I. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari gejala
hidrostatik dalam hal ini sifat fluida yang menyebarkan tekanan ke segala arah.
𝐹
P=
𝐴
Nilai tekanan sebesar 1 N/m2 dapat dinyatakan sebagai 1 pascal ( Pa ). Untuk
kepentingan praktis satuan tekanan biasanya dinyatakan dalam atmosfer ( atm ), cmHg atau
bar. 1 atm = 76cmHg = 760 Torr = 101,325 kPa.
Kita dapat membayangkan suatu zat cair itu terdiri dari lapisan – lapisan, mulai dari
lapian bawah pada dasar wadah, sampai lapisan atas pada permukaan zat cair. Setiap bagian
lapisan mengalami gaya gravitasi yang arahnya kebawah. Oleh karena itu, setiap lapisan
mnekan lapisan yang ada dibawahnya, akibatnya lapisan paling bawah mengalami tekanan
yang paling besar dan lapisan paling atas mengalami tekanan yang lebih kecil.
Tekanan di dalam zat cair disebabkan oleh adanya gaya gravitasi yang bekerja pada
tiap bagian zat cair, besar tekanan itu bergantung pada kedalaman, makin dalam letak suatu
bagaian zat cair, makin besar pada bagian itu.
Tekanan didalam fluida yang tidak bergerak yag diakibatkan oleh adanya gravitasi
disebut tekanan hidrostatis. Sifat zat cair yang dapat mengalir menyebabkan tekanan
hidrostatis tidak hanya terjadi pada bidang mendatar, melainkan pada setiap bidang. Setiap
titik pada bidang wadaah mendapat tekanan dari zat cair di wadah itu. Tekanan pada dinding
wadah haruslah berarah tegak lurus pada bidang tersebut.
Hukum pokok hidrostatika yaitu semua yang terletak pada bidang datar di dalam zat
cair yang sejenis memiliki tekanan yang sama. Secara matematis dapat di rumuskan :
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎
P=
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔
𝜌𝐴ℎ𝑔
P=
𝐴
P = 𝜌𝑔ℎ
Keterangan :
A = Luas penampang ( m2 )
h = Kedalaman ( m )
Pada praktikum ini, akan diminta untuk menunjukan bahwa fluida memiliki sifat
menyebarkan tekanan kesegala arah dengan sama besar secara kuantitatif. Karena sulitnya
merancang alat yang dapat mengukur tekanan hidrostatik secara langsung, oleh sebab itu
dilakukan pendekatan melalui penerapan Hukum Boyle.
Menurut hasil percobaan Boyle ( 1627-1691 ) diperoleh bahwa pada suhu tetap volum
gas berbanding terbalik dengan tekanan yang diberikan, atau perkalian anatara volum gas dan
tekanan gas selalu tetap jika suhu dipertahankan tetap. Proses gas yang berlangsung pada
suhu tetap ini disebut proses isotermik.
Secara matematis hukum Boyle ditulis :
P1. V1 = P2 . V2
Keterangan :
P1 = Tekana awal gas hal ini sama dengan tekanan udara luar
PA = PB
P2 + 𝜌𝑔ℎ = 𝜌𝑔𝐻 + PO
P2 = 𝜌𝑔 ( 𝐻 − ℎ ) + PO
IV. LANGKAH KERJA
A. Membuktikan bahwa tekanan ke segala arah sama besar
Pada saat pengukuran berlangsung dianggap tidak terjadi perubahan suhu di dalam tiap
pipa ( isotermik ).
V. DATA PERCOBAAN
P1 V1 P2 V2
A 69,5 cm 314 cm3 43648 cm 0,5 cm3
B 69,5 cm 314 cm3 1091,15 cm 20 cm3
C 69,5 cm 314 cm3 872,92 cm 25 cm3
D 69,5 cm 314 cm3 727,42 cm 30 cm3
VI. PERHITUNGAN
A. V1 . P1 = V2 . P2
21823 cm4
0,5 cm3 . P2 =
0,5 𝑐𝑚
P2 = 43648 cm
B. . V1 . P1 = V2 . P 2
3
21823 cm4
20 cm . P2 =
20 𝑐𝑚
P2 = 1091,15 cm
C. . V1 . P1 = V2 . P 2
21823 cm4
25 cm3 . P2 =
25 𝑐𝑚
P2 = 872,92 cm
D. . V1 . P1 = V2 . P 2
21823 cm4
30cm3 . P2 =
30 𝑐𝑚
P2 = 727,43 cm
Karena semua kran memiliki tingi yang berbeda maka volumenya pun akan berbeda
dikarenakan ketinggian sangat mempengaruhi volume air pada setiap pipa. Beikut adalah data
yang didapat dari percobaan :
Kran B = 20 cm3
Kran C = 25 cm3
Kran D = 30 cm3
VIII. KESIMPULAN
Untuk mendapatkan nilai P2 digunakanlah rumus = V1 . P1 = V2 .P2
Sehingga didapatlah nilai P2 dari masing- masing kran =
A = 43648 cm
B = 1091,15 cm
C = 872,92 cm
D = 727,42 cm
IX. DAFTAR PUSTAKA
1. Giancoli.C. Douglass ( 2001 ), Fisika jilid 1( terjemahan ) edisi kelima, Erlangga
2. Tipler ( 2003 ), Fisika Untuk Sains dan Teknik jilid 1 ( terjemahan ) edesi 3, Erlangga
3. Halliday Resnick ( 1985 ) Fisika Dasar jilid 1 ( terjemahan ) edisi 3, Erlangga.
4. Modul Praktikum ( 2002 ) Fisika Dasar 1, laboratorium Fisika Dasar Departemen
Fisik ITB Bandug.
X. GAMBAR