Anda di halaman 1dari 18

BEST PRACTICE GURU

DALAM TUGAS PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

PENGALAMAN TERBAIK
PEMBELAJARAN KALIMAT MAJEMUK
DENGAN POLA MATRIKS
PADA SISWA KELAS VII
SMP NEGERI 1 TEMBARAK

Disusun dan disajikan untuk kegiatan seleksi guru


Berprestasi tingkat kabupaten jenjang SMP
Tahun 2018

Oleh:
DAHURI, S.Pd.
Guru Bahasa Indonesia
Di SMP Negeri 1 Tembarak

PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG


DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA
SMP NEGERI 1 TEMBARAK
2018
1
HALAMAN PENGESAHAN

Naskah Laporan Pengalaman Terbaik (Best Practice) Guru ini:


Judul : Pengalaman Terbaik: Pembelajaran Kalimat Majemuk dengan
Pola Matriks Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Tembarak
Penulis : Dahuri, S.Pd.
Jabatan :Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia
Di SMP NEGERI 1 Tembarak
Kabupaten Temanggung

benar-benar merupakan karya asli saya dan bukan merupakan plagiasi. Disusun dan diajukan
sebagai salah satu syarat mengikuti seleksi guru berprestasi tingkat kabupaten tahun 2018 pada
Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Temanggung.

Temanggung, 23 April 2018


Menyetujui dan mengesahkan
Kepala SMP N 1 Tembarak Penulis

Drs. Nur Aminoto,M.Si.. Dahuri, S.Pd.


NIP. 196606191997021001 NIP. 19671112 199412 1 006

2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Mahaesa karena berkat dan
rakhmat-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Adapun karya tulis ini
penulis susun untuk mengikuti sel;eksi guru berprestasi tahun 2018 tingkat kabupaten.
Karya tulis ini berisi pengalaman penulis saat melaksanakan pembelajaran bahasa
Indonesia di SMP N 1 Tembarak selama 8 tahun. Pengalaman penulis dalam mengajarkan mata
pelajaran bahasa Indonesia tersebut mengispirasi penulis dalam melakukan kreativitas dalam
proses pembelajaran sehingga penulis dapat menemukan suatu cara pembelajaran yang
terbaik dalam pembelajaran kalimat majemuk sehingga pemahaman terhadap materi
kalimat majemuk menjadi sangat mudah bagi peserta didik.
Dalam menyelesaikan karya tulis ini penulis menemui berbagai kendala. Namun, berkat
bantuan berbagai pihak, kendala-kendala tersebut dapat penulis atasi. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih. Ucapan terima kasih ini secara
khusus penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Drs. Nur Aminoto,M.Si. selaku Kepala SMP N 1 Tembarak yang menugaskan
kepada penulis untuk mengikuti seleksi guru berprestasi tahun 2018 ini,
2. Para dewan guru dan staf TU SMP N 1 Tembarak yang telah memotivasi penulis agar
mengikuti seleksi,
3. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Tembrak , 23 April 2018


Penulis,

Dahuri, S.Pd.

3
DAFTAR ISI
JUDUL ………………………..…………………………………………………………………………… 1
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................................. 2
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………..………… 3
DAFTAR ISI
INTISARI PENGALAMAN TERBAIK GURU………………………….……………………………… 5
BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………………………………….…. 6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ...........................………………………………………………............ 8
BAB III. PEMBELAJARAN MATERI KALIMAT MAJEMUK DENGAN POLA MATRIKS ……… 10
BAB IV. PENUTUP ………………………………………………………………………………. 15
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………… 16
LAMPIRAN-LAMPIRAN:
Lampiran 1: Hasil Kerja Siswa
Lampiran 2: Power Point Pembelajaran Kalimat Majemuk Setara
Lampiran 3: Power Point Pembelajaran Kalimat Mejmuk Bertingkat
Lampiran 4: Power Point Pembelajaran Kalimat Majemuk Campuran

4
INTISARI PENGALAMAN TERBAIK GURU
Permasalahan Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari banyak klausa. Untuk
terindentifikasi memahami pola kalimat ini tidak mudah. Begitu juga dalam
pembelajarannya, para siswa sulit memahami pola kalimat majemuk. Hal
ini terjadi karena bahasa merupakan benda abstrak. Benda abstrak
memang lebih sulit dipahami dibandingkan benda konkret. Oleh karena
itu, supaya mudah memahami kalimat majemuk yang abstrak itu, guru
harus mencoba menyiasati agar yang abstrak tadi dapat dikonkretkan
sehingga mudah dipahami.
Kegiatan nyata Dalam pembelajaran kalimat majemuk, penulis berusaha mengubah yang
yang telah abstrak menjadi sesuatu yang konkret, yaitu dengan menggunakan pola
dilakukan dan matriks. Dengan pola matriks, para peserta didik dapat memahami
dinyatakan kalimat majemuk dengan waktu relatif cepat. Dalam pembelajaran
sebagai kalimat majemuk, penulis tidak hanya memberikan contoh kalimat
pengalaman mejemuk yang terdiri dari dua atau tiga klausa, tetapi penulis juga
terbaik memberikan pelatihan dengan kalimat majemuk yang terdiri dari lebih
sepuluh klausa. Ternyata, peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam
memahami kalimat majemuk yang terdiri lebih sepuluh klausa dengan
menggunakan pola matriks.
Hasil kegiatan Pengalaman pembelajaran kalimat majemuk dengan pola matriks tersebut
berupa best telah penulis lakukan selama 7 tahun. Penulis merasa selalu berhasil
practice dalam pembelajaran ini. Ini terbukti dari hasil evaluasi yang selalu
menunjukkan bahwa para peserta didik telah memahami kalimat
majemuk dengan menggunnakan pola matriks. Oleh karena itu, penulis
ingin membagikan pengalaman ini kepada guru bahasa Indonesia lain
melalui keikutsertaan penulis dalam seleksi guru berprestasi tahun 2018.

5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
“Karena ketika aku mengatakan bahwa baju yang engkau pakai setiap hari Sabtu tidak
bagus engkau menampar pipi kiriku, aku segera menyerahkan pipi kananku untuk engkau
tampar dengan telapak tangan kananmu supaya semua kekesalanmu kepadaku dapat segera
hilang dan engkau dapat segera menhasilkan senyum yang dapat membuat getaran hebat di
dalam hatiku.”
Kalimat di atas penulis ambil dari soal ulangan harian materi kebahasaan “kalimat
majemuk” kelas VII. Sebelum diujikan kepada siswa, ada seorang teman sesama guru bahasa
Indonesia yang ingin mencoba mengerjakan soal tersebut. Penulis berikan soal tersebut
kepadanya. Beberapa saat kemudian, soal tersebut dikembalikan kepada penulis dengan berucap,
“Wah ternyata sulit juga .”
Penulis bisa memaklumi kalau teman sesama guru bahasa Indonesia tersebut tidak dapat
serta merta mengerjakan soal kalimat majemuk untuk siswa kelas VII. Kalimat majemuk
memang rumit. Sepengetahuan penulis, pembelajaran kalimat majemuk di sekolah maupun di
perguruan tinggi hanya sederhana saja; berkisar dua sampai 4 klausa. Cara yang dipakai juga
kurang tepat sehingg peserta didik sulit memahami kalimat majemuk dengan banyak klausa.
Namun, dengan cara yang penulis temukan, yaitu dengan pola matriks, peserta didik lebih
mudah memahami kalimat majemuk.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana pembelajaran materi kalimat majemuk mudah dipahami dengan mudah dan cepat
oleh peserta didik kelas VII?

C. Tujuan
Penulis memunyai tujuan untuk menjelaskan cara terbaik dalam pembelajaran materi
kalimat majemuk sehingga peserta didik kelas VII dapat dengan mudah dan cepat dalam
memahami materi kalimat majemuk.
-1-
D. Manfaat
Manfaat penulisan ini adalah memberikan alternatif cara pembelajaran materi kalimat
majemuk agar mudah dipahami oleh peserta didik. Manfaat lain adalah membuka kebuntuan
yang banyak dialami pendidik maupun peserta didik dalam pembelajaran kalimat majemuk
karena sulitnya materi ini.

6
Selama ini pembelajaran kalimat majemuk hanya memberikan pelatihan pada contoh-
contoh kalimat majemuk sederhana, yaitu hanya terdiri dari dua sampai empat klausa. Namun
dengan pola matriks, penulis berkeyakinan, berapapun jumlah klausa suatu kalimat majemuk
yang diberikan niscaya akan mudah dipahami oleh peserta didik.

