OLEH:
Menyetujui,
Ketua LPPM Universitas Riau
ii
Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE, MP
NIP. 19600822 199002 1002
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan izin dan kemampuan kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan dengan judul “Pelatihan Hidroponik Dengan
Memanfaatkan Barang Bekas”. Laporan ini disusun untuk memenuhi luaran dari
kegiatan pengabdian masyarakat skema Kuliah Kerja Nyata Terintegrasi
Universitas Riau 2019.
Terimakasih kami ucapkan kepada Dr. Fitmawati, M.Si selaku Dosen
Pendamping Lapangan Kukerta Terintegrasi Desa Kualu 2019 dan juga kepada
seluruh anggota tim Kukerta Terintegrasi Desa Kualu 2019 yang telah
berkontribusi dalam penyusunan laporan ini.
Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan laporan
ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.
Penyusun
iii
RINGKASAN
iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Gambaran Umum Daerah Sasaran ................................................ 1
C. Tujuan Kegiatan ............................................................................ 2
D. Luaran Kegiatan ............................................................................ 2
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan ....................................................................................... 9
B. Rekomendasi ................................................................................. 90
Lampiran
A. Dokumentasi Kegiatan .................................................................. 10
B. Luaran ........................................................................................... 12
C. Surat Mitra .................................................................................... 13
D. Realisasi Anggaran ....................................................................... 14
E. Kwitansi Penggunaan Anggaran .................................................. 15
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat Urban adalah masyarakat peralihan dari desa ke perkotaan.
Umumnya masyarakat Urban tinggal di daerah pinggiran perkotaan. Daerah
pinggiran kota (urban fringe) didefinisikan sebagai daerah yang berada dalam
proses transisi dari daerah perdesaan menjadi perkotaan. Sebagai daerah transisi,
daerah ini berada dalam tekanan kegiatan-kegiatan perkotaan yang meningkat
yang berdampak pada perubahan fisikal termasuk konversi lahan pertanian dan
non pertanian dengan berbagai dampaknya.Menurut Howard pada akhir abad ke
19, diantara daerah perkotaan, daerah perdesaan, dan daerah pinggiran kota,
ternyata daerah pinggiran kota memberikan peluang paling besar untuk usaha-
usaha produktif. Usaha produktif masyarakat Urban dapat berperan penting dalam
membantu daerah pusat perkotaan, terutama dalam pertanian sayuran yang tidak
dapat dilakukan didaerah perkotaan.
Sayuran-sayuran dan buah-buahan merupakan salah satu kelompok pangan
dalam penggolongan FAO, yang dikenal dengan Desirable Dietary Pattern1 (Pola
Pangan Harapan/PPH) ( Karsin, 2004). Kelompok bahan pangan ini berfungsi
sebagai sumber vitamin dan mineral, sehingga kekurangan konsumsinya
berpengaruh negatifterhadap kondisi gizi. Oleh karena itu, konsumsi sayur-
sayuran dan buah-buahan bersama-sama dengan kelompok pangan lainnya dapat
berpengaruh terhadap kondisi kesehatan pada umumnya. Salat satu metode
penanaman sayur dan buah-buahan yang dapat digunakan adalah hidroponik.
Metode hidroponik bukan merupakan hal baru dalam dunia pertanian.
Namun, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui dengan jelas
bagaimana cara melakukannya dan apa keuntungannya.Hidroponik yang
dikembangkan saat ini yaitu dengan memanfaatan gelas plastik bekas dan
styrofoam untuk media hidroponik. Manfaat yang diperoleh dengan
memanfaatkan gelas plastik bekas ini yaitu dapat menanggulangi sampah plastih
berupa gelas bekas. Pada dasarnya limbah plastik diindonesia sangat melimpah.
Untuk mengatasi limbah plastik yang menjamur maka limbah tersebut di
manfaatkan untuk media dalam hidroponik. Hidroponik merupakan cara bercocok
tanam yang sangat efektif karena tidak perlu memerlukan lahan yang sangat luas.
Selain itu hidroponik sangat cocok di lingkungan yang sangat minim lahan
terutama di daerah pinggiran perkotaan.
1
C. Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan kegiatan ini adalah:
1. Untuk mengenalkan hidroponik kepada masyarakat
2. Untuk mengenalkan manfaat dari hidroponik kepada masyarakat
3. Untuk mengenalkan penggunaan gelas plastik bekas untuk hidroponik
D. Luaran Kegiatan
Luaran Kegiatan yang diharapkan dari program ini adalah dibuat dalam
tulisan ilmiah yang diharapkan dapat diliput dan dipublikasikan oleh jurnalis yang
lebih masif sehingga informasi pengabdian kepada masyarakat dapat diakses
secara luas.
