dan Dolores Shoback, 2011).
9. Bagaimana patofisiologi BAK terus-menerus pada malam hari?
Jawab:
Resistensi insulin/defisiensi insulin  glukosa tidak dapat masuk ke dalam selhiperglikemia
glukosa yang tersaring lebih besar daripada kemampuan ginjal reabsorpsi glukosa terdapat di
urin (glukosuria) diuresis osmotik (glukosa bersifat osmotik dan efek osmotik menarik air
bersama dengan glukosa)  poliuri (sering berkemih)

10. Bagaimana patofisiologi dari sering haus dan minum terus-menerus?


Jawab:
Resistensi insulin/defisiensi insulin  glukosa tidak dapat masuk ke dalam selhiperglikemia
glukosa yang tersaring lebih besar daripada kemampuan ginjal reabsorpsi glukosa terdapat di
urin (glukosuria) diuresis osmotik (glukosa bersifat osmotik dan efek osmotik menarik air
bersama dengan glukosa)  poliuri (sering berkemih) dehidrasi  kompensasi tubuh yakni
polidipsi=> rasa haus berlebih

Pada DM terjadi hiperglikemi (glukosa banyak di ekstra sel), glukosa dalam darah tinggi
menyebabkan tubulus ginjal tidak mampu mereabsorpsi glukosa (160/180 mg/dl) sehingga terjadi
glikosuria (di urin terdapat glukosa) menyebabkan diuresis osmotik dan mengakibatkan
peningatan pengeluaran urin (poliuria). Karena cairan banyak keluar sehingga tubuh mengalami
dehidrasi dan kompensasi tubuh yakni rasa haus yang berlebih (polidipsia)
Etiologi dm tipe 2
Etiologi DM Tipe 2 merupakan multifaktor yang belum sepenuhnya terungkap
dengan jelas. Faktor genetik dan pengaruh lingkungan cukup besar dalam menyebabkan
terjadinya DM tipe 2, antara lain obesitas, diet tinggi lemak dan rendah serat, serta kurang
gerak badan. Obesitas atau kegemukan merupakan salah satu faktor pradisposisi utama.
Penelitian terhadap mencit dan tikus menunjukkan bahwa ada hubungan antara gen-gen yang
bertanggung jawab terhadap obesitas dengan gen-gen yang merupakan faktor pradisposisi
untuk DM Tipe 2. (Price, S.A, 2014)

 Hiperglikemia : pada diabetes di mana didapatkan jumlah insulin yang kurang atau pada
keadaan kualitas insulinnya tidak baik (resistensi insulin), meskipun insulin ada dan reseptor
juga ada, tapi karena ada kelainan di dalam sel itu sendiri pintu masuk sel tetap tidak dapat
terbuka tetap tertutup hingga glukosa tidak dapat masuk sel untuk dibakar (dimetabolisme).
Akibatnya glukosa tetap berada di luar sel sehingga kadar glukosa dalam darah meningkat
(hiperglikemia)

 Glikosuria : Hiperglikemia  kemampuan reabsorpsi urin di tubulus ginjal terlampaui


dari batas normal  glukosa berlebihan dalam ginjal  gula masuk ke dalam urin 
glikosuria

 LDL tinggi
Low Density Lipoprotein (LDL), merupakan alat transport utama bagi kolesterol dan
diambil oleh reseptor LDL pada sel-sel hati dan sel-sel perifer, jadi berperan dalam
melepaskan komponen kolesterol untuk memenuhi kebutuhan sel.
Pada individu yang gemuk dan mengalami resistensi insulin, peningkatan kadar
VLDL dan hambatan bersihannya menyebabkan peningkatan pertukaran antara kolesterol
ester didalam LDL dan trigliserida di dalam VLDL yang dimediasi oleh cholesterol ester
transfer protein (CETP).
Pertukaran ini akan menyebabkan partikel-partikel LDL kaya trigliserida cepat
mengalami lipolisis, menghasilkan partikel-partikel kecil dan padat yaitu small dense LDL.
Partikel-partikel small dense LDL cenderung mengalami modifikasi melalui proses oksidasi
dan glikasi (meningkat dengan adanya peningkatan kadar glukosa darah), yang akan
menyebabkan peningkatan produksi antibody terhadap modified apoB-100 dan pembentukan
kompleks imun. Berkurangnya diameter partikel-partikel ini akan meningkatkan
kemungkinan pergerakannya menembus endotel menuju ruang subendotel, sehingga akan
memicu terjadinya inflamasi, penumpukan leukosit dan transformasi membentuk plak
aterosklerosis. Modifikasi ini akan menyebabkan penurunan bersihan partikel-partikel small
dense LDL yang dimediasi oleh reseptor LDL.

Anda mungkin juga menyukai

  • TB Usus
    TB Usus
    Dokumen22 halaman
    TB Usus
    Fara Kurnia RK
    Belum ada peringkat
  • ASI
    ASI
    Dokumen39 halaman
    ASI
    Fara Kurnia RK
    Belum ada peringkat
  • NEO20 Hipotiroidisme Kongenital Q
    NEO20 Hipotiroidisme Kongenital Q
    Dokumen34 halaman
    NEO20 Hipotiroidisme Kongenital Q
    Adit 'Jerink'
    Belum ada peringkat
  • Ipi 332351
    Ipi 332351
    Dokumen7 halaman
    Ipi 332351
    Thiiwiie'thiiwiie Prathiiwiie
    Belum ada peringkat
  • 1 D
    1 D
    Dokumen2 halaman
    1 D
    Fara Kurnia RK
    Belum ada peringkat
  • ASI
    ASI
    Dokumen39 halaman
    ASI
    Fara Kurnia RK
    Belum ada peringkat
  • Hati Ana Fisio Lab Kuliah CD
    Hati Ana Fisio Lab Kuliah CD
    Dokumen81 halaman
    Hati Ana Fisio Lab Kuliah CD
    Fara Kurnia RK
    Belum ada peringkat
  • 1 D
    1 D
    Dokumen2 halaman
    1 D
    Fara Kurnia RK
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen35 halaman
    Bab 1
    Fara Kurnia RK
    Belum ada peringkat
  • Presentasi Lapsus PDL RSMP
    Presentasi Lapsus PDL RSMP
    Dokumen48 halaman
    Presentasi Lapsus PDL RSMP
    Fara Kurnia RK
    Belum ada peringkat
  • STEMII
    STEMII
    Dokumen44 halaman
    STEMII
    Fara Kurnia RK
    Belum ada peringkat