Anda di halaman 1dari 17

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PERILAKU

CARING PERAWAT MENURUT PERSEPSI KLIEN


DI IGD RS PKU MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA

SKRIPSI

Disusun oleh:
EKA FEBRIA MARMI
201310201155

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PERILAKU
CARING PERAWAT MENURUT PERSEPSI KLIEN
DI IGD RS PKU MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan


pada Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan
di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun oleh:
EKA FEBRIA MARMI
201310201155

Disusun oleh:
EKA FEBRIA MARMI
201310201155

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PERILAKU CARING
PERAWAT MENURUT PERSEPSI PASIEN DI IGD RS PKU
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Eka Febria Marmi


STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta
Email: febria_e@yahoo.com

Abstract: This study aims at determining the correlation between workload and
caring behavior of nurses by patient perception in emergency unit PKU
Muhammadiyah Hospital of Yogyakarta. This research used a descriptive
correlational research method, the time cross sectional approach. The sampling
technique in this study used random sampling technique with sample was 18 nurses
and 60 patients in Emergency unit PKU Muhammadiyah Hospital of Yogyakarta.
Analysis of the data in this research used Kendall tau to test the hypothesis
associative or correlation if the data in the form of ordinal. Analysis of the workload
of nurses showed that the most of the workload of nurses in the medium category
with respondents as nine people with percentage of 50% and caring behaviors of
nurses by perception patients in both categories were 13 respondents (72,2%).
Kendall Tau test analysis results obtained p value of 0,267 ( > 0,05) with
significance value of -0,198. The conclusion there was no significant correlation
between workload with caring behavior of nurses by patient perception in the
Emergency unit PKU Muhammadiyah Hospital of Yogyakarta.

Keywords: behavior of nursing, workload, patient perception.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara beban kerja
dengan perilaku caring perawat menurut persepsi klien di IGD di RS PKU
Muhammadiyah Kota Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
deskriptif korelasional, dengan pendekatan waktu cross sectional. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik random sampling
dengan jumlah sampel 18 perawat dan 60 pasien di IGD RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuisioner. Analisa data dalam
penelitian ini menggunakan kendall tau yang digunakan untuk menguji hipotesis
asosiatif atau hubungan (korelasi) bila datanya berbentuk ordinal. Analisa beban
kerja perawat sebagian besar menunjukkan bahwa beban kerja perawat dalam
kategori sedang dengan responden sebanyak 9 orang dengan prosentase 50% dan
perilaku caring perawat menurut persepsi pasien dalam kategori baik sebanyak 13
responden dengan prosentase 72,2%. Hasil analisis uji kendall tau diperoleh nilai p
value sebesar 0,267 ( > 0,05) dengan nilai signifikasi -0,198. Hasil analisis
menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan
perilaku caring perawat menurut persepsi klien di IGD RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta.

Kata Kunci: perilaku caring perawat, beban kerja, persepsi pasien.


PENDAHULUAN rendah yaitu sebanyak 54 responden
Berdasarkan SK Menteri (56,3%) dan yang menilai pelayanan
Kesehatan dengan caring perawat yang tinggi
RI.No.983/Menkes/SK/XI/1992 sebanyak 42 responden (43,8%).
menyebutkan bahwa rumah sakit Beberapa contoh perilaku caring yang
adalah tempat yang memberikan dijelaskan oleh perawat dalam
pelayanan kesehatan yang bersifat penelitian adalah mendengarkan,
dasar spesialistik dan subspesialistik menolong, menunjukkan rasa hormat,
serta memberikan pelayanan yang dan mendukung tindakan orang lain,
bermutu dan terjangkau oleh seperti yang dilaporkan oleh Brown
masyarakat dalam rangka (1982) dalam Morrison(2008).
meningkatkan derajat kesehatan Pelayanan keperawatan masih
masyarakat (kemkes.go.id, 2014). sering mendapatkan keluhan dari
Tuntutan masyarakat akan masyarakat, terutama perilaku dan
mutu pelayanan kesehatan, termasuk kemampuan perawat dalam
pelayanan keperawatan, semakin memberikan asuhan keperawatan
meningkat seiring dengan peningkatan kepada pasien. Tidak jarang terjadi
pengetahuan dan teknologi yang konflik antara perawat dengan pasien
sedemikian cepat dalam segala bidang, sebagai akibat dari komunikasi yang
serta meningkatnya pengetahuan tidak jelas atau tidak komunikatif
masyarakat. Hal ini merupakan sehingga menimbulkan kekecewaan
tantangan bagi profesi keperawatan dan ketidakpuasan serta kepercayaan
dalam mengembangkan yang rendah dari pasien.
profesionalisme, yang pada saat yang Kenyataannya dilapangan
sama harus memberikan pelayanan menunjukkan bahwa banyak perawat
yang berkualitas. Landasan komitmen yang belum menunjukkan perilaku
yang kuat berdasarkan etika dan moral tersebut. Perawat bukan hadir untuk
yang tinggi, diperlukan untuk melayani, namun terkesan
mendapat kualitas pelayanan yang menyelesaikan tugas saja (Simamora,
baik (Putri & Fanani, 2010). 2012). IGD merupakan tempat
Hubungan antara perawat dan pertama yang dituju pasien yang
pasien merupakan hubungan yang berada dalam keadaan darurat. IGD
berlandaskan atas asas kepercayaan adalah tempat penanganan awal bagi
dari pasien terhadap perawat. Perawat pasien yang menderita sakit dan
tidak menjanjikan suatu hasil berupa cedera. IGD merupakan tempat yang
kesembuhan, karena objek dari sibuk dan penuh dengan tekanan,
hubungan ini berupaya maksimal dimana perawat IGD dihadapkan
yang dilakukan secara hati-hati dan dengan berbagai macam keadaan dan
penuh ketegangan berdasarkan ilmu kondisi yang kegawatan dari pasien
pengetahuan dan pengalamannya yang dihadapinya IGD juga
untuk merawat pasien (Triwibowo & merupakan tempat yang mana
Fauziyah, 2012). penderita memerlukan pemeriksaan
Berdasarkan hasil penelitian medis dengan segera, apabila tidak
yang dilakukan oleh Lestari (2013) dilakukan akan berakibat fatal bagi
dalam penelitiannya tentang hubungan penderita. Mandasari berkata “Beban
perilaku caring perawat dengan kerja perawat IGD terolong berat
tingkat kepuasan pasien rawat inap di karena umumnya pasien yang
RSUD Pringsewu mengatakan dilarikan ke IGD adalah pasien darurat
perawat dalam memberikan pelayanan yang membutuhkan untuk
(caring) terhadap pasien mayoritas mendapatkan pelayanan kesehatan
secepat dan setepat mungkin” (2014, hanya melayani pasien dengan
hlm. 1044). kegawatan tetapi juga melayani pasien
Perawat yang bertugas di IGD poli (pasien non kegawatan). Akibat
harus siap siaga 24 jam untuk dari kedua pelayanan tersebut
menangani pasien yang jumlah dan membuat beban kerja perawat di IGD
tingkat keparahannya tidak dapat RSU PKU Muhammadiyah
diprediksi. Selain itu, tanggung jawab Yogyakarta sangat tinggi.
yang diemban perawat IGD cukup Disamping hal itu juga jika
besar karena menyangkut keselamatan dibarengi dengan pasien yang masuk
hidup seseorang. Beban kerja perawat karena adanya trauma atau
IGD fluktuatif tergantung dari jumlah kecelakaaan dan karena sakit yang
pasien yang dilarikan ke IGD dan lain serta dengan adanya pasien
tingkat keparahan dari setiap pasien rujukan dari beberapa Rumah sakit
yang nantinya berpengaruh pada jenis lain. Dari hasil wawancara dan
tindakan medis yang harus diberikan observasi beberapa perawat
kepada pasien (Mandasari, 2014, hlm. mengatakan beban kerja tinggi jika
1044). dilihat dari jumlah kunjungan pasien
Dari hasil penelitian yang yang dating ke RSU PKU
dilakukan oleh Haryanti dkk (2013) Muhammadiyah Yogyakarta.
mengatakan hampir 50% beban kerja Dilihat dari hasil studi
perawat tinggi, dimana tugas perawat pendahuluan di IGD RSU PKU
selain menerima dan mengantar pasien Muhammadiyah pada tanggal 9 dan 10
baru ke ruangan, pemasangan kateter Desember 2014 tersebut didapatkan
intravena, melakukan heating pada data sebanyak 20 pasien yang
luka, melakukan ganti balut luka, serta diwawancarai dan didapatkan data
melakukan pendokumentasian asuhan dimana sebanyak 13 pasien (60%)
keperawatan gawat darurat dan lain- pasien mengatakan pelayanan yang
lain yaitu melakukan tindakan non diberikan oleh perawat kurang,
keperawatan seperti melakukan dimana pelayanan yang diberikan
membersihkan instrumen medis yang hanya berfokus pada tindakan, kurang
telah dipakai, membersihkan ruangan ramah terhadap pasien serta kurang
dan membereskan sampah sisa dalam pemenuhan kebutuhan dasar
tindakan keperawatan dikarenakan pasien dan tujuh pasien (40%)
tidak adanya petugas khusus yang menyatakan cukup. Peneliti juga
melakukan hal tersebut. selama melakukan observasi selama
RSU PKU Muhammadiyah tiga hari dapat menyimpulkan perawat
Kota Yogyakarta adalah rumah sakit di IGD RSU PKU Muhammadiyah
yang berada di pusat kota Yogyakarta. Yogyakarta hanya fokus pada tindakan
Studi pendahuluan dilakukan pada keperawatan dan kurang caring serta
tanggal 8 sampai dengan tanggal 10 minimal sekali dalam pemberian
Desember 2014 di IGD RSU PKU informasi terhadap pasien dan
Muhammadiyah Yogyakarta. keluarga tentang tindakan apa yang
Berdasarkan hasil wawancara dengan akan dilakukan oleh perawat. Maka
sejumlah perawat didapatkan data dari masalah tersebut peneliti tertarik
dengan sejumlah pasien pershiftnya 40 untuk meneliti tentang hubungan
sampai 60 orang. Jumlah perawat jaga beban kerja dengan perilaku caring
3-4 orang dengan jumlah total perawat perawat menurut persepsi klien di IGD
20 orang yang sudah termasuk dengan RSU PKU Muhammadiyah
kepala ruangan. Pelayanan IGD di Yogyakarta.
RSU PKU Muhammadiyah tidak
METODE PENELITIAN jumlah sampel dari populasi tertentu
Jenis rancangan penelitian yang dikembangkan dari Isaac dan
yang digunakan oleh peneliti dalam Michael, untuk tingkat kesalahan, 1%,
penelitian ini adalah rancangan 5%, 10%.
penelitian deskriptif korelasional yaitu Instrumen atau alat ukur yang
penelitian yang mengkaji hubungan digunakan dalam penelitian ini adalah
antara variabel. Dimana penelitian ini kuisioner dengan pertanyaan
bertujuan untuk mengetahui dan tersrukrtur. Kuesioner atau angket
menemukan hubungan antara beban untuk mengetahui beban kerja perawat
kerja dengan sikap caring perawat kuisioner Maslach Burning Inventory
menurut persepsi klien di RSU PKU yang terdiri dari 22 pertanyaan. Untuk
Muhammadiyah Yogyakarta. Adapun kuisioner beban kerja pada kategori
rancangan penelitian menggunakan jawabannya menggunakan Likert
pendekatan waktu cross sectional Scale, responden diminta pendapatnya
yaitu jenis penelitian yang mengenai tidak pernah atau selalu
menekankan waktu pengukuran/ terhadap sesuatu hal. Pendapat ini
observasi data variabel independen dinyatakan dalam berbagai tingkat
dan dependen hanya satu kali pada persetujuan (0-6) terhadap pernyataan
satu saat (Nursalam, 2013). yang disusun oleh peneliti. Pilihan
Populasi yang akan digunakan jawaban kuisioner dengan skala likert
dalam penelitian ini adalah seluruh terdiri dari tujuh alternatif jawaban
perawat tetap yang bekerja di ruang yaitu SL (Selalu) sampai TP (Tidak
IGD RSU PKU Muhammadiyah Pernah). Sehingga skala data
Yogyakarta yang berjumlah 20 pengukuran dalam variabel ini adalah
perawat yang sudah termasuk kepala ordinal. Dengan kategori yang
ruangan dan 150 pasien yang sedang digunakan beban kerja ringan apabila
menerima dan menjalani tindakan skor < 55%, beban kerja sedang
keperawatan di RSU PKU apabila skor 56 % sampai 75%, beban
Muhammadiyah Yogyakarta. Jadi total kerja berat apabila skor 76% sampai
populasi dalam penelitian ini yaitu 170 100%.
responden. Sampel dalam penelitian Kuesioner untuk mengetahui
ini menggunakan tehnik total perilaku caring perawat diambil dari
sampling yaitu tehnik pengambilan kuisioner penelitian Juliani (2009)
sampel responden dengan cara dengan dilakukan beberapa modifikasi
mengambil semua anggota populasi yaitu menambahkan kata “ menurut
yang masuk dalam kriteria. Sehingga, saya” dan pilihan jawaban kuisioner
berdasarkan dari jumlah semua dengan skala likert terdiri dari dua
anggota populasi penelitian serta alternatif jawaban yaitu ya dengan
kriteria, diperoleh sampel untuk skor 1 atau tidak dengan skor 0.
variabel beban kerja perawat sebanyak Sehingga skala data pengukuran dalam
18 perawat yang bekerja di ruangan variabel ini adalah ordinal. Kategori
IGD RSU PKU Muhammadiyah perilaku caring perawat kurang
Yogyakarta dan untuk perilaku caring apabila skor < 55%, cukup apabila
perawat menurut persepsi yang berasal perilaku caring perawat 56% sampai
dari pasien digunakan random 75%, baik apabila perilaku caring
sampling didapatkan sebanyak 60 perawat 76% sampai 100%. setelah
responden, mengambil dari Sugiyono dilakukan uji validitas dan reliabilitas
(2014) berdasarkan tabel penentuan dari 40 pertanyaan yang diajukan pada
responden hanya 34 pertanyaan yang dengan cara mengambil langsung dari
dikatakan valid. Pertanyaan yang tidak subyek penelitian yaitu perawat.
valid terdapat pada no 3, 7, 13, 16, 25 Untuk responden pasien
dan 30. Pertanyaan yang tidak valid peneliti langsung menggunakan
telah dibuang dan tidak dipergunakan kriterian inklusi dan ekslusi dalam
dalam kuisioner sebagai alat ukur memilih responden pasien dalam
untuk mengumpulkan data yang sesuai penelitian ini. Peneliti mendapatkan
dengan keinginan peneliti. 60 responden di IGD RS PKU
Instrument ini telah diuji dan Muhammadiyah Yogyakarta. Saat
dapat digunakan sebagai instrument penelitian ada dua responden yang
penelitian pada kuisioner perilaku karena keterbatasan dirinya dalam hal
caring perawat. Hasil uji reliabilitas ini dalam keadaan sakit responden
dengan Cronbach-Alpha adalah meminta untuk mengisikan dan
reliable atau r hitung sebesar 0,743. membacakan kuisioner tersebut.
Karena nilai r hitung lebih besar dari r Lembar kuisioner diisi saat itu juga
tabel dengan kesalahan 5%=0,361 dan dan tidak dibawa pulang oleh
untuk kesalahan 1%=0,463. responden demi keakuratan data atau
Metode pengumpulan data informasi yang sesuai diinginkan oleh
Perawat pengumpulan data penelitian peneliti. Demi keakuratan data atau
dimulai pada tanggal 24-26 Januari informasi yang sesuai dinginkan oleh
2015, sebelumnya peneliti terlebih peneliti tidak membolehkan pasien
dahulu mengumpulkan data atau atau keluarga pasien untuk mengisi
informasi yang diinginkan tentang kuisioner di rumah, lembar kuisioner
perawat kepada kepala IGD dan diisi saat itu juga.
perawat yang akan menjadi responden. Data yang telah dikumpulkan
Peneliti mendapatkan responden dalam penelitian ini di editing, coding,
perawat dalam penelitian ini skoring dan kemudian ditabulasi
berjumlah 18 perawat. Jumlah terlebih dahulu. Sunyoto (2014)
responden perawat tidak sesuai yang analisis yang digunakan untuk
diinginkan oleh peneliti yang semula menguji hipotesis asosiatif atau
berjumlah 20 menjadi 18 responden hubungan (korelasi) bila datanya
perawat. Hal ini disebabkan oleh berbentuk ordinal digunakan tehnik
adanya satu perawat yang sedang statistik Kendall tau (τ). Alasan
tugas belajar dan satu perawat yang menggunakan uji analisis data dengan
sedang dalam keadaan sakit, dimana Kendall tau karena jenis data yang
menurut kriteria inklusi dan ekslusi dihubungkan berskala ordinal dan
kedua perawat tersebut tidak menjadi tidak harus terdistribusi normal.
sampel dalam penelitian ini.
Pengumpulan data dalam penelitian ini

HASIL DAN PEMBAHASAN 9001:2000. RS PKU muhammadiyah


Gambaran Umum tempat telah terakreditasi penuh tingkat
Penelitian lengkap untuk 16 pelayanan. Dalam
Rumah Sakit PKU ruangan IGD RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta berdiri Muhammadiyah terbagi menjadi 3
sejak tanggal 15 Februari 1923. bagian yaitu jalur hijau dimana
Rumah sakit (RS) PKU ruangan bagian ini diperuntukkan
Muhammadiyah Yogyakarta untuk pasien – pasien untuk rawat
merupakan rumah sakit swasta tipe B jalan dan tidak memerlukan tindakan
plus yang telah bersertifikat ISO serta didalam ruangan ini tersedia satu
bed pasien untuk yang perlu diperiksa. Muhammadiyah Yogyakarta. Di
Jalur kuning dimana pada bagian ruangan IGD tersebut perawat IGD
ruangan ini diperuntukkan pasien yang banyak melakukan tindakan
memerlukan observasi dengan kondisi keperawatan berupa menerima pasien,
yang tidak gawat dan tindakan- memasang infus, menjahit dan
tindakan yang tidak terlalu berat, merawat luka, memasang cateter,
contoh tindakan pasang infus, melakukan EKG, mengantar
menjahit pasien dan lain-lain. Jalur pemeriksaan darah ke laboratorium
merah, pada ruangan tersebut untuk dan mengantar pasien ke ruangan serta
pasien-pasien yang dalam keadaan masih banyak kegiatan yang dilakukan
gawat dan memerlukan tindakan yang oleh perawat IGD RS PKU
tepat dan cepat. Muhammadiyah Yogyakarta
IGD RS PKU Muhammadiyah IGD RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta di ruang triage dibagi lagi Yogyakarta melayani pasien rawat
menjadi dua bagian lagi yaitu ruang jalan atau poliklinik, observasi dan
observasi yang mempunyai empat melakukan tindakan yang darurat,
tempat tidur lengkap dengan satu layar contohnya memasang ET, melakukan
monitor dan oksigen langsung pakai Resusitasi, dan mengobservasi pasien
yang menempel didinding. Pada ruang yang gawat secara ketat. Berdasarkan
tindakan mempunyai dua tempat tidur data hasil kunjungan pasien
sedangkan untuk ruangan critical care pershiftnya 40 sampai 60 orang.
dengan ruang yang terpisah hanya ada Pasien yang berkunjung ke IGD RSU
satu tempat tidur dengan peralatan PKU Muhammadiyah dalam sehari
kegawatan yang lengkap didalamnya. rata-rata 140 sampai 160 pasien, mulai
Di sebelah ruang tindakan ada dua dari pasien rawat jalan, observasi dan
tempat duduk yang digunakan untuk yang memerlukan tindakan. Perawat
pasien-pasien yang dilakukan IGD RS PKU Muhammadiyah
tindakan nebulizer dan di depan berjumlah 20 orang termasuk kepala
ruangan tindakan ada tempat lemari ruangan. Jumlah perawat jaga 3-4
obat dan peralatan medis yang orang pershiftnya dan untuk dokter
lainnnya. ada 3 dokter yang berjaga.
Penelitian ini dilakukan di
ruangan IGD RSU PKU
Karakteristik Responden Pasien
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi karakteristik pasien atau keluarga pasien diIGD
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

No Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%)


