PENDAHULUAN
1.1Latarbelakang
Penyakit Sendi Degeneratif (osteoarthritis) adalah penyakit kerusakan tulang
rawan sendi yang berkembang lambat dan penyebabnya belum diketahui (Kalim,
IPD,1997). Atau gangguan pada sendi yang bergerak ( Price& Wilson,1995).
Osteoarthritis yang juga dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau
osteoarthritis (sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang
paling sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan
(disabilitas).Osteoartritis adalah bentuk atritis yang paling umum, dengan jumlah
pasiennya sedikit melampui separuh jumlah pasien arthritis. Osteoartritis adalah
penyakit peradangan sendi yang sering muncul pada usia lanjut. Jarang dijumpai
pada usia dibawah 40 tahun dan lebih sering dijumpai pada usia diatas 60 tahun.
Osteoartritis juga dikenal dengan nama osteoartrosis, yaitu melemahnya tulang
rawan pada engsel yang dapat terjadi di engsel manapun di sekujur tubuh. Tapi
umumnya, penyakit ini terjadi pada siku tangan, lutut, pinggang dan pinggul.
Osteoartritis terjadi karena tulang rawan yang menjadi ujung dari tulang yang
bersambung dengan tulang lain menurun fungsinya. Permukaan halus tulang
rawan ini menjadi kasar dan menyebabkan iritasi. Jika tulang rawan ini sudah
kasar seluruhnya, akhirnya tulang akan bertemu tulang yang menyebabkan
pangkal tulang menjadi rusak dan gerakan pada sambungan akan menyebabkan
nyeri dan ngilu.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Osteoartritis (AO) adalah gangguan sendi yang bersifat kronis disertai kerusakan
tulang dan sendi berupa disentegrasi dan pelunakan progresif yang diikuti dengan
pertambahan pertumbuhan pada tepi tulang dan tulang rawan sendi yang disebut
osteofit, dan fibrosis dan kapsul sendi. Kelainan ini timbul akibat mekanisme
abnormal proses penuaan, trauma atau kelainan lain yang menyebabkan
kerusakan tulang rawan sendi. Keadaan ini tidak berkaitan dengan faktor
sistemik atau infeksi. Osteoartritis merupakan penyakit sendi degenaritif yang
berkaitan dengan kerusakan kartiloago sendi. Lutut, punggung, tangan, dan
pergelangan kaki paling sering terkena.
2.2 Etiologi
1. Usia/Umur
2
Umumnya ditemukan pada usia lanjut (diatas 50tahun). Karena pada lansia
pembentukkan kondrotin sulfat (substansi dasar tulang rawan) berkurang
dan terjadi fibrosis tulang rawan.
2. Jenis Kelamin
Kelainan ini ditemukan pada pria dan wanita, tetapi sering ditemukan lebih
banyak pada wanita pascamenopause (osteoartritis primer). Osteoartritis
sekunder lebih banyak ditemukan pada pria.
3. Ras
Lebih sering ditemukan pada orang Asia, khususnya cina, Eropa, dan
Amerika daripada kulit hitam.
4. Faktor Keturunan
Faktor genetik juga berperang timbulnya OA. Bila ibu menderita OA sendi
interfalang distal, anak perempuannya mempunyai kecenderungan terkena
OA 2-3 kali lebih sering.
5. Faktor Metabolik/Endokrin
6. Faktor Mekanis
3
· Cuaca dan Iklim
OA lebih sering timbul setelah kontak dengan cuaca dingin atau lembab.
7. Diet
Salah satu tipe OA yang bersifat umum di Siberia disebut penyakit Kashin-
Beck yang mungkin disebabkan oleh menelan zat toksin yang disebut
fusaria.
2.3 Patofisiologi
Selama ini OA sering di pandang sebagai proses penuaan yang tidak dapat
dihindari. Ternyata OA merupakan penyakit gangguan hemeostasis metabolisme
kartilago dengan kerusakan struktur proteoglikan kartilago yang penyebabnya
belum jelas diketahui.
Jejas mekanis dan kimiawi pada sinovia sendi terjadi multifokal,antara lain faktor
usia, strees mekanis, atau penggunaan sendi yang berlebihan, defek anatomis,
obesitas, genetik, humoral, dan faktor kebudayaan. Pemeriksaan biopsi sinovial
klien OA menunjukkan adanya sinovitis. Pada level seluler, terjadi peningkatan
aktivitas sitokin yang menyebabkan dikeluarkannya mediator inflamasi dan
matriks metelloproteinase (MMP). Akibatnaya, ada gangguan sintesis
proteoglikan. Selain itu ditemukan nitrogen monoksida yang berhubungan
dengan transmisi neurogenik dari mediator inflamsi yang menyebabkan
kerusakan kartilago jauh dari lokasi peradangan.
4
faktor anabolik diperankan oleh transforming growth factor (TNF β) dan insulin-
like growth factor 1 (IGF 1).
Secara anatomi fisiologi, sel tulang terdiri atas osteoblas, osteosit, dan osteoklas
yang dalam aktivitasnya mengatur hemeostasis kalsium yang tidak berdiri
sendiri, melainkan saling berinteraksi. Homeostasis kalsium pada tingkat seluler
didahului penyerapan tulang oleh osteoklas yang memerlukan waktu 40 hari,
disusul fase istiraahat, dan kemudian disusul fase pembentukkan tulang kembali
oleh osteoblas yang memerlukan waktu 120 hari. Dalam penyerapannya,
osteoklas melepaskan transforming growth factor yang meransang aktivitas awal
osteoklas. Dalam keadaan normal, kuantitas dan kualitas pembentukkan tulang
baru osteoblas. Pada osteoporosis, penyerapan tulang lebih banyak dari pada
pembentukkan baru.
2.4 Klasifikasi
1. Osteoartritis Primer
2. Osteoartritis Sekunder
· Trauma /instabilitas.
5
OA sekunder terutama terjadi akibat fraktur pada daerah sendi, setelah
menisektomi, tungkai bawah yang tidak sama panjang, adanya
hipermobilitas, instabilitas sendi, ketidaksejajaran dan ketidakserasian
permukaan sendi.
· Faktor Genetik/Perkembangan
· Penyakit Metabolik/Endokrin
1. Grade 0 : Normal
3. Grade 2 : Minimal, osteofit sedikit pada tibia dan patella dan permukaan
sendi menyempitasimetris.
6
2.5 Manifestasi Klinis
3. Peradangan
4. Mekanik
Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan
akan berkurang pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan
keadaan penyakit yang telah lanjut dimana rawan sendi telah rusak berat.
Nyeri biasanya berlokasi pada sendi yang terkena tetapi dapat menjalar,
misalnya pada osteoartritis coxae nyeri dapat dirasakan di lutut, bokong
sebelah lateril, dan tungkai atas. Nyeri dapat timbul pada waktu dingin,
akan tetapi hal ini belum dapat diketahui penyebabnya.
5. Pembengkakan Sendi
6. Deformitas
7
7. Gangguan Fungsi
1. Pemeriksaan Radiologi
c) Kista tulang
2.7 Penatalaksanaan
1. Terapi Non-Farmakologi
a) Olahraga
b) Menjaga sendi
8
c) Panas/dingin
d) Viscosupple mentation
e) Pembedahan
Apabila sendi sudah benar-benar rusak dan rasa sakit sudah terlalu
kuat, akan dilakukan pembedahan. Dengan pembedahan, dapat
memperbaiki bagian dari tulang.
f) Akupuntur
g) Pijat
i) Teh hijau
2. Terapi Farmakologi
9
Semua obat memiliki efeksamping yang berbeda, oleh karena itu, penting
bagi pasien untuk membicarakan dengan dokter untuk mengetahui obat
mana yang paling cocok untuk di konsumsi. Berikut adalah beberapa obat
pengontrol rasa sakit untuk penderita osteoarthritis.
a) Acetaminophen
c) Topical pain
Dalam bentuk cream atau spray yang bisa digunakan langsung pada
kulit yang terasa sakit.
d) Tramadol (Ultram)
f) Corticosteroids
g) Hyaluronic acid
10
Merupakan glycosamino glycan yang tersusun oleh disaccharides of
glucuronic aciddan N-acetygluosamine. Disebut jugavis
cosupplementation. Digunakan dalam perawatan pasien
osteoarthritis. Dari hasil penelitian yang dilakukan, 80% pengobatan
dengan menggunakan hyaluronic acid mempunyai efek yang lebih
kecil dibandingkan pengobatan dengan menggunakan placebo. Makin
besar molekul hyaluronic acid yang diberikan, makin besar efek
positif yang di rasakan karena hyaluronic acid efektif mengurangi
rasa sakit.
2.8 Pencegahan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, agar kita terhindar dari osteoarthritis:
2. mengontrol berat badan agar berat yang ditopang oleh sendi menjadi ringan
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Osteoartritis (AO) adalah gangguan sendi yang bersifat kronis disertai kerusakan
tulang dan sendi berupa disentegrasi dan pelunakan progresif yang diikuti dengan
pertambahan pertumbuhan pada tepi tulang dan tulang rawan sendi yang disebut
osteofit, dan fibrosis dan kapsul sendi. Kelainan ini timbul akibat mekanisme
abnormal proses penuaan, trauma atau kelainan lain yang menyebabkan
kerusakan tulang rawan sendi. Keadaan ini tidak berkaitan dengan faktor
sistemik atau infeksi.
12
DAFTAR PUSTAKA
13