Anda di halaman 1dari 8

Akhlak Tercela

(Rakus, Bakhil, Ghibah, Fitnah)

Disusun Guna Memenuhi Tugas Akademik

Mata Kuliah:Hadist

Dosen pembimbing: Mulyanto, M.Ag

Disusun Oleh:

Mu’jizat Bahrul Peqih (182121035)

Rohmi Nugraheni Dwi P. (182121042)

Edo Wantiana (182121049)

HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK
2019
BAB I
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
Menurut bahasa akhlak merupakan tingkah laku, tabiat atau perangai. Sedangkan akhlak menurut
istilah merupakan suatu pengetahuan yang menjelaskan mengenai perbuatan yang baik serta buruk,
mengatur prilaku manusia, serta mampu menentukan perbuatan akhir. Pada dasarnya akhlak sudah
melekat pada diri seseorang yang berasal dari prilaku serta perbuatan. Nah, jika perilaku yang
ditunjukan buruk maka otomatis akhlak tersebut bisa dikatakan akhlak buruk. Sedangkan jika yang
ditampilkan baik, maka otomatis akhlak tersebut baik.1

Akhlak buruk atau tercela merupakan suatu sikap serta perbuatan yang dilakukan jauh dari apa yang
dilarang agama. Karena pada dasarnya agama mengajarkan kita untuk selalu bersikap baik terutama
menjaga perilaku serta perbuatan yang akan kita lakukan. Dengan berlandaskan agama maka sifat
tercela ini sebenarnya bisa dicegah karena ancaman serta sangsi yang akan didapatkan dalam waktu
cepat maupun dikehidupan selanjutnya. Akhlak tercela ini merupakan cerminan bahwa seseorang
tersebut mempunyai prilaku yang kurang baik, hal tersebut bisa saja disebabkan karena kita mulai
jauh pada aturan – aturan agama. Maka dari itu, berikut akan di sajikan beberapa contoh akhlak
tercela.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan rakus ?
2. Apa yang dimaksud dengan bakhil ?
3. Apa yang dimaksud dengan ghibah ?
4. Apa yang dimaksud dengan fitnah ?

1
Akhmad Sodiq, M.Ag, Berakidah benar, Berakhlak Mulia, kelas XI Insan Madani, Sleman, 2006.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fitnah
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa fitnah artinya perkataan bohong atau tanpa
berdasarkan kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekkan orang. Kata fitnah berasal dari
bahasa Arab (ُ‫ )ال ِفتْنَة‬yang bermakna ujian dan cobaan.
Di dalam Al-Qur’an dan hadist sendiri ada banyak makna tentang fitnah, seperti fitnah
bermaksud Syirik Dalam Islam, berpaling dari jalan yang benar, sesat, pembunuhan dan kebinasaan,
perselisihan dan peperangan, kemungkaran dan kemaksiatan. Termasuk adalah menyebar berita dusta
atau bohong atau mengada-ngada yang kemudian merugikan orang lain juga termasuk dalam fitnah.
padahal bahaya berbohong dan hukumnya dalam Islam sudah jelas termasuk fungsi Al-Quran
dalam kehidupan sehari-hari.2

1. Macam-macam Fitnah
Ada dua macam fitnah, yakni fitnah syubhat dan fitnah syahwat.

a. Fitnah Syubhat
Syubhat berarti samar-samar atau tidak jelas. Dalam fitnah syubhat, seseorang menjadi rusak
ilmu dan keyakinannya sehingga menjadikan perkaran ma’ruf menjadi samar dengan
kemungkaran, sementara kemungkaran sendiri tidak ia hindari (dikerjakan).
Fitnah syubhat merupakan fitnah paling berbahaya oleh karena kurangnya ilmu dan
lemahnya bashirah, ketika diiringi dengan niat buruk dan hawa nafsu maka timbullah fitnah
besar dan keji.
Rasulullah SAW sangat mengkahwatirkan fitnah syubhat, sebagaimana hadist yang
diriwayatkan oleh Abu Barzah Al-Aslamy, beliau bersabda yang artinya;
“Sesungguhnya di antara yang aku takutkan atas kamu adalah syahwat mengikuti nafsu pada
perut kamu dan pada kemaluan kamu serta fitnah-fitnah yang menyesatkan.” (H. R. Ahmad).
Yang termasuk dalam fitnah syubhat adalah;

2
A. Mustadjib dkk, Materi pokok, Aqidah Akhlak Buku II Modul 7-12, Jakarta, Dirjen Binbaga Islam dan UT, 1998.
a) Kekafiran
Allah SWT berfirman yang artinya;

“Katakanlah: “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling
merugi perbuatannya?” Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan
dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. mereka itu
orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap)
perjumpaan dengan Dia, Maka hapuslah amalan- amalan mereka, dan Kami tidak
Mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat. (Q. S. Al Kahfi 18:
103-105).

b) Kemunafikan
Allah SWT berfirman yang artinya;

“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa
yang pedih, disebabkan mereka berdusta. dan bila dikatakan kepada mereka: ’Janganlah
kamu membuat kerusakan di muka bumi.’ Mereka menjawab: “Sesungguhnya Kami orang-
orang yang mengadakan perbaikan.” (Q. S. Al Baqarah 2: 10-11).

c) Bid’ah penyebab perpecahan


Sebuah hadist dari Mu’awiyah bin Abi Sufyan RA,

“Ketahuilah, sesungguhnya Rasulullah SAW berdiri kepada kami, lalu bersabda: Ketahuilah,
sesungguhnya Ahlul Kitab sebelum kamu telah berpecah-belah menjadi 72 agama. Dan
sesungguhnya agama ini (Islam) akan berpecah-belah menjadi 73 agama. 72 di dalam
neraka, dan sati di dalam sorga, yaitu Al-Jama’ah.”
“Dan sesungguhnya akan muncul beberapa kaum dari kalangan umatku yang hawa-nafsu
menjalar pada mereka sebagaimana virus rabies menjalar pada tubuh penderitanya. Tidak
tersisa satu urat dan persendian kecuali sudah dijalarinya.” (H. R. Abu Dawud, Ahmad, Al-
Hakim).
b. Fitnah Syahwat
Fitnah syahwat merupakan segala perbuatan yang dapat melemahkan dan mengikis iman
seseorang disebabkan oleh mengikuti hawa nafsu. Mereka yang terkena
fitnah syahwat biasanya malas beribadah serta tidak segan melanggar perintah Allah dan
mengerjakan apa yang dilarang. Hal ini disebabkan oleh hawa nafsu beserta andil dari iblis
yang senantiasa mengiringi dan membuat iman semakin lemah.3
Umumnya, fitnah syahwat adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia,
kesenangan, dan yang membangkitkan hawa nafsu.Allah SWT berfirman yang artinya;
“Dijadikan indah bagi manusia kecintaan kepada syahwat (apa-apa yang diingini) berupa
wanita, anak-anak, harta kekayaan yang berlimpah dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia. Dan di sisi
Allahlah tempat kembali yang baik (surga).” (Q. S. Al-Imran : 14).

2. Bahaya Fitnah

a. Menimbulkan kesengsaraan
Oleh sebab berita yang disebarkan tidaklah benar, fitnah sangat merugikan terutama bagi
orang yang difitnah dan bisa jadi harga dirinya hancur di mata masyarakat dan menjadi
bahan cemoohan. Sedangkan bagi yang memfitnah sendiri tidak akan lagi bisa dipercaya
dan setiap orang pasti akan menjauhinya.

b. Menimbulkan keresehan
Oleh sebab fitnah yang disebarkan masyarkat jadi tidak tenang karena takut. Misalnya,
ada yang difitnah menjadi pencuri, pastinya orang akan takut jika suatu saat mereka akan
jadi korban.

c. Memecah kebersamaan dan tali silaturrahmi


Satu fitnah bisa menghancurkan satu bangsa karena satu fitnah saja bisa menimbulkan
berbagai masalah yang akhirnya bisa menjadi seperti lingkaran setan (masalah yang tiada
akhir). padahal keutamaan menyambung tali silaturahmi dalam Islam sangatlah besar.

3
Ibid.,
d. Dapat mencelakai orang lain
Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan, pada kenyataannya itu memang benar. Fitnah
umumnya dilatarbelakangi ketidaksukaan atau kebenciaan terhadap orang lain, tidak
menutup kemungkinan turut membangkitkan niatan jahat berbuat kriminal yang dapat
mencelakai orang lain.

e. Fitnah merugikan orang lain


Sudah sangat jelas bahwa fitnah banyak memberikan korbannya kerugian, mulai dari
fisik, psikis, sampai harta benda dan keluarga. Yang paling menyakitkan adalah
hancurnya harga diri karena pada dasarnya setiap manusia pasti ingin dihargai di mata
manusia lainnya.

f. Tanda orang munafik

Ciri-ciri orang munafik yakni; bicaranya dusta, ketika diberi kepercayaan (amanah)
justru mengkhianatinya, dan melanggar janji.
g. Masuk neraka
Fitnah merupakan salah satu dosa besar yang menjadi penghalang seorang Muslim
masuk surga. Akibat dari perbuatan fitnah sendiri akan menjadi tanggungannya seumur
hidup yang apabila tidak segera bertaubat maka neraka lah ancamannya.

B. Bakhil
Bakhil/kikir adalah menahan harta yang seharusnya dikeluarkan. Menurut kitab At-Ta’rifat
mendefinisikan bakhil dengan menahan hartany sendiri, yakni menahan memberikan sesuatu kepada
diri dan orang lain yang sebenarnya tidak berhak untuk ditahan atau dicegah, misalnya uang,
makanan, minuman, dll. Dalam Tafsir Al-Maraghi jilid IV, Musthafa al Maraghi menjelaskan, bakhil
adalah tidak mau menunaikan zakat dan enggan mengeluarkan harta dijalan allah, dalil yang melarang
dari perbuatan bakhil diantaranya Qur’an Surat al-isra’ ayat 29-30.

1. Bahaya perilaku bakhil

a. Mengakibatkan dosa besar


Firman Allah SWT :
ُِ‫س َم َاوات‬ َ ِ‫ط َُّوقونَ َماَُخِ لواِه َي ْو َم ْال ِق َيا َم ُِة َو ِ َّّلِلُِم‬
َّ ‫يراثُُال‬ َُ ‫سي‬
َ ُ‫ض ِلهُِه َوُ َخي ًْراُلَه ْمُبَ ْلُه َوُش ٌَّرُلَه ْم‬ َّ ‫س َب َّنُالَّذِينَ ُ َي ْبخَلونَ ُ ِب َماُآت َاهم‬
ْ َ‫َُّللاُمِ ْنُف‬ َ ْ‫ُ َوُالُ َيح‬
ُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُ‫َّللاُبِ َماُت َ ْع َملونَ ُ َخبِير‬
َّ ‫ُو‬َ ‫ض‬
ِ ‫األر‬
ْ ‫َو‬
Artinya : “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan
kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka.
sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. harta yang mereka bakhilkan itu akan
dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. dan kepunyaan Allah-lah segala warisan
(yang ada) di langit dan di bumi. dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S Ali
Imran :180)

b. Terpedaya dengan tipu daya setan


Firman Allah SWT :
ُ‫علِيم‬
َ ُ‫ُواسِع‬ َُّ ‫ُوفَض ًًْلُ َُۗو‬
َ ‫َّللا‬ َ ‫َّللاُيَعِدك ْمُ َم ْغف َِرةًُمِ ْنه‬ َ ُ ِ‫ُويَأْمرك ْمُبِ ْالفَحْ شَاء‬
َّ ‫ُۖو‬ ْ ‫طانُيَعِدكم‬
َ ‫ُالفَ ْق َر‬ َ ‫ش ْي‬
َّ ‫ال‬

Artinya:“Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh


kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya
dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui. ( Q.S Al-
Baqarah : 268 )

c. Penghalang masuk surga


Dalam sebuah hadits diriwayatkan :
‫اليدخللُالجنةحبُوالُبخيلُوُسيُءُالملكة‬
Artinya:Tidak akan masuk surge ornag-orang yang menipu, bakhil ( kikir ), dan orang –
orang yang buruk mengurus miliknya. ( HR. Bukhari )
d. Rizki menjadi sempit
Dalam sebuah hadits diriwayatkan :
‫ُالُتوُكئُفنوُكئُعليك‬:ُ‫عنُاسماُءُرُضُقاُلُلئُالنبُص‬
Artinya:Dari Asma’ra ia berkata : Nabi SAW berpesan kepadaku, Janganlah kamu nakhil
yang menyebabkan kamu disempitkan rezeqimu. ( HR. Bukhari )
e. Sumber malapetaka kemanusiaan
Firman Allah SWT :
)11(ُ‫ُ)ُوُماُيغنُعنهُماُلهُاذاُتردئ‬10ُ(ُ‫ُ)ُفسنيسرُهُللعسرُئ‬8ُ(ُ‫ُ)ُوُكذُبُباُلحسنئ‬7ُ(ُ‫وُاماُمنُنخلُوُاُستعنئ‬
Artinya : ( 8 ) Dan Adapun orang- orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup. ( 9
) Serta mendustakan pahala yang terbaik. ( 10 ) Maka kelak kami akan menyiapkan baginya
( jalan ) yang sukar. ( 11 ) Dan hartanya tidak akan bermanfaat baginya apabila ia telah
binasa. ( Q.S Al-Lail : 8 – 11 )

3. Menghindari perilaku bakhil


a. Keyakinan bahwa segala sesuatu milik Allah SWT.
)ُ109ُ(‫وُهللُماُفئُالسموُتُوُماُفئُاُالرضُوُاُلئُاُهللُترُجعُاالُمور‬
Artinya:Barang siapa yang bersyukur. Maka sesungguhnya dia bersyukur untuk ( kebaikan )
dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku yang Maha Kaya lagi
Maha Mulia
b. Banyak bersyukur atas nikmat Allah SWT.
‫وُمنُشكرُفاُنماُيسكرُلنفسهُومنُكفرُفاُنُرُبئُغنئُكريم‬
Artinya:Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi dan kepada Allahlah
dikemablikan segala urusan. ( Q.S An- Naml )
c. Gemar melakukan kegiatan sosial.
‫ُسمعتُرُسوُلُهللاُصُيقوُل‬:ُ‫عنُعدُيُبنُحاُتمُرضُقا‬
Artinya:Dari Aidiy bin Hatim RA, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : Jagalah
dirimu dari api neraka walau dengan sedeqah separuh biji kurma. ( HR Bukhari )
d. Memohon perlindungan dari Allah SWT dari sifat bakhil.
‫اُللهمُقنئُشحُنفسئُوُاُجعلنئُمنُالمفلحين‬
Artinya:Ya Allah, hilangkanlah dariku sifat pelit ( lagi tamak ), dan jadikanlah aku orang-orang
yang beruntung

Anda mungkin juga menyukai