1 Umur (Depkes, 2009)
12 – 16 tahun 5 8,3
17 – 25 tahun 10 16,7
26 – 35 tahun 21 35
36 – 45 tahun 14 23,3
46 – 65 tahun 7 11,7
65 ≥ tahun 3 5
Jumlah 60 100
2 Jenis Kelamin
Perempuan 36 60
Laki-laki 24 40
Jumlah 60 100
3 Pendidikan
SD 4 6,7
SMP 9 15
SMA 20 33,3
Akademi 6 10
Sarjana 20 33,3
Magister 1 1,7
Jumlah 60 100
Sumber: Data Primer 2015
Berdasarkan tabel 4.1 responden laki-laki sekitar 24 orang
menunjukkan bahwa karakteristik (40%). Karakteristik responden
responden berdasarkan umur berdasarkan jenis tingkat pendidikan
terbanyak adalah pada kelompok usia terakhir terbanyak yaitu pada Sarjana
26 – 35 tahun yaitu sebanyak 21 orang dan SMA yaitu sama-sama 20
(35%). Karakteristik responden responden (33,3%) dan yang paling
berdasarkan jenis kelamin responden sedikit pada magister (S2) yaitu hanya
terbanyak adalah perempuan yaitu 1 orang (1,7%) saja.
sekitar 36 orang (60%) dan untuk
Karakteristik Responden Perawat
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi karakteristik perawat di IGD Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta

No. Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%)


1 Jenis Kelamin
Perempuan 7 38,9
Laki-laki 11 61,1
Total 18 100
2 Status Pernikahan
Menikah 17 94,4
Belum Menikah 1 5,6
Total 18 100
3 Pendidikan
D3 16 88,9
Sarjana 2 11,1
Total 18 100
4 Lama Kerja
1 – 5 tahun 4 22,2
6 – 10 tahun 6 33,3
11 – 15 tahun 3 16,7
16 – 20 tahun 3 16,7
21 – 25 tahun 2 11,1
Total 18 100
Sumber: data primer 2015
Berdasarkan tabel 4.2 perawat IGD terbanyak lulusan
menunjukkan bahwa karakteristik Akademi Keperawatan sebanyak 16
responden berdasarkan jenis kelamin orang (88,9%) dan sisanya sebanyak 2
perawat yang bertugas di IGD orang (11,1%) yang lulusan sarjana.
kebanyakan laki-laki yaitu sekitar 11 Sedangkan karakteristik responden
orang (61,9%). Karakteristik untuk lama kerja terbanyak dengan
responden berdasarkan status kategori 5-10 tahun sebanyak enam
pernikahan sampai 90% perawat IGD orang (33,3%) dan yang paling sedikit
sudah menikah dan hanya satu orang dalam kategori 21-25 tahun dengan
(5,6%) saja yang belum menikah. responden 2 orang (11,1%) saja
Karakteristik tingkat pendidikan

Gambaran Beban Kerja Perawat


Tabel 4.3 Distribusi frekuensi tentang beban kerja perawat di RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta

Kategori Frekuensi Persentase (%)


Ringan 1 50
Sedang 9 44,4
Berat 8 5,6
Total 18 100
Sumber: data primer 2015
Berdasarkan tabel 4.2 tentang Muhammadiyah Yogyakarta,
distribusi frekuensi perawat tentang menunjukkan bahwa beban kerja
beban kerja perawat di RS PKU perawat terbanyak pada kategori
sedang yaitu sebanyak 9 orang yang berat dapat menurunkan
dengan presentase 50% dan pada keandalan perawat IGD dalam
kategori ringan hanya ada satu orang bekerja. Menurut Manuaba (2001)
saja dengan prosentase 5,6%. Hasil beban kerja yang terlalu berlebihan
penelitian ini tidak sesuai dengan hasil akan menimbulkan kelelahan baik
penelitian yang dilakukan oleh fisik atau mental dan reaksi –reaksi
Haryanti dkk (2013) mengatakan emosional seperti sakit kepala,
hampir 50% beban kerja perawat gangguan pencernaan dan mudah
tinggi, dimana tugas perawat selain marah. Sedangkan pada beban kerja
menerima dan mengantar pasien baru yang terlalu sedikit di mana pekerjaan
ke ruangan, pemasangan kateter yang terjadi karena pengulangan gerak
intravena, melakukan heating pada akan menimbulkan kebosanan, rasa
luka, melakukan ganti balut luka, serta monoton. Kebosanan dalam kerja rutin
melakukan pendokumentasian asuhan sehari-hari karena tugas atau pekerjaan
keperawatan gawat darurat dan lain- yang terlalu sedikit mengakibatkan
lain yaitu melakukan tindakan non kurangnya perhatian pada pekerjaan
keperawatan seperti melakukan sehingga secara potensial
membersihkan instrumen medis yang membahayakan pekerja. Beban kerja
telah dipakai, membersihkan ruangan yang berlebihan atau rendah dapat
dan membereskan sampah sisa menimbulkan stress kerja
tindakan keperawatan dikarenakan Hasil dari observasi yang
tidak adanya petugas khusus yang dilakukan oleh peneliti selama 11 hari
melakukan hal tersebut. juga menunjukkan bahwa perawat
Hal tersebut sebagaimana yang bekerja di IGD RS PKU
diungkapkan oleh Togia (2005) bahwa Muhammadiyah Yogyakarta memiliki
beban kerja yang tinggi dan tugas rutin beban kerja dalam kategori sedang..
yang berulang dapat menyebabkan Perawat tidak hanya melakukan
burnout. Burnout merupakan tindakan keperawatan untuk menolong
kumpulan gejala yang muncul akibat pasien tetapi juga perawat mengantar
penggunaan energi yang melebihi pasien ke ruangan rawat inap,
sumber daya seseorang sehingga mengantar pasien untuk melakukan
mengakibatkan munculnya kelelahan foto dan CT-Scan, mengambil darah
fisik, emosional dan mental pasien dan mengantarkannya ke
(Greenglass & Schaufeli, 2001). laboratorium.
Selain burnout, beban kerja perawat

Gambaran Perilaku Caring Perawat


Tabel 4.4 Distribusi persepsi pasien atau keluarga pasien tentang perilaku caring
perawat

Kategori Frekuensi Persentase (%)


Cukup 13 72,2
Baik 5 27,8
Total 18 100
Sumber: data primer 2015
Berdasarkan tabel 4.4 tentang perilaku caring perawat menurut persepsi klien
atau
keluarga klien di RS PKU perawat menurut persepsi klien atau
Muhammadiyah Yogyakarta, keluarga klien terbanyak dalam
menunjukkan bahwa perilaku caring kategori baik yaitu sebanyak 13 orang
(72,2%) dan untuk kategori cukup perilaku caring oleh perawat kepada
sebanyak 5 orang (27,8%) saja. pasien yaitu klien akan merasa takut,
Penelitian tentang perilaku caring khawatir, dan merasa terasing
perawat sejalan dengan hasil terhadap perawat, hubungan
penelitian yang dilakukan oleh interpersonal perawat dengan klien
Sunardi (2014) tentang analisa tidak akan terjalin dan proses
perilaku caring perawat pelaksana di kesembuhan klien akan lebih lama.
RSWH Malang dengan hasil analisis Perilaku caring perawat
menunjukkan bahwa perilaku caring merupakan bagian yang sangat penting
perawat pelaksana RSWH sebesar dalam praktik keperawatan, bantuan
83.6%. Dimana dalam penelitiannya termasuk menyiapkan suasana
menunjukkan bahwa perawat penyembuhan, memberikan
pelaksana di RSWH Malang perilaku kenyamanan dan membangun
caring perawat juga baik hubungan dengan klien melalui asuhan
Menurut Griffin dalam keperawatan, peran membantu
Morrison (2008) mengenai caring seharusnya menjamin partisipasi
pada intinya adalah sebuah proses penuh dari klien dalam perencanaan
interpersonal. Peran perawat adalah asuhan, pencegahan, treatmen dan
melaksanakan aktifitas tertentu yang asuhan yang diberikan. Adanya
spesifik sesuai dengan peran perawat, kecenderungan perawat tidak caring
dalam cara yang menyampaikan memberikan asuhan keperawatan
perasaan tertentu kepada pasien atau kepada klien yang berdampak pada
klien. Hasil observasi peneliti selama kualitas asuhan yang akhirnya
11 hari di RS PKU Muhammadiyah mempengaruhi kepuasan pasien
Yogyakarta menunjukkan bahwa terhadap layanan keperawatan
perilaku caring yang dilakukan oleh khususnya dan pelayanan kesehatan
perawat baik, perawat tidak saja secara menyeluruh (Margareta, 2005).
melakukan tindakan keperawatan Sikap caring diberikan melalui
tetapi juga membantu apa yang kejujuran, kepercayaan, dan niat baik.
dibutuhkan oleh pasien, memenuhi Caring menolong pasien
kebutuhan pasien dan mendengarkan meningkatkan perubahan positif dalam
apa yang dikeluhkan oleh pasien. aspek fisik, psikologis, spiritual dan
Kemampuan caring tidak social. Bersikap caring bersama
hanya berkisar pada mempraktikkan dengan klien dari berbagai lingkungan
seni perawatan, memberi kasih sayang merupakan esensi keperawatan. Dalam
untuk meringankan penderitaan pasien memberikan asuhan keperawatan,
dan keluarganya, meningkatkan perawat menggunakan keahlian, kata-
kesehatan dan martabat tetapi juga kata yang lembut, sentuhan,
memperluas aktualisasi perawat memberikan harapan, selalu berada
(Dwidiyanti, 2007). Sebagai ilmu yang disamping klien dan bersikap caring
merupakan cabang dari filsafat bersifat sebagai media pemberi asuhan
praktis, normatif dan fungsional (Dwidiyanti, 2007).
sehingga berguna dalam hidup sehari- Menurut Watson (1998) dalam
hari. Kemampuan caring memiliki Potter (2009) yang terkenal dengan
nilai-nilai perawatan yang mengubah Caring Transpersonal, Watson
perawat dari keadaan, dimana perawat mengatakan tentang caring adalah
dianggap sebagai sekedar pekerjaan model holistik keperawatan yang
menjadi profesi yang lebih menyebutkan bahwa tujuan caring
terhormat.Menurut Watson (2005) adalah untuk mendukung proses
dampak dari tidak dilakukannya penyembuhan secara total. terdapat
elemen-elemen yang harus tercermin saling percaya, ekspresi perasaan,
dalam perilaku caring yang termasuk pembelajaran interpersonal yaitu
didalam faktor carative, adapun 10 perawat bertanggung jawab atas
faktor Carative menurut Watson semua tindakan yang diberikan kepada
antara lain pembentukan nilai klien dengan memenuhi semua yang
humanistic dan altruistic dengan menjadi kebutuhan klien, memberikan
kehadiran perawat, sikap penuh bantuan dalam pemenuhan kebutuhan
harapan, hubungan terhadap diri dasar, memberikan kesempatan klien
sendiri dan orang lain, hubungan untuk mempelajari aspek spiritual
.

