Anda di halaman 1dari 5

Laporan Pendahuluan Gangguan Rasa Aman Nyaman

NAMA :

NIM :

POLTEKKES KEMENKES PALU

PRODI D III KEPERAWATAN POSO


A. Pengertian
Nyeri adalah suatu hal yang sudah asing lagi dikehidupan kita. Nyeri menjadi alasan yang
paling banyak dan paling umum dikeluhkan seorang pasien untuk mencari perawatan
kesehatan dibandingakan keluhan-keluhan lainnya. Dalam ilmu kesehatan
terutamakeperawatan,kenyamanan adalah konsep sentral dalam pemberian asuhan
keperawatan. Nyeri merupakan tidak kenyamanan yang didefenisikan dalam berbagai
prespektif asosiasi internasional untuk penelitian nyeri sebagai mana dikutip dalam suzanne
C. Smeltzer 2002 mendefenisikan nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman
emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang
aktual,potensial, atau yang dirasakan dalam kejarian-kejarian saatterjadi kerusakan.
Klasifikasi nyeri berdasarkan durasinya dibedakan menjadi:
1. Nyeri akut
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah terjadi cedera akut, penyakit, atau intervensi
bedah dan memiliki awitan yang cepat, dengan intensitas yang bervariasi dan
berlangsung waktu yang singkat. Fungsi nyeri akut adalah memberi peringatan akan
sesuatu cedera atau penyakit yang akan datang. Nyeri akut akan berhenti dengan
sendirinya dan akhirnya menghilang dengan atau tanpa pengobatan setelah keadaan
pulih pada area setelah terjadi kerusakan. Nyeri akut berdurasi singkat (kurang dari 6
bulan ), memiliki omset yang tiba-tiba dan terlokalisasi. Nyeri ini biasanya disebabkan
trauma bedah atau inflamasi.
2. Nyeri Kronik
Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang suatu
periode waktu. Nyeri kronik berlangsun lama, intensitas yang bervariasi, danbiasanya
berlangsung lebih dari 6 bulan. Nyeri kronik dapat tidak mempunyai awitan yang
ditetapkan dengan tepat dan sering sulit untuk diobati karena biasanya nyeri ini tidak
memberikan respons terhadap pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya.

B. Etilogi
1. Trauma pada jaringan tubuh, misalnya kerusakan jaringan akibat bedah atau luka
cedera.
2. Iskemik jaringan
3. Spasmus otot merupakan suatu keadaan kontraksi yang tak disadari atau tak terkendali,
dan sering menimbulkan rasa sakit. Spasme biasanya terjadi pada otot yang kelelahan
dan bekerja berlebihan, khususnya ketika otot teregang berlebihan atau diam menahan
beban pada posisi yang tetap dalam waktu yang lama.
4. Inflamasi pembengkakan jaringan mengakibatkan peningkatan tekanan lokal dan juga
karena ada pengeluaran zat histamin dan zat kimia bioaktif lainnnya.
5. Post operasi (setelah pembedahan)
C. Manifestasi Klinis
1. Gangguantidur
2. Posisi menghindari nyeri
3. Gerakan menghindari nyeri
4. Raut wajah kesakitan (menangis, merintih)
5. Perubahan nafsu makan
6. Tekanan darah meningkat
7. Nadi meningkat
8. Pernapasan meningkat

D. Patofisilogi & pathway


Transduksi
merupakan proses dimana suatu stimuli nyeri (noxious stimuli) diubah menjadi suatu aktifas
listrik yang akan diterima ujung-ujung saraf. Stumuli ini dapat berupa stimuli fisik (tekanan),
suhu (panas), atau kimia (substansi nyeri).terjadi perubahan patofisiologis karena mediator-
mediator nyeri mempengaruhi nosiseptor diluar daerah taruma sehingga lingkaran nyeri
meluas. Kemudian terjadi proses sensitisasi perifer yaitu menurunnya nilai ambang rangsang
nosiseptor karena pengaruh pH jaringan. Terjadinya pengeluaran zat-zat mediator nyeri
seperti histamine, serotonin yang akan menimbulkan sensasi nyeri.
Transmisi
Merupakan proses penyampaian implus nyeri dari nosiseptor saraf perifer melewati kornus
dorsalis, dari spinalis menuju korteks serebri. Transmisi sepanjang akson berlangsung karena
proses poralisasi, sedangkan dari neuron presinaps ke pasca sinap melewati neuro
transmiter.
Modulas
Adalah proses pengendalian internal oleh system saraf, dapat meningkatkan atau
mengurangi penurunan implus nyeri. Hambatan terjadi melalu system analgesia endogen
yang melibatkan bermacam-macam neurotansmiter antara lain endrophin yang dikeluarkan
oleh sel otak dan neuron di spinalis. Implus ini bermula dari area periaquaductuagrey (PAG)
dan menghambat transmisi implus pre maupun pasca sinaps di tingkat spinalis. Modulasi
nyeri dapat timbul di nosiseptor perifer medula spinalis atau supraspinalis.
Persepsi
Persepsi adalah hasil rekonstruksi sususnan saraf pusat tentang implus nyeri yang diterima.
Reskontruksi merupakan hasil interaksi sistem saraf sensoris, informasi kognitif (korteks
serebri) dan pengalaman emosional (hipokampus dan amiglada). Persepsi menentukan berat
ringannya nyeri yang dirasakan .
nyeri

Spasme otot

Rangsangan diteruskan ke korteks serebri

Potensial terjadinya
syok
Nociceptor menerima rangsangan

Pendarahan hebat
Pelepasan mediator
Kimiawi
Gangguan Gangguan
Kekurangan
mobilitas fisik integritas kulit
pengetahuan

Resiko
infeksi
Degranulasi sel mast kerusakan rangka

Kurang informasi neuromuskuler

Trauma jaringan lunak


cemas

Cedera sel kerusakan kulit

Perubahan status kesehatan luka terbuka

fraktur

trauma
E. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan di abdomen
2. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal
3. Pemeriksaan laboratorium sebagai data penunjang pemeriksaan fisik lainnya.
4. Ct Scan ( cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah di otak.

F. Penatalaksanaan Medis/Keperawatan
1. Non Farmakologis (Distraksi)
Merupakan metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan perhatian
pasien pada hal-hal lain sehingga pasien akan lupa terhadap nyeri yang dialami.
2. Farmakologis
Kategori obat-obatan analgesik. Terhadap tiga macam obat-obatan untuk mengontrol
nyeri yaitu analgesik non-Opiat, analgesik Opiat dan analgesik adjuvan.

G. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen cidera fisik
2. Hambatan mobilitas fisik b.d gangguan neuromuskular
3. Gangguan pola tidur b.d ketidaknyaman fisik
4. Ketidakefektifan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intakeyang kurang
5. Defisit keperawatan diri b.d gangguan neuromuskular
6. Ansietas b.d krisis situasional

H. Perencanaan
1. Nyeri akut b.d agen cidera fisik
Kriteria hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam di harapkan nyeri berkurang dengan
kriteria hasil :
a. Melaporkan nyeri yang terkontrol dari skala 6 menjadi skala 2. (skala 0-10)
b. Ekspresi nyeri wajah berkurang
c. Tekanan darah dipertahankan pada kisaran normal

I. Daftar Pustaka
Andarmoyo, sulistyo 2013.
KONSEP DAN PROSES KEPERAWATAN NYERI. Jakarta : AR-RUZZ MEDIA

Anda mungkin juga menyukai