7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Sebelum penulis uraikan bagaimana pembelajaran kalimat majemuk dengan pola matriks,
perlu penulis jelaskan teori-teori berkaitan pengertian matriks dan kalimat majemuk.
A. Matriks
Pada “Kamus Besar Bahasa Indonesia” edisi ketiga terbtan Balai Pustaka halaman 724
kata “matriks” diartikan sebagai berikut:
1. kerangka, bagan
2. rekaman induk (ttg piringan hitam)
3. matris
4. pola acuan untuk ragam hias relief atau patung
5. Man tabel yang disusun dl lajur dan jajaran sehingga butir-butir uraian yg
diisikan dapat dibaca dr atas ke bawah dan dr kiri ke kanan
6. Anat substansi antarselular pd suatu jaringan, spt pd tulang atau jaringan tempat
berkembangnya struktur, spt pd rambut dan kuku
7. Dok pita logam untuk membuat bentuk yg tepat pd restorasi gigi.
Pada tulisan ini penulis menggunakan pengertian kelima untuk memaknai kata “matriks”,
yaitu matriks adalah tabel yang disusun dalam lajur dan jajaran sehingga butir-butir uraian yang
diisikan dapat dibaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan. Secara nyata bentuk matriks
pada tulisan ini penulis buat seperti di bawah ini.

Penulis berharap bentuk matriks di atas dapat membantu siswa dalam memahami kalimat
majemuk.

B. Kalimat Majemuk
1. Pengertian kalimat majemuk
Gorys Keraf dalam bukunya “Tata Bahasa Indonesia untuk Sekolah Lanjutan Atas”
berpendapat bahwa kalimat-kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih adalah
kalimat majemuk (Gorys Keraf, 1980: 166).
Abdul Chaer dalam bukunya “Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia” tidak menggunakan
istilah kalimat majemuk, tetapi dia menyebut kalimat ini dengan sebutan kalimat luas. Pada buku
ini tidak ditemukan pengertian apa yang dimaksud dengan kalimat luas. Abdul Chaer langsung
memberi pengertian pada kalimat luas setara dan kalimat luas bertingkat.

8
“Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia” oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
yang diterbitkan Balai Pustaka memuat pengertian kalimat majemuk, yaitu kalima yang terdiri
dari dua atau lebih klausa.
Pada tulisan ini penulis menggunakan pengertian kalimat majemuk seperti yang termuat
dala buku “Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia”, yaitu kalimat majemuk adalah kalimat yang
terdiri atas dua atau lebih klausa. Klausa adalah konstruksi satu predikat baik deng subjek, objek,
keterangan, maupun tanpa subjek, objek, keterangan. Jadi, jumlah klausa dalam kalimat
majemuk adalah sama dengan jumlah predikatnya.
Untuk pembagian kalimat majemuk, penulis mengacu pada pembagian kalimat majemuk
menurut Gorys Keraf dalam bukunya “Tata Bahasa Indonesia untuk Sekolah Lanjutan Atas”,
yaitu kalimat majemuk terbagi atas tiga macam, kalimat majemuk setara, kalimat majemuk
bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.

9
BAB III
PEMBELAJARAN MATERI KALIMAT MAJEMUK
DENGAN POLA MATRIKS

Untuk memahami kalimat majemuk, harus dipahami bagaimana fungsi kalimat atau
jabatan kalimat dari kalimat majemuk itu sendiri. Jabatan kalimat terdiri dari subjek, predikat,
objek, dan keterangan. Sebelum masuk pada pembahasan jabatan kalimat yang ada pada
kalimat majemuk, peserta didik harus dijelaskan tentang keempat macam jabatan kalimat
tersebut di atas.
Dengan merangkum dari berbagai sumber, penulis menguraikan empat macam jabatan
kalimat yang dimuat dalam buku pelajaran untuk kalangan sendiri “Pengetahuan dan
Keterampilan Berbahasa Bahasa Indonesia”.
Macam-macam jabatan kalimat/fungsi kalimat:
A. Subjek
Ciri-ciri subjek:
1. Subjek selalu berupa kata benda
2. Subjek dapat dibedakan menjadi dua:
a. Subjek pelaku, hanya ada pada kalimat aktif; pada kalimat aktif, subjeknya sebagai
pelaku, atau yang melakukan pekerjaan.
Contoh:
Anak itu berlari dengan kencang.
Untuk mencari subjek kalimat di atas, carilah pelakunya, yaitu yang berlari. Yang berlari
adalah anak itu, maka subjek kalimat tersebut adalah anak itu.
b. Subjek penderita, hanya ada pada kalimat pasif; pada kalimat pasif, subjeknya sebagai
penderita, atau yang dikenai pekerjaan.
Contoh:
Seekor ayam jago dibeli ayah.
Kalimat di atas adalah kalimat pasif. Untuk mencari subjek kalimat tersebut carilah
penderitanya, atau yang dikenai pekerjaan, yaitu seekor ayam jago.
Jadi, subjek kalimat tersebut adalah seekor ayam jago.
3. Subjek adalah bagian yang diterangkan.
4. Subjek lebih umum daripada pedikat.

B. Predikat
Ciri-ciri predikat:
1. Predikat adalah bagian yang menerangkan.
2. Ada empat macam jenis kata yang dapat menduduki jabatan predikat:

10
NO S P NAMA KALIMAT
1 Kata Benda Kata Benda Kalimat Nominal
2 Kata Benda Kata Kerja Kalimat Verbal
3 Kata Benda Kata Sifat Kalimat Adjektival
4 Kata Benda Kata Bilangan Kalimat Numeralial

Contoh:
1 Kalimat nominal Aku adalah seorang kapiten.
2 Kalimat verbal Mereka pergi ke pasar malam.
3 Kalimat adjektival Wajahnya sangat merah.
4 Kalimat numeralial Anaknya lima orang.

C. Objek
Objek dapat dibedakan menjadi tiga macam:
1 Objek penderita Pak Raden memetik buah mangga.
2 Objek penyerta Kakek mengirim surat itu untuk nenek.
3 Objek pelaku Kambing ini dibeli pamanku.

Khusus untuk objek penderita, hanya ada pada kalimat aktif transitif. Kalimat aktif
transitif adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja aktif transitif. Kata kerja aktif
transitif adalah kata kerja yang memerlukan kehadiran objek penderita. Oleh karena itu, tempat
objek penderita selalu mengikuti kata kerja aktif transitif, misalnya membaca, menulis, mengikat,
menarik, mencari. Sedangkan kata kerja intransitif adalah kata kerja yang tidak memerlukan
kehadiran objek penderita, misalnya meluas, membeku, mencair, memerah, menguning,
meninggi, melebar, membatu, menangis, dan sebagainya.

D. Keterangan
Harus dibedakan antara keterangan sebagai jabatan kalimat dan keterangan
sebagai keterangan kata. Keterangan sebagai jabatan kalimat adalah keterangan yang
menerangkan kalimat; tempatnya dapat dipindah-pindah. Sedangkan keterangan kata
tempatnya selalu mengikuti kata yang diterangkannya.
Contoh keterangan kata:
Dua unit mobil sedang dicuci oleh anak itu.

11
Macam-macam keterangan kalimat:
NO KETERANGAN PREPOSISI
1 Tempat di, ke, dari
2 Waktu pada, sejak, ketika, dll
3 Alat Dengan
4 Tujuan untuk, agar, supaya
5 Syarat jika, kalau
6 Mutu Dengan
7 Jumlah -
8 Sebab sebab, karena
9 Akibat sampai, sehingga

Kalimat Majemuk
Kalimat mejemuk adalah kalimat yang terdiri dari dua atau lebih klausa. Jumlah klausa dalam
satu kalimat majemuk sama dengan jumlah predikatnya.
Macam-macam kalimat majemuk:
1. Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang klausa-klausanya sejajar; dalam
arti klausa yang satu bukan bagian klausa yang lain.
Contoh:

Kami / belajar / di dalam kelas, / dan / mereka / bermain / di lapangan.


S P K kt.p S P K

S P K k.tp S P K

Dipetik / oleh Anita / mawar merah, / dan /adiknya / meminta / mawar merah itu.

P O S k.tp S P O

Selanjutnya pembelajaran dilakukan dengan tayangan power point tentang kalimat


majemuk setara.

2. Kalimat majemuk bertingkat


Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang klausa-klausanya
berhubungan bertingkat; dalam arti klausa yang satu merupakan bagian dari klausa yang
lain. Kalimat majemuk bertingkat dapat dibeda-bedakan menurut perluasannya, yaitu:
a. Kalimat majemuk bertingkat perluasan subjek yaitu, kalimat majemuk bertingkat
yang subjeknya diperluas menjadi klausa baru.

12
Contoh:
Hal itu / sudah diketahui / ayahnya. (kalimat tunggal)
S P O
S

Bahwa bukunya telah disobek temannya / sudah diketahui / ayahnya.


(kalimat majemuk)
S P O P O

S P O
S P O

Kambing itu / akan dibawa / kakek / ke rumahnya. (kalimat tunggal)


S P O K
S
Kambing yang dibeli ayah kemarin di pasar / akan dibawa/ kakek/ ke rumahnya.
(majemuk)
P O K K P O K

S P O K
P O K K

b. Kalimat majemuk bertingkat perluasan predikat


Yaitu, kalimat majemuk yang predikatnya diperluas menjadi klausa baru.
Contoh:
Kabarnya / begitu. (kalimat tunggal)
S P
P
Kabarnya / orang itu jatuh ke lobang galian. (majemuk)
S S P K

S P
S P K

c. Kalimat majemuk bertingkat perluasan objek


Yaitu, kalimat majemuk bertingkat yang objeknya diperluas menjadi klausa baru.
Contoh:
Pak Sanusi mengatakan bahwa hari ini dia akan membuat kandang kerbau.
S P O
K S P O

Rina memaki laki-laki yang kemarin mengirim sepucuk surat kepadanya.

S P O
K P O O

13
d. Kalimat majemuk perluasan keterangan
Yaitu, kalimat majemuk bertingkat yang keterangannya diperluas menjadi klausa baru.
Contoh:
Ketika aku sedang mendekati gadis itu, teman sebelahku mendahului langkahku.

K S P O
S P O

Selanjutnya pembelajaran dilakukan dengan tayangan power point tentang


kalimat majemuk bertingkat.

3. Kalimat Majemuk Campuran


Kalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk yang mengandung dua
macam hubungan klausa, yaitu setara dan bertingkat.
Contoh:
Karena kemarin kendaraanku dipakai adikku, aku tidak menghadiri pesta ulang tahunmu,
tetapi jika hari ini adikku tidak memakai kendaraanku, aku akan mengunjungi kamu.

K S P O Kt.p K S P O
K S P O K S P O

Selanjutnya pembelajaran dilakukan dengan tayangan power point tentang


kalimat majemuk campuran.

14
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Dari uraian di atas dapat penulis rangkumkan sebagai berikut:
1. Untuk mempermudah peserta didik memahami materi abstrak, usahakanlah membuat
materi tersebut menjadi konkret.
2. Materi kalimat majemuk adalah materi abstrak, untuk menjadi konkret, maka
digunakan pola matriks.
3. Sebelum membahas tentang kalimat majemuk dengan pola matriks, pembelajaran diawali
dengan pembahasan tentang macam-macam jabatan kalimat.
4. Pola matriks dapat mempermudah peserta didik memahami materi kalimat majemuk.
5. Dengan pola matriks memungkinkan peserta didik memahami materi kalimat
majemuk dengan jumlah klausa lebih dari sepuluh.

B. Saran
1. Untuk sesama guru bahasa Indonesia, pennggunaan pola matriks untuk pembelajar an
materi kalimat majemuk dapat menjadi salah satu alternatid untuk dipraktikkan di kelas.
2. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan, sampai saat ini penulis belum menemukan
pembahasan kalimat majemuk dengan pola matriks di buku-buku yang pernah penulis
baca. Contoh-contoh kalimat majemuk yang ada di buku-buku pun sangat sederhana. Ini
mengakibatkan peserta didik tidak pernah menguasai materi kalimat majemuk dengan
maksimal. Oleh karena itu, penulis menyarankan para penulis buku tata bahasa Indonesia
dapat menggunakan pola matriks dalam menjelaskan tentang kalimat majemuk.

15
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Davies, Ivor K. 1991. Pengelolaan Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Depdikbud. 1982. Metodologi Pengajaran. Bandung: Proyek Balai Penataran Guru Tertulis.

Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Djajadisastra, Jusuf. 1985. Metode-Metode Mengajar 1. Bandung: Angkasa.

_______ 1985. Metode-Metode Mengajar 2. Bandung: Angkasa.

_______ 1985. Metode-Metode Mengajar 3. Bandung: Angkasa.

Keraf, Gorys, 1980. Tata Bahasa Indonesia untuk Sekolah Lanjutan Atas. Ende-Flores: Nusa Indah

Parera, J.D. 2009. Dasar-Dasar Analisis Sintaksis. Jakarta: Erlangga.

Ramlan, M, 1986. Sintaksis. Yogyakarta: CV Karyono.

Samana, A. 1992. Sistem Pengajaran. Yogyakarta: Kanisius.

Sardiman. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV Rajawali.

Sudharmanto, Y.B. 1993. Tuntunan Metodologi Belajar. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Suparno, dkk. 1988. Dimensi-Dimensi Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Surakhmad, Winarno. 1979. Metodologi Pengajaran Nasional. Jemmars.

Wiratmoko, H. Susanto. 2014. Pengetahuan dan Keterampilan Berbahasa Bahasa Indonesia. (untuk
kalangan sendiri)

16
Makna adalah arti atau maksud yang terkandung dari suatu kata. Makna ini saling bertaut/berkaitan
dengan
benda yang diacunya. Secara umum, makna kata dibedakan menjadi:
1. Makna denotasi, adalah makna kata yang menunjukkan pengertian sebenarnya.
2. Makna konotasi, adalah makna kiasan yang didasarkan atas perasaan tertentu.
3. Makna leksikal, adalah makna yang sesuai dengan makna yang terdapat pada kamus
4. Makna gramatikal, adalah makna kata yang diperoleh dari hasil peristiwa tata bahasa misalnya karena
diberi imbuhan, dll).
5. Makna idiomatik (ungkapan), adalah makna yang terdapat pada kelompok kata tertentu yang tidak
dapat ditelusuri asal usulnya.

Contoh Soal dan pembahasan:

1. Cermatilah teks Biografi Mario Teguh berikut!


"Salam Super" itulah kata-kata pembuka yang biasa diucapkan oleh Mario Teguh ketika ia mulai
membawakan acara yang pernah tayang di MetroTV yang bertajuk 'Mario Teguh Golden Ways'. Terkenal
sebagai motivator terbaik di Indonesia yang memiliki kepribadian yang cerdas serta mampu memotivasi
banyak orang melalui rangkaian kata-kata bijaknya sehingga ia makin banyak disukai oleh orang-orang.
Makna kata bercetak miring pada kutipan teks tersebut adalah ....
A. Orang yang bertugas mengingatkan orang lain agar selalu melakukan perbuatan baik.
B. Orang yang bertugas membantu seseorang dalam menyelesaikan masalah pribadinya.
C. Orang yang menyebabkan timbulnya dorongan pada orang lain untuk melakukan sesuatu.
D. Orang yang membangkitkan semangat seseorang agar berhasil dalam menjalankan usahanya.
Jawaban: C
Pembahasan:
Untuk menentukan makna/arti sebuah kata dalam teks, kita harus memperhatikan konteks
secara utuh. Motivator sesuai dengan makna/arti pada pilihan jawaban C.

2. Bacalah petunjuk berikut!


Beberapa aspek yang perlu diperhatikan sebelum menyeberang jalan.
1) Pilihlah jalan yang tidak terlalu ramai.
2) Jika bersama anak-anhk atau orang tua, pegang tangannya.
3) Gunakan zebra cross jika ada.
4) Jangan menyeberang di tikungan jalan.
Kalimat tercetak miring tersebut memiliki makna...
a. penyeberang berjalan melewati zebra cross jika ada.
b. Penyeberang memakai zebra cross yang ada di jalan.
c. Penyeberang mematuhi peraturan dengan memakai zebra cross.
d. Penyeberang harus mencari zebra cross sebelum menyeberang jalan.

Disajikan kutipan teks facel atau cerpen, siswa dapat menentukan makna tersurat yang terkandung
dalam teks tersebut.

1. Bacalah kutipan fabel berikut!


Seekor beruang mengelilingi hutan mencari buah-buahan. la menemukan pohon tumbang. Di pohon
tersebut terdapat sarang tempat lebah menyimpan madu. Beruang itu mulai mengendus-endus dengan
hati-hati di sekitar pohon tumbang tersebut. Ia ingin mencari tahu apakah lebah-lebah sedang berada di
dalam sarang tersebut. Tepat pada saat itu, sekumpulan kecil lebah terbang pulang dengan membawa
banyak madu. Lebah-lebah tersebut tahu maksud sang beruang. Mereka terbang mendekati sang
beruang, lalu menyengatnya dengan tajam. Kemudian, mereka terbang ke dalam lubang batang pohon.
Beruang tersebut sangat marah. Seketika itu juga, ia meloncat ke atas batang yang tumbang tersebut.
Dengan cakarnya, ia menghancurkan sarang lebah. Akibatnya, seluruh kawanan lebah yang berada di
dalam sarang keluar dan menyerang sang beruang. Beruang yang sial itu akhirnya lari terbirit-birit
menyelamatkan dirinya ke dalam sungai.

17
Kata bercetak miring pada kutipan fabel tersebut mengandung makna....
a. rebah
b. jatuh
c. patah
d. runtuh

18

Anda mungkin juga menyukai