Anda di halaman 1dari 24

BAHAN BAKAR & PELUMAS OTOMOTIF

(BPO)
(Semester I)

Teknik Mesin Produksi (TMP)


Teknik Mesin Otomotif (TMO)

I. PENGETAHUAN DASAR BAHAN BAKAR


1. Difini Bahan Bakar
Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubah menjadi energi.
Biasanya bahan bakar mengandung energi panas yang dapat dilepaskan dan dimanipulasi.
Kebanyakan bahan bakar digunakan manusia melalui proses pembakaran (reaksi redoks)
di mana bahan bakar tersebut akan melepaskan panas setelah direaksikan
dengan oksigen di udara. Proses lain untuk melepaskan energi dari bahan bakar adalah
melalui reaksi eksotermal dan reaksi nuklir (seperti Fisi nuklir atau Fusi nuklir).
Hidrokarbon (termasuk di dalamnya bensin dan solar) sejauh ini merupakan jenis
bahan bakar yang paling sering digunakan manusia. Bahan bakar lainnya yang bisa dipakai
adalah logam radioaktif.

2. Jenis-Jenis Bahan Bakar


A. Berdasarkan Wujudnya
1). Bahan bakar padat
Bahan bakar padat merupakan bahan bakar berbentuk padat, dan kebanyakan
menjadi sumber energi panas. Misalnya kayu dan batubara. Energi panas yang
dihasilkan bisa digunakan untuk memanaskan air menjadi uap untuk menggerakkan
peralatan dan menyediakan energi.
2). Bahan bakar cair
Bahan bakar cair adalah bahan bakar yang strukturnya tidak rapat, jika dibandingkan
dengan bahan bakar padat molekulnya dapat bergerak bebas.
Bensin/gasolin/premium, minyak solar, minyak tanah adalah contoh bahan bakar
cair. Bahan bakar cair yang biasa dipakai dalam industri, transportasi maupun rumah
tangga adalah fraksi minyak bumi. Minyak bumi adalah campuran berbagai
hidrokarbon yang termasuk dalam kelompok senyawa: parafin, naphtena, olefin, dan

1
aromatik. Kelompok senyawa ini berbeda dari yang lain dalam kandungan
hidrogennya. Minyak mentah, jika disuling akan menghasilkan beberapa macam
fraksi, seperti: bensin atau premium, kerosen atau minyak tanah, minyak solar,
minyak bakar, dan lain-lain. Setiap minyak petroleum mentah mengandung keempat
kelompok senyawa tersebut, tetapi perbandingannya berbeda
3). Bahan bakar gas
Bahan bakar gas ada dua jenis, yakni:
 Compressed Natural Gas (CNG),
CNG pada dasarnya terdiri dari metana
 Liquid Petroleum Gas (LPG).
LPG adalah campuran dari propana, butana dan bahan kimia lainnya yang
digunakan untuk kompor rumah tangga, sama bahannya dengan Bahan
Bakar Gas yang biasa digunakan untuk sebagian kendaraan bermotor.

B. Berdasarkan materinya
1). Bahan bakar tidak berkelanjutan
Bahan bakar tidak berkelanjutan disebut juga bahan bakar tidak terbarukan,
bersumber pada materi yang diambil dari alam dan bersifat konsumtif. Sehingga
hanya bisa sekali dipergunakan dan bisa habis keberadaannya di alam. Misalnya
bahan bakar berbasis karbon seperti produk-produk olahan minyak bumi.
2). Bahan bakar berkelanjutan
Bahan bakar berkelanjutan disebut juga bahan bakar terbarukan bersumber pada
materi yang masih bisa digunakan lagi dan tidak akan habis keberadaannya di alam.
Misalnya tenaga matahari, tenaga angin, tenaga ombak , tenaga air dll. .

3. Bahan Bakar Minyak


A. Pengertian dan Definisi BBM (Bahan Bakar Minyak)
Bahan bakar minyak merupakan bahan bakar yang biasa di gunakan untuk kendaraan
dalam bentuk cair. Hasil penyulingan minyak bumi menghasilkan bahan bakar
minyak. Minyak bumi sendiri adalah sebuah proses pelapukan yang di alami
tumbuhan dan hewan yang sudah mati ribun tahun lamanya dan kemudian
mengendap di tanah. Minyak mentah merupakan minyak bumi yang belum melalui
proses penyulingan. Sebelum melakukan proses penyulingan minyak mentah akan

2
melalui proses pengeboran terlebih dahulu. Perlu anda ketahui dalam melakukan
pengeboran ini tidak dilakukan di sembarang tempat karena tidak semua tempat
mengandung miyak bumi. Bahan bakar minyak sendiri di gunakan untuk sebagai
bahan bakar mobil , motor dan lainnya. Meskipun dalam sudah banyak produk
sebagai penghemat bahan bakar namun lazimnya memang menggunakan bahan
bakar untuk mengendarai sebuah kendaraan.

B. Sejarah Bahan Bakar Minyak


Sejarah BBM (Bahan Bakar Minyak)
Pendapat dari Ensiklopedia Britannica, penemuan minyak bumi diperkirakan
pertama kali sekitar 5000 tahun sebelum masehi oleh bangsa Sumeria, Asyiria, serta
Babilonia kuno. Akan tetapi orang-orang tak menambang sebagaimana zaman saat
ini. Orang-orang mengambil dari rembesan minyak bumi di permukaan tanah.
Fungsi minyak bumi waktu itu menjadi obat luka, pencahar, ataupun pembasmi kutu.
Seiring perkembangan peradaban, minyak bumi lantas dipakai bagi atau bisa juga
dikatakan untuk perang.
Abad pertama masehi, Bangsa Arab serta Persia sukses menemukan teknologi
destilasi simpel minyak bumi. Destilasi ini menghasilkan minyak yng gampang
terbakar. Minyak ini dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk tujuan militer.
Ekspansi Bangsa Arab ke Spanyol adalah awal lahirnya teknologi destilasi di
kalangan masyarakat Eropa Barat pada abad ke-12. Namun hingga di sini minyak
bumi belum adalah bahan bakar utama. Era itu belum ada teknologi mesin yng
mampu menggerakkan motor. Beberapa abad lantas, bangsa Spanyol melakukan
eksplorasi minyak bumi di tempat yng saat ini kita kenal yang dengannya Kuba,
Meksiko, Bolivia, serta Peru.

Pertengahan abad ke-19, masyarakat Eropa serta Amerika Utara mulai


mempergunakan minyak tanah ataupun minyak batu-bara bagi atau bisa juga
dikatakan untuk penerangan. Awal mulanya, yng dipakai bagi atau bisa juga
dikatakan untuk menggerakkan mesin merupakan tenaga otot kita-kita, hewan,
ataupun bahan bakar kayu. Sesudah James Watt menemukan mesin uap yng
menimbulkan revolusi industri, masyarakat dunia terus-menerus mencari sumber
energi yng lebih murah serta praktis. Lalu didapati minyak cair dalam perut bumi.
Minyak ini berasal dari sisa fosil yng berabad-abad terpendam di perut bumi.
Minyak ini memenuhi kriteria bahan bakar yng gampang dipakai. Pengeboran
minyak bumi pertama tercatat di lakukan di Pennsylvania, Amerika Serikat, tahun

3
1859, di tambang milik Edwin L. Drake, pelopor industri minyak bumi dunia. Yang
dengannya makin berkembangnya teknologi kendaraan bermotor, jenis bahan bakar
minyak pun makin beragam. Minyak mentah (crude oil) hasil penambangan
didestilasi menjadi beberapa fraksi bahan bakar semisal minyak tanah, solar, serta
bensin.
Bahan bakar ini berisi rantai hidrokarbon (hidrogen serta karbon). Disaat dibakar
yang dengannya oksigen, rantai hidrokarbon ini menghasilkan energi serta
karbondioksida. Energi ini dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk
menggerakkan mesin bagi atau bisa juga dikatakan untuk aneka macam keperluan,
mulai kendaraan bermotor, industri, hingga urusan dapur. Sementara karbon dioksida
di atmosfir yang menumpuk sejak revolusi industri abad ke-19 kini
dikambinghitamkan menjdai biang pemanasan global.
Sumber Internet
(http://www.intipsejarah.com/2014/09/sejarah-bbm-bahan-bakar-minyak.html).

C. Asal Usul Minyak Bumi, Proses Pembentukan, dan Pengolahannya


Asal Usul Minyak Bumi /Minyak bumi, gas alam, dan batu bara merupakan 3
sumber bahan bakar fosil yang berasal dari pelapukan sisa-sisa makhluk hidup.
Mereka terbentuk dalam waktu yang sangat lama dan melalui proses yang sangat
panjang yakni sekitar 300 s.d 350 juta tahun. Di antara ketiga sumber bahan bakar
fosil tersebut, minyak bumi merupakan bahan bakar yang paling banyak digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Dari banyak sumber energi yang ada di dunia 58,8% di
antaranya adalah minyak bumi. Berikut ini kami akan memaparkan bagaimana asal
usul minyak bumi dari awal proses pembentukannya hingga menjadi produk hilir
yang biasa kita gunakan sekarang ini.

Gambar 1. Asal Usul Minyak Bumi

Terkait dengan asal usul pembentukan minyak bumi, sedikitnya ada 3 teori yang
mengungkap rahasia dibalik bagaimana bahan yang dalam bahasa Latin disebut
4
petrolium ini. Ketiga teori tersebut adalah teori biogenetik, teori anorganik, serta
teori Duplex.

Gambar 2. Mengumpul Energi Dari Matahari

D. Asal usul Minyak Bumi Berdasarkan Teori Biogenetik (Teori Organik)


Menurut Teori Biogenitik, minyak bumi terbentuk dari pelapukan berbagai jenis
binatang dan tumbuhan (mahluk hidup) yang mati dan tertimbun di dalam endapan
lumpur, hanyut terbawa oleh arus sungai, menuju laut, dan akhirnya berkumpul di
dasar laut, bertemu dengan timbunan-timbunan hasil pelapukan mahluk hidup yang
sebelumnya telah ada. Timbunan ini kemudian selama beratus juta tahun terendap
dan mengalami proses dekomposisi menjadi gelembung minyak bumi atau gas alam.
Dekomposisi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu endapan, waktu,
serta tekanan lapisan batuan yang berada di atasnya

Gambar 3. Berdasarkan Teori Biogenetik (Teori Organik)

5
E. Asal usul Minyak Bumi Berdasarkan Teori Anorganik
Menurut Teori Anorganik, minyak bumi terbentuk akibat adanya aktivitas bakteri
yang mampu melakukan reaksi biokimia, merubah unsur-unsur seperti Oksigen,
Hidrogen, Karbon, Belerang, dan nitrogen dari batuan induk menjadi zat minyak
yang mengandung hidrokarbon.

Gambar 4. Berdasarkan Teori Anorganik

F. Asal usul Minyak Bumi Berdasarkan Teori Duplex


Teori Duplex sebetulnya merupakan perpaduan antara Teori Biogenetik dan Teori
Anorganik. Teori ini banyak diterima oleh para ilmuan secara umum. Dalam teori
ini, dijelaskan bahwa minyak bumi berasal dari materi-materi hidup baik nabati
maupun bewani yang berada di laut, yang karena pengaruh suhu, tekanan, dan waktu
akhirnya berubah menjadi batuan induk pembentuk bahan-bahan hidrokarbon.
Batuan ini kemudian mengalami proses biokimia dan akhirnya berubah menjadi
minyak bumi dan gas alam. Keduanya berkumpul dan berpindah ke tempat yang
memiliki tekanan lebih rendah bertemu dengan minyak bumi dan gas alam hasil dari
proses sebelumnya. Mereka semua terjebak dan terperangkap, terakumulasi dengan
sesamanya dan tak sanggup menguap.
Dalam perangkap ini bisa terkandung 3 bahan campuran yang antara lain (1) minyak,
gas, dan air; (2) minyak dan air; atau (3) gas dan air. Gas alam dalam hal ini akan
selalu berada di lapisan atas, minyak di lapisan tengah, dan air ada di lapisan bawah.
Perbedaan ini terjadi karena adanya perbedaan massa jenis dan karena sifat ini proses
penambangan minyak bumi dan gas alam menjadi lebih mudah.

6
Gambar 5. Berdasarkan Teori Duplex

II. MINYAK BUMI


Minyak bumi merupakan komoditas hasil tambang yang sangat penting peranannya
dalam kehidupan manusia, terutama sebagai sumber energi. Bahan bakar mulai dari elpiji,
bensin, solar, hingga kerosin; serta material seperti lilin parafin dan aspal; dan berbagai
reagen kimia yang dibutuhkan untuk pembuatan plastik, karet sintetis, deterjen, obat-
obatan, dan lainnya dihasilkan dari minyak bumi.

1. Proses Pembentukan Minyak Bumi


Minyak bumi terbentuk dari pelapukan sisa-sisa organisme, seperti tumbuhan,
hewan, dan jasad-jasad renik yang tertimbun dalam dasar lautan bersama lumpur selama
jutaan tahun. Lumpur tersebut kemudian berubah menjadi batuan sedimen dan sisa-sisa
organisme mengalami peruraian menjadi minyak dan gas di bawah tekanan dan suhu
tinggi. Oleh karena berasal dari sisa-sisa organisme, minyak bumi dan gas alam sering juga
disebut sebagai bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil tergolong sumber daya alam yang tak
terbarukan sebagaimana proses pembentukannya yang sangat lama.

2. Komposisi Minyak Bumi


Minyak bumi adalah campuran kompleks yang sebagian besarnya (sekitar 90 hingga
97%) terdiri dari senyawa hidrokarbon. Hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi
terutama adalah alkana, sedangkan sisanya adalah sikloalkana, alkena, alkuna, dan
senyawa aromatik. Komponen kecil lainnya selain hidrokarbon adalah senyawa-senyawa
karbon yang mengandung oksigen, belerang, ataupun nitrogen.

7
Gas alam sebagian besar terdiri dari alkana suku rendah (C1 – C4) dengan metana
sebagai komponen utamanya. Selain alkana, juga terdapat gas lain seperti CO2, O2, N2,
H2S, ataupun gas mulia seperti helium dalam jumlah yang sangat sedikit.

3. Proses Pengolahan Minyak Bumi


Untuk memperoleh minyak bumi, perlu dilakukan proses pengeboran. Minyak bumi
yang ditemukan biasanya akan bercampur dengan gas alam. Minyak bumi yang telah
dipisahkan dari gas alam berbentuk cairan kental hitam dan berbau disebut minyak mentah
(crude oil). Minyak mentah ini masih belum bisa dimanfaatkan secara langsung, oleh
karena itu perlu dilakukan pemurnian (refining) dengan distilasi bertingkat. Prinsip
distilasi ini adalah pemisahan komponen-komponen campuran berdasarkan perbedaan titik
didih sehingga diperoleh kelompok-kelompok komponen dalam rentang titik didih tertentu
yang disebut fraksi-fraksi.

Gambar 6. Proses Pengolahan Minyak Bumi

4. Fraksi Minyak Bumi dan Manfaat Minyak Bumi


Berikut ini fraksi hidrokarbon dari minyak bumi dan manfaat minyak bumi untuk
setiap fraksinya.

8
Tabel 1. Fraksi Hidrokarbon Dari Minyak Bumi Dan Manfaat
Minyak Bumi Untuk Setiap Fraksinya.

III. BAHAN BAKAR BENSIN


Bensin merupakan bahan bakar kendaraan bermotor yang memiliki peranan
penting. Di Indonesia, tersedia beberapa jenis bensin, misalnya premium, pertamax, dan
pertamax plus. Setiap jenis bensin memiliki mutu yang berbeda. Mutu bensin ditentukan
oleh efektivitas pembakarannya di dalam mesin. Hal ini dipengaruhi ketepatan waktu
pembakaran sehingga tidak menimbulkan ketukan (knocking) yang mengganggu gerakan
piston pada mesin. Ketukan dapat mengurangi efisiensi bahan bakar, menyebabkan mesin
mengelitik, dan bahkan merusak mesin.
Mutu bensin biasanya dinyatakan dengan bilangan oktan (octane number).
Bilangan oktan ditentukan melalui uji pembakaran sampel bensin sehingga diperoleh
karakteristik pembakarannya. Karakteristik tersebut kemudian dibandingkan dengan
karakteristik pembakaran berbagai campuran n-heptana dan isooktana. Nilai bilangan
oktan 0 ditetapkan untuk n-heptana yang mudah terbakar dan menghasilkan ketukan paling
banyak, sedangkan nilai 100 untuk isooktana yang tidak mudah terbakar dan menghasilkan
ketukan paling sedikit. Sebagai contoh, suatu campuran yang terdiri dari 25% n-heptana
dan 75% isooktana akan mempunyai bilangan oktan (25/100 × 0) + (75/100 × 100) = 75.
Jadi, pertamax dengan bilangan oktan 92 akan memiliki mutu bensin yang setara dengan
campuran 92% isooktana dan 8% n-heptana.

9
Gambar 7. Ikatan Campuran N-Heptana Dan Isooktana

Secara umum, bensin yang mengandung alkana rantai lurus akan memiliki nilai
bilangan oktan lebih rendah dibanding yang mengandung alkana rantai bercabang,
alisiklik, ataupun aromatik. Sebagai contoh, n-heksana memiliki bilangan oktan 25,
sedangkan 2,2-dimetilbutana memiliki bilangan oktan 92.
Fraksi bensin dari hasil penyulingan umumnya mempunyai bilangan oktan ~70 yang
tergolong relatif rendah. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
menaikkan bilangan oktan:
 Mengubah hidrokarbon rantai lurus dalam fraksi menjadi hidrokarbon rantai
bercabang melalui proses reforming;
 Menambahkan hidrokarbon alisiklik ataupun aromatik ke dalam campuran akhir
fraksi bensin; atau
 Menambahkan zat aditif antiketukan ke dalam bensin sehingga memperlambat
pembakaran bensin. Zat antiketukan yang dapat digunakan yaitu TEL (tetraethyl
lead) dengan rumus kimia Pb(C2H5)4. Namun, senyawa timbal (Pb) ini merupakan
racun yang dapat merusak otak, sehingga penggunaannya dilarang dan diganti
dengan zat antiketukan lainnya seperti MTBE (methyl tertiary-butyl ether) ataupun
etanol.
Contoh Soal dan Pembahasan
1. Apa metode dan prinsip dari pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi?
Jawab: Pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi dilakukan dengan metode distilasi
bertingkat yang berdasarkan prinsip perbedaan titik didih komponen-komponen
campuran.
2. Hitunglah bilangan oktan dari sampel bensin yang setara dengan campuran 95%
isooktana dan 5% n-heptana.
Jawab: Bilangan oktan = (95/100 × 100) + (5/100 × 0) = 95
3. Tentukan komposisi dari bensin standar dengan bilangan oktan 84.
Jawab: Komposisinya yaitu 84% isooktana dan 100% − 84% = 16% n-heptana.