2
BAB II
RENCANA KEGIATAN
A. Rencana Kegiatan
Tabel 2.1 Tabel rencana kegiatan
No Kegiatan Waktu Pelaksanaan Keterangan
1. Pengumpulan Senin/ 1 Juli 2019 Barang bekas yang
barang bekas dan dikumpulkan berupa gelas
persiapan alat plastik polkadot disekitaran
hidroponik pemukiman warga, alat yang
disiapkan adalah styroform
yang telah dibolongkan
tutupnya, pemasangan
sumbu (flanel) pada gelas
plastik dan proses
pemotongan rockwoll.
2. Penyemaian bibit Senin/ 1 Juli 2019 Proses penyemaian bibit
dilakukan oleh tim kukerta
terintegrasi Unri, bibit yang
disemai yaitu bayam, pakcoy
dan kangkung.
3. Sosialisasi Kegiatan Minggu/ 7 Juli 2019 Sosialiasi dilakukan dirumah
Hidroponik salah satu warga RT 01 RW
03 Perumahan Graha Kualu
Payung Sekaki, yang
bertepatan dengan acara
pengajian.
4. Pelatihan Selasa/ 9 Juli 2019 Pelatihan dilakukan bersama
Hidroponik dan ibu-ibu PKK RT 01 yang
pembuatan nutrisi dilakukan pada siang hari
buatan jam 14.00 WIB.
5. Pemantauan Kamis/ 18 Juli 2019 Pemantauan dilakukan
perkembangan dan Minggu/ 21 Juli 2019 secara berkala kesetiap
pengecekan Kamis/ 25 Juli 2019 rumah warga.
konsentrasi nutrisi
B. Metode pelaksanaan
Kegiatan pelatihan hidroponik kepada masyarakat ini dilakukan melalui
beberapa tahapan yaitu:
1. Pengumpulan barang bekas dan persiapan alat hidroponik
Pengumpulan barang bekas dan persiapan alat hidroponik dilakukan
oleh Tin Kukerta Terintegrasi. Barang bekas yang dikumpulkan berupa
3
gelas plastik polkadot disekitaran pemukiman warga. Styroform telah
dibeli dibolongkan tutupnya. Sumbu (flanel) dipasang pada gelas
plastik dan proses pemotongan rockwoll berukuran (3x3).
2. Penyemaian bibit
Proses penyemaian bibit dilakukan oleh tim kukerta terintegrasi Unri,
bibit yang disemai yaitu bayam, pakcoy dan kangkung. Bibit yang telah
disemai ditunggu selama 7-10 hari sebelum bisa dipindahkan ke sistem
hidroponik. Setelah bibit di semai, bibit diletakan ditempat gelap
selama 24 jam dan kemudian setelai bibit mulai pecah, bibit diberikan
sinar matahari langsung minimal 8 jam sehari dan ditambahkan air
setiap paginya sampai bibit siap dipindahkan kesistem.
3. Sosialiasi Kegiatan Hidroponik
Pada tahap sosialisasi ini yang akan dilakukan adalah pengenalan
mengenai kegiatan, Iangsung kepada masyarakat RT 01 RW 03
Perumahan Graha Kualu Payung Sekaki. Kegiatan sosialisasi akan
dilakukan di salah satu rumah warga. Pada tahap ini, masyarakat
akan diberikan gambaran dan penjelasan mengenai kegiatan secara
rinci. Hal ini bertujuan untuk mengenalkan secara langsung kepada
masyarakat tentang bagaimana bercocok tanam tanpa menggunakan
media tanah seperti pada umumnya
4. Pelatihan Hidroponik dan pembuatan nutrisi buatan
Pelatihan dilakukan bersama ibu-ibu PKK RT 01 RW 03 Perumahan
Graha Kualu Payung Sekaki. Kegiatan pelatihan meliputi pengenalan
hidroponik secara umum, praktek pembibitan oleh ibu-ibu PKK,
pemindahan bibit hidroponik kesistem dan praktek pembuatan nutrisi
buatan untuk tanaman hidroponik.
5. Pemantauan perkembangan dan pengecekan konsentrasi nutrisi
Pemantauan dilakukan secara berkala kesetiap rumah warga sebanyak
3x yang bertujuan untuk melihat perkembangan sistem hidroponik di
rumah-rumah warga dan pengecekan konsentrasi nutrisi. Apabila
konsentrasi nutrisi sudah tidak sesuai dengan konsentrasi yang
dibutukan oleh sistem, maka dilakukan proses penambahan nutrisi
kedalam styroform pada sistem.
