PENDAHULUAN
Manajemen merupakan pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di
organisasi. Manajemen mencakup kegiatan koordinasi dan supervise staf serta sarana dan prasarana
dalam mencapai tujuan. Manajemen keperawatan sebagai proses bekerja melaui anggota staf untuk
memberikan asuhan keperawatan sebagai salah satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara
professional., sehingga diharapkan keduanya saling mendukung.
Adanya tuntutan pengembangan pelayanan kesehatan oleh masyarakat umum merupakan salah satu
faktor yang harus dicermati dan diperhatikan oleh tenaga perawat.dengan demikian, perawat harus
mampu berkiprah secara nyata dan diterima dalam memberikan sumbangsih bagi kamanusiaan sesuai
dengan ilmu dan kiat serta kewenangan yang dimiliki. Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran
dan fungsi perawat dalam pelayanan keperawatan adalah pembenahan dalam manajemen keperawatan
denganharapan adanya faktor kelola yang optimal, sehingga mampu menjadi wahana peningkatan
keefektifan pembagian pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan terhadap pelayanan
keperawatan.
Ruangan atau bangsal sebagai salah satu unit terkecil pelayanan kesehatan merupakantempat yang
memungkinkan bagi oerawat utuk menerapkan ilmu dan kiatnya secara optimal. Namun perlu disadari,
tanpa adanya tata kelola yang memadai, kemauan, dan kemampuan kuat serta pean aktif dari seluruh
pihak, maka pelayanan keperawatan professional hanyalah akan menjadi teori semata. Oleh karena itu
perlunya perawat mengupayakan kegiatan penyelenggaraan Metode Asuhan Kepeawatan Profesional
(MAKP).
2. Untuk memahami bagaimana gambaran pengkajian, analisis swot, dan identifikasi masalah
6. Utuk memahami bagaimana tugas Kepala Ruangan, Perawat Primer, dan Perawat Asosiate ?
4. Untuk mengetahui contoh kasus dengan overan (timbang terima) dengan gambaran skenarionya ?
Sebagaimana mempunyai tujuan seperti yang tersebut diatas, secara teoristis sangat diharapkan karya
ini dapat memberikan informasi yang berguna bagi para khalayak, sebagai bahan wacana yang dapat di
gunakan untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam mempelajari makalah tentang Timbang
Terima metode asuhan keperawatan profesional. .
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan meningkatnya pendidikan bagi perawat, diharapkan dapat memeberikan pelayanan keperawatan
yang professional berdasarkan issue di masyarakat dan bermutu tinggi.
Dasar pertimbangan penerapan model system pemberian asuhan keperawatan antara lain:
2. Ekonomis
4. Menambah kepuasan kerja perawat karena dapat melaksanakan peranya dengan baik
6. Terlaksanakanya kominikasi yang adekuat antara perawat dan tiim kesehatan lainya
Pada penerapan MAKP harus mampu memberikan asuhan keperawatan professional, untuk itu
diperlukan penataan tiga komponen utama, yaiu:
1. Ketenagaan keperawatan
3. Dokumentasi keperawatan
II.2 Pengkajian, Pengumpulan Data, Analisis Swot, dan Identifikasi Masalah
- Visi :
pandangan kedepan, mengenai apa yang harus dilakukan oleh suatu organisasi, tujuan organisasi, dan
tindakan apa yang harus dilakukan untuk mencapai hal tersebut, mencakup ( 5W+1H).
- Misi :
Suatu hal (pernyataan) yang dilakukan oleh suatu organisasi dalam mewujudkan visi.
- Motto :
Sebuah kalimat/kata yang dijadikan sebagai prinsip dan semboyan dalam kehidupan.
A. Pengumpulan Data
Pada model metode praktik keperawatan professional harus mampu memberikan asuhan keperawatan
professional dan untuk itu diperlukan penataan 3 komponen utama:
a. Struktur organisasi
c. Administrasi penunjang
c. Ronde Keperawatan
e. Supervisi
f. Discharge Planning
g. Dokumentasi Keperawatan
B. Analisis SWOT
- Strenght
- Weakness
- Opportunity
- Treathened
Dari hasil pengkajian, dilakukananalisis SWOT berdasarkan elemen penerapan model MAKP yang
meliputi:
2. M2 (sarana prasarana)
3. Penerapan MAKP
4. Sentralisasi obat
5. Supervisi
6. Timbang Terima
7. Ronde keperawatan
8. Discharge planning
9. Dokumentasi
Metode
Data Fokus
Penerapan MAKP
- Mekanisme pelaksanaan
Timbang Terima
- Pra: masalah pasien, tinadakan yang sudah dan rencana yang belum dilakukan: perhatian khusus
Ronde Kpeerawatan
- Pelaksaan: mekanisme
- Mekanisme penyimpanan
5
Discharge Planning
- Mekanisme
Supervisi
- Instrument supervise
- Mekanisme pelaksaan
Dokumentasi
1. Kepala Ruangan
Dalam melaksanakan tugasnya kepala ruangan bertanggung jawab kepada kepala instalansi terhadap
hal-hal sebagai berikut:
- Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga keperawatan, peralatan dan mutu
asuhan keperawatan di ruang perawatan
- Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi wewenang Kepala Ruangan
- Menghadiri rapat berkala dengan kepala instansi/Kasi/Kepala Rumah Sakit untuk kelancaran
pelaksanaan pelayanan keperawatan
- Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di ruang rawat yang berada di
wilayah tanggung jawabnya
- Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan di ruang rawat yang
bersangkutan
- Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah maupun kualifikasi untuk di
ruang rawat, koodinasi dengan kepala instansi
- Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/ asuhan keperawatan yang akan diselenggarakan
sesuai kebutuhan
- Mengatur dan menkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan ruang rawat, melalui kerja sama
dengan petugas lain yang bertugas diruang rawatnya.
- Menyusun jadwal dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan
- Membimbing tenaga keperawatan untuk melakukan pelayanan/ asuhan keperawatan yang sesuai
ketentuan.
- Mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu waktu dengan staf keperawatan dan petugas lain
yang bertugas diruang rawatnya.
- Melaksanakan orientasi tenaga perawatan yang baru atau tenaga lain yang akan bekerja diruang
rawat
- Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat obatan sesuai kebutuhan berdasarkan ketentuan
atau kebijakan rumah sakit
- Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar selalau dalam keadaan siap pakai
- Mendampingi visite dokter dan mencatat instruktur dokter khususnya bila ada perubahan
program pengobatan pasien.
- Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatan diruang rawat menurut tingkat kegawatan,
infeksi /non infeksi untuk kelancaran pemberian asuhan keperawatan.
- Memberikan motivasi kepada petugas dalam memelihara kebersihan lingkungan ruang rawat
- Menyimpan semua berkas catatan medik pasien dalam masa perawatan diruang rawatnya dan
selanjutnya mengembalikan ke MR
- Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan serta kegiatan lain
diruang rawat
- Membimbing mahasiswa keperawatan yang menggunakan ruang rawatnya sebagai lahan praktek
- Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasienatau keluarganya sesuai kebutuhan dasar dalam
batas wewenangnya
- Melakukan serah terima pasien dan lain lain pada saat pergantian dinas
- Mengawasi dan menilai siswa/ mahasiswa keperawatan untuk memperoleh pengalaman belajar
sesuai tujuan program bimbingan yang telah ditentukan
- Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berada dibawah tanggung jawabnya.
- Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan sesuai standar yang berlaku secara mandiri
atau kordinasi dengan tim pengendali mutu asuhan keperawatan.
2. Perawat Primer
- Mengkomunikasihkan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh disiplin ilmu lain
maupun perawat lain.
- Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial di masyarakat
Dalam menjalankan tugasnya perawat pelaksana di rawat bertanggung jawab kepada kepala
ruangan/instalasi terhadap hal-hal sebagai berikut:
Dalam menjalankan tugasnya perawat pelaksana di ruang rawat mempunyai wewenang sebagai berikut:
- Memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu dalam keadaan siap pakai
- Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai kebutuhan dan batas kemampuannya,
antara lain:
- Melakukan tindakan darurat kepda pasien (antara lain: panas tinggi, kolaps, perdarahan,
keracunan, henti napas dan henti jantung) sesuai dengan protab yang berlaku. Selanjutnya segera
melaporkan tindakan yang telah dilakukan kepada dokter ruang rawat/ dokter jaga.
- Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya melakukan tindakan yang tepat berdasarkan hasil
observasi tersebut sesuai batas kemampuannya.
- Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus dan upaya meningkatkan
mutu asuhan keperawatan.
- Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan libur secara bergilir sesuai jadwal dinas.
- Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang tepat dan benar sesuai
standar asuhan keperawatan
- Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti secara lisan maupun tulisan pada
saat pengganti dinas.
A. Definisi
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan mengoptimalkan peran dan fungsi
perawat, terutama peran dan fungsi mandiri perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui
komunikasi yang efektif antar perawat, maupun antara perawat dengan tim kesehatan lain. Salah satu
bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan keefektifannyan adalah saat pergantian sift(overan).
Overan merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang
berkaitan dengan keadaan pasien. Overan pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan
secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah
dan yang belum dilakukan serta perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat
sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Overan dilakukan oleh
perawat primer keperawatan kepada perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam
secara tertulis dan lisan.
B. Tujuan
- Tujuan Umum
- Tujuan Khusus
2. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan keperawatan kepada pasien.
3. Menyampaikan hal yang penting yang haarus ditindak lanjuti oleh perawat dinas berikutnya.
C. Manfaat
1. Bagi perawat
2. Bagi pasien
Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum terungkap.
D. Prosedur Overan
TAHAP
KEGIATAN
WAKTU
TEMPAT
PELAKSANA
Persiapan
2. Prinsip overan, terutama pada semua pasien baru masuk dan pasien yang dilakukan overan
khususnya pasien yang memiliki permasalahan yang belum /dapat teratasi serta yang membutuhkan
observasi lebih lanjut
3. PP menyampaikan overan pada PP berikutnya mengenai hal yang perlu disampaikan dalam overan :
a. Jumlah pasien
g. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan penunjang,
dan lain-lain)
5 menit
NURSE STATION
PP dan PA
Pelaksanaan
4. Perawat yang melakukan overan dapat melakukan klarifikasi, tanya jawaab dan melakukan vaalidasi
terhadap hal-hal yang telah dioverkan dan berhak menanyakan mengenai hal-hal yang kuraang jelas
7. Perawat yang melaksanakan overan mengkaji secara penuh terhadap masalah keperawataan,
kebutuhan dan tindakan yang telah/belum dilaksanakan serta haal-haal penting lainnya selama masa
perawatan
8. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang matang sebaiknya dicatat secara
khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada petugas berikutnya
9. Lama overan untuk tiap pasien tidak lebih dari lima menit kecuali pada kondisi khusus dan
memerlukan keterangan yang rumit.
20 MENIT
NERS STATION
Post overan
1. Diskusi
2. Pelaporan untuk overan dituliskan secara langsung pada format overan yang ditandatangani oleh PP
yang jaga saat itu dan PP yang jaga berikutnya diketahui oleh kepalaa ruang
5 MENIT
NURSE STATION
KARU, PP, PA
E. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan:
4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan menggambarkan kondisi pasien
saat ini serta menjaga pasien.
6. Pada saat overan di kamar pasien, menggunakan volume suara yang cukup sehingga pasien di
sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi klien.Sesuatu yang dianggap rahsia sebaiknya
tidak dibicarakan secara langsung klien.
7. Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut dan syok sebaiknya dibicarakan di nurse station.
F. Alur Overan
MASALAH :
1. TERATASI
2. BELUM TERATASI
3. TERATASI SEBAGIAN
PASIEN
DIAGNOSA MEDIS MASALAH KOLABORATIF
DIAGNOSA KEPERAWATAN
(didukung data )
TINDAKAN
TELAH DILAKUKAN
BELUM DILAKUKAN
G.
G. Renstra Overan
1. Pelaksanaan overan
Tanggal :
Pukul :
Topik :
Tempat :
2. Metode.
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Media
1. Status klien
2. Bukuoveran
3. Alattulis
4. Leafleat
5. Saranadanprasaranaperawatan
4. Pengorganisasian
1. Kepalaruang :
8. Pembimbing/ supervisor :
H. Uraian kegiatan
1. Prolog.
Padahari…..jam …. Seluruh perawat( PP dan PA ) sif pagi dan sore serta kepala ruangan berkumpul di
nurse station untuk melakukan overan.