10
Bensin atau gasoline (Amerika) atau petrol (Inggris) adalah salah satu jenis bahan
bakar minyak yang dimaksudkan untuk kendaraan bermotor roda dua, tiga, dan empat.
Secara sederhana, bensin tersusun dari hidrokarbon rantai lurus, mulai dari C7 (heptana)
sampai dengan C11. Dengan kata lain, bensin terbuat dari molekul yang hanya terdiri
dari hidrogen dan karbon yang terikat antara satu dengan yang lainnya sehingga
membentuk rantai.

Jika bensin dibakar pada kondisi ideal dengan oksigen berlimpah, maka akan
dihasilkan CO2, H2O, dan energi panas. Setiap kg bensin mengandung 42.4 MJ.

Bensin dibuat dari minyak mentah, cairan berwarna hitam yang dipompa dari perut
bumi dan biasa disebut dengan petroleum. Cairan ini mengandung hidrokarbon; atom-atom
karbon dalam minyak mentah ini berhubungan satu dengan yang lainnya dengan cara
membentuk rantai yang panjangnya yang berbeda-beda. Molekul hidrokarbon dengan
panjang yang berbeda akan memiliki sifat yang berbeda pula. CH4 (metana) merupakan
molekul paling “ringan”; bertambahnya atom C dalam rantai tersebut akan membuatnya
semakin “berat”. Empat molekul pertama hidrokarbon adalah metana, etana, propana,
dan butana. Dalam temperatur dan tekanan kamar, keempatnya berwujud gas, dengan titik
didih masing-masing -107, -67,-43 dan -18 derajat C. Berikutnya, dari C5 sampai dengan
C18 berwujud cair, dan mulai dari C19 ke atas berwujud padat.

Dengan bertambah panjangnya rantai hidrokarbon akan menaikkan titik didihnya,


sehingga pemisahan hidrokarbon ini dilakukan dengan cara distilasi. Prinsip inilah yang
diterapkan di pengilangan minyak untuk memisahkan berbagai fraksi hidrokarbon dari
minyak mentah.

1. Bilangan Oktan
Karena merupakan campuran berbagai bahan, daya bakar bensin berbeda-beda
menurut komposisinya. Ukuran daya bakar ini dapat dilihat dari bilangan oktan setiap
campuran.
Bilangan oktan (octane number) merupakan ukuran dari kemampuan bahan bakar
untuk mengatasi ketukan sewaktu terbakar dalam bensin. Nilai bilangan 0 ditetapkan untuk
n-heptana yang mudah terbakar, dan nilai 100 untuk isooktana yang tidak mudah terbakar.
Suatu campuran 30 n-heptana dan 70 isooktana akan mempunyai bilangan oktan:
= (30/100 x 0) + (70/100 x 10) = 70

11
Bilangan oktan bensin dapat ditentukan melalui uji pembakaran sampel bensin
untuk memperoleh karakteristik pembakarannya. Karakteristik tersebut kemudian
dibandingkan dengan karakteristik pembakaran dari berbagai campuran n-heptana dan
isooktana. Jika ada karakteristik yang sesuai, maka kadar isooktana dalam campuran n-
heptana dan isooktana tersebut digunakan untuk menyatakan nilai bilangan oktan dari
bensin yang diuji.
Angka oktan beberapa bahan bakar:
• Senyawa Angka Senyawa Angka oktan
• n-heptana 0
• metilsikloheksana 104
• 2-metil heksana 41
• benzena 108
• 3-metil heksana 56
• metilbenzena 124
• 2,2-dimetil pentana 89
• 1-heptena 68
• 2,3-dimetil pentana 87
• 5-metil-1-heksena 96
• 2,4-dimetil pentana 77 *
• 2-metil-2-heksana 129
• 3,3-dimetil pentana 95
• 2,4-dimetil-1-pentena 142
• 3-etil pentana 64
• 4,4-dimetil-1-1pentena 144
• 2,2,3-trimetil butana 113
• 2,3-dimetil-2-pentena 165
• n-heksana 26
• 2,4-dimetil-2-pentena 135
• sikloheksana 77
• 2,2,3-trimetil-1-butena 145

Di dalam mesin, campuran udara dan bensin (dalam bentuk gas) ditekan oleh
piston sampai dengan volume yang sangat kecil dan kemudian dibakar oleh percikan api
yang dihasilkan busi. Karena besarnya tekanan ini, campuran udara dan bensin juga bisa

12
terbakar secara spontan sebelum percikan api dari busi keluar. Bilangan oktan suatu bensin
memberikan informasi tentang seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bensin
tersebut terbakar secara spontan. Jika campuran gas ini terbakar karena tekanan yang
tinggi (dan bukan karena percikan api dari busi), maka akan terjadi knocking atau ketukan
di dalam mesin. Knocking ini akan menyebabkan mesin cepat rusak.
Nama oktan berasal dari oktana (C8), karena dari seluruh molekul penyusun
bensin, oktana yang memiliki sifat kompresi paling bagus; oktana dapat dikompres sampai
volume kecil tanpa mengalami pembakaran spontan, tidak seperti yang terjadi pada
heptana, misalnya, yang dapat terbakar spontan meskipun baru ditekan sedikit.
Bensin dengan bilangan oktan 87, berarti bensin tersebut terdiri dari campuran
setara dengan campuran 87% oktana dan 13% heptana. Bensin ini akan terbakar secara
spontan pada angka tingkat kompresi tertentu yang diberikan, sehingga hanya
diperuntukkan untuk mesin kendaraan yang memiliki ratio kompresi yang tidak melebihi
angka tersebut.
Bensin diproduksi di kilang minyak. Material yang dipisahkan dari minyak
mentah lewat distilasi, belum dapat memenuhi standar bahan bakar untuk mesin-mesin
modern. Material ini nantinya akan menjadi campuran hasil akhir. Setiap barel minyak
bumi umumnya menghasilkan 74 liter bensin (46% basis volume), namun besaran ini
tergantung pada kualitas minyak bumi dan kualitas bensin yang akan dihasilkan.
Semua bahan bakar yang disebut dengan bensin umumnya terdiri
dari hidrokarbon, dengan atom karbon berjumlah antara 4 sampai 12 (biasanya disebut C4
sampai C12).

2. Karakteristik
 Mudah menguap pada temperatur normal.
 Tidak berwarna, tembus pandang, dan berbau.
 Mempunyai titik nyala rendah (-10 sampai -15 derajat Celcius).
 Mempunyai berat jenis yg rendah (0,71 sampai 0,77 kg/l).[4]
 Dapat melarutkan oli dan karet.
 Menghasilkan jumlah panas yang besar (9,500 sampai 10,500 kcal/kg).
 Sedikit meninggalkan jelaga setelah dibakar.

13
3. Zat aditif dalam bensin
Untuk memperlambat pembakaran bahan bakar, dulu digunakan senyawa Pb seperti
TEL (Tetra Ethyl Lead) dan MTBE (Methyl Tertiary Butyl Eter). Oleh karena Pb bersifat
racun, maka penggunaanya sudah diganti dengan senyawa organik seperti etanol.
• Antioksidan digunakan untuk menghambat pembentukkan kerak yang dapat
menyumbat saringan dan saluran bensin. Bensin banyak mengandung senyawa
olefin yang mudah bereaksi dengan oksigen membentuk kerak yang disebut gum.
Jadi, bensin perlu ditambahkan antioksidan, seperti alkil fenol.
• Pewarna untuk membedakan berbagai jenis bensin. Contohnya pewarna kuning
untuk bensin premium. Pewarna sebaiknya tidak mempengaruhi kualitas bensin.
• Antikorosi untuk mencegah korosi pada logam yang bersentuhan dengan bensin,
seperti logam tangki dan saluran bensin. Contoh antikorosi adalah asam
karboksilat.
• Deterjen karburator untuk mencegah/membersihkan kerak dalam karburator.
Endapan kerak berasal dari partikel padat/asap pembakaran dan gum. Adanya
kerak dapat menurunkan kinerja mesin sehingga kendaraan boros bahan bakar
dan mesin cendrung tersandat. Deterjen karburator mengandung berbagai
senyawa, seperti amina dan amida.
• Antikerak PFI (Port Fuel Injection) Untuk membersihkan kerak pada system PFI
kendaraan. Kerak dapat menghambat pengambilan bensin sehingga kendaraan
sulit dinyalakan dan kurang tenaga. Pembentukan kerak berawal sewaktu mesin
dimatikan. Panas yang ada menyebabkan penguapan sisa bahan bakar, yang
meninggalkan senyawa berat seperti olefin. Olefin bereaksi dengan oksigen
membentuk kerak gum. Contoh antikerak PFI adalah dispersan polimer yang
mengandung senyawa, seperti polibutena amina dan polieter amina.

4. Zat pencemaran hasil pembakaran BBM


Pembakaran bensin dalam mesin kendaraan mengakibatkan pelepasan berbagai zat
yang dapat mengakibatkan pencemran udara.
• CO2
• CO dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, bersifat racun.
• NOx (NO, NO2). Pembakaran bahan bakar dalam suhu yang tinggi di mana
nitrogen dalam udara ikut teroksidasi. NOx dapat menyebabkan hujan asam dan
smog fotokimia

14
• Pb pada penggunaan bensin yang mengandung aditif senyawa timbal bersifat
racun
Bensin yang digunakan oleh kendaraan akan menimbulkan dua masalah utama.
Masalah pertama adalah asap dan ozon di kota-kota besar. Masalah kedua adalah karbon
dan gas rumah kaca. Idealnya, ketika bensin dibakar di dalam mesin kendaraan, akan
menghasilkan CO2 dan H2O saja. Kenyataannya pembakaran di dalam mesin tidaklah
sempurna, dalam proses pembakaran bensin, dihasilkan juga:
• Karbon monoksida, CO, yang merupakan gas beracun.
• Nitrogen oksida, NOx, sebagai sumber utama asap di perkotaan yang jumlah
kendaraannya sangat banyak.
• Hidrokarbon yang tidak terbakar.
Oleh karena alasan-alasan inilah, para ilmuwan sekarang sedang berusaha untuk
mengganti bahan bakar bensin dengan bahan bakar hidrogen yang lebih ramah lingkungan,
karena jika H2 ini direaksikan dengan O2 hanya akan menghasilkan uap air.
Nama produk bensin.
Bensin memiliki berbagai nama, tergantung pada produsen dan Oktan. Beberapa
jenis bensin yang dikenal di Indonesia di antaranya:
• Premium, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 88.
• Pertalite, produksi Pertamina yang memiliki oktan 90
• Pertamax, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 92.
• Pertamax Plus, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 95.
• Pertamax Turbo, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 98.
• Pertamax Racing, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 100. Khusus untuk
kebutuhan balap mobil.
• Primax 92, produksi Petronas yang memiliki Oktan 92.
• Primax 95, produksi Petronas yang memiliki Oktan 95.
• Super 92, produksi Shell yang memiliki Oktan 92.
• Super Extra 95, produksi Shell yang memiliki Oktan 95.
• Performance 92, produksi Total yang memiliki Oktan 92.
• Performance 95, produksi Total yang memiliki Oktan 95.

15
IV. BAHAN BAKAR DIESEL (SOLAR)
1. Pengertian Dasar Bahan Bakar Diesel
Secara umum, bahan bakar diesel merupakan bahan bakar cair apapun yang
digunakan untuk mesin diesel. Minyak bahan bakar yang berasal dari hasil distilasi fraksi
minyak bumi adalah yang paling banyak dikenal dan saat ini masih digunakan. Namun,
ada juga produk selain dari turunan minyak bumi seperti biodiesel, biomassa diesel
menjadi cairan atau diesel gas menjadi cairan. Bahan bakar diesel dari hasil minyak bumi
umumnya disebut petrodiesel. Sedangkan, juga ada istilah lain untuk standar bahan bakar
diesel dengan kandungan sulfur yang telah direndahkan, yaitu Ultra-Low Sulfur Diesel
(ULSD).
Di Britania, bahan bakar diesel untuk penggunaan jalan raya disebut DERV
(Diesel-Engined Road Vehicle) atau Kendaraan Bermesin Diesel untuk Jalan Raya. DERV
memiliki pajak yang lebih besar di Britania dibandingkan diesel untukk penggunaan non-
jalan raya. Bahan bakar diesel disebut juga Distillate di negara Austalia, karena memang
bahan bakar ini merupakan hasil distilasi minyak bumi. Sedangkan di nIndonesia, bahan
bakar diesel lebih dikenal dengan sebutan Solar.

2. Kualitas Bahan Bakar Diesel

Gambar 8. Bahan Bakar Diesel

Seperti yang telah dijelaskan dalam artikel sebelumnya, mesin penggerak yang ada
pada genset memiliki berbagai tipe berdasarkan jenis bahan bakar yang digunakan. Salah
satunya adalah bahan bakar diesel. Berikut ini adalah penjelasan mengenai kualitas bahan
bakar diesel yang dapat membantu Anda dalam memahami tipe mesin genset berdasarkan
bahan bakar yang digunakan.

16
Untuk mengukur kualitas bahan bakar diesel, dapat diukur menggunakan berbagai
satuan. Salah satu adalah dengan satuan cetane. Satuan cetane merupakan indeks satuan
yang menunjukkan seberapa mudah bahan bakar solar tersebut dapat terbakar. Untuk
bahan bakar diesel yang murni akan memiliki indeks cetane 100, yang artinya sangat
mudah terbakar. Sifat mudah atau tidaknya bahan bakar solar tersebut terbakar akan
memiliki pengaruh yang cukup signifikan pada kinerja mesin, seperti genset. Apabila
bahan bakar solar yang digunakan memiliki angka cetane tinggi, artinya mudah terbakar
dan mesin akan melakukan proses pembakaran yang lebih efisien, yang juga akan
meningkatkan tenaga mesin diesel tersebut. Sedangkan, angka cetane yang rendah, artinya
bahan bakar solar tersebut sulit untuk terbakar, dan apabila digunakan mesin akan sulit
terbakar serta memiliki emisi yang tinggi akibat pembakaran yang tidak efisien.
Secara umum, penggunaan mesin diesel di dunia direkomendasikan untuk
menggunakan bahan bakar solar dengan standar cetane antara 40-60. Namun, banyak
negara yang menetapkan angka minimum cetane bahan bakar antara 40-51 atas dasar
alasan emisi. Untuk di Indonesia sendiri, solar yang dikeluarkan oleh Pertamina memiliki
nilai cetane minimal 48. Sedangkan, untuk jenis solar yang dikeluarkan oleh Pertamina
DEX, jenis solar yang lebih berkualitas memiliki nilai Cetane minimal 53.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dikatakan bahwa penggunaan bahan
bakar diesel untuk genset Anda dapat membuat kinerja genset Anda menjadi lebih efisien
karena di Indonesia bahan bakar solar memiliki cetane yang cukup mudah terbakar
sehingga pembakaran pun menjadi lebih efisien dan meningkatkan tenaga mesin genset
juga. Bagi Anda yang ingin memperoleh genset murah, tetapi berkualitas seperti genset
diesel ini.

3. Jenis Bahan Bakar Diesel


Sebagian besar yang berkecimpung di dunia jual solar industri atau di industri
perminyakan, pastinya sudah mengenal apa itu bahan bakar mesin diesel. Namun
demikian, bagi orang awam, apakah sudah tahu mengenai jenis-jenis bahan bakar ini?
Berikut ini merupakan jenis minyak bumi yang banyak diketahui di masyarakat antara
lain:
a. Minyak solar
Salah satu jenis bahan bakar mesin diesel yang banyak digunakan adalah minyak
solar. Untuk jenisnya sendiri secara spesifik merupakan high speed diesel (HSD)
yang memiliki angka performa cetane number 45. Biasanya, jenis bahan bakar ini

17
digunakan untuk kendaraan bermotor serta mesin industri, yang mesinnya masih
mengadopsi sistem injeksi pompa mekanik atau elektronik injeksi.
b. Minyak diesel
Minyak diesel yang juga dikenal sebagai Industrial Diesel Oil (IDO) atau Marine
Diesel Fuel (MDF) merupakan hasil penyulingan minyak yang berwarna hitam dan
berbentuk cair pada temperatur rendah. Biasanya, minyak diesel ini memiliki
kandungan sulfur rendah dan digunakan pada mesin diesel berkecepatan sedang di
sektor industri.
c. Minyak bakar (Residu)
Minyak bakar atau Marine Fuel Oil (MFO) merupakan minyak yang memiliki
tingkat kekentalan tinggi dibanding minyak diesel. Minyak ini tidak dihasilkan dari
destilasi atau pemisahan fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya,
tetapi dihasilkan dari jenis residu yang berwarna hitam.
d. Biodiesel merupakan bahan bakar yang menjadi hasil reaksi asam lemak dengan
metil alkohol membentuk senyawa metil ester. Untuk itu, bahan bakar ini merupakan
bahan bakar tidak beracun dan terbarukan (renewable) karena menghasilkan karbon
monoksida dan hidrokarbon yang lebih rendah sekaligus lebih mudah diurai secara
alami. Yang menarik, biodiesel ini juga memiliki kualitas yang memenuhi seluruh
persyaratan bahan bakar diesel.
e. Diesel performa tinggi
Terakhir adalah bahan bakar diesel performa tinggi. Bahan bakar ini memiliki
kualitas tinggi dengan kandungan sulfur di bawah 300 ppm dan cetane number 53.
Minyak diesel performa tinggi banyak digunakan untuk mesin diesel dengan sistem
injeksi coomonrail.

4. Mengenal Ukuran CN Pada Bahan Bakar Diesel dan Perbedaannya dengan RON
Bensin
A. Perbandingan RON dengan CN
Pada bahan bakar berjenis bensin, ukuran yang digunakan adalah Research Octane
Number (RON) atau nilai oktan guna menunjukkan kualitas bahan bakar tersebut.
 Semakin tinggi nilai oktannya, BBM lebih lambat terbakar sehingga tidak
meninggalkan residu pada mesin yang bisa mengganggu kinerjanya.

