Anda di halaman 1dari 9

aKeperawatan Paliatif dan Menjelang Ajal

TEHNIK PENYAMPAIAN BERITA BURUK DAN


KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Dosen Pengampu : Hery Ernawati

Disusun Oleh Kelompok 3 :


NO. NAMA NIM
1. Danang Fitri Antoro 16631545
2. Riko Ari Cahyono 16631538
3. Reza Prawira Putra 16631569
4. Ibnu Salma Al-Farihi 16631580
5. Putri Fatmawati 16631555
6. Adelia Septi Wigatama 16631585
7. Yunistasia C. Rahayu 16631573
8. Alif Ratih Purwasih 16631542
9. Alfiah Ni’matul Masruroh 16631576
10. Eka Sri Hartina 16631563
11. Ainour Syifa 16631547
12. Yayuk Dwi Mulyani 16631540
13. Reni Nurhayati 16631578
14. Fifi Febsiana 16631539

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2019

1|Page
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tehnik Penyampaian Berita
Buruk Dan Komunikasi Terapeutik”. Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam
penyusunan makalah ini, maka kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Hery Ernawati,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen pembimbing kami yang memberikan


dorongan dan masukan, serta
2. Orang tua dan teman-teman yang telah memberikan do’a restu dan dukugan kepada kami.

Tak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan bermanfaat maupun
inspirasi bagi pembaca.

Wassalamualaikum wr wb.

Ponorogo, 25 Oktober 2019

Penyusun

2|Page
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 4

C. Tujuan ........................................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Tehnik Penyampaian Berita Buruk ............................................................................ 5

B. Komunikasi Terapeutik .............................................................................................. 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................................ 8

B. Saran ........................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA

3|Page
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat sering mengeluhkan pelayanan medis yang bertentangan dengan etika
maupun hukum kesehatan. Keluhan yang paling sering dijumpai adalah kurang baiknya
komunikasi antara dokter dengan pasien (Achadiat, 2006). Hanafiah (2008) menjelaskan
bahwa yang termasuk dalam komunikasi dokter pasien salah satunya adalah penyampaian
berita buruk yang diberikan dokter kepada pasien. Penyampaian berita buruk (Delivering bad
news) dalam dunia kedokteran adalah upaya yang dilakukan oleh seorang dokter untuk
menyampaikan berita buruk kepada pasien (Knutson 2005, Sparks et al., 2007, dan Metzger
et al., 2008).

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang mendorong dan membantu proses


penyembuhan klien (Depkes RI, 1997). Northouse (1998) mendefinisikan komunikasi
terapeutik sebagai kemampuan atau keterampilan perawat dalam berinteraksi untuk
membantu klien beradaptasi terhadap stres, mengatasi gangguan psikologis dan belajar
bagaimana berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain.

Menyampaikan berita buruk sebenarnya bukan merupakan hal yang baru dalam dunia
keperawatan, namun bagaimana sikap seorang perawat dalam menyikapinya telah mengalami
banyak perubahan besar dalam 30 tahun terakhir. Ada banyak alasan mengapa seorang
petugas medis merasa mengalami kesulitan dalam menyampaikan berita buruk. Ketrampilan
berkomunikasi dalam penyampaian kepada pasien dengan baik bukan merupakan
keterampilan opsional. Hal itu adalah suatu bagian penting dari praktek profesional.
Kesalahan dalam komunikasi dapat menimbulkan dampak yang serius baik secara fisik
maupun psikis bahkan dapat menimbulkan permasalahan yang harus diselesaikan di
pengadilan. Itu sebabnya penguasaan ketrampilan dalam komunikasi khususnya dalam
menyampaikan sutau berita buruk merupakan hal penting dalam praktek medis.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Tehnik Penyampaian Berita Buruk ?
2. Bagaiman Komunikasi Terapeutik Pada Pasien ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tehnik penyampaian berita buruk.
2. Untuk mengetahui komunikasi terapeutik pada pasien.

4|Page
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tehnik Penyampaian Berita Buruk

a. Persiapan

Pahami anda sendiri sebagai perawat dan siapkan diri anda dengan berbagai macam
informasi Yang paling baik dalam menyampaikan berita buruk adalah dengan bertemu
langsung dengan orang yang kita tuju. Menyampaikan denagn tidak jelas dan
menakutkan hendaknya di hindari seperti : “Ibu, datanglah segera, saya mempunyai
sesuatu yang harus saya katakan kepada anda”. Selain itu alangkah lebih baiknya jika
perawat menyediakan tempat duduk bagi perawat, dokter dan orang yang akan di ajak
bicara, duduk dan tampakkan bahwa anda memberikan perhatian dan tidak dalam
keadaan tergesa gesa. Cegah berbicara sambil berlari atau di tempat yang tidak
semestinya misal : koridor rumah sakit yang banyak ornag. Beritahukan rekan anda
bahwa anda tidak bisa di ganggu selagi anda menyampaikan berita kepada pasien. Atur
suara agar anda terlihat normal, tidak grogi, atau bergetar.

b. Membuat hubungan

Buatlah percakapan awal, walaupun anda mengira bahwa orang yang akan anda ajak
bicara sudah memiliki firasat apa yang akan anda sampaikan. Beberapa tugas penting di
awal : Percakapan awal Perkenalkan diri anda dan orang-orang bersama anda, jika di
sana terdapat orang yang elum di ketahui oleh perawat maka cari tahu siapa dia. Kaji
status resipien (orang yang anda tuju untuk dikabarkan dengan kabar buruk) Tanyakan
kabar atau kenyamanan dan kebutuhannya. Anda harus mengkaji tentang pemahaman
resipien terhadap situasi. Hal ini akan membantu perawat dalam membuat transisi
dalam menyampaikan kabar buruk dan akan membantu perawat dalam mengkaji
persepsi pasien terhadap keadaan. Perawat dapat mengutarakan pertanyaan seperti
“mengapa tes itu di lakukan?”

c. Berbagi cerita

Ada kiasan bahwa kabar buruk adalah seperti bom. Yang radiasinya akan mengenai
semua yang ada lingkungannya. Bicara pelan Berikan peringatan awal “saya takut saya

5|Page
mempunyai kabar yang kurang baik untuk anda.... Kalimat hendaknya singkat dan
beberapa kalimat pendek saja.

d. Akibat dari berita

1. Tunggu reaksi dan tenang, misal : menangis, pingsan dll.


2. Lihat dan berikan respon sebagai tanda empati. Perawat bisa menyampaikan “Saya
paham, hal ini sulit bagi anda. Apa yang ada dalam pikiran anda saat ini”.
3. Ikuti dan perhatikan resipien selanjutnya. Anda dapat membantu resipien agar dapat
menguasai kontrol dengan menanyakan “Apakah anda membutuhkan informasi baru
atau kita bisa bicara di kemudian?”.
4. Berikan perhatian dan hormati perasaan dan kebutuhan diri perawat Sering kali
perawat merasa berat hati dan merasa stres ketika menyampikan brita buruk. Oleh
karna itu berbagi pengalaman dan perasaan terhadap teman sejawat sangat di
perlukan dan bisa sebagai support system bagi diri anda sendiri.
B. Komunikasi Terapeutik Pada Pasien Terminal

Seseorang dengan penyakit kronis atau dengan penyakit terminal akan mengalami
rasa berduka dan kehilangan. Sebagai seorang perawat kita harus mampu memahami hal
tersebut. Komunikasi dengan klien penyakit terminal dan kronis merupakan komunikasi
yang tidak mudah. Perawat harus memiliki pengethauan tentang penyakit yang mereka
alami serta pengetahuan tentang proses berduka dan kehilangan. Dalam berkomunikasi
perewat menggunakan konsep komunikasi terapeutik.

Menurut WHO, penyakit kronis (chonic diseases) adalah penyakit yang berdurasi
lama dengan progress kemajuan yang lambat, penyakit kronis termasuk dalam golongan
penyakit tidak menular (noncommunicable diseases). Kondisi terminal adalah suatu proses
yang progresif menuju kematian berjalan melalui suatu tahapan proses penurunan fisik,
psikososial dan spiritual bagi individu (Carpenito, 1999).

Prinsip komunikasi terapeutik perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti
menghayati, memahami dirinya sendiri serta nilai yang dianut. Komunikasi harus di tandai
dengan sikap saling menerima, saling percaya, dan saling menghargai. Perawat harus
memahami dan menghayati nilai yang di anut pasien. Perawat harus menciptakan suasana
yang memungkinkan pasien memiliki motivasi untuk mengubah dirinya baik sikap
maupun tingkah lakunya sehingga tumbuh makin matang dan dapat memecahkan masalah
– masalah yang dihadapi. Perawat mampu menguasai perasaan sendiri secara bertahap
6|Page
untuk mengetahui dan mengatasi perasaan gembira, sedih, marah, keberhasilan maupun
masalah (Keliat, 1996).

Prinsip komunikasi terapeutik pada klien penyakit kronik seseorang dengan penyakit
kronis atau dengan penyakit terminal akan mengalami rasa berduka dan kehilangan.
Sebagai seorang perawat kita harus mampu memahami hal tersebut. Komunikasi dengan
klien penyakit terminal dan kronis merupakan komunikasi yang tidak mudah. Perawat
harus memiliki pengetahuan tentang penyakit yang mereka alami serta pengetahuan
tentang proses berduka dan kehilangan. Saat berkomunikasi dengan klien dengan kondisi
seperti itu bisa jadi akan timbul penolakan dari klien. Dalam menghadapi kondisi tersebut,
perawat menggunakan komunikasi terapetik yaitu dengan membangun hubungan saling
percaya dan caring dengan klien dan keluarga melaui penggunaan komunikasi terapeutik
membentuk dasar bagi intervensi pelayanan paliatif (Mok dan Chiu, 2004 dikutip dari
Potter dan Perry 2010).

Dalam berkomunikasi, gunakan komunikasi terbuka dan jujur, tunjukkan rasa empati.
Dengarkan dengan baik, tetap berpikiran terbuka, serta amati respon verbal an nonverbal
klien dan keluarga. Saat berkomunikasi mungkin saja klien akan menghindari topic
pembicaraan, diam, atau mungkin saja menolak untuk berbicara. Hal tersebut adalah
respon umum yang mungkin terjadi. Respon berduka yang normal seperti kesedihan, mati
rasa, penyangkalan, marah, membuat komunikasi menjadi sulit. Jika klien memilih untuk
tidak mendiskusikan penyakitnya saat ini, perawat harus mengizinkan dan katakana bahwa
klien bisa kapan saja mengungkapkannya.

Memberi kebebasan klien memilih dan menghormati keputusannya akan membuat


hubungan terapeutik dengan klien berkembang. Terkadang klien perlu mengatasi berduka
mereka sendirian sebelum mendiskusikannya dengan orang lain. Ketika klien ingin
membicarakan tentang sesuatu, susun kontrak waktu dan tempat yang tepat.

7|Page
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi, sebagai seorang perawat kita harus mampu memahami prinsip komunikasi
terapeutik pada klien penyakit kronik seseorang dengan penyakit kronis atau dengan penyakit
terminal akan mengalami rasa berduka dan kehilangan. Komunikasi dengan klien penyakit
terminal dan kronis merupakan komunikasi yang tidak mudah. Perawat harus memiliki
pengetahuan tentang penyakit yang mereka alami serta pengetahuan tentang proses berduka
dan kehilangan. Saat berkomunikasi dengan klien dengan kondisi seperti itu bisa jadi akan
timbul penolakan dari klien. Dalam menghadapi kondisi tersebut, perawat menggunakan
komunikasi terapetik yaitu dengan membangun hubungan saling percaya dan caring dengan
klien dan keluarga melaui penggunaan komunikasi terapeutik membentuk dasar bagi
intervensi pelayanan paliatif. Dan juga kita sebagai perawat harus mengerti bagaimana teknik
penyampaian berita buruk yang meliputi tahap – tahap seperti : Persiapan, Membuat
hubungan, Berbagi cerita, dan Akibat dari berita

B. Saran
Kita sebagai perawat harus mampu memahami dan juga mampu menerapkan prinsip
komunikasi terapeutik kepada pasien kronik maupun terminal secara baik dan benar. Dan
juga kita sebagai perawat harus mengerti dan memahami apa saja teknik dalam penyampaian
berita buruk kepada pasien maupun keluarga, dan juga mampu menerapkannya.

8|Page
DAFTAR PUSTAKA

http://dosen.stikesdhb.ac.id/cucu/wp-content/uploads/sites/52/2018/07/menyampaikan-berita-
buruk.docx
http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/103385/potongan/S2-2016-337389-introduction.pdf
https://www.scribd.com/doc/98121592/PENYAMPAIAN-BERITA-BURUK

9|Page

Anda mungkin juga menyukai