Kepalar uangan memimpin dan membuka dengan doa dan kemudian mempersilahkan PP dinas pagi
untuk melaporkan keadaan dan perkembangan pasien selama bertugas kepalah PP yang akan berdinas
selanjutnya ( sore ). PP dan PA sif sore memberikan klarifikasi keluhan, intervensi keperawatan yang
sudah dan belum dilaksanakan (secara umum ), intervensi kolaboratif dan dependen, rencana umum dan
persiapan yang perlu dilakukan ( persiapan operasi, pemeriksaan penunjang dan lain-lain ), serta hal
yang belum jelas atas laporan yang telah disampaikan. Setelah melakukan overan di nurse station berupa
laporan tertulis dan lisan, kemudian diteruskan di ruang perawatan pasien.
Seluruh perawat dan kepala ruangan bersama – sama melihat ketempat pasien. PP. dinas selanjutnya
mengklarifikasi dan langsung kepada pasien atau keluarga yang mengalami masalah khusus. Untuk
pasien yang tidak mengalami masalah khusus, kunjungan tetap dilaksanakan.Lama kunungan tidak lebih
dari lima menit per pasien. Bila terdapat hal-hal yang bersifat rahasia bagi pasien dan keluarga perlu
diklarifikasi, maka dapat dilaksanakan di nurse station setelah kunjungan kepasien berakhir.
4. Epilog
Kembali ke nurse station. Diskusi tentang pasien yang bersifat rahasia. Setelah overran selesai dilakukan,
maka kedua PP menandatangani laporan overran dengan diketahui oleh kepela ruang.
I. Evaluasi
1. Struktur ( input )
Pada overan, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain :catatan overan, status
klien dan kelompok sif overan. Kepala ruang selalu memimpin kegiatan overan yang dilaksanakan pada
pergantian sif yaitu malam ke pagi, pagi ke sore. Kegiatan overran pada sif pagi ke malam di pimpin oleh
perawat primer yang bertugas saat itu.
2. Proses
Proses overran dipimpin oleh kepala ruang dan dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas
maupun yang akan mengganti sif. Perawat primer mengoperkan keperawat primer berikutnya yang akan
mengganti sif. Overan pertama di lakukan di nurse station kemudian keruang perawatan pasien dan
kembali lagi ke nurse station. Isi overran mencakup jumlah pasien, diagnose keperawatan, intervensi
yang belum / sudah dilakukan. Setiap pasien tidak lebih dari lima menit saat klarifikasi ke pasien.
3. Hasil
Overan dapat dilakukan setiap pergantian sif. Setiap perawat dapat mengetahuai perkembangan pasien,
komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.
Kamar :
Dx. medis :
Nama Pasien :
Umur :
Tanggal :
Asuhan keperawatan
Overana
Sif pagi
Sif sore
Sif malam
Masalahkeperawatan
Data focus
S:
O:
A:
P :
S:
O:
A:
P :
S:
O:
A:
P :
Tanda tangan PP
PP pagi :
PP sore :
Karu :
PP sore :
PP malam:
PP malam:
PP pagi :
Karu :
II.5 Contoh Kasus Timbamg Terima dan Skenario
A. Contoh kasus
- Jumlah pasien:
- Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi, pemerilsaan penunjang).
PP menyampaikan overran pada PP berikutnya mengenai hal yang perlu disampaikan dalam overran:
OPERAN TIM A
LAPORAN KEGIATAN
1) Ny. Tholhah (42 thn) (5870049) Ca.Mammae post mastektomi / Dr.Nindi KU: baik, komposmentis.
TD: 110/80, N: 100 x/mnt, RR: 20 x/mnt, T: 37 C. Keluhan: nyeri pada luka lengan atas sebelah kanan
dengan skala 7. Masalah keperawatan: Nyeri, Resti infeksi dan gangguan integritas kulit. Rencana yg
sudah dilakukan: monitor TTV, Relaksasi & distraksi, ganti balut, Injeksi Tramadol 1 ampul, Injeksi
Cefotaxim 500 mg. Rencana yg belum dilakukan: Kaji tanda-tanda infeksi, Kaji luka dan kaji nyeri. Terapi:
Tramadol 3x1 amp, Cefotaxim 2 x 500 mg, Infus NaCl 20 tts/mnt. Persiapan lain tidak ada.
2) Ny. Musayadah (47 thn) (5873281) Ca Recti / Dr. Nindi KU : lemah, komposmentis, pucat, anemis.
TD: 100/60, N: 80 x/mnt, RR : 20 x mnt, S: 37 C. Keluhan nyeri diarea anal, skala 7 dari 10. Masalah
keperawatan: Nyeri. Rencana yang sudah dilakukan: monitor TTV dan distraksi dan relaksasi. Rencana
yang belum dilakukan : pemberian asam mefenamat 500 mg peroral.
Persiapan lain: USG abdomen dan Cek albumin besok pagi, Konsul ke Internis, Persiapan kolon in loop.
OPERAN TIM B
LAPORAN KEGIATAN
1) Ny. Dewi (41 thn) (5874031) Ca.Mammae / Dr. Samsul KU: baik, komposmentis. TD: 110/80, N: 100
x/mnt, RR: 20 x/mnt, T: 37 C. Keluhan: takut kalau mau dioperasi. Masalah keperawatan: Ansietas.
Rencana yg sudah dilakukan: monitor TTV, Motivasi individu. Rencana yg belum dilakukan: Relaksasi,
Pendidikan klien. Terapi: Vitamin C 3 x 500 mg, Vitamin B kompleks 3 x 1 tablet peroral. Persiapan lain :
Cek darah rutin.
2) Ny. Masamah (67 thn) (5870051) Tumor kulit / Dr. Joko KU : baik, komposmentis. TD: 150/80, N: 80
x/mnt, RR : 20 x mnt, S: 37 C. Keluhan nyeri skala 7 dari 10. Masalah keperawatan: Nyeri. Resikio tinggi
infeksi, gangguan integritas kulit. Rencana yang sudah dilakukan: monitor TTV dan distraksi dan relaksasi,
ganti balut, Injeksi Cefotaxim 500 mg. Rencana yang belum dilakukan : pemberian asam mefenamat 500
mg peroral, Monitor TTV.
B. Skenario
1. Nama Nggota :
- Ferdian Putra A
2. Renstra Overan
a. Pelaksanaan overran
b. Metode.
- Diskusi
- Tanya jawab
c. Media
- Buku overran
- Alat tulis :
d. Pengorganisasian
Team B: Ferdian
*Prolog
Pada hari Selasa jam 07.30 WIB Seluruh perawat ( PP dan PA ) sif malam dan pagi serta kepala ruangan
berkumpul di nurse station untuk melakukan overan.
- Kepala ruangan (Surya) : Baik, sudah hadir semua perawat pelaksana dan perawat primer
baik yang sif malam dan sif pagi. Kita mulai saja. .. (sambil melingkar kepala ruangan membuka overran)
…. Assalamualaikum Wr. Wb. Yang saya hormati seluruh perawat baik pelaksana maupun primer dari
anggota sif malam dan anggota sif pagi semoga selalu dalam kondisi sehat dan dilindungi Allah SWT.
Amiin.. Sebelum saya persilahkan PP dinas malam untuk melaporkan keadaan dan perkembangan pasien
selama bertugas kepada PP yang akan berdinas pagi. Mari kita buka dengan bacaan do’a dengan harapan
anggota berdinas pagi diberi kelancaran dalam melaksanakan intervensi. (amin..). berdo’a mulai (salah
satu anggota membaca teks do’a, dan lainya menundukkan kepala).
- Kepala ruangan (Surya) : (lanjut kepala ruang memimpin ) baik terimakasih… saya persilahkan
perawat PP dan PA berdinas malam memberikan klarifikasi:
1. Jumlah pasien:
7. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan penunjang).
Kedua kelompok dinas sudah siap (sif jaga), kelompok yang bertugas sambil mempersiapkan buku
catatan, penyampian klarifikasi oleh team over malam dengan jelas, singkat dan padat, perawat yang
melakukan overran melakukan klarifikasi, Tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang
telah dioverankan dan menanyakan mengenai hal-hal yang kurang jelas
- Perawat pelaksana (malam): (Team A: Susi susanti, Team B: Nuri novita sari):
Pasien pertama:
- Data Subyektif: Data Keluhan: nyeri pada luka lengan atas sebelah kanan dengan skala 7
- Data Obyektif: K/U: baik, komposmentis. TD: 110/80, N: 100 x/mnt, RR: 20 x/mnt, T: 37 C.
- Dx Keperawatan: Masalah keperawatan: Nyeri, Resti infeksi dan gangguan integritas kulit.
- Rencana yg sudah dilakukan: monitor TTV, Relaksasi & distraksi, ganti balut, Injeksi Tramadol 1
ampul, Injeksi Cefotaxim 500 mg.
- Rencana yg belum dilakukan: Kaji tanda-tanda infeksi, Kaji luka dan kaji nyeri. Terapi: Tramadol 3x1
amp, Cefotaxim 2 x 500 mg, Infus NaCl 20 tts/mnt.
Pasien kedua:
- Data Obyektif: K/U : lemah, komposmentis, pucat, anemis. TD: 100/60, N: 80 x/mnt, RR : 20 x mnt,
S: 37 C.
- Rencana yang sudah dilakukan: monitor TTV dan distraksi dan relaksasi.
- Rencana yang belum dilakukan: pemberian asam mefenamat 500 mg peroral. Terapi: Asam
mefenamat 3 x 500 mg, Vit. B kompleks 3 x 1 tablet.
- Persiapan lain: USG abdomen dan Cek albumin besok pagi, Konsul ke Internis, Persiapan kolon in
loop.
Pasien pertama :
- Data Obyektif: KU: baik, komposmentis. TD: 110/80, N: 100 x/mnt, RR: 20 x/mnt, T: 37 C.
- Rencana yg belum dilakukan: Relaksasi, Pendidikan klien. Terapi: Vitamin C 3 x 500 mg, Vitamin B
kompleks 3 x 1 tablet peroral.
Pasien kedua:
- Dx Kperewatan: Masalah keperawatan: Nyeri. Resikio tinggi infeksi, gangguan integritas kulit
(prioritas: Gangguan rasa nyaman nyeri)
- Rencana yang sudah dilakukan: monitor TTV dan distraksi dan relaksasi, ganti balut, Injeksi
Cefotaxim 500 mg.
- Perawat pelaksana (malam): (Nuri novita sari) demikian laporan dari sif malam, dari sini ada yang
perlu didiskusikan….. ???
- Perawat pelaksana pagi (Team A: Firma Kusuma W): (menanyakan status kondisi pasien yang
dipegang team A)…. Perawat susi saya Tanya px pertama dengan Ny. T dari tindakan ganti balut (rawat
luka), tadi hasil observasi lukanya deskripsi luka jahitanya seperti apa ???
- Perawat pelaksana malam (Team A: Susi Susanti): kondisi luka tidak terjahit karena mamae sudah
berlubang luas, tidak ada puss namun darah yang profus, drainase (rembesan) darah keluar banyak pada
balutan kasanya, karena darah yang keluar profus jadi nanti di observasi kalau kasa penuh darah segera
diganti dengan kasa baru(steril). Cefo dan tramadol 1 ampul masuk ya nanti. ..
- Perawat pelaksana pagi (Team B: Jayanti rezky): (menanyakan status kondisi pasien yang dipegang
team B)….perawat nuri, saya menanyakan kondisi Ny D masalah keperawatanya hanya ansietas saja kah ?
sama Ny M bisa dijelaskan deskripsi luka tumor kulit post op nya ?
- Perawat pelaksana malam (team B: Nuri novita sari): baik, untuk pasien Ny D ketakutanya tinggi
karena sebelumnya belum pernah menjalani operasi, jadi intervensinnya nanti lebih memberikan
support internal untuk meminimalisir tingkat kecemasanya. Untuk tanda-tanda vitalnya stabil semua.
Dan utnuk Ny M kondisi luka jahitanya bagus, tidak keluar puss atau darah waktu saya tekan tadi, Cuma
nyeri yang dikeluhkan jadi tindakan kolaboratif: pemberian analgesic dan antibiotk masih lanjut ya…
- Perawat pelaksana pagi (team A dan B: Firma, Jayanti): (bersama-sama)…. baik… sangat difahami…
Setelah perawat PP berdinas malam selesai menjelaskan klarifikasi pasien, maka seluruh perawat dan
kepala ruangan bersama-sama melihat ketempat pasien, PP dinas selanjutnya mengklarifikasi dan
menvalidasi data langsung kepada pasien atau keluarga yang mengalami masalah khusus. Untuk pasien
yang tidak mengalami masalah khusus, kunjungan tetap dilaksanakan. Lama kunjungan tidak lebih dari
lima menit per pasien. Bila terdapat hal-hal yang bersifat rahasia bagi pasien dan keluarga perlu
diklarifikasi, maka dapat dilaksanakan di nurse station setelah kunjungan kepasien berakhir.
*Epilog
Pelaporan untuk overran dituliskan secara langsung pada format yang ditandatangani oleh PP yang jaga
malam dan PP yang jaga pagi dan diketahui (diawasi) oleh kepala ruangan.
- Kepala ruangan (Surya): baik, karena overran pasien sudah diterima dari sif malam ke pagi dan
format overran juga sudah tertanda tangani oleh masing-masing PP (dinas malam-dinas pagi). Semoga
diberi kelancaran untuk perawat yang berdinas pagi dan tidak ada halangan apapun. Amiin… baik cukup
sekian saya tutup overran pagi ini dengan bacaan basmalah..(basmalah mulai)….. (sambil mengengkat
tangan dan menundukkan kepala)… selesai… ≠
Komunikasi efektif saat timbang terima yang dilaksanakan dengan baik dapat membantu
mengidentifikasi kesalahan serta memfasilitasi kesinambungan perawatan pasien. Prinsip komunikasi
efektif dalam timbang terima menurut.
Komunikasi yang tidak efektif dapat mengancam keselamatan pasien di rumah sakit. Alvarado, et al
(2006) mengatakan ketidakakuratan informasi dapat menimbulkan dampak yang serius pada pasien,
hamper 70% kejadian sentinel yaitu kejadian yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius di
rumah sakit disebabkan karena buruknya komunikasi. Sejalan dengan prinsip komunikasi efektif di atas,
Nursalam (2012) membagi kegiatan timbang terima menjadi beberapa tahapan yaitu tahap persiapan,
tahap pelaksanaan, dan tahap post timbang terima.
Menurut Jefferson (2012), dalam melakukan timbang terima ada perkembangan alternatif komunikasi
efektif yang dapat dilakukan yaitu metode SBAR. Rekomendasi WHO2 pada tahun 2007, mewajibkan
untuk anggota Negara WHO dalam memperbaiki pola komunikasi pada saat melakukan operan jaga
harus menggunakan suatu standard yang strategis yaitu dengan mengunakan metode komunikasi S-BAR.
Proses komunikasi S-BAR terbukti telah menjadi alat komunikasi yang efektif dalam pengaturan
perawatan akut untuk tingkatan komunikasi yang urgen, terutama antara dokter dan perawat,
A. Definisi SABR
Komunikasi SBAR merupakan komunikasi yang dilaksanakan secara face to face yang terdiri dari 4
komponen yaitu:
4) R (Recommendation): merupakan suatu tindakan dimana meminta saran untuk tindakan yang
benar yang seharusnya dilakukan untuk masalah tersebut.(Jefferson,2012).
Penggunaan komunikasi yang tepat dengan read back telah menjadi salah satu sasaran dari program
keselamatan pasien yaitu peningkatan komunikasi yang efektif. Selain itu dengan menggunakan
komunikasi SBAR dapat menghemat waktu sehingga perawat yang akan dinas dapat melakukan tindakan
segera terutama terhadap pasien kritis seperti di ruang intensif (Smith, et al, 2008; Rushton, 2010;
JCAHO, 2013).
SBAR adalah metode terstruktur untuk mengkomunikasikan informasi penting yang membutuhkan
perhatian segera dan tindakan berkontribusi terhadap eskalasi yang efektif dan meningkatkan
keselamatan pasien. SBAR juga dapat digunakan secara efektif untuk meningkatkan serah terima antara
shift atau antara staf di daerah klinis yang sama atau berbeda. Melibatkan semua anggota tim kesehatan
untuk memberikan masukan ke dalam situasi pasien termasuk memberikan rekomendasi. SBAR
memberikan kesempatan untuk diskusi antara anggota tim kesehatan atau tim kesehatan lainnya.
Metode SBAR sama dengan SOAP yaitu Situation, Background, Assessment, Recommendation.
Komunikasi efektif SBAR dapat diterapkan oleh semua tenaga kesehatan, diharapkan semua tenaga
kesehatan maka dokumentasi tidak terpecah sendiri-sendiri. Diharapkan dokumentasi catatan
perkembangan pasien terintegrasi dengan baik. sehingga tenaga kesehatan lain dapat mengetahui
perkembangan pasien.
1) Situation :
- Diagnosa medis
2) Background :
- Riwayat medis
3) Assessment :
4) Recommendation :
- Apa yang perawat butuhkan dari dokter untuk memperbaiki kondisi pasien?
2. Perawat mengkumpulkan data-data yang diperlukan yang berhubungan dengan kondisi pasien yang
akan dilaporkan.
3. Perawat memastikan diagnosa medis pasien dan prioritas masalah keperawatan yang harus
dilanjutkan.
4. Perawat membaca dan pahami catatan perkembangan terkini & hasil pengkajian perawat shift
sebelumnya.
5. Perawat menyiapkan medical record pasien termasuk rencana perawat harian.
1. Situation (S) :
Nama : Tn.A umur 35 tahun, tanggal masuk 8 Desember 2013 sudah 3 hari perawatan, DPJP :dr Setyoko,
SpPD, diagnosa medis : Gagal ginjal kronik.
Masalah keperawatan:
2. Background (B) :
A. Pasien bedrest total , urine 50 cc/24 jam, balance cairan 1000 cc/ 24 jam.
3. Assessment (A) :
A. Kesadaran composmentis, TD 150/80 mmHg, Nadi 100x/menit, suhu 37 0C, RR 20 x/menit, oedema
pada ekstremitas bawah, tidak sesak napas, urine sedikit, eliminasi faeses baik.
4. Recommendation (R) :
Contoh komunikasi efektif SBAR antar perawat dengan dokter lewat telepon :
1. Situation (S) :
B. Melaporkan pasien nama Tn A mengalami penurunan pengeluaran urine 40 cc/24 jam, mengalami
sesak napas
2. Background (B) :
A. Diagnosa medis gagal ginjal kronik, tanggal masuk 8 Desember 2013, program HD hari Senin-Kamis
B. Tindakan yang sudah dilakukan posisi semi fowler, sudah terpasang dower kateter, pemberian
oksigen 3 liter/menit 15 menit yang lalu.
D. TD 150/80 mmHg, RR 30 x/menit, Nadi 100 x/menit, oedema ekstremitas bawah dan asites
Assessment (A) :
A. Saya pikir masalahnya gangguan pola nafas dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit lebih
4. Recommendation (R) :
PENUTUP
IV.1 KESIMPULAN
Pada model metode praktik keperawatan professional harus mampu memberikan asuhan keperawatan
professional dan untuk itu diperlukan penataan 3 komponen utama: Tenaga perawat (M1), Sarana,
Prasarana (M2), Metode pemberian asuhan keperawatan (M3)
5) Struktur organisasi
15) Supervisi
18) Pra: masalah pasien, tinadakan yang sudah dan rencana yang belum dilakukan: perhatian khusus
IV.2 SARAN
Dalam aplikasi timbang terima harus dipahami alur overran, dan point-point yang harus diklarifikasi oleh
PP dan PA yang sedang berdinas saat itu.
DAFTAR PUSTAKA
1. Azrul Azwar. 1997. Peran Perawat Profesional dalam Sistem Kesehatan di Indonesia. Jakar: Makalah
Seminar. UI.
4. Seto Sagung. 2008. Manajemen Kinerja Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta: Sabarguna