18
 Sedangkan pada nilai oktan yang rendah, bensin akan terbakar sebelum piston
mencapai titik puncak dan mengakibatkan knocking.
BBM untuk mesin diesel memiliki cara pengukuran berbeda. Ukuran pada BBM diesel
adalah Cetane Number (CN) atau Angka Setana.
 Angka Setana bukan menunjukkan kualitas BBM seperti pada ukuran RON,
namun menunjukkan tingkat kepekaannya terhadap detonasi atau ledakan.
 Bahan bakar dengan bilangan Setana yang tinggi akan mudah berdetonasi pada
motor diesel.
 Secara sederhana, CN merupakan angka jumlah C16 di dalam bahan bakar solar.
 Bahan bakar diesel sendiri terdiri dari C14 hingga C21.
 Semakin banyak kandungan C16, maka bahan bakar diesel akan semakin mudah
terbakar sehingga pembakaran yang terjadi lebih sempurna dan efisien.
 Pada ukuran RON, angka RON menunjukkan kualitas bahan bakar tersebut.
 Namun pada ukuran CN, angka yang tertera menunjukkan kualitas penyalaan
bahan bakar diesel atau ukuran untuk menyatakan keterlambatan pengapian dari
bahan bakar itu sendiri.

B. Pembakaran Pada Mesin Bensin dan Mesin Diesel


 Pada mesin bensin, pembakaran bahan bakar terjadi karena adanya loncatan api
listrik yang dihasilkan oleh dua elektroda busi.
 Pada mesin diesel, pembakaran terjadi karena kenaikan temperatur campuran
udara dan bahan bakar akibat kompresi torak hingga mencapai temperatur nyala.
 Pada mesin diesel tertentu, bahan bakar dengan setana yang lebih tinggi akan
memiliki periode penundaan pengapian lebih pendek dari pada bahan bakar
dengan setana yang lebih rendah.
 Angka Setana sendiri bukan satu-satunya pertimbangan ketika mengevaluasi
bahan bakar untuk mesin diesel. API gravity, BTU konten, rentang destilasi,
kandungan sulfur, stabilitas dan titik nyala juga sangat penting.
Di Indonesia, spesifikasi mengenai bahan bakar diesel yang dipasarkan sudah
diatur dalam Surat Keputusan Dirjen Migas No. 3675 K/24/DJM/2006. Dalam SK
tersebut dijelaskan standar mutu bahan bakar diesel yang dipasarkan di Indonesia ada
dua jenis yakni CN minimal 48 dan 51. Untuk mengetahui tingkatan CN produk bahan
bakar diesel dari tiap perusahaan energi, pengemudi bisa mencari tahu di masing-

19
masing situs perusahaan energi. Misalnya Pertamina, menawarkan tiga jenis bahan
bakar diesel yakni Bio Solar (CN 48), Dexlite (CN 51), dan Dex (CN 53).

C. Isi bahan bakar sesuai rekomendasi pabrik


Sama seperti mobil bensin, mobil bermesin diesel juga diberikan rekomendasi bahan
bakar yang sebaiknya digunakan. Misalnya, Mitsubishi Pajero Sport direkomendasikan
memakai bahan bakar diesel berkadar sulfur rendah yakni 150-300 ppm.
Jika melihat kadar sulfur tersebut, maka Pajero Sport sebaiknya mengonsumsi bahan
bakar Dex, jika mengisi di SPBU milik Pertamina. Alasannya, Dex merupakan bahan
bakar diesel CN 53 yang memiliki kandungan sulfur maksimal 300 ppm. Sedangkan
Dexlite (CN 51), memiliki kandungan sulfur maksimal 1.200 ppm, dan Bio Solar (CN
48) memiliki kandungan sulfur maksimal 2.500 ppm.
Sebagai informasi, kandungan sulfur dalam bahan bakar diesel merupakan salah satu
hal yang perlu diperhatikan. Pada bahan bakar Bio Solar yang berada di urutan
terbawah, kadar air dan sulfurnya cukup tinggi. Hal tersebut dapat menyumbat
komponen injector dan mengakibatkan pembakaran menjadi tidak. Dampak negatifnya,
mesin menjadi menggelitik dan tarikannya terasa kurang bertenaga.
"Gejala knocking atau menggelitik pada mesin diesel tetap ada. Tapi samar-samar,
karena suara mesinnya sudah keras. Bagi yang sudah biasa menggunakan mobil diesel,
biasanya sudah bisa membedakan suaranya," ujar Technical Support Manager PT
Toyota Astra Motor (TAM), Didi Ahadi, seperti dilansir Kompas.com.
Pada intinya, mobil bermesin diesel sebenarnya bisa saja diisi solar berkualitas rendah.
Namun konsekuensinya tetap ada seperti yang disebutkan di atas. Jika terus dipaksakan,
tak menutup kemungkinan dampak negatifnya akan merembet ke bagian mesin lain.
Karena itu, pengguna mobil diesel disarankan memperhatikan kandungan sulfur dalam
bahan bakar diesel. Semakin rendah kandungan sulfur, maka emisi gas buang, saluran
bahan bakar, filter solar, hingga ruang bakar akan lebih bersih. Adapun untuk
perawatannya, pemilik mobil diesel direkomendasikan mengganti saringan bahan
bakar setiap 30.000 km.

20
Bahan Bakar Minyak di Indonesia

Di idnonesia sendiri adalah sebuah wilayah yang sangat kaya akan minyak bumi meskipun
memang tak bisa di pungkiri bahwa di indonesia kurang memilik tenaga ahli serta
peralatan berat untuk melakukan proses terjadinya bahan bakar minyak. Pertamina
merupakan perusahaan di indonesia yang termasuk dalam golongan BUMN yang di
khususkan untuk mengelola minyak bumi menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat.
Dengan demikian maka bisa kita katakan bahwa pertamina memilikin tanggung jawab
yang besar mengenai kebutuhan bahan bakar minyak untuk masyarakat di indonesia.
Bagi anda yang memiliki kendaraan tentu tidak asing dengna salah satu jenis bahan bakar
minyak seperti bensin. Bensin ini merupakan jenis bahan bakar minyak ynag biasa di
gunakan untuk kendaraan. Di indonesia sendiri harga bahan bakar minyak semakin
melonjak tinggi.
Hal ini tentu langkah yang di ambil pemerintah demi menstabilkan kesejahteraan
rakyatnya. Bahan bakar minyak atau biasa kita sebut dengan istilah BBM memiliki banyak
jenis. Berikut ini adalah beberapa jenis bahan bakar minyak atau BBM di antaranya :

1. BBM untuk Aviasi (Pesawat Udara)


Pesawat terbang merupaakan alat transportasi udara yang berguna untuk anda dalam
melakukan aktivitas seperti mobilitas atau bisnis antar pulau. Dengan menggunakan
pesawat terbang maka sudah pasti perjalanan jauh anda akan semakin mudah dan cepat.
Pesawat terbang mampu menampung banyak orang hingga puluhan orang.
Perlu anda ketahui bahwa pesawat terbang ini menggunakan bahan bakar minyak atau
BBM yang berjenis Avisasi. Selain itu bahan babar minyak (BBM) yang di gunakan untuk

21
pesawat terbang memiliki tingkat kemurnian yang tinggi. tingkat kemurnian BBM pada
pesawat terbang sekitar 100 okat keatas.
Bahan bakar minyak dengan jenis ini memiliki dua tipe yang berbeda yakni diantaranya :
1. Avgas (Aviation Gasoline) adalah salah satu jenis bahan bakar yang berguna
sebagai bahan bakar pesawat yang menggunakan sistem pembakaran internal.
2. Avtur (AViation Turbine) adalah tipe bahan bakar yang biasanya di gunakan untuk
pesawat terbang dengan menggunakan mesin turbin.

2. Bensin

Bensin bukan hal yang tabu lagi bagi kalangan masyarakat. Hal ini di karenakan mereka
biasa menggunakan bahan bakar ini untuk kendaraan merekaa. Bensin pastinya sebutan
untuk bahan bakar yang biasanya digunakan untuk kendaraan umum yang memiliki proses
pembakaran dan pengapian. Adapun beberapa jenis bensin sesuai dengan RONnya (
Random octane Number). Diantaranya :
 Premium (RON 88) merupakan tipe bensin yang biasanya di gunakan untuk
kendaraan dan memang di gemari banyak orang di karenakan harganya yang murah
dibandingan tipe jenis lainnya. Namun fakta sebenarnya bahwa premium ini
memiliki RON yang cukup rendah yakni a88, ini sangat kecil dibandingkan jenis
bensin lainnya. Premium ini memiliki warna yang sedikit kurang jernih. Namun
meskipun demikian hal ini tak membuat para masyarakat berpaling dari premium.
Nama lain dari premium ini adalah petrol. Premium memiliki RON 88 dengan
demikian sudah pasti bahwa akan di sebut di indonesia dengan kata bensin.
 Pertamax memiliki RON 92 yang merupakan bahan bakar minyak beroktan cukup
tinggi dari jenis bensin lainnya. Oktan yang tinggi pada pertamax sudah pasti

22
membuat sebuah kendaraan yang menggunakan jenisnya akan ramah lingkungan
dan bebas dari timbal. Selain itu pertamax di gunakan untuk kendaraan yag di
dalamnya menggunakan fuel injeksi dan catalytic converter.
 Pertamax plus memiliki RON sebesar 95 oktan yang merupakan bahan bakar
minyak jenis ini di klaim sudah memiliki standar performa setingkat dengan
IWWFC . bahan bakar minyak jenis ini sangat di peruntukan untuk para kendaraan
yang memiliki teknologi yang sporty dan juga karena nilai oktan yang sangat tinggi
bisa di pastikan mabhawa bahan bakar jenis ini sangat ramah lingkungan jika di
gunakan.

3. Minyak Tanah

Minyak tanah pernah menjadi primadona di kalangan masyarakat dalam rangka


menunjang kebutuhan masyarakat. Hal ini di karenakan dahulu minyak sebagai bahan
bakar untuk memasak. Minyak tanah di gunakan untuk kebutuhan manusia sebagai bahan
bakar untuk memasak yang di letakan pada tabung kompor.
Titik didih minyak tanah sebesar 150 hingga 300 cc. jika kita melihat waran yang
terkandung dalam minyak tanah maka jelas saja bahwa minyak tanah tidak memiliki waran
atau bening. Namun memiliki bau yang sangat khas.

23
4. Solar

 High speed diesel adalah jenis BBM yang didalamnya mengandung performa
cetane sebanyak 45. HSD biasanya di gunakan untuk mesin diesel yang sudah
menggunakan sistem injeksi dengan pompa mekanik. HSD sangat di butuhkan
untuk kebutuhan industri dan kendaraan motor.
 Pertamina DEX adalah jenis bahan bakar solar yang di dalamnnya mengandung
cetane sebanyak 53. Cetane dengan nilai tersebut bisa dikatakan sangat irit dan
ekonomis. Demi mencapai standar buang EURO 2 maka biasanya jenis BBM ini
digunakan pada mesin diesel yang sudah berstandar modern. Selain itu pada mesin
diesel yang memiliki teknologi tinggi juga sangat membutuhkan bahan bakar yang
satu ini. BBM jenis ini biasanya di kenal dengan jenis BBM ynag berkualitas tinggi
namun memiliki kadar sulfur yang rendah sehingga mampu membuahkan tenaga
yang besar.
Di negara indonesia sendiri bahan bakar minyak tergolong dua jenis yakni subisidi
dan non subsidi. BBM bersubsidi biasanya menggunakan premium yang memiliki
kadar RON kecil sebesar 88 dan biasanya jenis bbm in di gunakan untuk para
model kendaraan yang sudah lama produksi. Penggunaan BBM subsidi di
khususkan untuk kalangan menengah kebawah.
Sedangkan pada jenis BBM yang non subsidi biasanya di gunakan untuk kendaraan
yang produksinya di atas 1990. Hal ini dikarenakan untuk tujuan efisiensi agar
lebih tinggi. selain itu jenis BBM yang satu ini memiliki nilai oktan yang tinggi dan
diperuntukan untuk kalangan menengah keatas. Terimakasih semoga bermanfaat.

MATERI PELUMAS OTOMOTIF SEGERA MENYUSUL

24

Anda mungkin juga menyukai