Eko C. Presentasi Hasil Riset IPB (Setara 31 Mei 2019) Final PDF
Eko C. Presentasi Hasil Riset IPB (Setara 31 Mei 2019) Final PDF
SETARA INSTITUTE
2019
DAFTAR ISI
a. Latar Belakang
b. Metodologi
c. Temuan-temuan Kunci
d. Simpulan
e. Rekomendasi
“Who is Knows One, Knows None”
(Barangsiapa yang hanya tahu satu kebenaran saja,
[pada hakikatnya], ia tidak tahu apa-apa”).
Pengorganisasian Studi. Proses riset: 1, 5 bulan (Maret – April 2019). Tim Studi terdiri dari 5 orang; 1
Koordinator dan 4 Tim Peneliti Lapang (3 laki-laki dan 2 perempuan). Keempat Peneliti tersebut statusnya
sebagai aktivis di beberapa lembaga internal kemahasiswaan di IPB dan masih tercatat sebagai mahasiswa
tingkat akhir untuk Strata 1, di IPB. Sedangkan Koordinator riset merupakan salahsatu Tim Pengajar di Fakultas
Ekologi manusia IPB.
Narasumber:
(a) Perwakilan Rektorat;
(b) Dosen dan Asisten Dosen;
(c) Lembaga-lembaga dan Unit Kegiatan Keagamaan-Dakwah Kampus,
(d) Organisasi Esktra dan Intra Kampus (Pusat dan Fakultas),
(e) Mahasiswa D3, S1, S2, S3,
(f) Perwakilan Mahasiswa Luar Negeri di IPB,
(g) Alumni aktivis (BEM dan Organisasi Ekstra) IPB.
PETA ORGANISASI DAN KOMUNITAS MAHASISWA
1. Tarbiyah; Afilisasi ke PKS. Dahwah lembut (Masjid dan Politik Kampus). Tidak bisa masuk ke
UKM; karena berabsis minat (hobby). Basis Mahasiswa: KAMMI
2. HTI : Salafi (Organisasi Trans Nasonal) Afiliasinya tidak mesti ke PKS. Juru dakwahnya: Mayoritas
Perempuan (sami’na wa atokno). Basisnya: BKIM (Badan Kerohanian Islam Mahasiswa)
3. NU; sayap organisasi KMNU, IPNU. PMII (pernah hadir, tapi belum aktif lagi)
4. Muhammadiyah: Sayap organisai IMM (Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah) pernah ada tapi tidak
tidak tumbuh kuat.
5. Kristen
6. Katolik
7. Budha
8. Hindu
9. Konghuchu
8 SIMPUL JALUR SIRKUIT PENGARUH
WACANA KEAGAMAAN “EKSKLUSIF/INTOLERAN” DI IPB
1. Un-balancing Diskursus Keagamaan. Akibat dari: Dominasi Politik Simpul Penyebar wacana
Keagamaan (organisasi mahasiswa), Tekanan Sistem Pendidikan, Basic Keagamaan (asal)
Mahasiswa (SMA Negeri- IPA)
2. Un- Equal Power dan Residual Consequensi Politik Kampus
3. ‘Pembajakan’ ruang publik oleh Mazhab Keagaamaan Islam (Tarbiyah dan HTI)
4. Intoleransi dan Diskriminasi dengan Legitimasi Politik Kampus. Pembelajaran Kasus:
Pengucapan Selamat Natal, Jilbab dan IPB Bersholawat
5. Reorganisasi Politik Kelompok Eksklusif Islam: HTI (dilarang), Tarbiyah (naik daun)
6. Ancaman Baru dari Inisiatif ”pembaruan” (reform) Kebijakan Baru Pimpinan Kampus untuk
perbaikan iklim keberagamaan dan “balancing power” politik kampus.
INISIATIF, RESPON DAN PERUBAHAN KEBIJAKAN
1. Menegaskan aturan-aturan yang berlaku tertera dalam Buku Panduan Pendidikan Sarjana dsb, diatur bahwa kegiatan
yang sepanjang sesuai dengan kegiatan ibadah atau ritual sesuai agama masing-masing maka diperbolehkan dan tidak
ada larangan sama sekali.
2. Sentralisasi pengaturan tempat kegiatan ibadah dan larangan wilayah non public (lorong asrama dll)
3. Fasilitas Ibadah Agama lain. Kemudian misalkan bagi umat kristiani, untuk ibadah hari minggu diberikan fasilitas
berupa ruangan tetap, tepatnya di Ruang Kelas Bersama (atau CCR/Common Class Room).
4. Peringatan dan spanduk perihal larangan paham-paham yang mengarah pada hal destruktif atau radikalisme.
5. Pembolehansecara resmi ucapan “Perayaan Agama Lain” di Kampus IPB
Soft Strategy
2. Peta masalah priroitas wacana keagamaan di IPB meliputi; (a) Dominasi Wacana Keagamaan oleh Kelompok
Komunitas Islam Tarbiyah dan HTI. (b) Intervensi Politik Kampus sebagai pintu dominasi Wacana. (c) Pengabaian Hak
Dasar Kelompok Agama lain (Non-Islam). (d) Kuatnya Sikap Eksklusifitas Beragama akibat penguasaan politik kampus.
(e) Penguasaan Simpul-simpul wacana dan organisasi keagamaan yang bersifat intoleran di kampus.
3. Inisiatif, respon dan upaya perbaikan iklim keberagamaan yang lebih selaras bagi kebutuhan di IPB dilakukan di
beragam level, mulai dari inisiatif kebijakan di tingkat Rektorat, kepemimpinan baru yang sangat mendukung corak
keagamaan yang moderat di IPB, membuka akses yang lebih baik bagi kegiatan non Islam, membongkar sistem status
quo kelompok dominan dari simpul-simpul strategis untuk wacana keagamaan hingga ke pegaturan Asrama
Mahasiswa. Selain itu juga inisiatif mandiri dari kelembagaan dan organisasi agama yang berpandangan moderat
Islam (NU, HMI, PMII, GMNI dll), serta komunitas-komuntas mahasiswa yang umumnya berbasis seni dan budaya yang
cenderung menolak intervensi faham Islam intoleran dan radikal Islam.
REKOMENDASI
Rekomendasi Khusus di Internal IPB
1. Mendukung dan menguatkan kebijakan-kebijakan dari Rektor IPB serta membumikannya di level ampirik di Fakultas,
Jurusan, Organisasi Mahasiswa, Lembaga Keagamaan, dalam tujuan mengembalikan IPB sebagai miniatur Indonesia,
bukan hanya bebasis keragaman hukum adat, ras dan budaya tapi juga keragaman agama.
2. Menegaskan aturan dan kebijakan tegas untuk memisahkan ruang private dan publik bagi kegiatan dan program
keagamaan tertentu. Menjaga ruang publik bersama yang tidak boleh diintervensi dan didominasi bagi kelompok
agama tertentu. Serta mengarahkan kegiatan keagamaan pada tempatnya (Mushola dan Masjid), diiringi dengan sangsi
tegas bagi para pelanggarnya.
3. Penguatan agenda keagamaan (khususnya Ke-Islaman) yang bersifat moderat (Islam Wasathan) yang selaras dengan
nilai-nilai berbangsa dan bernegara melalui kegiatan Organisasi Mahasiswa (Intra dan Ekstra) kampus dan dijadikan
sebagai salah satu kewajiban dari kegiatan kemahasiswan.
4. Pihak Rektorat dan Pimpinan Kampus memfasilitasi dan membuka agenda-agenda titik temu dan ruang dialog antar
iman (agama) sebagai bagian dari kegiatan mahasisawa di kampus.
5. Pihak Rektorat dan Pimpinan Kampus memfasilitasi kegiatan dan program organisasi mahasiswa, UKM, lembaga dakwah
kampus, dst yang mendorong inovasi kegiatan millenial untuk perjumpaan komunitas-komunitas berbeda (agama, ras,
budaya dan agama).
6. Penegasan aturan dan kebijakan penolakan intervensi Partai Politik ke internal Kampus.
7. Memperbaikai sistem pengajaran agama (Islam) di kuliah dan simpul keagamaan di Kampus
Rekomendasi Umum
1. Penegasan dan pelanjutan kebijakan pelarangan organisasi radikal dan fundamentalisme Islam tumbuh di
Indonesia.
2. Pentingnya strategi pengawasan dari Kementrian terkait (Pendidikan dan Agama) atas intervensi faham
radikal dan intoleran di kampus-kampus.
3. Kebijakan khusus untuk peningkatan pemahaman keislaman bercorak moderat dan toleran sejak di
bangku SMP dan SMA.
4. Perbaikan kebijakan untuk seleksi guru dan dosen (agama dan non agama) dengan aturan wacana
keberagaam yang moderat, toleran dan berwawasan kebangsaan.
5. Penegasan ulang kebijakan dan regulasi pelarangan Partai Politik intervensi di kampus.
6. Memperbaiki dan evaluasi menyeluruh sistem pengajaran agama di kampus.
7. Mendorong dan maenstreming agenda-agenda dialog antar agama, kebhinekaan dan kebangsaan di
kampus.
8. Perbaikan sistem ekonomi politik nasional yang lebih adil dan tidak korup, serta terus memastikan
peningkatan kesejahteraan rakyat secara merata.
TERIMA KASIH
Tim Studi: