Anda di halaman 1dari 6

Teorema Superposisi - Elka Asik 13/04/2014

Teorema Superposisi
{ 0 Comments }
Posted by angga pradana in Analisa dan Teorema

Suka 2 Bagikan

Teorema superposisi adalah salah satu cara p intar yang membuat suatu rangkaian yang terlihat kompleks
dijadikan lebih sederhana. Strategi yang digunakan pada teorema Superposisi adalah mengeliminasi semua
sumber tetapi hanya disisakan satu sumber yang hanya bekerja pada waktu itu juga dan menganalisa rangkaian
itu dengan konsep rangkaian seri-paralel masing-masing saat sumber bekerja sendiri-sendiri. Lalu setelah
masing-masing tegangan dan/atau arus yang tidak diketahui telah dihitung saat sumber bekerja sendiri-sendiri,
masing-masing nilai yang telah diperoleh tadi dijumlahkan sehingga diperoleh nilai tegangan/arus yang
sebenarnya. Perhatikan contoh rangkaian berikut ini, kita akan menganalisanya menggunakan teorema
superposisi:

Karena terdapat dua sumber pada rangkaian ini, kita akan menghitung dua set nilai tegangan dan arus, masing-
masing saat sumber 28 Volt bekerja sendirian (sumber tegangan 7 V “mati”)

Dan dihitung pada saat sumber 7 volt bekerja sendirian (sumber 28 V “mati”).

Saat kita menggambar ulang rangkaian seri/paralel dengan hanya satu sumber seperti pada rangkaian di atas,
semua tegangan yang lainnya “dimatikan”, apabila sumber itu adalah sumber tegangan maka cara
“mematiikannya” adalah dengan cara menggantinya dengan short circuit (hubung pendek).

Pertama-tama analisa rangkaian yang hanya mengandung sumber baterai 28 V, kita akan mendapatkan nilai
tegangan dan arus :

Maka dengan analisa seri-paralel

Rtotal = [R2 ||R3]- – R1 = [(2 × 1) / (2 + 1)] + 4 = 4.667 Ω

Itotal = E / Rtotal = 28 V / 4.667 Ω = 6 A

http://elkaasik.com/teorema-superposisi/ 1/6
Teorema Superposisi - Elka Asik 13/04/2014

IR2 = Itotal × (R3 / R2 + R3) = 6 A × (1 / 1+2) = 2 A (pembagi arus)

IR3 = Itotal × (R2 / R2 + R3) = 6 A × (2 / 1+2) = 4 A (pembagi arus)

Jadi, drop tegangan pada masing-masing resistor dapat dihitung

VR1 = Itotal × R1= (6 A) (4 Ω) = 24 V (hukum Ohm)

VR2 = IR2 × R2 = (2 A) (2 Ω) = 4 V (hukum Ohm)

VR3 = IR3 × R3 = (4 A) (1 Ω) = 4 V (hukum Ohm)

Setelah ditentukan semua nilai arus dan tegangan saat sumber 28 Volt bekerja, berikutnya adalah menganalisa
saat sumber 7 V saja yang bekerja (sumber 28 V dimatikan dengan cara di ganti short circuit)

Analisa seri-paralel,

RT = [R1||R2] – - R3 = [(4 × 2)/(4 + 2)] + 1 = 2.333 Ω

Itotal = E/RT = 7 V / 2.333 Ω = 3 A = IR3

IR1 = Itotal × [R2 / (R1 + R2)] = 3 × [(2 / (4 + 2)] = 1 A (pembagi arus)

IR2 = Itotal × [R1 / (R1 + R2)] = 3 × [(4 / (4 + 2)] = 2 A (pembagi arus)

VR1 = IR1 × R1 = (1 A) (4 Ω) = 4 V

VR2 = IR2 × R2 = (2 A) (2 Ω) = 4 V

VR3 = IR3 × R3 = (3 A) (1 Ω) = 43V

Setelah mendapatkan nilai-nilai saat sumber bekerja sendiri-sendiri. Kita tinggal menjumlahkannya untuk
memperoleh nilai yang sebenarnya. Namun, perhatikan polaritas tegangannya dan arah arusnya sebelum nilai-
nilai ini dijumlahkan secara aljabar.

Setelah kita menjumlahkan nilai-nilai tegangan secara aljabar, kita dapatkan rangkaian seperti pada gambar ini:

http://elkaasik.com/teorema-superposisi/ 2/6
Teorema Superposisi - Elka Asik 13/04/2014

VR1 = VR1(saat sumber 28 V menyala) + VR1 (saat sumber 7 V menyala) = 24 V + (-4 V) = 20 V

VR2 = VR2(saat sumber 28 V menyala) + VR2 (saat sumber 7 V menyala) = 4 V + 4 V = 20 V

VR3 = VR3(saat sumber 28 V menyala) + VR3 (saat sumber 7 V menyala) = 4 V + (-3 V) = 1 V

Begitu juga dengan nilai-nilai arusnya, ditambahkan secara aljabar, namun perhatikan arah arusnya juga.

IR1 = IR1(saat sumber 28 V menyala) + IR1 (saat sumber 7 V menyala) = 6A + (-1 A) = 5 A

IR2 = IR2(saat sumber 28 V menyala) + IR2 (saat sumber 7 V menyala) = 2A + (2 A) = 4 A

IR3 = IR3(saat sumber 28 V menyala) + IR3 (saat sumber 7 V menyala) = 4A + (-3 A) = 1 A

Setelah arus-arusnya dijumlahkan secara aljabar, diperoleh rangkaian seperti gambar berikut ini:

Begitu sederhana dan bagus bukan? Namun perlu anda perhatikan, bahwa teorema Superposisi hanya dapat
digunakan untuk rangkaian yang bisa direduksi menjadi seri-paralel saja saat salah satu sumber yang bekerja.
Jadi, teorema ini tidak bisa digunakan untuk menganalisa rangkaian jembatan Wheatstone yang tidak seimbang.
Karena rangkaian tersebut tidak bisa direduksi menjadi kombinasi seri-paralel. Selain itu, teorema ini hanya bisa
menghitung persamaan-persamaan yang linier. Jadi, teorema ini tidak bisa digunakan untuk menghitung dissipasi
daya, misal pada resistor. Ingat, rumus menghitung daya adalah mengandung elemen kuadrat (P = I2R = V2 / R).
Teorema ini juga tidak berlaku apabila dalam rangkaian i tu mengandung komponen yang nilai tegangan dan
arusnya berubah-ubah.

Teorema ini bisa digunakan untuk menganalisa rangkaian yang didalamnya mmengandung sumber dc dan ac.
Kita matikan sumber ac nya, lalu hanya sumber dc yang bekerja. Setelah itu sumber dc yang dimatikan, sumber
ac nya yang bekerja. Masing-masing hasil perhitungan bisa dijumlahkan untuk memperoleh nilai yang
sebenarnya.

Review :

Teorema superposisi menyatakan bahwa suatu rangkaian dapat dianalisa dengan hanya satu sumber bekerja
pada suatu waktu, masing-masing tegangan dan arus komponen dijumlahkan secara aljabar untuk mendapatkan
nilai sebenarnya pada saat semua sumber bekerja.

Untuk mematikan sumber, sumber tegangan diganti short circuit (hubung singkat), sumber arus diganti open

http://elkaasik.com/teorema-superposisi/ 3/6
Teorema Superposisi - Elka Asik 13/04/2014

circuit (rangkaian terbuka).

Artikel Terkait
Teorema Thevenin

Teorema Norton

Teorema Transfer Daya Maksimum

Contoh Soal : Analisa Node (bagian 3)

Analisa Rangkaian menggunakan KCL dan KVL

Contoh Soal : Analisa Mesh (bagian 2)

Rangkaian Wye Delta

Potensiometer dan Jembatan Wheatstone

Contoh Soal : Rangkaian Seri-Paralel (bagian 1)

Kombinasi Rangkaian Seri Paralel

in Analisa dan Teorema

← Rangkaian Wye Delta Teorema Thevenin →

Leave a Comment
Your email address will not be published.

http://elkaasik.com/teorema-superposisi/ 4/6
Teorema Superposisi - Elka Asik 13/04/2014

Name*

Email*

Website

Comment...

Submit

Notify me of followup comments via e-mail

Cari
Search Here... Search

Halaman Lain
About Us
Contact
Daftar Isi
Disclaimer
Privacy and Policy

Tweet 0

Kategori
Arus Bolak-Balik (AC)
Bilangan Kompleks
Rangkaian Impedansi AC
Resonansi & Filter Pasif
Teori Dasar AC
Arus Searah (DC)
Alat Ukur
Keamanan Listrik
Komponen Pasif
Induktor
Kapasitor
Resistor
Rangkaian DC
Analisa dan Teorema
Analisa Transien RLC
Rangkaian RL & RC Orde 1
Rangkaian RLC Orde 2

http://elkaasik.com/teorema-superposisi/ 5/6
Teorema Superposisi - Elka Asik 13/04/2014

Seri Paralel
Tegangan dan Arus
Elektronika Dasar
Dioda
Transistor BJT

Materi Terbaru
Transistor Penguat Konfigurasi Common-Emitor Input DC

Transistor Sebagai Penguat saat Beroperasi pada Mode Aktif

Mengukur dan Menguji Transistor BJT dengan Multimeter

Transistor Sebagai Saklar (Switch)

Prinsip Kerja Transistor BJT

Komentar Terbaru
angga pradana on Mengukur Resistansi dengan Metode Kelvin (4-kawat)
angga pradana on Rangkaian Wye Delta
angga pradana on Mengukur Tegangan dan Arus
toifur on Mengukur Resistansi dengan Metode Kelvin (4-kawat)
kristmo on Rangkaian Wye Delta

Berlangganan
Ok
FBF ▪ Powered by ®Google Feedburner

Website Ini Dilindungi

© 2014 - Elka Asik


Designed on rtPanel WordPress Theme Framework.

http://elkaasik.com/teorema-superposisi/ 6/6

Anda mungkin juga menyukai