Anda di halaman 1dari 17

KEGIATAN PRAKTIKUM 3

PERTUMBUHAN, PERKEMBANGAN, DAN PERKEMBANGBIAKAN MAKHLUK HIDUP

1. Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan


A. Tujuan
Mengamati pertumbuhan dan perkecambahan kacang merah.

B. Dasar Teori
Pertumbuhan merupakan proses pertambahan volume dan jumlah sel yang
mengakibatkan bertambah besarnya organisme. Pertambahan jumlah sel terjadi karena adanya
pembelahan mitosis, dan bersifat irreversiabel artinya organisme yang tumbuh tidak akan
kembali ke bentuk semula. Pertambahan jumlah sel terjadi karena adanya pembelahan mitosis.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil interaksi antara faktor-faktor yang terdapat
dalam tubuh organisme, seperti sifat genetika yang ada dalam gen dan hormon yang merangsang
pertumbuhan.
Perkembangan adalah suatu proses kemajuan yang terjadi secara berangsur-angsur dari
kompleksitas rendah ke kompleksitas tinggi dan terjadi diferensiasi. Perkembangan dapat
dinyatakan melalui berbagai cara, mulai dari bagian tertentu suatu tanaman sampai jumlah total
perkembangan tanaman.Pada tanaman, aktifitas perkembangan yang vital ini banyak tumpang
tindih. Pertumbuhan apikal pada ujung akar dan ujung batang mendahului morfogenesis dan
diferensiasi. Tetapi pembesaran batang terjadi oleh karena pembesaran sel – sel setelah
morfogenesis dan diferensiasi berlangsung.

C. Alat dan Bahan


1. Biji Kacang merah 6 buah
2. Botol selai 2 buah
3. Kertas saring secukupnya
4. Kertas label secukupnya
5. Gunting 1 buah

D. Cara Kerja
1. Merendam biji kacang merah dalam air semalaman.
2. Melipat keras saring sehingga lebarnya setinggi dasar sampai leher botol selai. Bila perlu
potonglah kelebihannya.
3. Menggulung kertas saring tersebut dan masukkan ke dalam botol selai sehingga menempel
pada dinding botol bagian dalam.
4. Menyisipkan 6 biji kacang merah pada botol selai. Tambahkan air secukupnya sehingga
kertas saring tetap basah (kira-kira 1/10 nya).
5. Menyimpan sediaan di tempat terang tetapi tidak terkena sinar matahari langsung selama 2
minggu. Jika air tampak berkurang (kertas saring mongering) menambahkan air secukupnya
sehingga kertas saring tetap basah tetapi permukaan air tidak merendam biji.
6. Mengamati perkecambahan dan pertumbuhan biji-biji tumbuhan dari sediaan tersebut.
Mencatat kapan biji kacang merah mulai berkecambah, mengamati bagaimana akar, batang
dan daun tumbuh. Memasukkan hasilnya ke dalam lembar kerja.

E. Data Hasil Pengamatan


Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Perkecambahan Biji Kacang Merah
Pertumbuhan Panjang
Hari
Kecambah Kacang Keterangan
Ke Akar Batang
Merah
1 Kondisi awal 1 mm 2-3mm Bakal akar terlihat
2 Tumbuh akar 1-1,5 mm 8-10 mm Jelas terlihat
3 Terlihat batang 2-3 mm 20 mm Biji kacang terangkat
4 Terlihat batang 5-10 mm 40 mm Terangkat ke atas

F. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa pada minggu pertama terdapat
perubahan. Pada umur 1 hari panjang akar 1mm dan terus bertambah panjangnya hingga minggu
ke 2 panjangnya mencapai 14 cm, begitu juga batang dan tumbuhnya daun. Hal itu dikarenakan
sel terus membelah dan berdiferensiasi dan merupakan akibat dari aktivitas meristem lateral.
Ukuran akar yang semakin panjang dikarenakan pada ujung akar sel – selnya selalu membelah
karena adanya aktifitas meristem apikal. Pertumbuhan dan perkembangan juga terjadi pada daun.
Daun yang semula hanya 1 helai kecil tumbuh menjadi 2 helai yang kemudian membesar begitu
juga dengan bertambah panjangnya batang kecambah.

G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum pada pertumbuhan dan perkembangan dapat
disimpulkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan organismemerupakan hasil dari
pembelahan sel, pembesaran sel serta diferensiasi sel. Proses pertumbuhan dan perkembangan
tanaman jagung dan kacang tanah khususnya dari waktu ke waktu mengalami perubahan tumbuh
tanaman apabila dilihat dari bertambahnya tinggi, jumlah daun, diameter akar dan batang pada
tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut dipengaruhi oleh faktor dari luar
maupun dari dalam. Faktor dari dalam berupa hormon sedang faktor dari luar yaitu gen, cahaya
matahari, suhu udara, kelembaban udara, tanah, nutrisi dan air.

2. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Hewan


A. Tujuan
1. Mengamati pertumbuhan dan perkembangan lalat buah (Drosophila sp) dari telur sampai
imago (dewasa).
2. Mengetahui lamanya siklus hidup lalat buah.

B. Dasar Teori
Drospilla sp atau lalat buah adalah lalat yang biasanya menghinggapi buah yang sudah
busuk. Lalat buah mempunyai kontruksi modular, yaitu suatu segmen abdomen. Seperti hewan
simestris bilateral lainnya, drospilla mempunyai poros anterior dan posterior (kepala-
ekor). Pada drospilla, determinan sitoplasmik yang sudah ada didalam telur memberi informasi
posisional unutk penempatan kedua poros bahkan sebelum fertilisasi. Metamorfosis pada
Drosophila termasuk metamorfosis sempurna yaitu: telur-larva instarI-larva instarII-larva
instarIII-pupa-imago.
Faktor yang mempengaruhi siklus hidup drospilla adalah suhu lingkungan, ketersediaan
makanan, tingkat kepadatan botol pemeliharaan, intensitas cahaya.

C. Alat dan Bahan


1. Plastik transparan pembungkus ukuran besar 1 buah
2. Botol selai 3 buah
3. Pisang ambon secukupnya
4. Tape ketela pohon secukupnya
5. Sendok makan 1 buah
6. Kertas saring secukupnya
7. Lalat buah ± 20 ekor
D. Cara Kerja
1. Membuat medium lalat buah
Untuk setiap botol selai diperlukan ± 2 sendok makan penuh medium. Jadi untuk percobaan
ini diperlukan ± 6 sendok makan penuh medium. Dengan demikian anda dapat
memeperkirakan banyaknya medium yang akan dibuat. Cara membuat medium lalat buah
ikutilah prosedur berikut.
a. Sediakan alat penumbuk/blender jika ada, pastikan alat-alat tersebut dalam keadaan
bersih
b. Haluskan pisang ambon yang sudah ranum dan tape ketela pohon dengan perbandingan
6 pisang : 1 tape menggunakan penumbuk/blender
c. Sesudah medium tercampur rata dan halus, masukkan ke dalam botol selai, masing-
masing 2 sendok makan dan ratakanlah
d. Masukkan kertas saring steril atau kertas tissue yang sudah anda lipat kedalam setiap
botol selai

2. Menangkap lalat buah


a. Persiapkan botol selai dan tutupnya serta kantong plastik besar
b. Pergilah ke tempat dimana terdapat tong sampah/tumpukan sampah
c. Setelah sampai di tempat sampah, kembangkanlah kantong plastik besar dengan mulut
plastik terbuka lebar dan anda pegang pada pangkalnya kemudian arahkan mulut tong
sampah terbuka dan buatlah kejutan dengan cara memukul atau mengguncang-
guncangkan tong sampah.
d. Biasanya lalat buah akan terbang dan akan terperangkap ke dalam kantong plastik dengna
cara sehingga beberapa ekor lalat buah sekarang terperangkap dalam kantong plastik
3. Mengkultur lalat buah
a. Masukan lalat buah yang terperangkap dalam plastik tadi dengan hati-hati ke dalam botol
kultur, pekerjaan ini agak sulit dan mintalah bantuan teman. Jika anda kesulitan biuslah
lalat buah yang ada dalam plastik tersebut dengan ether/chloroform yang dimasukkan ke
dalam botol kultur lebih kurang ekor lalat buah. Hati-hati jangan sampai terendam atau
terkena medium. Jadi sebaiknya diletakkan di atas kertas saring. Biasanya dalam waktu
kurang 5 menit lalat buah akan siuman
b. Sebelum lalat buah siuman tutuplah botol kultur dengan plastik dan ikatlah dengan karet
gelang
c. Tusuk-tusuklah tutup plastik dengan jarum pentul agar ventilasinya baik
d. Tempatkanlah botol kultur di tempat yang teduh dan aman
e. Amatilah biarkan tiap pagi dan sore hari secara teratur. Misalnya setiap jam 08.00 dan
jam 18.00. pengamatan meliputi kapan timbul telur, larva, pupa, pupa berubah warna,
dan keluarnya lalat dewasa (imago). Tuangkanlah hasil pengamatan anda pada lembar
kerja.

E. Tabel Pengamatan
Hari Ke Waktu Pengamatan Kejadian / Perubahan
1 Siang Belum ada perkembangan
2 Siang Belum ada perkembangan
3 Siang Belum ada perkembangan
4 Siang Ada embrio

F. Pembahasan
Dari pengamatan yang telah dilakukan yaitu dimulai dari tanggal 29 april 2015 dengan
mengamati pertumbuhan dan perkembangan siklus hidup lalat buah drospila sp dari telur sampai
dengan imago. Pengamatan dilakukan selama dua kali sehari selama 11 hari setiap pagi dan sore.
Dimana lalat buah disimpan didalam botol selai yang sudah ada makanannya kemudian
diletakkan di ruangan yang teduh.
Pada hari ke-0 s/d 1 tubuh lalat tetap berwarna kuning kecoklatan. Dan dihari kedua
mulai ada bercak-bercak putih yang tidak lain itu adalah telur. Kemudian dihari ke-3 bercak-
bercak putih/ telur berubah menjadi larva yang berwarna puih, bersegmen dan mirip dengan
belatung tetapi bentuknya sangat kecil. Proses ini terus terjadi sampai hari ke-4 dan dihari ke-5
larva mulai bergerak aktiv ditandai dengan tubuhnya yang menggeliat. Tubuhnya bergerak
semakin aktiv dengan merayap ke atas botol da ukurannya bertambah besar. Pada hari ke-6
bentuknya hampir menyerupai pupa dimana tubuhnya mulai memendek, berwarna putih dan
sudah tidak bergerak lagi bahkan diam. Di hari 7 s/d 8 sudah mencapai fase pupa warnanya
berubah menjadi putih kecoklatan, masih terlihat diam, dan segmen tubuhnya mulai terlihat jelas.
Pada hari ke 9s/d10 lalat buah mulai menyerupai bentuk drospila / seperti induknya dahulu.
Tetapi ukurannya kecil dan sayapnya belum terbentang.dan dihari ke 11 lah sudah menjadi
imago/lalat dewasa yang siap unutk dilepas dari botol dan siap untuk terbang.

G. Kesimpulan
Berdasarkan laporan hasil penelitian maka disimpulkan bahwa Lalat buah adalah
serangga yang mudah berkembang biak. Dari satu perkawinan saja dapat dihasilkan ratusan
keturunan, dan generasi yang baru dapat dikembangbiakkan setiap dua minggu.

3. Perkembangbiakan Tumbuhan
A. Tujuan
Mengamati struktur bunga.

B. Dasar Teori
Pada tumbuhan ada 2 cara perkembangbiakan yaitu generatif dan vegetatif. Genertif
ditandai dengan adanya biji, vegetatif secara alami dan buatan. Pada Angiospermae, bunga
merupakan salah satu organ yang erat hubungannya dengan reproduksi. Bunga tumbuhan ini
sebenarnya adalah merupakan pucuk yang tumbuh menjadi ranting diiringi dengan daun yang
mengalami modifikasi yang idak lain adalah kelopak bunga.
Ditinjau dari segi susunannya bunga dibagi manjadai bunga lengkap dan bunga tidak
lengkap. Pada bungan lengkap memiliki bagian yang terdiri dari alat perhiasan berupa kelopak
dan mahkota bunga sedang alat reproduksi berupa putik sebagai bunga betina dan benang sari
sebagai bunga jantan.
Berdasarkan atas perkembangbiakan yang dihasilkan, bunga dibedakan atas bunga
sempurna dan bunga tidak sempurna. Bunga sempurna bersifat hemoprodita, karena dalam satu
bunga terdapat putik dan benang sari. Sedangkan pada bunga tak sempurna disebut bunga
uniseksual karena dalam satu bunga hanya terdapat putik saja disebut bunga betina dan bunga
yang hanya memiliki benang sari saja disebut bunga jantan.

C. Alat dan Bahan


1. Struktur bunga
2. Loup ( kaca pembesar ) 1 buah
3. Pinset 1 buah
4. Pisau / silet 1 buah
5. Bunga sepatu 1 buah

D. Cara Kerja
1. Amatilah bagian-bagian bunga dengan tanpa merusaknya, perhatikan bagian kelopak,
mahkota, benang sari, putik, dan dasar bunganya.
2. Gambarlah hasil pengamatan dan lengkapi keterangan gambar.
3. Amatilah bagian kelopaknya. Catatlah bentuk dan warna kelopak yang diamati.
4. Amati pula mahkota bunganya. Catat bentuk dan warnanya!
5. Untuk mengamati benang sari, Anda harus menyiingkirkan bagian mahkota bunga.
Hitunglah jumlah benang sari yang ada. Apakah benang sari melekat pada mahkota bunga
? Catat hasil pengamatan Anda. Dengan menggunakan kaca pembesar amati bagian kepala
sari (anthera). Apakah anda melihat adanya serbuk sari yang bentuknya mirip debu pada
kepala sari ?
6. Amatilah bagian putik yang biasanya terletak di bagian tengah bunga. Catatlah bagaimana
bentuk putik bunga tersebut. Perhatikan bagian ovarium, tangkai putik dan kepala putiknya.
7. Buatlah gambar struktur putik, meliputi ovarium, tangkai putik dan kepala putik.

E. Data Hasil Pengamatan


Struktur pada bunga sepatu marupakan salah satu contoh bunga lengkap dan bunga
sempurna karena bunga sepatu memiliki kelopak, mahkota, putik dan benang sari. Dalam
pengamatan kita dapat melihat adanya serbuk sari yang mirip debu pada kepala putik.
Gambar 1.
Morfologi bunga sepatu
Gambar 2.
Sayatan vertikal bunga sepatu

F. Pembahasan
1. Kelopak bunga
Kelopak bunga merupakan bagian bunga paling besar, sebenarnya adalah pucuk
daun yang memiliki modifikasi. Fungsinya melindungi bunga sepatu kuncup. Bentuknya
panjang dan ujungnya lancip warnanya hijau.
2. Mahkota bunga
Mahkota bunga terletak dibagian dalam kelopak tersusun bertumpuk-tumpuk.
Mahkota berbentuk bundar dan lebar, pangkalnya kecil, warnanya merah. Karena warnanya
yang cantik dan bunga yang harum sehingga menjadi daya tarik serangga untuk datang
menghisap madu dan membantu proses penyerbukan. Jumlah mahkota ada 5 buah.
3. Benang sari
Benang sari ada di bagian dalam mahkota bunga. Benang sari bentuknya panjang
dan kecil. Pada ujungnya terdapat kepala sari. Warnanya merah kekuning-kuningan. Benang
sari fungsinya sebagai alat perkembangbiakan jantan. Jumlah benang sari ada 74 buah.
Benang sari tidak melekat pada mahkota, serbuk sarinya mirip debu yang terdapat pada kepala
sari.
4. Putik
Putik ada di dalam mahkota bunga. Bentuknya bundar, jumlahnya ada 5 warnanya
merah. Fungsinya putik sebagai alat perkembangbiakan betina.

5. Bunga disayat secara vertikal


Ketika bunga disayat akan terlihat ovarium (bakal buah), yaitu suatu rongga pada
bagian dasar karpel dengan dinding tebal disekelilingnya dan di dalamnya terdapat satu atau
lebih ovulum yang nantinya ovarium ini berkembang menjadi buah. Selain ovarium juga
terlihat ovulum (bakal biji) pada tumbuhan berbiji, suatu struktur yang berisi gamet betina
yang setelah dibuahi gamet jantan berkembang menjadi embrio. Ovulum ini melekat pada
dinding ovarium melalui sebuah tangkai.

G. Kesimpulan
Bunga sepatu memiliki struktur kelengkapan bunga tapi tidak bisa melakukan
perkembangan secara generatif. Hal tersebut terjadi karena letak putik berada diatas benang sari,
sehingga sulit terjadi penyerbukan dan pembuahan. Bunga sepatu dikembangbiakan melalui cara
vegetatif buatan yaitu dengan stek batang dan mencangkok.

H. Pertanyaan dan Jawaban


1. Berapa buah benang sari bunga sepatu yang anda amati ?
Ada 5 buah benang sari
2. Apa fungsi benang sari dan putik ? jelaskan !
Benang sari sebagai alat perkembangbiakan jantan, putik sebagai alat perkembangbiakan
betina. Karena tanpa adanya kedua alat perkembangbiakan tidak akan terjadi proses
pembuahan yang diawali proses penyerbukan yaitu peristiwa menempelnya dan jatuhnya
benang sari ke kepala putik.

4. Perkembangan vegetatif buatan


A. Tujuan
Mengidentifikasi tumbuhan yang melakukan perkembangbiakan secara vegetatif alami.
B. Dasar Teori
Perkembangbiakan secara vegetatif adalah perkembangbiakan yang terjadi tanpa melalui proses
penyerbukan atau pembuahan. Tumbuhan yang baru terbentuk berasal dari pertumbuhan dan
perkembangan bagian tubuh tertentu dari induknya. Perkembangbiakan vegetatif
dikelompokkan menjadi dua, yaitu perkembangbiakan vegetatif alami dan perkembangbiakan
vegetatif buatan. Perkembangbiakan vegetatif alami adalah perkembangbiakan tumbuhan tanpa
bantuan manusia. Perkembangbiakan vegetatif alami dapat terjadi melalui spora, umbi batang,
umbi lapis, tunas, akar tinggal, geragih, dan tunas adventif.

C. Alat dan Bahan


1. Alat-alat tulis dan lembar pengamatan
2. Tumbuhan yang ada disekitar
3. Cangkul kecil atau sekop

D. Cara Kerja
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Pergi ke kebun yang ada disekitar tempat tinggal.
3. Mencari jenis-jenis tanaman yang melakukan perkembangbiakan vegetatif alami
4. Menggali tanaman, jika ingin meyakinkan umbi atau akar rimpang.
5. Menggambar morfologi tumbuhan yang melakukan perkembangbiakan vegetatif alami pada
lembar kerja.

E. Data Hasil Pengamatan


Perkembangan aseksual alami pada tumbuhan

Nama tumbuhan
dan jenis
perkembangbiakan
aseksual

Paku
(spora)

Bambu
(tunas)

Cocor bebek
(tunas daun/ tunas
adventif)
Bawang merah
(umbi lapis)

Tebu
(umbi batang)

Wortel
(umbi akar)

Jahe
(akar tinggal/
rhizoma)

geragih/ stolon

F. Pembahasan
1. Spora
Spora adalah sel yang berubah fungsi menjadi alat perkembangbiakan. Ukuran spora sangat
kecil dan bentuknya seperti biji. Tumbuhan yang berkembangbiak dengan spora yaitu jamur,
lumut, dan paku-pakuan
2. Umbi batang
Umbi batang adalah batang yang tumbuh di dalam tanah dan ujungnya menggelembung
menjadi umbi. Umbi batang tersebut sebenarnya merupakan cadangan makanan bagi
tumbuhan itu. Pada permukaan umbi batang tumbuh sisik dan kuncup membentuk mata
tunas.
3. Umbi lapis
Umbi lapis merupakan pelepah daun yang berlapis-lapis. Pada bagian atas umbi lapis
tumbuh daun, sedangkan pada bagian bawah umbi lapis terdiri dari cakram dan akar serabut.
Contoh tumbuhan yang memiliki umbi lapis, antara lain bawang merah, bawang putih,
bunga bakung, dan bunga tulip. Perkembangbiakan umbi lapis dimulai dengan tumbuhnya
siung pada tunas ketiak yang paling luar. Pada awal pertumbuhannya, siung mengambil
makanan dari induknya. Jika siung itu telah berdaun dan berakar, siung itu dapat
membuat makanannya sediri dengan melakukan fotosintesis.
4. Umbi akar
Umbi akar adalah akar yang membesar berisi cadangan makanan. Jika umbi ini ditanam
bersama dengan pangkal batang maka akan tumbuh tunas. Tunas tersebut merupakan
tumbuhan baru. Contoh tumbuhan yang memiliki umbi akar, antara lain dahlia, wortel,
lobak, dan singkong. Pada singkong umbi akarnya tidak dapat untuk berkembang biak,
karena tidak ada pangkal batangnya. Sedangkan umbi akar pada dahlia dan wortel
dapat untuk berkembang biak karena ada tunas pada pangkal batangnya.
5. Akar tinggal
Akar tinggal adalah batang yang seluruhnya berada dan tumbuh menjalar di permukaan
tanah. Tunas tumbuhan baru tumbuh dari ketiak sisik setiap buku akar tinggal. Contoh
tumbuhan yang memiliki akar tinggal, antara lain kunyit, jahe, lengkuas, dan kencur.
6. Geragih
Geragih atau stolon adalah batang yang tumbuh mendatar di permukaan tanah. Tumbuhan
baru dimulai dengan kuncup ujung yang menyentuh tanah, kemudian membelok ke atas.
Pada bagian yang menyentuh tanah akan tumbuh tunas yang berakar dan berdaun. Tunas-
tunas itu tumbuh menjalar dan tidak tergantung lagi pada induknya, tetapi masih tetap
berhubungan. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan cara geragih adalah
antanan, arbei, rumput teki, dan strowberi.
7. Tunas
Tunas tumbuh dari batang yang terdapat di dalam tanah. Tunas muda menjadi tumbuhan
baru dan tumbuh di sekitar induknya sehingga terbentuklah rumpun. Tunas ini tidak
tergantung pada induknya. Walaupun induknya ditebang, tunas ini akan tumbuh terus.
Tumbuhan yang berkembang biak dengan tunas, antara lain pisang, bambu, dan tebu.
8. Tunas adventif
Tunas adventif adalah tunas yang tumbuh tidak di ujung batang dan ketiak daun. Tunas ini
tumbuh di bagian tumbuhan yang biasanya tidak bertunas, seperti pada bagian daun dan
akar. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan tunas adventif adalah cocor bebek,
sukun, cemara, dan kersen/talok.

G. Kesimpulan
Perkembangbiakan vegetatif alami dapat terjadi melalui spora, umbi batang, umbi lapis, tunas,
akar tinggal, geragih, dan tunas adventif.

5. PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF BUATAN


A. Tujuan
Terampil melakukan perkembangbiakan vegetatif buatan dengan cara menyambung,
okulasi dan cangkok.
B. Dasar Teori
Perkembangbiakan secara buatan adalah berkembang biaknya tumbuhan tanpa
bantuan campur tangan manusia.
1. Metode Mencangkok / Cangkok
Mencangkok adalah suatu cara mengembangbiakkan tumbuhan dengan jalan menguliti
batang yang ada lalu bungkus dengan tanah agar akarnya tumbuh. Jika akar sudah muncul
akar yang kokoh, maka batang tersebut sudah bisa dipotong dan ditanam di tempat lain.
2. Merunduk / Menunduk
Merunduk adalah teknik berkembang biak tumbuh-tumbuhan dengan cara menundukkan
batang tanaman ke tanah dengan harapan akan tumbuh akar. Setelah akar timbul, maka
batang sudah bisa dipotong dan dibawa ke tempat lain.
3. Menyetek / Nyetek
Menyetek adalah perkembangbiak tumbuhan dengan jalan menanam batang tanaman agar
tumbuh menjadi tanaman baru. Contohnya seperti singkong.
4. Menyambung / Mengenten
Mengenten adalah perkembang biakan buatan yang biasanya dilakukan pada tumbuhan
sejenis buah-buahan atau ketela pohon demi mendapatkan kualitas buat yang baik.

C. Alat dan Bahan


1. Gunting stek
2. Pisau tajam
3. Tanah gembur dan humus
4. Plastik/sabut kelapa
5. Tanaman untuk keperluan stek, okulasi, nyambung, dan cangkok
6. Vaselin

D. Cara Kerja
Okulasi (menempel)
1. Tentukan jenis tanaman yang akan ditempel
2. Tentukan pula jenis tanaman yang masih muda dengan diameter batang ± 1 cm (sebesar jari
kelingking) dan berasal dari biji serta mempunyai sifat batang dan perakaran yang kuat, untuk
dijadikan batang bawah
3. Buat torehan persegi panjang dengan ukuran 1,5 x 2 cm pada batang bawah
4. Ambil kulit yang berisi mata tunas dari ranting tanaman yang akan ditempel dengan ukuran
yang sama dengan torehan pada batang bawah
5. Tempelkan kulit bertunas pada batang bawah dan ikat dengan tali rafia dan tutuplah dengan
celah-celah yang ada dengan menggunakan vaselin
6. Setelah tunas baru tumbuh, bukalah tali pengikatnya dan potonglah bagian atas dari tanaman
bawah

Menyambung
1. Carilah tanaman bawah (root stock) kira-kira sebesar jari kelingking
2. Potonglah batang tersebut secara miring dengan jarak lebih kurang 5 cm dari permukaan
tanah dan beri sedikit sayatan pada potongan tersebut
3. Ambillah ranting tanaman yang sejenis yang mempunyai sifat-sifat yang kita inginkan dan
ukurannya kira-kira sama dengan ukuran batang bawah dan dipotong dengan kmeiringan
yang sama dengan kemiringan potongan batang bawah dan diberi sedikit sayatan pada
potongan batang bawah tersebut
4. Sambungkan ranting tersebut dengan batang bawah, lalu ikat dengan menggunakan sloptip
transparan atau tali rapia
5. Buang ranting pada tanaman bawah dan jagalah tanaman tersebut agar tidak terkena sinar
matahari terlalu banyak

Menyangkok
1. Tentukan jenis tanaman yang anda inginkan untuk dicangkok, syaratnya memiliki cambium
dan mudah anda jumpai
2. Pilihlah cabang yang akan dicangkok dengan diameter ± 2,5 cm dan tidak berpenyakit
3. Kulit cabang tanaman tersebut sepanjang ± 10 cm dan berjarak 10-15 cm dari pangkal cabang
4. Buanglah kambiumnya dengan cara mengoreknya sampai bersih
5. Biarkan mongering selama 6-2 jam
6. Tutuplah bagian yang terbuka tersebut dengan tanah yang gembur dicampur kompos
secukupnya
7. Bungkuslah dengan sabut kelapa atau plastik dan ikatlah kedua ujungnya

E. Tabel Hasil Pengamatan


Menempel (Okulasi)
NO KONDISI TEMPELAN HARI KE-
1 Belum ada perkembangan
2 Belum ada perkembangan
3 Belum ada perkembangan
4 Belum ada perkembangan

Menyambung
NO KONDISI TEMPELAN HARI KE-
1 Belum ada perkembangan
2 Belum ada perkembangan
3 Belum ada perkembangan
4 Belum ada perkembangan

Menyangkok
NO KONDISI TEMPELAN HARI KE-
1 Belum ada perkembangan
2 Belum ada perkembangan
3 Belum ada perkembangan
4 Belum ada perkembangan

F. Pembahasan
Mencangkok
Teknik mencangkok ini telah umum digunakan oleh masyarakat. Tetapi dalam kegiatan
pencangkokkan ini terdapat beberapa kelemahan antara lain ; praktikan atau pencangkok harus
memiliki keahlian dalam pencangkokan ini, kegiatan pencangkokkan pada pohon yang telah
tinggi sukar dilakukan karena untuk mencangkok harus lebih dahulu memanjat. Selain itu karena
kegiatan pencangkokkan ini menggunakan cabag tanaman yang nantinya dipotong, maka terlalu
boros dalam pengguanaan bahan tanam (batang yang untuk dicangkok). Untuk cangkokkan
umumnya digunakan cabang orthotrof yang tidak telalu tua maupun terlalu muda yang umumnya
berwarna hijau kecoklat-coklatan. Bahan untuk pembungkus cangkokkan biasanya digunakan
sabut kelapa atau karung goni untuk membungkus tanah sebagai media perakaran. Supaya
cangkokkan dapat berhasil dengan baik, dengan waktu yang relatif cepat dan ekonomis maka
sabut kelapa atau karung goni diganti dengan plastik. Medium perakaran tanah dapat diganti
dengan gambut atau lumut. Lumut yang digunakan sebagai media tanam mempunyai sifat selain
anti septik juga dapat menahan kandungan air yang cukup tinggi, sehingga dalam pelaksanaan
pencangkokkan tidak perlu terlalu sering disiram air. Mengenai kulit bagian atas yang diiris
sebaiknya dioles dengan Rootone F yang berguna untuk mempercepat dan memperbanyak
keluarnya akar.
Menyambung
Salah satu teknik menyambung yang dapat disampaikan dalam laporan ini adalah
sambung celah. Adapun teknik-teknik dalam kegiatan sambung celah itu sebagai berikut:
a. Batang bawah dipotong mendatar dengan gunting atau pisau yang tajam. Daunnya disisakan
satuata dua pasang kemudian pada luka potongan batang dibuat celah ditengah-tengah
sepanjang 3-4 cm dengan pisau sambung.
b. Entres dipilih dari ruas ke dua dan dipotong per ruas + 7 cm. Daun dan cabang dikupir labih
kurang 1,5 cm dari sumbu entres. Kemudian pangkan entres diruncingkan sebelah kanan dan
kirinya sepanjang 3-4 cm.
c. Entres kemudian dimasukkan sedalam celah pada batang bawah, kemudian diikat dengan tali
rafia.
d. Untuk menjaga kelengesan pada sambungan sambungan sungkup sengan kantong plastik.
e. Untuk menjaga kelengesan tanah, sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan
penyiraman.
f. Setelah selang 30 – 35 hari dapat diketahui berhasil atau tidaknya penyambungan tersebut
yaitu melihat ada tidaknya tunas yang tumbuh pada batang atas. Bila tunas sudah kelihatan
tumbuh maka sungkup plastik harus dibuka.

Okulasi (menempel)
Perbanyakan tanaman dengan cara okulasi paling banyak dilakukan dalam perkebunan
terutama pada perkebunan karet dan kakao. Beberapa kelebihan dari perbanyakan tanaman
dengan cara okulasi yaitu :
 Dengan cara diokulasi dapat diperoleh tanaman yang dengan produktifitas yang tinggi.
 Pertumbuhan tanaman yang seragam.
 Penyiapan benih relatif singkat.
 Pada musim gugur daun pada tanaman karet daun yang gugur dari satu klon agar serentak
pada waktu tertentu, dengan demikian akan memudahkan pengendalian penyakit Oidium
hevea bila terjadi.
Kelemahan dari perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara okulasi yaitu :
 suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena tidak adanya keserasian
antara batang bawah dengan batang atas (entres)
 perlu menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini.
 Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemngkinan gagal atau
mata entres tidak tumbuh sangat besar.

Syarat tanaman dapat diokulasi yaitu :


 Tanaman tidak sedang Flush (sedang tumbuh daun baru)
 Antara batang atas dan batang bawah harus memiliki umur yang sama.
 Tanaman harus masih dalam satu family atau satu genus.
 Umur tanaman antara batang atas dan batang bawah sama.
 Pada klon yang dijadikan batang bawah memiliki perakaran yang kuat/kokoh, tidak mudah
terserang penyakit terutama penyakit akar, mimiliki biji/buah yang banyak yang nantinya
disemai untuk dijadikan batang bawah, umur tanaman induk pohon batang bawah yang
biji/buahnya akan dijadikan benih untuk batang bawah minimal 15 tahun, memiliki
pertumbuhan yang cepat. Pada klon yang akan dijadikan batang atas atau entres tanaman
harus memiliki produksi yang unggul, dan memiliki pertumbuhan yang cepat, dan tahan
terhadap penyakit.

Teknik Mengokulasi :
 Membuat Jendela Okulasi
Ukuran jendela disesuaikan dengan perisai dan besarnya batang bawah. Untuk batang bawah
yang dibawah umur 5-6 bulan dapat ukuran jendela (¾ – 1) cm x (3 – 4) cm.
Torehan membujur dapat dimulai daribawah atau dari atas. Jarak torehan terbawah lebih
kurang 5 cm dari tanah. Torehan melintang dapat dari atas atau dari bawah. Jika diatas
jendela akan terbuka kebawah atau juga sebaliknya.
Sebelum ditoreh, batang dibersihkan dari kotoran atau tanah yang menempel akubat percikan
air hujan. Setelah ditoreh akan keluar lateks, lateks ini dibiarkan membeku kemudian
dibersihkan dengan kain sebelum jendela dibuka.
 Mengambil Mata Okulasi
Mata okulasi diambil dari kayu okulssiyang sehat, segar dan mudah dikupas.
Mata okulasi diambil bersama sedikit bagian kayu, bentuk perisai yang ukuranya sedikit
lebih kecil dari ukuran jendela okulasi. Pengambilan mata okulsi yang terlalu kecil akan
mengakibatkan pemulihan luka lambat.
Untuk melepas bagian kayu, menariknya pelan-pelan supaya mata tetap menempel pada
kulit. Pembuatan perisai harus bersih dan lapisan kambium jangan sampai terkena tangan
atau kotoran. Perisai yang telah dibuat harus segera diselipkan ke jendela okulasi.
 Menempel Mata Okulasi Dan Membalut
Setelah perisai disiapkan, jendela okulasi dibuka denga cara menarik bibir jendela okulasi.
Perisai diselipkan dibawah jendela okulasi dan dijepit dengan ibu jari untuk memudahkan
pembalutan. Dalam keadaan perisai terlalu kecil, diusahakan supaya tepi tepi bagian atas dan
salah satu sisi perisai berimpit dengan jendela okulasi.
Pembalutan dimulai dari torehan melintang digunakan plastik ukuran 2 x 0,02 cm dengan
panjang 40 cm. Akhir ikatan sebaiknya dibawah. Pada waktu membalut jangan sampai
perisai bergeser.

Pemeriksaan Hasil Okulasi


Pemeriksaan pertama dilakukan 2-3 minggu setelah okulasi dilaksanakan bersamaan dengan
pembukaan pembalut.Okulasi yang gagal diberi tanda dengan mengikat tali pada batang bawah,
hal ini dilakukan untuk memudahkan okulasi janda. Pemeriksaan ke dua dilakukan 10 – 15 hari
dari pemeriksaan pertama. Cara pemeriksaan sama seperti pemeriksaan pertama.

G. Kesimpulan
Setiap tumbuhan memiliki ciri-ciri makhluk hidup diantaranya berkembang biak, tetapi
diantara kesamaan tersebut banyak sekali perbedaannya, dalam pembahasan kali ini dibahas
masalah perkembangbiakan, perkembangbiakan tumbuhan terdiri dari dua yaitu vegetatif dan
generative, tapi kali ini kita hanya membahas perkembangbiakan vegetatif, vegetatif terbagi dua
seperti yang kita bahas sekarang yaitu vegetatif buatan, dalam perkembangbiakan vegetatif
buatan tumbuhan atau tanaman memiliki berbagai cara untuk berkembangbiak diantaranya
mencangkok, menempel dan menyambung. Biasanya kegiatan ini banyak digunakan oleh petani
untuk memperbanyak hasil panen. sedangkan pada hewan ada yang bertunas, membelah diri,
fragmentasi, Parthenogenesis. Tapi dalam penelitian kali ini kami hanya membahas pada
tumbuhan saja.

H. Pertanyaan
1. Mengapa pada celah-celah tempelan pada percobaan okulasi sebaiknya diolesi dengan
vaselin? Jelaskan!
Jawab: Agar tidak terkena tangan atau kotoran
2. Mengapa setelah mata tunas tumbuh menjadi tunas, tanaman bawah harus dipotong?
Jawab: Karena tanaman bawah merupakan kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan
hama penyakit dan udara luar.
3. Pada hari keberapa tunas-tunas batang yang disambung pada percobaan
menyambung mengalami pertumbuhan?
Jawab: 2-3 minggu
4. Pada hari keberapa sambungan tersebut sudah menyatu dengan kuat?
Jawab: 30 – 35 hari
5. Pada percobaan mencangkok, setelah cambium dikorek, sebaiknya sayatan dikeringkan
selama 6-12 jam. Apa tujuan perlakuan tersebut?
Jawab: Agar cambium tetap kering
6. Pada hari keberapa akar cangkokkan yang anda kerjakan mulai tumbuh dan pada hari
keberapa perakaran tersebut sudah cukup banyak dan siap disemaikan?
Jawab: Pada hari ke 30-35 mulai tumbuh akar cangkokan dan pada hari 60-70 akar sudah siap
disemaikan.

Anda mungkin juga menyukai