Anda di halaman 1dari 11

TEKANAN HIDROSTATIS

I. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari gejala
hidrostatik dalam hal ini sifat fluida yang menyebarkan tekanan ke segala arah.

II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


 Satu set tabung pengukur tekanan hidrostatik
 Air
 Alat ukur ( mistar, jangka sorong, meteran )

III. DASAR TEORI


Dalam fluida, konsep tekanan memegang peranan yang penting. Fluida akan bergerak
atau mengalir karena adanya perbedaan tekanan pada dua bagian yang berbeda dalam fluida.
Tekanan didefinisikan gaya persatuan luas penampang. Jika gaya sebesar F bekerja secara
merata dan tegak lurus pada suatu permukaan yang luasnya A, maka tekanan P pada
permukaan itu dirumuskan :

𝐹
P=
𝐴
Nilai tekanan sebesar 1 N/m2 dapat dinyatakan sebagai 1 pascal ( Pa ). Untuk
kepentingan praktis satuan tekanan biasanya dinyatakan dalam atmosfer ( atm ), cmHg atau
bar. 1 atm = 76cmHg = 760 Torr = 101,325 kPa.

Kita dapat membayangkan suatu zat cair itu terdiri dari lapisan – lapisan, mulai dari
lapian bawah pada dasar wadah, sampai lapisan atas pada permukaan zat cair. Setiap bagian
lapisan mengalami gaya gravitasi yang arahnya kebawah. Oleh karena itu, setiap lapisan
mnekan lapisan yang ada dibawahnya, akibatnya lapisan paling bawah mengalami tekanan
yang paling besar dan lapisan paling atas mengalami tekanan yang lebih kecil.

Tekanan di dalam zat cair disebabkan oleh adanya gaya gravitasi yang bekerja pada
tiap bagian zat cair, besar tekanan itu bergantung pada kedalaman, makin dalam letak suatu
bagaian zat cair, makin besar pada bagian itu.

Tekanan didalam fluida yang tidak bergerak yag diakibatkan oleh adanya gravitasi
disebut tekanan hidrostatis. Sifat zat cair yang dapat mengalir menyebabkan tekanan
hidrostatis tidak hanya terjadi pada bidang mendatar, melainkan pada setiap bidang. Setiap
titik pada bidang wadaah mendapat tekanan dari zat cair di wadah itu. Tekanan pada dinding
wadah haruslah berarah tegak lurus pada bidang tersebut.
Hukum pokok hidrostatika yaitu semua yang terletak pada bidang datar di dalam zat
cair yang sejenis memiliki tekanan yang sama. Secara matematis dapat di rumuskan :

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎
P=
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔

𝜌𝐴ℎ𝑔
P=
𝐴

P = 𝜌𝑔ℎ

Keterangan :

P = Tekanan hidrostatis ( N/m )

A = Luas penampang ( m2 )

𝜌 = Massa jenis zat cair

h = Kedalaman ( m )

g = percepatan gravitasi ( m/s2 )

Pada praktikum ini, akan diminta untuk menunjukan bahwa fluida memiliki sifat
menyebarkan tekanan kesegala arah dengan sama besar secara kuantitatif. Karena sulitnya
merancang alat yang dapat mengukur tekanan hidrostatik secara langsung, oleh sebab itu
dilakukan pendekatan melalui penerapan Hukum Boyle.

Menurut hasil percobaan Boyle ( 1627-1691 ) diperoleh bahwa pada suhu tetap volum
gas berbanding terbalik dengan tekanan yang diberikan, atau perkalian anatara volum gas dan
tekanan gas selalu tetap jika suhu dipertahankan tetap. Proses gas yang berlangsung pada
suhu tetap ini disebut proses isotermik.
Secara matematis hukum Boyle ditulis :

P.V = konstan, sehingga

P1. V1 = P2 . V2

Keterangan :

P1 = Tekana awal gas hal ini sama dengan tekanan udara luar

V1 = Volume awal gas / udara

P2 = Tekanan akhir gas pada kedalam zat cair tertentu

V2 = Volume gas / udara setelah mengalami perubahan tekanan


Pengukuran P2 dapat pula kita dapatkan melalui perumusan tekanan hidrostatis, sebagai
berikut :

PA = PB

P2 + 𝜌𝑔ℎ = 𝜌𝑔𝐻 + PO

P2 = 𝜌𝑔 ( 𝐻 − ℎ ) + PO
IV. LANGKAH KERJA
A. Membuktikan bahwa tekanan ke segala arah sama besar

1. Merangkai alat seperti gambar 1.


2. Menentukan volume pipa awal ( V1 ) = 3,14 cm3 dan tekanan ( P1 ) = 69,5 cmHg =
9265 Pa.
3. Mengisi tabung dengan air sampai ketnggian tertentu. Memastikan semua kran dalam
keadaan tertutup.
4. Membuka kran A dan B, mengamati dan mengukur perubahan volume air ∆𝑉.
5. Menentukan volume akhir pada pipa A dan B.
6. Mengulangi percobaan tersebut dengan ketinggian berbeda.
7. Menentukan tekanan P pada pipa A dan B berdasarkan hukum Boyle dan perumusan
tekanan hidrostatik.
8. Membuat Plot grafik P terhadap 1/V untuk pipa A dan B.
B. Menentukan Tekanan Pada Ketinggian Yang berbeda Pada Satu Pipa

1. Merangkai alat seperti gambar 1.


2. Menentukan volume pipa awal ( V1 ) = 3,14 cm3 dan tekanan ( P1 ) = 69,5 cmHg =
9265 Pa.
3. Mengisi tabung dengan air sampai ketnggian tertentu. Memastikan semua kran dalam
keadaan tertutup.
4. Membuka kran A, mengamati dan mengukur perubahan volume air ∆𝑉 pada kran A.
5. Menentukan volume akhir pada pipa A.
6. Mengulangi percobaan tersebut dengan ketinggian berbeda.
7. Menentukan tekanan P pada pipa A berdasarkan hukum Boyle.
8. Membuat Plot grafik P terhadap 1/V untuk pipa A dan B.

C. Menentukan Tekanan Pada Ketinggian Yang Berbeda Pada Seluruh Pipa

1. Merangkai alat seperti gambar 1.


2. Menentukan volume pipa awal ( V1 ) = 3,14 cm3 dan tekanan ( P1 ) = 69,5 cmHg =
9265 Pa.
3. Mengisi tabung dengan air sampai ketnggian tertentu. Memastikan semua kran dalam
keadaan tertutup.
4. Membuka seluruh kran, mengamati dan mengukur perubahan volume air ∆𝑉 pada tiap
pipa.
5. Menentukan volume akhir pada setiap pipa.
6. Mengulangi percobaan tersebut dengan ketinggian berbeda.
7. Menentukan tekanan P pada seluruh pipa berdasarkan hukum Boyle.
8. Membuat Plot grafik P terhadap 1/V untuk pipa A dan B.

Asumsi Pada Saat Praktik Berlangsung

Pada saat pengukuran berlangsung dianggap tidak terjadi perubahan suhu di dalam tiap
pipa ( isotermik ).
V. DATA PERCOBAAN
P1 V1 P2 V2
A 69,5 cm 314 cm3 43648 cm 0,5 cm3
B 69,5 cm 314 cm3 1091,15 cm 20 cm3
C 69,5 cm 314 cm3 872,92 cm 25 cm3
D 69,5 cm 314 cm3 727,42 cm 30 cm3

VI. PERHITUNGAN
A. V1 . P1 = V2 . P2

314 cm3 . 69,5 cm = 0,5 cm3 . P2

21823 cm4
0,5 cm3 . P2 =
0,5 𝑐𝑚

P2 = 43648 cm

B. . V1 . P1 = V2 . P 2

314 cm3 . 69,5 cm = 20 cm3 . P2

3
21823 cm4
20 cm . P2 =
20 𝑐𝑚

P2 = 1091,15 cm

C. . V1 . P1 = V2 . P 2

314 cm3 . 69,5 cm = 25 cm3 . P2

21823 cm4
25 cm3 . P2 =
25 𝑐𝑚

P2 = 872,92 cm
D. . V1 . P1 = V2 . P 2

314 cm3 . 69,5 cm = 30 cm3 . P2

21823 cm4
30cm3 . P2 =
30 𝑐𝑚

P2 = 727,43 cm

VII. ANALISIS DATA


Pada praktikum tentang tekanan hidrostatik digunakanlah satu set tabung pengukur
tekanan hidrostatik yang diisi air hingga 13 liter. Kemudian dibukalah kran air A, lalu dicatat
volumenya, kemudian kran B dicatat volumenya, kran C dicatat volumenya dan yang terakhir
kran D lalu dicatat volumenya.

Karena semua kran memiliki tingi yang berbeda maka volumenya pun akan berbeda
dikarenakan ketinggian sangat mempengaruhi volume air pada setiap pipa. Beikut adalah data
yang didapat dari percobaan :

Kran A = 0.5 cm3

Kran B = 20 cm3

Kran C = 25 cm3

Kran D = 30 cm3

VIII. KESIMPULAN
 Untuk mendapatkan nilai P2 digunakanlah rumus = V1 . P1 = V2 .P2
 Sehingga didapatlah nilai P2 dari masing- masing kran =
A = 43648 cm
B = 1091,15 cm
C = 872,92 cm
D = 727,42 cm
IX. DAFTAR PUSTAKA
1. Giancoli.C. Douglass ( 2001 ), Fisika jilid 1( terjemahan ) edisi kelima, Erlangga
2. Tipler ( 2003 ), Fisika Untuk Sains dan Teknik jilid 1 ( terjemahan ) edesi 3, Erlangga
3. Halliday Resnick ( 1985 ) Fisika Dasar jilid 1 ( terjemahan ) edisi 3, Erlangga.
4. Modul Praktikum ( 2002 ) Fisika Dasar 1, laboratorium Fisika Dasar Departemen
Fisik ITB Bandug.
X. GAMBAR

Anda mungkin juga menyukai