Remaja merupakan masa kehidupan individu dimana terjadi perkembangan psikologis untuk menemukan jati diri. Pada masa peralihan tersebut, seorang remaja akan mengembangkan bakat dan kemampuan yang dimiliki yang akan ditunjukan pada orang lain agar terlihat berbeda dari pada orang lain (Kusmiran, 2011). Perubahan yang paling mencolok dan bisa dilihat serta dirasakan adalah perubahan fisik yang terjadi secara alamiah dan terkadang remaja tidak tahu atau tidak siap terhadap perubahan fisik tersebut yang menyebabkan mereka menjadi cemas, malu dan merasa ada masalah dengan fisik mereka, sehingga mereka merasa asing dengan tubuh mereka sendiri (Istiqomah, 2010). Cara untuk mengurangi kecemasan salah satunya adalah dengan diberikannya informasi yang benar, terbuka dan mudah diperoleh tentang bagaimana perubahan- perubahan yang akan dialami remaja. Disaat remaja tidak tahu tentang perubahan yang akan mereka alami, maka cenderung memiliki tingkat stress yang lebih tinggi terutama masalah perubahan fisik (tubuh). Pada dasarnya sikap yang sering ditunjukan oleh remaja putri yaitu merasa malu dengan perubahan yang terjadi seperti pertambahan besar dan perubahan payudara, haid pertama (menarche), pertambahan berat badan, tinggi badan dan mulai tumbuh jerawat yang menjadikan kurang percaya diri untuk bergaul dengan yang lainnya, karena adanya masa pubertas, maka remaja putri sangat memperhatikan penampilan (Fitri, 2012). Perkembangan sosial pada masa remaja mampu untuk memahami orang lain sebagai individu, baik menyangkut sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai atau perasaan sehingga mendoromg remaja untuk bersosialisasi lebih akrab dengan lingkungan sebaya atau lingkungan masyarakat baik itu melalui persahabatan atau pertemanan. Sedangkang dalam perkembangan bahasa, berkembanglah pula kemampuannya untuk mengungkapkan isi hatinya. Ia akan lebih mudah mengerti orang lain dan lebih mudah dimengerti oleh orang lain. Semua ini sangat membantu perkembangan tingkah laku dan sikap sosialnya. Seperti bagaimana melepaskan stress dengan cara yang sesuai, mengungkapkan kemarahan dengan kata-kata ketimbang tindakan negatif, mengatasi situasi sulit atau berbahaya dengan tenang, mengatasi situasi yang sedih dengan cara yang tepat, menangani situasi mengejutkan dengan kontrol menunjukkan kesukaan, kasih sayang, cinta terhadap orang lain dan lain sebagianya (Beaty, 2013). Pertumbuhan terjadi serentak dengan perkembangan fisik, sosial, kognitif, bahasa, dan kreatif. Namun, respon yang terjadi dari setiap fase perkembangan mengalami perubahan pada anak sejalan dengan berlangsungnya waktu karena kedewasaannya, lingkungan, reaksi orang lain disekitarnya, atau pembimbingan dari orangtua Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, yang menjadi kebutuhan dasar derajat kesehatan masyarakat, salah satu aspeknya adalah pola makan yang sehat, tidak merokok, dan tidak minum-minuman keras. Perilaku hidup sehat sejak usia dini merupakan salah satu upaya yang cukup penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang produktif dan berkualitas di masa yang akan datang. Indikator kesehatan yang berkaitan dengan fungsi akademik dapat dikategorikan dalam indikator sosial psikologikal dan fisik. Masalah kesehatan usia remaja merupakan salah satu masalah penting dalam siklus kehidupan. Masalah kesehatan di usia dewasa sebagian berkaitan dengan perilaku kesehatan ataupun gaya hidup di usia muda termasuk di usia remaja. Masalah kesehatan anak usia sekolah, khususnya usia SMP dan SMA penting untuk lebih diperhatikan karena berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia baik dari aspek kesehatan serta ketrampilan hidup di masa dewasa. Maka penting untuk mengembangkan suatu strategi yang tepat untuk pengendalian beberapa perilaku berisiko yang menjadi masalah di usia remaja melalui strategi promosi kesehatan berbasis sekolah. Sekarang ini seks bebas sudah menjadi hal yang tidak tabu lagi bagi kalangan remaja dan mahasiswa di Indonesia. Kegiatan seks bukan hanya dilakukan oleh pasangan yang sah menurut agama dan hukum yang berlakuakan tetapi juga dilakukan oleh pelajar dan mahasiswa. Itu sesuatu yang dilarang dalam masyarakat kita. Hubungan seks yang dilakukan diluar pernikahan merupakan suatu pelanggaran terhadap norma-norma (baik norma agama maupun norma-norma yang berlaku lainnya) dan merupakan suatu perbuatan dosa yang besar dan sangat berat hukumannya. Pelajar dan mahasiswa sekarang ini cenderung lebih mengutamakan pacaran dan kebutuhannya yang lain dari pada menuntut ilmu. Seks merupakan naluri alamiah yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup di muka bumi ini. Hubungan seks diluar nikah dapat berisiko terjadinya kehamilan diluar nikah, putus sekolah, perkawinan usia muda, pengguguran kandungan yang dapat membahayakan dirinya sendiri, dan yang paling utama dan yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah terjadinya penyakit menular seksual/penyakit kelamin yang disebabkan karena melakukan hubungan seks dengan berganti-ganti pasangan. Yang dimaksud dengan aborsi tidak aman (Unsafe Abortion) adalah penghentian kehamilan yang dilakukan oleh orang yang tidak terlatih/kompeten dan menggunakan sarana yang tidak memadai, sehingga menimbulkan banyak komplikasi bahkan kematian. Umumnya aborsi yang tidak aman terjadi karena tidak tersedianya pelayanan kesehatan yang memadai. Apalagi bila aborsi dikategorikan tanpa indikasi medis, seperti korban perkosaan, hamil diluar nikah, kegagalan alat kontrasepsi dan lain- lain. Ketakutan dari calon ibu dan pandangan negatif dari keluarga atau masyarakat akhirnya menuntut calon ibu untuk melakukan pengguguran kandungan secara diam-diam tanpa memperhatikan resikonya.
NAPZA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif
lainnya, meliputi zat alami atau sintetis yang bila dikonsumsi menimbulkan perubahan fungsi fisik dan psikis, serta menimbulkan ketergantungan. NAPZA bekerja pada pusat penghayatan kenikmatan otak sebagaimana kenikmatan sensasi makan dan stimulasi seksual, sehingga sering muncul dorongan yang kuat untuk menggunakan NAPZA dengan tujuan memperoleh kenikmatan euphoria. Penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif (NAPZA) merupakan suatu ancaman yang dapat menghancurkan generasi muda bangsa (Badan Narkotika Nasional, 2013). Berdasarkan pendataan dari aplikasi Sistem Informasi Narkoba (SIN), jumlah kasus narkoba yang berhasil diungkap Badan Narkotika Nasional (BNN) selama 5 tahun terakhir, dari tahun 2012-2016 sebesar 2.140 kasus. Jumlah kasus pada tahun 2012 sebanyak 103 kasus, tahun 2013 sebanyak 147 kasus, tahun 2014 sebanyak 384 kasus, tahun 2015 sebanyak 638 kasus dan pada tahun 2016 sebanyak 868 kasus (Kemenkes RI, 2017). Kasus penyalahgunaan NAPZA di Indonesia semakin bertambah dari tahun ke tahun dan telah marak dilakukan oleh para remaja.
Hasil survei yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN)
pada tahun 2012 memperlihatkan suatu fakta mengejutkan yaitu jumlah penyalahgunaan NAPZA pada kelompok umur 10-19 tahun sebesar 4,4% atau sekitar 1 juta orang. Kelompok umur 10-19 tahun merupakan kelompok umur remaja (BNN, 2013). Meningkatnya penyalahgunaan NAPZA di Indonesia menjadi salah satu masalah besar yang sedang dihadapi. Keberhasilan remaja melalui masa transisi dipengaruhi baik oleh faktor individu (biologis, kognitif, dan psikologis) dan lingkungan (keluarga, teman sebaya, dan masyarakat). Keinginannya cenderung melakukan jalan pintas dalam menghadapi masalah, tidak memiliki keyakinan diri yang baik hanya menjadi pengikut yang tidak berdaya, mengelak dari tugas dan tanggung jawab, dan hanya menuntu hak (Saputro, 2011). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pentingnya usaha yang harus dilakukan untuk memberantas masalah penyalahgunaan narkoba.
Infeksi menular seksual merupakan infeksi yang rute transmisinya
terutama adalah melalui hubungan seksual. Infeksi menular seksual dapat disebabkan oleh bakteri, virus atau protozoa. Lebih dari 30 jenis patogen dapat ditularkan melalui hubungan seksual dengan manifestasi klinis bervariasi menurut jenis kelamin dan usia. Meskipun infeksi menular seksual (IMS) terutama ditularkan melalui hubungan seksual, namun penularan dapat juga terjadi dari ibu kepada janin dalam kandungan atau saat kelahiran, melalui produk darah atau transfer jaringan yang telah tercemar, kadang- kadang dapat ditularkan melalui alat kesehatan (Kementerian Kesehatan RI, 2011).
Infeksi menular seksual merupakan masalah kesehatan yang besar dan
merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan bahkan kematian du dunia. Penyakit ini memengaruhi kesehatan, sosial, dan konsekuensi ekonomi terutama pada negara berkembang.
1.1.1 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan peserta dapat mengerti dan memahami tentang kesehatan pada remaja.
1.3.1 Tujuan Khusus
1. Dapat mengerti dan memahami tentang perubahan organ reproduksi dan psikologis pada remaja. 2. Dapat mengerti dan memahami tentang masalah terkait dengan perubahan remaja 3. Dapat mengerti dan memahami perilaku hidup sehat pada usia remaja. 4. Dapat mengerti dan memahami tentang bahaya seks bebas dan aborsi. 5. Dapat mengetahui dan memahami tentang bahaya penggunaan NAPZA. 6. Dapat mencegah terjadinya penularan penyakit menular seksual.