Anda di halaman 1dari 1

KERANGKA ACUAN DIBETES MELITUS DAN HIPERTENSI

I. PENDAHULUAN
Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan
peningkatan angka insidensi dan prevalensi DM. Data terbaru yang terdapat pada IDF
Diabetes Atlas, edisi ke-6, 2013, menunjukkan bahwa jumlah penyandang DM di
Asia Tenggara pada tahun 2013 sejumlah 72 juta dan diprediksi mencapai 123 juta
pada tahun 2035. Sedangkan kondisi di Indonesia pada 2013 menunjukkan bahwa
Indonesia berada di urutan ke-7 di seluruh dunia dalam hal jumlah penyandang DM,
yaitu sejumlah 8,5 juta pada tahun 2013 dan diprediksi akan meningkat menjadi 14
juta pada tahun 2035. Data serupa juga ditunjukkan pada penelitian terbaru, Riskesdas
2013 yang diterbitkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Kementerian Kesehatan RI tahun 2013, di mana dinyatakan bahwa prevalensi DM
nasional mencapai angka 6,9% di mana pada laporan Riskesdas 2007 angka
prevalensi DM adalah 5,7%. Di era JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) dalam
pengelolaan penyakit, pemberi pelayanan kesehatan tingkat I (PPK I) harus mampu
menangani masalah DM dan Hipertensi tanpa komplikasi, baik pada saat penemuan
pertama maupun penanganan rujukan balik dari PPK II dan PPK III. Selain
penanganan pada masalahnya, PPK I pun harus mampu memberikan pelayanan upaya
pengendalian faktor risiko DM dan Hipertensi pada kasus maupun masyarakat binaan
PPK I berada sebagai upaya pengendalian masalah kesehatan masyarakat. Dengan
kedua fakta tersebut, dirasa perlu dilakukan pelatihan teknis penatalaksanaan DM dan
Hipertensi beserta faktor risikonya sebagai upaya mengendalikan masalah DM dan
Hipertensi di Jawa Barat.
II. LATAR BELAKANG
III. LANDASAN HUKUM
IV. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Mampu dan memahami penatalaksanaan DM dan Hipertensi serta pengendalian
faktor.
b. Tujuan Khusus
1. Memahami strategi pengendalian DM dan Hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Sa’dan Malimbong
2. Mampu mengidentifikasi tanda dan gejala DM dan Hipertensi
3. Mampu menatalaksana masalah DM dan Hipertensi
4. Mampu mengidentifikasi faktor risiko DM dan Hipertensi
5. Mampu memilah prioritas masalah penatalaksanaan DM dan Hipertensi
6. Mampu menyusun rencana pengendalian DM dan Hipertensi pada populasi
V. SASARAN
VI. TATA NILAI
VII. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
VIII. IDENTIFIKASI PERAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR
IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai