ABSTRACT
Opera Batak is a traditional operetta from the Regional Batak Toba in Indonesia. This
opera was created by Tilhang Gultom around 1920. Opera Batak function rather than as a
forum for cultural expression of traditional opera of Regions Batak Toba. At present very rare
Opera Batak performances due to several factors are: change elements of culture, lack of work
and opera composers who create works of opera in Indonesia particularly in the Batak Toba.
This study based on script opera “Anak Naburju II” performed by students SMAK St. Thomas
Rasul in Pangururan Samosir. The study was conducted based on qualitative research. Method
in the opera based on the method Alma Hawkins and ‘methods play a role’ of Hamalik. Results
of this research: to make students able to act, know and understand the local culture, especially
Opera Batak so it can be preserved and continued by the next generation.
ABSTRAK
Opera Batak merupakan opera tradisional yang bersifat teater keliling yang berasal
dari Daerah Batak Toba di Indonesia. Opera ini diciptakan oleh Tilhang Gultom sekitar
tahun 1920-an. Fungsi Opera Batak adalah sebagai wadah ekspresi budaya opera tradisional
dari Daerah Batak Toba. Pada masa kini sangat jarang ditemui pertunjukan Opera Batak
disebabkan beberapa factor di antaranya: perubahan dalam unsur-unsur budaya,
kurangnya karya opera dan juga kurangnya komposer yang mencipta karya opera di
Indonesia khususnya di Daerah Batak Toba. Penelitian ini berdasarkan naskah opera
berjudul “Anak Naburju II” dilaksanakan oleh siswa SMAK St. Thomas Rasul di
Pangururan Samosir. Penelitian dilakukan berdasarkan penelitian kualitatif. Metode
pembelajaran terhadap peran dalam naskah opera tersebut di atas berdasarkan metode
Alma Hawkins dan ‘metode bermain peran’ dari Hamalik. Hasil penelitian ini adalah
membuat siswa dapat berakting dan lebih mengenal dan memahami budaya lokal
khususnya opera Batak sehingga opera Batak dapat dilestarikan dan dilanjutkan oleh
generasi berikutnya.
Naskah Opera Batak “Anak Naburju II” tor Nelson. Adapun ide ini muncul karena
diciptakan dengan menggabungkan unsur- banyaknya para remaja kurang begitu
unsur Opera Barat dan Opera Batak dari mengimani apa yang dianutnya sebagai
segi penyusunan dialog, lagu-lagu atau suatu kepercayaannya. Dengan berdirinya
nyanyian yang digunakan dan membuat sekolah ini diharapkan para remaja dari
“tali benang merah” di antara setiap peran gereja Katolik di Pangururan Samosir
dalam naskah. semakin mengetahui ajaran agama Katolik.
Naskah Opera Batak Anak Naburju II Kantor Kementerian Agama Kabupaten
menarik perhatian dari pihak Yayasan Samosir melalui Seksi Urusan Agama
SMAK St. Thomas Rasul Pangururan Katolik dan Penyelenggara Pendidikan
Samosir. Program untuk mengembangkan Agama Katolik bersama Vikariat Episkopal
minat seni siswa-siswi SMAK St. Thomas St. Thomas Rasul Pangururan Samosir
Rasul Pangururan Samosir, pihak Yayasan mengadakan kegiatan peletakan batu
yang diwakili oleh Pastor Nelson Sitanggang pertama pembangunan gedung Sekolah
meminta kepada Kepala Sekolah untuk Menengah Agama Katolik (SMAK) St. Tho-
mengadakan pertunjukan Opera Batak mas Rasul Samosir Keuskupan Agung
dengan tema “Anak Naburju II” diawali Medan, pada tanggal 12 Pebruari 2013
dengan perencanaan yang baik, maka bertempat di Tarabunga, Desa Simbolon
diadakanlah pelatihan naskah Anak Naburju Purba Kecamatan Palipi Kabupaten
II kepada siswa-siswi mulai bulan Januari Samosir. Setelah peletakan batu pertama
2015 sampai bulan Agustus 2015. Pelatihan pada bulan Pebruari 2013, pada bulan April
dilakukan secara bertahap: dimulai dari 2013 SMAK St. Thomas Rasul mulai
pembelajaran membaca naskah, lakonan/ membuka pendaftaran penerimaan siswa-
acting, dialog dalam naskah, dan lagu-lagu siswi baru dengan kategori IQ minimum 90
yang terdapat dalam naskah Opera Batak dan berasal dari keluarga miskin (hasil
“Anak Naburju II”. Naskah Opera Batak wawancara dengan Pastor Nelson, tanggal
“Anak Naburju II” terdiri atas peng- 16 November 2013).
gabungan unsur-unsur opera Barat dan op-
era Batak yaitu dari segi penyusunan dia- METODE
log, lagu-lagu yang digunakan dan mem- Metode penelitian merupakan suatu
buat “tali benang merah” antara setiap peran langkah tentang pelaksanaan yang harus
yang dilakonkan dengan lagu-lagu yang ditempuh untuk memperoleh hasil dan
akan dibawakan oleh Mitra (SMAK St. Tho- tujuan penelitian. Proses pelaksanaan
mas Rasul Tarabunga, Desa Simbolon, penelitian ini meliputi pengertian variabel
Kecamatan Palipi, Kabupaten Samosir). dan desain penelitian, definisi operasional
Informasi mengenai berdirinya SMAK variabel, populasi dan sampel, teknik
St. Thomas Rasul Pangururan Samosir, pengumpulan data, dan teknik analisis data.
kurang begitu lengkap dikarenakan sistem Metode pembelajaran yang dilakukan
administrasi yang belum terorganisasi oleh pelatih menggunakan metode pem-
dengan baik. Hasil wawancara kepada Pas- belajaran seni oleh Alma M. Hawkins dan
tor Nelson Sitanggang dan Kepala metode “bermain peran”. Metode pem-
Kankemenag Kabupaten Samosir yaitu belajaran seni menurut Alma M. Hawkins
bapak Drs Laila menjelaskan bahwa terdiri atas tiga tahapan yaitu eksplorasi,
berdirinya SMAK ini atas dasar ide dari Pas- improvisasi, dan pembentukan. Eksplorasi
Panggung Vol. 26 No. 2, Juni 2016 169
dilakukan untuk pencarian teknik-teknik yang sama baik karena referen (buku acuan)
lakonan dalam karya-karya opera Barat dan yang digunakan dalam pembelajarannya
opera Batak sehingga menghasilkan sama, serta guru dan metode pembelajaran
penggabungan teknik-teknik dari kedua- yang mereka dapatkan juga sama. Karena
dua opera tersebut. Improvisasi dilakukan jumlah populasi yang diteliti sebanyak
untuk mencoba, memilih, mempertim- empat puluh siswa, maka dalam penelitian
bangkan, mencipta, harmonisasi dan peran ini ditetapkan jumlah sampel sebanyak dua
antagonis dalam setiap karakter yang akan puluh orang yakni gabungan dari kelas X
diperankan atau dilakonkan sehingga IPA dan X IPS sebagai kelas eksperimen.
menemukan integritas dan kesatuan dalam Teknik yang dipergunakan untuk
lakonan sesuai dengan karakter yang memperoleh data dalam penelitian ini
terdapat di dalam naskah opera. adalah penelitian eksperimen. Adapun
Pembentukan adalah menentukan bentuk teknik yang ditempuh oleh peneliti dalam
karakter gerak/lakonan dari setiap peran mengumpulkan data, yaitu: 1) Studi
yang terdapat dalam naskah (Alma. M Kepustakaan; Adapun baha-bahan
Howkins dalam Bandem, 2001: 7). kepustakaan berupa buku-buku ilmiah,
Metode Bermain Peran itu sendiri artikel, tulisan ilmiah secara online yang
merupakan suatu jenis teknik simulasi yang berkaitan dengan objek yang diteliti,
umumnya digunakan untuk pendidikan kemudian mencari konsep-konsep yang
sosial dan hubungan antar insan (Hamalik, menjadi sumber informasi untuk mem-
2005: 199). Kedua metode pembelajaran ini bahas penulisan penelitian ini, 2) Observasi;
dilakukan oleh pelatih terhadap siswa-siswi hal ini dilakukan oleh peneliti untuk saling
SMAK St. Thomas Rasul Pangururan mengenal di antara peneliti dan objek,
Samosir dengan komitmen yang tinggi sekaligus melakukan tes bermain peran
untuk mengikuti latihan dengan disiplin kepada siswa-siswi, 3) Wawancara; peneliti
agar dapat menghasilkan suatu pertunjukan melakukan wawancara secara tidak ter-
naskah Opera Batak “Anak Naburju II” struktur sesuai dengan kebutuhan
beserta musik sebagai pendukung lakonan penelitian sebagai langkah awal guna
yang diperankan. mencari informasi untuk langkah
Sampel adalah sebagian atau wakil selanjutnya, 4) Dokumentasi; dokumentasi
populasi yang diteliti (Arikunto, 1998: 117). yang dimaksudkan yakni pengambilan
Teknik pengambilan sampel dalam gambar pada saat proses bermain peran itu
penelitian ini adalah teknik random atau berlangsung sebagai pembuktian atas
acak. Dalam artian, sampel itu didasarkan aktivitas bermain peran yang dilakukan oleh
dengan pertimbangan bahwa jumlah objek penelitian, 5) Eksperimen; eksperi-
sampel tersebut dapat mewakili jumlah men merupakan kunci utama dari
populasi untuk kebutuhan naskah opera. penelitian ini sebab penelitian ini merupa-
Karena jumlah subjeknya besar, maka kan penelitian eksperimen yang meng-
sampel yang diambil disatukan dalam satu gunakan metode bermain peran sebagai
kelompok yang terdiri dari dua puluh or- bahan untuk melihat kemampuan
ang saja. Penarikan sampel dilakukan berakting oleh siswa, 6) Tes; instrumen tes
dengan purposif sampel dengan per- merupakan pengumpulan data terakhir
timbangan bahwa subjek yang diteliti itu pada penelitian ini. Tes yang dimaksud
mempunyai latar belakang pembelajaran dibagi atas dua bentuk, yakni (a) Tes objektif
Batubara, Simangunsong: Kreativitas Siswa Kelas X 170
digunakan untuk mengukur kemampuan dan juga penyelesaian dari naskah opera
mengekspresikan metode bermain peran tersebut. Setelah diberi perlakuan yang
oleh siswa. Tes ini berbentuk pembacaan berbeda, kelompok eksperimen diuji coba
naskah opera. (b) Tes praktik pada peneli- dengan memberi tes untuk mengetahui
tian ini yaitu siswa kelas eksperimen bagaimana penguasaan siswa terhadap
melakukan praktik bermain peran dengan materi atau pun naskah opera yang telah
kriteria penilaian adalah (1) lafal, (2) intonasi, dipaparkan oleh pelatih. Setelah dilakukan
(3) nada/tekanan, (4) mimik/gerak-gerik, tes kepad siswa/I maka dilanjutkan dengan
dan (5) penghayatan. memberikan pengarahan tentang “Metode
Bermain Peran” dalam pembelajaran opera
HASIL DAN PEMBAHASAN guna mengetahui tingkat keberhasilan
Menurut Saldana (1999: 61), beberapa metode pengajaran tersebut.
peneliti melakukan kualitatif terhadap hasil Keefektifan metode bermain peran
ethnodrama dari kemampuan kinerja dapat dilihat dari suatu keberhasilan dalam
dramatis untuk mendapatkan dan menyaji- memerankan sesuatu tokoh dalam naskah.
kan akting yang, bertekstur, deskriptif, Jadi maksud dari penggunaan “Metode
situasional, pengalaman kontekstual dan Bermain Peran” adalah penyajian sebuah
beberapa arti dari perspektif yang diteliti di permasalahan sosial yang telah dikemas
lapangan. Dengan kata lain, ada kedekatan dalam bentuk naskah opera yang kemudian
antara kinerja ethnodramatik dan prinsip- dipaparkan kepada siswa dengan tujuan
prinsip umum etnografi yang dapat agar siswa mampu memerankan tokoh-
memandu banyak peneliti. Kategori dan tokoh yang ada pada naskah opera tersebut
tema yang muncul selama proses ini dengan baik serta mampu menyelesaikan
akhirnya bisa menjadi adegan dalam drama. masalah yang ada.
Ada beberapa komponen utama dari Tiap peran tokoh atau peran pelakon
permainan yang harus bekerja melalui: yang dibawakan oleh para siswa/i dalam
karakter/pemeranan, dialog/monolog, perannya, harus mengetahui motivasi
perencanaan, struktur, scenography/sce- lakonannya/perannya yaitu segala sesuatu
nario/skrip dan kostum. yang ditimbulkan akibat dari lakonan/peran
Penelitian ini menggunakan desain dan tujuan dari lakonannya. Setiap pelakon
eksperimen dengan melibatkan satu perlu memperhatikan bagaimana cara-cara
kelompok yang terdiri dari dua puluh or- seorang pelakon “menyatukan” diri dengan
ang siswa, sebagai kelompok eksperimen. pribadi tokoh yang hendak ia perankan.
Adapun dua puluh anak tersebut merupa- Salah satu contoh yaitu “kondisi batin” yang
kan gabungan dari dua buah kelas yaitu diciptakan. Inilah yang kemudian akan
kelas X IPA dan kelas X IPS. Sebagai menghasilkan permainan yang kreatif,
gambaran umum proses berlangsungnya permainan yang tidak lahir dari klise-klise
penelitian ini, maka diuraikan desain tetapi dari dorongan motivasi-motivasi yang
penelitian yang digunakan dalam pengum- hidup dan wajar. Seorang pelakon harus
pulan data, yaitu: Memberikan perlakuan dapat mengkomunikasikan “penghayatan-
yang berbeda pada siswa sampel yaitu nya” sesuai naskah kepada penonton
kelompok eksperimen diberi perlakuan melalui tubuh dan suaranya. Permasalahan
(koreksian). Perlakuan yang dimaksud sosial yang telah dikemas dalam bentuk
yakni pemaparan tentang opera secara jelas naskah opera, kemudian dipaparkan
Panggung Vol. 26 No. 2, Juni 2016 171
kepada siswa dan diperkenalkan tiga ume suara yang baik adalah suara yang
tahapan yaitu eksplorasi, improvisasi dan dapat terdengar sampai jauh. Artikulasi
pembentukan sesuai naskah. Selanjutnya yang baik adalah pengucapan yang jelas.
metode bermain peran dijelaskan kepada Setiap suku kata diucapkan dengan jelas dan
siswa dengan tujuan agar siswa mampu terang meskipun diucapkan dengan cepat
memerankan tokoh-tokoh yang ada pada sekali. Jangan terjadi kata-kata yang
naskah opera tersebut dengan baik serta diucapkan menjadi tumpang tindih. Lafal
mampu menyelesaikan masalah yang ada. yang benar adalah pengucapan kata yang
Dalam hal kreativitas pembelajaran sesuai dengan hukum pengucapan bahasa
naskah opera Anak Naburju II, pelatih yang dipakai. Misalnya kata berani yang
menggunakan metode dari Alma M. berarti “tidak takut” harus diucapkan
Hawkins di mana dalam metodenya secara bersambung yaitu berani bukan “ber
menyarankan tiga elemen yaitu eksplorasi, ani”. Menghayati atau menjiwai berarti
improvisasi dan pembentukan. Dalam tekanan atau ucapan lagu harus dapat
eksplorasi diperlukan untuk pencarian menimbulkan kesan yang sesuai dengan
teknik-teknik lakonan dalam karya-karya tuntutan peran dalam naskah
opera Barat dan opera Batak. Adapun Hal yang pertama sekali dilakukan oleh
pencarian teknik-teknik lakonan tersebut pelatih adalah memilih siswa/siswi yang
adalah dialog/lafal, gerak/mimik wajah, mampu berakting sesuai dengan naskah
vokal/intonasi, pernafasan, konsentrasi, dan melatih peran yang dilakonkan siswa
artikulasi, gestikulasi, penghayatan dan dengan menggunakan metode “bermain
warna suara. Hal tersebut berlaku pada peran”. Metode ini dilakukan dengan cara
naskah opera Anak Naburju II yang melakukan tes kepada siswa untuk
menggunakan penggabungan teknik- mengetahui tingkat kemampuan berakting/
teknik lakonan opera Barat dan opera Batak. berlakon dari siswa. Tes yang dimaksud
Metode Alma ini juga di dukung oleh dibagi atas dua bentuk, yakni (a) Tes objektif
Edy Siswanto sebagai seorang sutradara di digunakan untuk mengukur kemampuan
TVRI Medan dan Taman Budaya Sumatera mengekspresikan peran/lakonan oleh siswa.
Utara. Berdasarkan hasil wawancara (17 Tes ini berbentuk pembacaan naskah op-
Februari 2014), beliau bahwa akting/ era; (b) Tes praktek yaitu siswa kelas
lakonan tidak hanya berupa dialog saja, eksperimen melakukan praktek bermain
tetapi juga berupa gerak. Menurut Edy peran dengan kriteria penilaian: (1) lafal, (2)
Siswanto, kategori dialog yang baik adalah: intonasi, (3) nada/tekanan, (4) mimik/gerak-
1) terdengar (volume baik), 2) jelas gerik, dan (5) penghayatan. Berikut ini
(artikulasi baik), 3) dimengerti (lafal benar), adalah contoh tes mimik/gerak dengan
4) dihayati (sesuai dengan tuntutan/jiwa mengucapkan sebuah kalimat percakapan
peran yang ditentukan dalam naskah). antara pemeran Patar dengan Poltak.
Kemudian gerakan yang baik adalah: 1)
PATAR: Loh kenapa tidak melapor ke atasan
terlihat (blocking baik), 2) jelas (tidak ragu saja pak? Ini tinggal 5 hari lagi, tidak boleh
ragu, meyakinkan), 3) dimengerti (sesuai main-main... kita tidak boleh menggunakan
banyak tenggang rasa di sini... karena ini
dengan hukum gerak dalam kehidupan), 4)
adalah perusahaan besar di Indonesia.
dihayati (sesuai dengan tuntutan/jiwa peran
yang ditentukan dalam naskah). Sesuai teks Patar menunjukkan peran
Adapun yang dimaksud dengan vol- mimik/gerak kekesalan atas sikap Poltak
Batubara, Simangunsong: Kreativitas Siswa Kelas X 172
Gambar 1:
Siswa yang sedang menunjuk memerankan karakter
Patar sesuai teks naskah (Tahun 2015/sumber penulis)
Gambar 2:
Siswa sedang memerankan karakter Poltak memegang kertas dengan
memberikan penjelasan sesuai teks naskah (Tahun 2015/sumber penulis)
Panggung Vol. 26 No. 2, Juni 2016 173
Gambar 3:
Siswa sedang memerankan karakter Office Boy separuh baya yang
berbicara dengan pereman Poltak sesuai dengan teks naskah
(Tahun 2015/sumber penulis)
Gambar 4:
Siswi sedang memerankan karakter Butteria sesuai degan teks naskah
(Tahun 2015/sumber penulis)
tidak ragu-ragu dan jangan sampai suara dengan nada meninggi layaknya
berlebihan untuk melakukan gerak tubuh seseorang yang sedang marah. Siswi
sesuai dengan dialog dan peran yang tersebut mencoba berakting dengan
dimainkan. Jika melakukan gerakan tubuh penghayatan seorang isteri yang sedang
dengan ragu-ragu maka akan terkesan kaku marah dengan menggunakan gerak tangan
sedangkan kalau melakukan gerakan tubuh dengan mengangkat kedua-dua tangannya.
secara berlebihan terkesan over acting Kalimat yang diucapkan Butteria
(berlebihan). Selanjutnya siswi yang menggambarkan awal kemarahan seorang
memerankan peran Butteria, mengerti dan isteri kepada suaminya. Pelatih mengajarkan
menghayati apa yang diwujudkan dalam bagaimana cara pengucapan kata tersebut
gerakannya. Dengan kata lain gerak gerik dengan menggunakan empat nada yaitu G/
anggota tubuh harus sesuai dengan tuntutan sol, F/fa, E/mi, D/re, secara legato (satu
peran dalam naskah. Setelah dapat kalimat dinyanyikan dengan empat nada).
mengatur gerak tubuh, selanjutnya siswi Hal tersebut dilakukan secara improvisasi
yang berperan sebagai Butteria mengucap- dan lisan.
kan kalimat teks opera sebagai berikut. siswi Dalam pencarian nada untuk kalimat
yang memerankan peran Butteria mencoba tersebut di atas, dilakukan secara impro-
mengekspresikan perannya dengan visasi dan disesuaikan dengan kemampuan
penghayatan, mimik/gerak dan intonasi siswi dalam melafalkan dan mengucapkan
Gambar 5:
Skema penggalan-penggalan kata dengan nada-nada
yang digunakan (Tahun 2015/sumber penulis)
Panggung Vol. 26 No. 2, Juni 2016 175
Gambar 6:
Siswa yang di tes dan siswa-siswi yang berhasil memerankan sekolompok
karyawan yang sedang demonstrasi (Tahun 2015/sumber penulis)
dialog dengan jelas. Untuk menghilangkan/ yang satu dengan yang lainnya tidak saling
melupakan dirinya dan menjadi seorang menutupi sehingga penonton tidak dapat
ister yang sedang mulai marah, pertama- melihat pemain yang ditutupi. Pemain lebih
tama ia harus memiliki konsentrasi yang baik terlihat sebagian besar bagian depan
kuat. Di dalam konsentrasinya itu ia harus tubuh daripada terlihat sebagian besar
bisa menundukkan panca indranya, urat- belakang tubuh. Contoh blocking atau
urat dan seluruh anggota badannya. Bahkan penempatan pemain ketika sedang latihan
suaranya harus bisa diperintahkan untuk di pinggir Tao Toba Palipi, Samosir, di mana
berubah menjadi watak tokoh yang empat orang siswa-siswi memerankan
dimainkan. Seterusnya pelatih juga sekelompok buruh yang sedang melakukan
melakukan latihan ingatan emosi. Salah aksi demonstrasi. Contoh dalam dialog,
satunya adalah siswi yang terpilih untuk misalnya:
memerankan lakonan sesuai dengan naskah
KARYAWAN: Setujuuu… Pecat…! Pecat..!!
opera harus berlatih mengingat-ingat segala
Pecat pak Poltak…
emosi yang terpendam dan ‘halaman-
halaman sejarah yang telah silam’. Pada gambar 6, dapat dilihat bagaimana
Kegunaannya adalah untuk menolong eksplorasi pelatih mengajarkan kepada
akting siswi karena emosinya harus bisa siswa cara berdiri yang benar yaitu ketika
berkembang sesuai dengan situasi apa saja menghadap kanan, maka kaki kanan
yang terdapat dalam naskah opera. sebaiknya berada di depan, dan kalau
Selanjutnya seorang siswa dalam berdiri menghadap kiri maka kaki kiri
melakukan tes akting memilih satu kalimat sebaiknya di depan. Kemudian siswa-siswi
pendek yang menggambarkan seorang diajarkan bagaimana keseimbangan posisi
karyawan yang melakukan demo di depan tubuh jika dalam posisi sebelah kanan yaitu
pimpinannya mengenai ketidak puasan tubuh bagian depan harus lebih menonjol
rekannya dalam membuat laporan hasil daripada tubuh bagian belakang.
kerja. Blocking adalah penempatan pemain Seterusnya bagaimana posisi tubuh yang
di panggung, diusahakan antara pemain tinggi tidak menghalangi posisi tubuh
Batubara, Simangunsong: Kreativitas Siswa Kelas X 176
pemain lain yang postur tubuhnya lebih C/do dengan nilai not 1/16 dan E/mi dengan
pendek, sehingga keseimbangan ketika nilai not 1/8. Kegunaan daripada
berdiri harus terlihat seimbang. Komposisi penggunaan dua nada tersebut adalah
keseimbangan tubuh, diatur tidak hanya untuk lebih menguatkan aksen dialog lebih
bertujuan untuk enak dilihat tetapi juga terdengar dengan volume suara yang baik,
untuk mewarnai sesuai adegan yang kemudian menguatkan artikulasi secara
berlangsung; dengan tujuan agar siswa/siswi jelas, menguatkan pengucapan lafal yang
jelas, tidak ragu-ragu dan jangan sampai baik, dan semakin menghayati sesuai
berlebihan untuk melakukan gerak tubuh dengan tuntutan/jiwa peran yang
sesuai dengan dialog dan peran yang ditentukan dalam naskah.
dimainkan. Kalau ragu-ragu terkesan kaku Dalam hal ini pelatih tidak meng-
sedangkan kalau berlebihan terkesan over gunakan skrip berdasarkan notasi Barat
acting (berlebihan). dikarenakan siswa/siswi masih kurang
Selanjutnya siswa/siswi harus mengerti memahami bagaimana penggunaan ritem
dan menghayati apa yang diwujudkan dan notasi jika dituliskan dalam skrip.
dalam gerakan mereka sesuai dengan Untuk itu pelatih menggunakan pem-
lakonan yang diperankan. Dengan kata lain belajaran secara lisan dengan mempraktek-
gerak gerik anggota tubuh harus sesuai kan langsung nada-nada dan ritem yang
dengan tuntutan peran dalam naskah. digunakan sesuai dengan kalimat yang
Seperti contoh ketika siswa/siswi yang diucapkan. Kemudian volume suara untuk
memerankan sekelompok karyawan pengucapan kalimat tersebut di atas meng-
mengucapkan kalimat: gunakan forte/f (kuat) dan fortefortesisimo/
KARYAWAN: Setujuuu… Pecat…! ff (semakin kuat). Ini untuk mendukung
Pecat..!! Pecat pak Poltak…(KALIMAT kekuatan karakter karyawan dengan
YANG DIUCAPKAN KARYAWAN DALAM pengucapan kalimat-kalimat di atas dalam
BENTUK NYANYIAN). Dalam hal ini pelatih situasi demonstrasi. Pelatih alasan
memberikan suatu improvisasi kepada menggunakan dua nada pada kalimat
siswa/siswi bagaimana mengucapkan tersebut yaitu adanya penggabungan ‘gaya’
kalimat tersebut dalam bentuk nyanyian. opera Batak dan opera Barat dimana dalam
Adapun kata-kata yang diucapkan diberi opera Barat, terdapat libretto (teks drama
contoh secara langsung oleh pelatih dengan yang dinyanyikan). Dengan cara itu,
hanya menggunakan dua nada yaitu nada hasilnya siswa/siswi lebih tertarik untuk
Gambar 7:
Skema kalimat yang diucapkan karyawan dalam skrip dengan
menggunakan nada C (do) (Tahun 2015/sumber penulis)
Panggung Vol. 26 No. 2, Juni 2016 177
Gambar 8:
Siswa yang sedang di tes dan siswa yang berhasil
memerankan Tumpak (tahun 2015/sumber penulis)
Batubara, Simangunsong: Kreativitas Siswa Kelas X 178
Gambar 9:
Proses seorang siswi memerankan seorang ibu yang
sedang menenun (tahun 2015/sumber penulis)
dengan tujuan agar siswi jelas, tidak ragu- dalam ‘gaya’ bahasa opera Batak dimana
ragu dan jangan sampai berlebihan untuk ungkapan kata tersebut menggambarkan
melakukan gerak tubuh sesuai dengan dia- keluh kesah. Pada kalimat ini, kata Oii…
log dan peran yang dimainkan. Jika tersebut menggambarkan keluh kesah
melakukan gerakan tubuh dengan ragu- seorang ibu yang rindu dan menanti
ragu maka akan terkesan kaku sedangkan kepulangan anaknya. Pelatih mengajarkan
kalau melakukan gerakan tubuh secara bagaimana cara pengucapan kata tersebut
berlebihan terkesan over acting (berlebihan). dengan menggunakan empat nada yaitu G/
Akhirnya siswi yang memerankan peran sol, F/fa, E/mi, D/re, secara legato (satu
seorang ibu, mengerti dan menghayati apa kalimat dinyanyikan dengan empat nada).
yang diwujudkan dalam gerakannya. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar 10
Dengan kata lain gerak gerik anggota tubuh yang dilakukan oleh siswi yang
harus sesuai dengan tuntutan peran dalam memerankan seorang ibu. Setelah pelatih
naskah. Selanjutnya siswi sebagai Inang mengajarkan nada-nada yang digunakan,
tesebut mengucapkan kalimat teks opera maka siswi tersebut mencoba melakukan
sebagai berikut: improvisasi ritem untuk menyanyikan
kalimat Oii
INANG : Sudah dua tahun anakku tidak
pulang ke rumah ini... Oii… kenapa kau
amang sudah sebulan ini kau tidak
menelepon. Rindunya aku mendengar
suaramu (masihol au tuho amangku na burju)…
Gambar 11:
Skema penggalan-penggalan kata yang diucapkan dengan menggunakan
nada E (mi), D (re), C (do) (tahun 2015/sumber penulis)
Seterusnya terdapat kalimat dalam dalam naskah opera. Jika siswa/siwi tersebut
bahasa Batak Toba yaitu “masihol au tuho sudah dapat menggali ingatan emosi,
amangku na burju”; artinya “aku rindu barulah dapat mewujudkannya dalam
samamu anakku yang baik”. Kalimat peran dramatis yaitu perbuatan yang
tersebut diucapkan dengan tiga nada yaitu bersifat ekspresif dari emosi. Pelatih juga
E/mi, D/re, C/do. Adapun penggunaan nilai kembali melakukan pengajaran pengga-
not pada kalimat tersebut adalah 1/8. Hal bungan ‘gaya’ opera Batak dan opera Barat.
ini dapat dilihat pada gambar 11: Adapun yang dilakukan pelatih adalah
Dalam pencarian nada untuk kalimat dengan mengajari siswa menggunakan tiga
tersebut di atas, dilakukan secara impro- bahasa yaitu bahasa Indonesia, bahasa Batak
visasi dan disesuaikan dengan kemampuan Toba (bahasa lokal) dan bahasa Inggris.
siswi dalam melafalkan dan mengucapkan Selanjutnya dalam naskah opera “Anak
dialog dengan jelas. Untuk menghilangkan/ Naburju II” ada beberapa kalimat sebagai
melupakan dirinya dan menjadi seorang dialog yang dinyanyikan (mengikut pola
ibu tua yang sedang bertenun, pertama- opera Barat), dimana di dalam opera Batak
tama ia harus memiliki konsentrasi yang tidak ada dialog yang dinyanyikan.
kuat. Di dalam konsentrasinya itu ia harus
bisa menundukkan panca indranya, urat- SIMPULAN
urat dan seluruh anggota badannya. Bahkan Pembelajaran dan pelatihan opera Batak
suaranya harus bisa diperintahkan untuk dengan metode Alma Hawkins dan metode
berubah menjadi watak tokoh yang bermain peran oleh Hamalik adalah sangat
dimainkan. efektif untuk dilakukan secara bersamaan
Seterusnya pelatih juga melakukan karena kedua-duanya saling mendukung
latihan ingatan emosi. Salah satunya adalah satu sama lainnya. Kedua metode tersebut
siswa/siswi yang terpilih untuk memeran- dapat memotivasi dan merangsang kemau-
kan lakonan sesuai dengan naskah opera an siswa untuk belajar akting dengan
harus berlatih mengingat-ingat segala emosi penggalian karakter melalui naskah “Anak
yang terpendam dan ‘halaman-halaman Naburju II”, dan mengasah emosi yang
sejarah yang telah silam’. Kegunaannya terdapat dalam diri siswa dengan melaku-
adalah untuk menolong akting mereka kan pengulangan setiap peran yang
karena emosinya harus bisa berkembang dilakonkan. Pembelajaran dan pelatihan
sesuai dengan situasi apa saja yang terdapat opera Batak dengan naskah “Anak Naburju
Batubara, Simangunsong: Kreativitas Siswa Kelas X 180
Daftar Pustaka
I Made Bandem
2001 Metode Penciptaan Seni (Kumpulan
Mata Kuliah). Yogyakarta: Program
Pascasarjana Institu Seni Indonesia
Irwansyah Harahap
2005 Gondang Batak. Bandung: P4ST UPI
Krismus Purba
2002 Opera Batak Tilhang Serindo.Kalika,
Jogjakarta