Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERAN KELUARGA MENCEGAH KEKAMBUHAN GANGGUAN JIWA

Pokok Pembahasan: Peran keluarga mencegah kekambuhan gangguan


jiwa
Sasaran : Keluarga dan Klien gangguan jiwa
Hari/Tanggal : Rabu, 23 Oktober 2019
Waktu : 10.00-10.30 WIB
Tempat : Poli Jiwa RSKD Dadi
Metode : Ceramah & Diskusi
Media : Leaflet & Benner

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan, klien dan keluarga mampu memahami
tentang pentingnya peran keluarga dalam mencegah kekambuhan
gangguan jiwa.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan pengertian gangguan jiwa
b. Menyebutkan penyebab gangguan jiwa
c. Menyebutkan ciri-ciri gangguan jiwa
d. Menjelaskan perawatan klien dengan gangguan jiwa dalam
keluarga

B. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian gangguan jiwa
2. Penyebab gangguan jiwa
3. Ciri-ciri gangguan jiwa
4. Perawatan klien dengan gangguan jiwa dalam keluarga
C. KEGIATAN
NO Tahap Kegiatan Kegiatan Waktu
komunikasi
1. Pendahuluan  Salam Pembuka Menjawab 5 menit
salam &
 Menjelaskan tujuan mendengarkan
 Kontrak waktu

2. Penyajian  Menjelaskan Mendengarkan 15


menit
pengertian &
gangguan jiwa memperhatikan
 Menjelaskan
penyebab
gangguan jiwa
 Menjelaskan ciri-ciri
gangguan jiwa
 Menjelaskan
perawatan klien
dengan gangguan
jiwa dalam keluarga

3. Penutup  Memberikan Bertanya, 10


menit
kesempatan kepada menjawab &
keluarga dan klien mendengarkan
untuk bertanya
 Memberikan
pertanyaan sebagai
evaluasi
 Menyimpulkan
bersama-sama
D. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian Gangguan Jiwa
Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir (kognitif),
kemauan, emosi (afektif) dan tindakan (psikomotor). Gangguan jiwa
adalah kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak normal baik yang
berhubungan dengan fisik maupun dengan mental.
2. Penyebab Gangguan Jiwa
a. Faktor biologis
1) Gangguan pada fungsi sel saraf diotak
2) Infeksi, misalnya akibat bakteri streptococcus
3) Kelaianan bawaan atau cidera pada otak akibat terbentur atau
kecelakaan
4) Kekurangan oksigen pada otak bayi pada proses persalian
5) Memiliki orang tua atau keluarga penderita gangguan jiwa
(genetik)
6) Penyelahgunaan NAPZA dalam jangka panjang
7) Kekurangan nutrisi
b. Faktor psikologis
1) Peristiwa traumatik seperti kekerasan dan pelecehan seksual
2) Kehilangan orang tua atau disia-siakan di masa kecil
3) Kurang mampu bergaul dengan orang lain
4) Perceraian atau ditinggal mati oleh pasangan
5) Perasaan rendah diri, tidak mampu, marah atau kesepian
3. Ciri-Ciri Gangguan Jiwa
a. Perubahan yang berulang dalam pikiran: daya ingat persepsi dan
daya tilik
b. Perubahan perilaku
c. Marah tanpa sebab atau mengurung diri
d. Tidak mengenali orang
e. Berbicara kacau
f. Berbicara sendiri
g. Menjadi ragu-ragu dan serba takut
h. Tidak nafsu makan
i. Sukar konsentrasi
j. Sulit tidur
k. Depresi
l. Menarik diri
4. Peran Keluarga Dalam Perawatan Gangguan Jiwa
Keluarga merupakan lingkup yang paling banyak berhubungan
dengan klien. Klien yang mengalami gangguan jiwa nantinya akan
kembali kedalam masyarakat khusunya dalam lingkuangan keluarga.
Keluarga merupakan pemberi perawatan utama dalam mencapai
pemenuhan kebutuhan dasar dan mengoptimalkan ketenagan jiwa
bagi klien.
Klien dengan gangguan jiwa mungkin memerlukan terapi yang cukup
lama sehingga pengertian dan kerja sama keluarga sangat penting
artinnya dalam pengobatan. Klien yang mengalami gangguan jiwa
adalah manusia yang sama dengan orang lainnya, mempunyai
martabat dan memerlukan perlakuan manusia. Klien yang mebgalami
gangguan jiwa mungkin dapat kembali ke masyarakat dan berperan
dengan optimal apabila mendapatkan dukungan yang memadai dari
seluruh unsur masyarakat. Klien gangguan jiwa bukan berarti tidak
dapat sembuh tetapi memerlukan bimbingan dan dukungan penuh dari
orang lain (keluarga).
Keluarga juga memegang peran penting dalam memfasilitasi
klien dalam mengkonsumsi obat dengan teratur sekaligus membantu
klien menumbuhkan gaya hidup yang kondusif untuk pemulihan dan
juga pemeliharaan kesehatan mental yang terbaik. Anggota keluarga
yang dekat dengan klien gangguan jiwa sangat dibutuhkan untuk
pemberian perawatan agar kondisi klien tidak semakin memburuk.
Terkadang penderita gangguan jiwa sering mengalami ilang ingatan,
menunjukan perilaku abnormal atau tidak mampu untuk berkonsentrasi
yang terkadang terlihat menakutkan dan membuat anggota keluarga
lain frustasi. Peran keluarga disini adalah tidak bersikap keras dan
jangan memaksa penderita untuk berjuang dengan keras serta jangan
menghakimi. Terimahlah persepsi klien namun tetap memberikan
kejelasan jika keluarga tidak merasakan hal yang seperti dialami dilihat
atau dirasakan klien. Perlakukanlah klien dengan rasa hormat.
Perawatan Pasien Dengan Gangguan Jiwa:
a. Memenuhi kebutuhan sehari-hari, yaitu: bantu dan perhatikan
pemenuhan kebutuhan makan dan minum, kebersihan diri dan
penampilan
b. Latih kegiatan sehari-hari misalnya, mencuci pakaian sendiri dan
membersihkan rumah
c. Bantu komunikasi yang teratur seperti berbicara yang jelas dan
singkat, pertahankan tatap mata saat bicara, sabar, lembut dan
tidak terburu-buru, lakukan setuhan dan belaian yang akrab serta
berikan pujian bila melakukan hal yang benar dan baik
d. Libatkan dalam aktivitas kelompok seperti ikut serta dalam
pertemuan keluarga serta ikut serta dalam kegiatan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Budi Anna,Akemat. 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.


Jakarta: EGC
Novi H. 2009. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta: EGC

https://id.scribd.com/doc/62793463/Sap-peran-keluarga-dalam-
mencegah-kekambuhan-gangguan-jiwa

http://id.wikipedia.org/wiki/obat

Anda mungkin juga menyukai