Tugas Mandiri
Stase Praktik Keperawatan Dasar
Disusun Oleh:
Yogi Hasna Meisyarah
19/451327/KU/21844
B. PROSES FISIOLOGI
1. Nyeri
Antara stimulus cedera jaringan dan pengalaman subyektif nyeri terhadap
empat proses tersendiri: Transduksi, transmisi, modulasi, dan persepsi. Transduksi
nyeri adalah proses rangsangan yang mengganggu sehingga menimbulkan
aktivitas listrik di reseptor nyeri.
Transmisi nyeri melibatkan proses penyaluran impuls nyeri dari tempat
terinduksi melewati saraf perifer sampai termal di medula spinalis dan jaringan
neoron-neuron pemancar yang naik dan medula spinalis ke otak. Medulasi nyeri
melibatkan aktivitas saraf melalui jalur-jalur saraf desendens dari otak yang dapat
mempengaruhi transmisi nyeri yang setinggi medula spinalis.
Medulasi juga melibatkan faktor-faktor kimiawi yang menimbulkan atau
meningkatkan aktivitas direseptor nyeri aferen primer. Akhirnya, persepsi nyeri
adalah pengalaman subyektif nyeri yang bagaimanapun juga dihasilkan oleh
aktivitas transmisi nyeri oleh saraf.
2. Mual
Mual dapat dijelaskan sebagai perasaan yang sangat tidak enak dibelakang
tenggorokan dan epigastrium, sering menyebabkan muntah. Terdapat berbagai
perubahan aktivitas saluran cerna yangberkaitan dengan mual seperti
meningkatnya salivasi, menurunnya tonus lambung dan peristaltik. Peningkatan
tonus duodenum dan jejenum menyebabkan terjadinya refluks isi dodenum
kedalam lambung. Namun demikian, tidak terdapat bukti yang mengesankan
bahwa inimenyebabkan mual. Tanda dan gejala mual sering kali adalah pucat,
meningkatnya salivasi, hendak muntah, hendak pingsan, berkeringat, dan
takikardia.
C. KLASIFIKASI NYERI
1. Nyeri berdasarkan kualitasnya
- Nyeri yang menyayat
- Nyeri yang menusuk
2. Nyeri berdasarkan tempatnya
- Nyeri superfisial/ nyeri permukaan tubuh
- Nyeri dalam/ nyeri tusuk bagian dalam
- Nyeri ulseral/ nyeri dari tusuk jaringan ulseral
- Nyeri neurologis/ nyeri dari kerusakan saraf perifer
- Nyeri menjalar/ nyeri akibat kerusakan jaringan ditempat lain
- Nyeri sindrom/ nyeri akibat kehilangan sesuatu bagian tubuh karena
pengalaman masa lalu
- Nyeri patogenik/ nyeri tanpa adanya stimulus
3. Nyeri berdasarkan serangannya
- Nyeri akut: nyeri yang timbul tiba-tiba, waktu kurang dari 6 bulan
- Nyeri kronis: nyeri yang timbul terus-menerus, waktu lebih atau sama 6 bulan
4. Nyeri menurut sifatnya
- Nyeri timbul sewaktu-waktu
- Nyeri yang menetap
- Nyeri yang kumat-kumatan
5. Nyeri menurut rasa
- Nyeri yang cepat: nyeri yang menusuk
- Nyeri difus: nyeri normal yang bisa dirasakan
6. Nyeri menurut kegawatan
- Nyeri ringan
- Nyeri sedang
- Nyeri berat
D. INTENSITAS NYERI
Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh
individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan kemungkinan
nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda
oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling
mungkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun,
pengukuran dengan tehnik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri
itu sendiri.
Menurut Smeltzer, S.C bare B.G adalah sebagai berikut :
0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan: secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.
4-6 : Nyeri sedang: Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan
lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.
7-9 : Nyeri berat: secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi
masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat
mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan
distraksi
10 : Nyeri sangat berat: Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul.
II. KONSEP KEBUTUHAN TIDUR DAN ISTIRAHAT
Tidur adalah suatu keadaan berulang, perubahan status kesadaran yang terjadi
selama periode tertentu. Orang akan mengalami irama siklus sebagai bagian dari
kehidupan mereka. Irama dalam siklus 24 jam siang malam disebut irama
sirkadian. Sistem aktivasi retikular (SAR) berlokasi di batang otak teratas. SAR
terdiri dari sel khusus yang mempertahankan kewaspadaan dan keterjagaan.
Ketika orang mencoba tertidur, mata akan menutup dan tubuh rileks sehingga
stimulus ke SAR menurun. Saat stimulus SAR menurun, maka daerah sinkronisasi
bulbar (BSR) akan mengambil alih. Tidur dapat dihasilkan dari pengeluaran
serotonin dalam sistem tidur raphe pada pons dan otak depan bagian tengah.
Siklus tidur terdiri dari:
1. Tahap NREM 1 (tingkat paling dangkal dari tidur, masih mudah terbangun)
2. Tahap NREM 2 (periode tidur bersuara, masih relatif mudah terbangun,
berakhir 10-20 menit)
3. Tahap NREM 3 (tahap awal tidur dalam, sulit dibangunkan, berakhir 15-30
menit)
4. Tahap NREM 4 (tahap tidur terdalam, sangat sulit dibangunkan)
5. Tahap REM (mimpi terjadi pada fase ini, sangat sulit dibangunkan).
Brunner & Suddarth, Suzanne C. Smeltzer, Brenola G. Bare. 2001. Keperawatan Medikal
Bedah. EGC: Jakarta.
Bulechek, GM. Butcher, H.K. Dochterman, J.M., dan Wagner, C.M. 2016. Nursing
Interventions Classification (NIC) 6th Edition. Indonesia: Mocomedia.
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta: EGC
Dochter, J.McC., Bulechek, G.M., 2013. Nursing Intervention Classification 5th edition.
USA: Mosby.
Ganong. 2003. Fisiologi Kedokteran. EGC: Jakarta.
Herdman, T.H., dan Kamitsuru, S. 2018. Diagnosis Keperawatan. Definisi dan Klasifikasi
2018-2020. Jakarta: EGC.
Kozier. 2010. Fundalmental Of Nursing Concepts and Process and Pratice 7. Jakarta: EGC.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., Swanson, E. 2013. Nursing Outcome Classification
(NOC) 5th edition. United State of America: Elsevier.
Potter, P.A., dan Perry, A.G. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta:
EGC.
Price, Sylvia A. 2006. Patofisiologi Volume I dan II. EGC: Jakarta.
Swleboda P. 2013. Assessment of Pain: Types, Mechanism, and Treatment. Ann Agric
Environ Med, Special Issue 1:2-7.
Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi 4.
Salemba Medika : Jakarta.