4
6 Nutrisi buatan 1 set Rp 75.000 Rp 75.000
7 Spuit 20cc 3 buah Rp 10.000 Rp 30.000
8 Print warna lembar Rp 13.000
9 Laminating lembar Rp 25.000
10 Fotocopy lembar Rp 4.000
11 Spanduk 3 meter Rp 20.000 Rp 60.000
12 Snack pelatihan Rp119.000
hidroponik
13 Styrofoam box 25 buah Rp 30.000 Rp750.000
14 Bensin mobil 7.75 liter Rp 6.450 Rp 50.000
15 Spanduk 3.75 meter Rp 20.000 Rp 75.000
16 Bibit kangkung 1 bungkus Rp 13.000 Rp 13.000
17 Bibit pakcoy 1 bungkus Rp 36.000 Rp 36.000
18 Bibit bayam 1 bungkus Rp 21.000 Rp 21.000
19 Gelas takar 1 Rp 10.000
20 Nampan 1 Rp 15.000
21 Pisau cutter 6 buah Rp 3.000 Rp 18.000
22 Ovo Rp 54.000
23 Suntik 1 buah Rp 7.000
24 Tds 1 buah Rp 160.000
25 Kotak makanan Rp 8.000
styrofoam
26 Jerigen Rp 15.000
27 Air mineral 2 kotak Rp 17.000 Rp 34.000
28 Tissu 3 bungkus Rp 2.000 Rp 6.000
29 Fotocopy materi Rp10.000
hidroponik
30 Kertas padi Rp 10.000
31 Sistem DFT 1 unit Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
32 Sewa mobil pick 1 mobil Rp 200.000 Rp 200.000
up
Total Rp 2.992.000
5
BAB III
PELAKSANAAN
6
hidroponik serta proses penyemaian bibit, pemidahan bibit kedalam
sistem dan pembuatan nutrisi buatan. Pada tanggal 9 Juli 2019 telah
dilakukan pelatihan kepada ibu-ibu PKK yang berada di RT 01.
Dalam pelatihan ini ibu-ibu PKK tersebut dibekali mengenai cara
bercocok tanam hidroponik (sistem wick) dan pembuatan nutrisi
buatan. Setelah penyampaian materi kepada ibu-ibu PKK, dilakukan
pelatihan penyemaian bibit dan pemindahan bibit hidroponik yang
telah disemai ke sistem hidroponik serta pembuatan nutrisi buatan
untuk sistem hidroponik
5. Pemantauan perkembangan dan pengecekan konsentrasi nutrisi
Pemantau perkembangan hidroponik dan konsentrasi nutrisi dilakukan
secara berkala, dengan total 3 kali pemantauan yaitu tanggal 18,21,25
Juli 2019. Pemantauan dilakukan dengan mengecek rumah ibu-ibu
PKK yang memiliki sistem hidroponik. Pengecekan dilihat dari
pertumbuhan dan perkembangan tanaman hidroponik dan kondisi
nutrisi didalam sistem. Dengan menggunakan alat TDS konsentrasi
diukur, apabila kondisi nutrisi sudah tidak sesuai dengan yang
diharapkan, maka nutrisi akan ditambah atau airnya yang akan
ditambah untuk mendapatkan konsentrasi yang diinginkan.
7
4. Pendidikan Desa wisata ini dapat di jadikan tempat
pembelajaran agroforestri sekaligus wisata
pendidikan
5. Usaha Dengan adanya desa wisata ini dapat juga
dijadikan usaha sampingan yang lain
sehingga pendapatan masyarakat pun
bertambah
8
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Kegiatan program pelatihan hidroponik kepada masyarakat ini telah
berlangsung dengan baik, dimulai dengan kegiatan persiapan hingga
terlaksananya program. Capaian kegiatan program pelatihan kepada masyarakat
ini adalah adanya keinginan dan antusiasme untuk bercocok tanam secara
hidroponik. Hasil yang dicapai lainnya adalah, beberapa sayuran dapat dipanen
dan dikonsumsi masyarakat(40% berhasil).
B. Rekomendasi
Bercocok tanam secara hidroponik dengan sistem wick sangat sulit dilakukan,
karena perlunya keuletan dalam merawat tanaman yang ada dan hasil panen tidak
terlalu memuaskan. Hidroponik sistem DFT lebih direkomendasikan untuk
masyarakat, sehingga diberikan 1 sistem DFT untuk RT 01 untuk dirawat dan
dijalankan.
9
Lampiran
A. Dokumentasi Kegiatan
10
Gambar 4 Penyampaian materi hidroponik
11
B. Luaran
Adapun dari pelaksanaan kegiatan ini, telah tercapai luaran kegiatan yaitu
sebagai berikut :
1. Penulisan buku yang telah ber-ISBN
12
C. Surat Mitra
13
D. Realisasi Anggaran
14
25 Kotak makanan Rp 8.000
styrofoam
26 Jerigen Rp 15.000
27 Air mineral 2 Kotak Rp 17.000 Rp 34.000
28 Tissu 3 Bungku Rp 2.000 Rp 6.000
s
29 Fotocopy materi Rp10.000
hidroponik
30 Kertas padi Rp 10.000
31 Sistem DFT 1 Unit Rp 1.100.000 Rp 1.100.000
32 Sewa mobil pick 1 Mobil Rp 300.000 Rp 300.000
up
Total Rp 3.192.000
15
E. Kwitansi Penggunaan Anggaran
16
17
18
19
20
21
22