Hubungan Beban Kerja dengan Perilaku Caring Perawat


Tabel 4.6 Hubungan beban kerja dengan perilaku caring perawat menurut persepsi
pasien di IGD RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

Beban Kerja Perilaku Caring Perawat


Cukup % Baik % Total %
Ringan 0 0 1 5,6 1 5,6
Sedang 2 11,1 7 38,9 9 50
Berat 3 16,7 5 27,8 8 44,4
Total 5 27,8 13 72,8 18 100
Sumber: data primer 2015
Berdasarkan tabel 4.6 diatas kategori cukup. Perilaku caring
tentang hubungan beban kerja dengan perawat dalam kategori baik walaupun
perilaku caring perawat menurut beban kerja yang dilakukan oleh
persepsi klien di IGD RS PKU perawat dalam kategori sedang. Beban
Muhammadiyah Yogyakarta, 13 orang kerja perawat dalam kategori sedang
(72,2%) perilaku caring dalam sebanyak 9 orang (50%) dan dalam
kategori baik dan 5 orang (27,8%) kategori berat ada 8 orang (44,4%).
mempunyai perilaku caring dalam

Hasil Uji Analisis Beban Kerja dengan Perilaku Caring Perawat


Tabel 4.7 Hasil uji analisis hubungan antara beban kerja dengan perilaku caring
perawat menurut persepsi klien di IGD RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta

Hubungan beban kerja Kendall Tau Koefisien Keterangan


dengan perilaku caring (τ) Korelasi
perawat Tidak
0,267 -0,198 signifikan
Sumber: data primer 2015
Berdasarkan hasil di atas signifikan antara beban kerja perawat
menunjukkan nilai kendall tau sebesar dengan perilaku caring perawat
0,267 dengan signifikasi -0,198 menurut persepsi klien di IGD RSU
sehingga dapat disimpulkan bahwa PKU Muhammadiyah Yogyakarta
tidak ada hubungan yang signifikan dengan nilai Kendall tau = 0,267
antara beban kerja dengan perilaku dengan signifikan p > 0,05. Hal ini
caring perawat. Dengan demikian berbanding terbalik dengan penelitian
hasil penelitian ini menunjukkan yang dilakukan oleh Juliani (2009)
bahwa tidak ada hubungan secara dimana dalam penelitiannya dimana
hasil analisis univariat menunjukkan dapat mejangkau seluruh lapisan
bahwa perilaku caring perawat masyarakat.
pelaksana dengan kategori rendah Rumah sakit seharusnya dapat
yaitu 54,2%. Beban kerja perawat mempertimbangkan bahwa costumer
lebih tinggi pada shift pagi (95,13%), care dan patient safety merupakan
diikuti shift sore (93,45%) dan shift bagian dari system pelayanan yang
malam (71,58%). terintegrasi dengan pasien, seperti
Sehingga dapat diketahui pelayanan cepat, tanggap, dan
bahwa beban kerja perawat yang keramahan petugas rumah sakit
masuk dalam kategori sedang sampai dianggap baik apabila dalam
berat tidak mempengaruhi terhadap memberikan pelayanan lebih
perilaku caring perawat terhadap memperhatikan kebutuhan pasien
pasien, dan belum tentu perilaku maupun orang lain yang berkunjung di
caring yang dilakukan perawat IGD rumah sakit. Kepuasan muncul dari
terhadap pasien juga tinggi.Adapun kesan pertama pasien saat
penyebab lain dari tidak adanya mendapatkan pelayanan rumah sakit
hubungan antara beban kerja dengan dan pencapaian yang besar dapat
perilaku caring perawat yaitu standar terletak pada tindakan-tindakan kecil
operasional yang dijalankan di RS yang konsisten dilakukan Rumah
PKU Muhammadiyah Yogyakarta. sakit.
Dalam SK Menteri Kesehatan RI no. RS PKU Muhammadiyah
129/Menkes/SK/II/2008 bahwa Yogyakarta adalah RS Islami dimana
Rumah sakit sebagai salah satu sarana dalam memberikan pelayanan asuhan
kesehatan yang memberikan keperawatan merupakan suatu ibadah
pelayanan kesehatan kepada bagi perawat yang bekerja di RS PKU
masyarakat memiliki peran yang Muhammadiyah Yogyakarta.
sangat strategis dalam mempercepat Sugiyono (2011) mengemukakan
peningkatan derajat kesehatan bahwa karena adanya keterbatasan
masyarakat. Oleh karena itu Rumah waktu, biaya, tenaga, teori-teori dan
Sakit dituntut untuk memberikan supaya penelitian dapat dilakukan
pelayanan yang bermutu sesuai secara mendalam, maka tidak semua
dengan standar yang ditetapkan dan masalah yang telah diidentifikasi akan
diteliti.

SIMPULAN DAN SARAN responden sebanyak 13 orang (72,2%).


Simpulan Tidak ada hubungan antara beban
Berdasarkan hasil penelitian dan kerja perawat dengan perilaku caring
pembahasan tentang ” hubungan perawat menurut persepsi klien di IGD
beban kerja dengan perilaku caring RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
perawat menurut persepsi klien di RS tahun 2015.
PKU Muhammadiyah Yogyakarta “,
maka hasil analisis penelitian ini dapat Saran
disimpulkan bahwa beban kerja Berdasarkan dari simpulan
perawat termasuk dalam kategori penelitian diatas dapat diberikan saran
sedang sebanyak 9 orang dengan untuk RS PKU Muhammadiyah
prosentase 50%. Perilaku caring Yogyakarta bagi bidang penjamin
perawat menurut persepsi klien atau mutu rumah sakit PKU
keluarga klien termasuk dalam Muhammadiyah Yogyakarta dapat
kategori baik dengan jumlah menjadikan bahan evaluasi dan tolak
ukur untuk dapat lebih meningkatkan pelatihan keperawatan tentang
lagi perilaku caring perawat agar perilaku caring perawat. Bagi perawat
meningkatkan nilai kepuasan pasien IGD agar lebih meningkakan lagi
akan pelayanan yang diberikan oleh pelayanan priam dan perilaku caring
perawat. Badan penjaminan mutu RS perawat iGD terhadap pasien serta
PKU Muhammadiyah Yogyakarta melakukan upaya-upaya dalam
diharapkan juga dapat untuk pengembangan ilmu pengetahuan
mempertahankan upaya-upaya secara mandiri melalui pelatihan dan
meningkatkan mutu pelayanan yang seminar tentang costumer service agar
sudah ada, seperti melanjutkan survey dapat meningkatkan pelayanan dan
penilaian kepuasan pasien setiap 3 tindakan asuhan keperawatan.
bulan sekali, lembar kritik dan saran Bagi Ilmu Keperawatan semoga
pelanggan RS, sehingga akan hasil penelitian ini dapat dijadikan
berdampak pada kepuasaan pasien di sebagai referensi bagi mahasiswa,
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta khususnya dalam memahami dan
dapat mencapai nilai yang diharapkan menanamkan perilaku caring terhadap
yaitu tingkat kepuasan pasien sebesar pasien dan sebagai tambahan ilmu
90%. yang dapat dikembangkan lebih lanjut.
Bagi bidang diklat rumah sakit Bagi peneliti selanjutnya dapat
RSU PKU Muhammadiyah dijadikan sebagai bahan acuan dan
Yogyakarta diahrapkan agar membuka dalam melakukan penelitian
kesempatan untuk melakukan survei selanjutnya dimana keterbatasan-
terkait perilaku caring di ruang VIP keterbatasan yang dilakukan oleh
dan kelas 1. Bagi kepala bidang peneliti yaitu dalam hal penentuan
keperawatan menganalisis kembali sampel, waktu dan situasi yang tepat
beban perawat IGD agar tidak terlalu di IGD, dan variabel- variabel yang
berat serta mengembangkan digunakan untuk dikendalikan lagi.
pengetahuan dan ketrampilan perawat
antara lain dengan cara mengadakan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Cetakan
Ketigabelas, Rineka Cipta; Jakarta.
Azizah, Nur. (2013). Hubungan Sikap Caring Perawat Dengan Terpenuhinya Hak
Pasien Mendapatkan Informasi Tindakan Di Rawat Inap RSU PKU
Muhammadiyah Bantul Yogyakarta.. Skripsi tidak dipublikasikan. Program
Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah.
Yogyakarta.
Berman, Audrey., Synder, Shirlee., Kozier, Barbara & Erb Glenora. (2008).
Fundamental Of Nursing: Concepts, Process, and Practice. Pearson
Education: United States of America
Blais, Kathleen Koenig, Hayes, Janice S., Kozier, Barbara & Erb Glenora. (2006).
Praktik Keperawatan Profesional Konsep dan Perspektif. EGC: Jakarta
Dwidiyanti & Meidina. (2007). Caring Kunci Sukses Perawat/ Ners Mengamalkan
Ilmu. . Hasani: Semarang
Lailani. (2012). Burnout Pada Pegawai ditinjau dari Efikasi Diri dan Dukungan
Sosial. Jurnal Talenta Psikologi. Vol. 1. No. 1. diakses tanggal 30 januari 2015
Maslach, C., and Jackson, S.E. (1981). The Measurement of Experience Burnout.
Journal of Organizational Behaviours. Vol. 2. Page 99- 113. Diakses tanggal
30 januari 2015
Morrison. (2008). Caring and Communicating: Hubungan Interpersonal Dalam
Keperawatan. EGC: Jakarta
Mulyaningsih. (2013). Peningkatan Perilaku Caring Melalui Kemampuan Berpikir
Kritis Perawat. Jurnal Managemen Keperawatan. 1 (2). 100-106.
Notoatmojo, S. (2007). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta; Jakarta
Nursalam. (2013). Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis
Edisi 3. Salemba Medika. Jakarta
Potter dan Perry. (2009). Fundamental Keperawatan Buku 1 Edisi 7. Salemba
Medika: Jakarta
Sugiyono (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta:
Bandung
Sunardi. (2014). Analisis Perilaku Caring Perawat Pelaksana di RSWH Malang,
Jurnal Keperawatan UMM. 5 (1). 69-78.
Togia, A. (2005). Measurement of Burnout and The Influence of Background
Characteristics in Greek Academia Librarians. Library Management, 26. Page
130-139. Diakses tanggal 30 Januari 2015
Triwibowo, Cecep & Fauziyah, Yulia. (2012). Malpraktik dan Etika Perawat
Penyelesaian Sengketa Melalui Medis. Nuha Medika: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai