Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Remaja merupakan masa kehidupan individu dimana terjadi
perkembangan psikologis untuk menemukan jati diri. Pada masa peralihan
tersebut, seorang remaja akan mengembangkan bakat dan kemampuan yang
dimiliki yang akan ditunjukan pada orang lain agar terlihat berbeda dari pada
orang lain (Kusmiran, 2011). Perubahan yang paling mencolok dan bisa
dilihat serta dirasakan adalah perubahan fisik yang terjadi secara alamiah dan
terkadang remaja tidak tahu atau tidak siap terhadap perubahan fisik tersebut
yang menyebabkan mereka menjadi cemas, malu dan merasa ada masalah
dengan fisik mereka, sehingga mereka merasa asing dengan tubuh mereka
sendiri (Istiqomah, 2010).
Cara untuk mengurangi kecemasan salah satunya adalah dengan
diberikannya informasi yang benar, terbuka dan mudah diperoleh tentang
bagaimana perubahan- perubahan yang akan dialami remaja. Disaat remaja
tidak tahu tentang perubahan yang akan mereka alami, maka cenderung
memiliki tingkat stress yang lebih tinggi terutama masalah perubahan fisik
(tubuh).
Pada dasarnya sikap yang sering ditunjukan oleh remaja putri yaitu
merasa malu dengan perubahan yang terjadi seperti pertambahan besar dan
perubahan payudara, haid pertama (menarche), pertambahan berat badan,
tinggi badan dan mulai tumbuh jerawat yang menjadikan kurang percaya diri
untuk bergaul dengan yang lainnya, karena adanya masa pubertas, maka
remaja putri sangat memperhatikan penampilan (Fitri, 2012).
Perkembangan sosial pada masa remaja mampu untuk memahami orang
lain sebagai individu, baik menyangkut sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai
atau perasaan sehingga mendoromg remaja untuk bersosialisasi lebih akrab
dengan lingkungan sebaya atau lingkungan masyarakat baik itu melalui
persahabatan atau pertemanan. Sedangkang dalam perkembangan bahasa,
berkembanglah pula kemampuannya untuk mengungkapkan isi hatinya. Ia
akan lebih mudah mengerti orang lain dan lebih mudah dimengerti oleh orang
lain. Semua ini sangat membantu perkembangan tingkah laku dan sikap
sosialnya.
Seperti bagaimana melepaskan stress dengan cara yang sesuai,
mengungkapkan kemarahan dengan kata-kata ketimbang tindakan negatif,
mengatasi situasi sulit atau berbahaya dengan tenang, mengatasi situasi yang
sedih dengan cara yang tepat, menangani situasi mengejutkan dengan kontrol
menunjukkan kesukaan, kasih sayang, cinta terhadap orang lain dan lain
sebagianya (Beaty, 2013). Pertumbuhan terjadi serentak dengan
perkembangan fisik, sosial, kognitif, bahasa, dan kreatif. Namun, respon yang
terjadi dari setiap fase perkembangan mengalami perubahan pada anak
sejalan dengan berlangsungnya waktu karena kedewasaannya, lingkungan,
reaksi orang lain disekitarnya, atau pembimbingan dari orangtua
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, yang menjadi kebutuhan dasar derajat
kesehatan masyarakat, salah satu aspeknya adalah pola makan yang sehat,
tidak merokok, dan tidak minum-minuman keras. Perilaku hidup sehat sejak
usia dini merupakan salah satu upaya yang cukup penting dalam menciptakan
sumber daya manusia yang produktif dan berkualitas di masa yang akan
datang. Indikator kesehatan yang berkaitan dengan fungsi akademik dapat
dikategorikan dalam indikator sosial psikologikal dan fisik.
Masalah kesehatan usia remaja merupakan salah satu masalah penting
dalam siklus kehidupan. Masalah kesehatan di usia dewasa sebagian
berkaitan dengan perilaku kesehatan ataupun gaya hidup di usia muda
termasuk di usia remaja. Masalah kesehatan anak usia sekolah, khususnya
usia SMP dan SMA penting untuk lebih diperhatikan karena berkaitan dengan
kualitas sumber daya manusia baik dari aspek kesehatan serta ketrampilan
hidup di masa dewasa. Maka penting untuk mengembangkan suatu strategi
yang tepat untuk pengendalian beberapa perilaku berisiko yang menjadi
masalah di usia remaja melalui strategi promosi kesehatan berbasis sekolah.
Sekarang ini seks bebas sudah menjadi hal yang tidak tabu lagi bagi
kalangan remaja dan mahasiswa di Indonesia. Kegiatan seks bukan hanya
dilakukan oleh pasangan yang sah menurut agama dan hukum yang
berlakuakan tetapi juga dilakukan oleh pelajar dan mahasiswa. Itu sesuatu
yang dilarang dalam masyarakat kita. Hubungan seks yang dilakukan diluar
pernikahan merupakan suatu pelanggaran terhadap norma-norma (baik norma
agama maupun norma-norma yang berlaku lainnya) dan merupakan suatu
perbuatan dosa yang besar dan sangat berat hukumannya.
Pelajar dan mahasiswa sekarang ini cenderung lebih mengutamakan
pacaran dan kebutuhannya yang lain dari pada menuntut ilmu. Seks
merupakan naluri alamiah yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup di muka
bumi ini. Hubungan seks diluar nikah dapat berisiko terjadinya kehamilan
diluar nikah, putus sekolah, perkawinan usia muda, pengguguran kandungan
yang dapat membahayakan dirinya sendiri, dan yang paling utama dan yang
lebih mengkhawatirkan lagi adalah terjadinya penyakit menular
seksual/penyakit kelamin yang disebabkan karena melakukan hubungan seks
dengan berganti-ganti pasangan.
Yang dimaksud dengan aborsi tidak aman (Unsafe Abortion) adalah
penghentian kehamilan yang dilakukan oleh orang yang tidak
terlatih/kompeten dan menggunakan sarana yang tidak memadai, sehingga
menimbulkan banyak komplikasi bahkan kematian. Umumnya aborsi yang
tidak aman terjadi karena tidak tersedianya pelayanan kesehatan yang
memadai. Apalagi bila aborsi dikategorikan tanpa indikasi medis, seperti
korban perkosaan, hamil diluar nikah, kegagalan alat kontrasepsi dan lain-
lain. Ketakutan dari calon ibu dan pandangan negatif dari keluarga atau
masyarakat akhirnya menuntut calon ibu untuk melakukan pengguguran
kandungan secara diam-diam tanpa memperhatikan resikonya.

NAPZA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif


lainnya, meliputi zat alami atau sintetis yang bila dikonsumsi menimbulkan
perubahan fungsi fisik dan psikis, serta menimbulkan ketergantungan.
NAPZA bekerja pada pusat penghayatan kenikmatan otak sebagaimana
kenikmatan sensasi makan dan stimulasi seksual, sehingga sering muncul
dorongan yang kuat untuk menggunakan NAPZA dengan tujuan memperoleh
kenikmatan euphoria. Penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif
(NAPZA) merupakan suatu ancaman yang dapat menghancurkan generasi
muda bangsa (Badan Narkotika Nasional, 2013). Berdasarkan pendataan dari
aplikasi Sistem Informasi Narkoba (SIN), jumlah kasus narkoba yang berhasil
diungkap Badan Narkotika Nasional (BNN) selama 5 tahun terakhir, dari
tahun 2012-2016 sebesar 2.140 kasus. Jumlah kasus pada tahun 2012
sebanyak 103 kasus, tahun 2013 sebanyak 147 kasus, tahun 2014 sebanyak
384 kasus, tahun 2015 sebanyak 638 kasus dan pada tahun 2016 sebanyak
868 kasus (Kemenkes RI, 2017). Kasus penyalahgunaan NAPZA di Indonesia
semakin bertambah dari tahun ke tahun dan telah marak dilakukan oleh para
remaja.

Hasil survei yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN)


pada tahun 2012 memperlihatkan suatu fakta mengejutkan yaitu jumlah
penyalahgunaan NAPZA pada kelompok umur 10-19 tahun sebesar 4,4% atau
sekitar 1 juta orang. Kelompok umur 10-19 tahun merupakan kelompok umur
remaja (BNN, 2013). Meningkatnya penyalahgunaan NAPZA di Indonesia
menjadi salah satu masalah besar yang sedang dihadapi. Keberhasilan remaja
melalui masa transisi dipengaruhi baik oleh faktor individu (biologis,
kognitif, dan psikologis) dan lingkungan (keluarga, teman sebaya, dan
masyarakat). Keinginannya cenderung melakukan jalan pintas dalam
menghadapi masalah, tidak memiliki keyakinan diri yang baik hanya menjadi
pengikut yang tidak berdaya, mengelak dari tugas dan tanggung jawab, dan
hanya menuntu hak (Saputro, 2011). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
pentingnya usaha yang harus dilakukan untuk memberantas masalah
penyalahgunaan narkoba.

Infeksi menular seksual merupakan infeksi yang rute transmisinya


terutama adalah melalui hubungan seksual. Infeksi menular seksual dapat
disebabkan oleh bakteri, virus atau protozoa. Lebih dari 30 jenis patogen
dapat ditularkan melalui hubungan seksual dengan manifestasi klinis
bervariasi menurut jenis kelamin dan usia. Meskipun infeksi menular seksual
(IMS) terutama ditularkan melalui hubungan seksual, namun penularan dapat
juga terjadi dari ibu kepada janin dalam kandungan atau saat kelahiran,
melalui produk darah atau transfer jaringan yang telah tercemar, kadang-
kadang dapat ditularkan melalui alat kesehatan (Kementerian Kesehatan RI,
2011).

Infeksi menular seksual merupakan masalah kesehatan yang besar dan


merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan bahkan kematian du
dunia. Penyakit ini memengaruhi kesehatan, sosial, dan konsekuensi ekonomi
terutama pada negara berkembang.

1.1.1 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan peserta
dapat mengerti dan memahami tentang kesehatan pada remaja.

1.3.1 Tujuan Khusus


1. Dapat mengerti dan memahami tentang perubahan organ
reproduksi dan psikologis pada remaja.
2. Dapat mengerti dan memahami tentang masalah terkait
dengan perubahan remaja
3. Dapat mengerti dan memahami perilaku hidup sehat pada
usia remaja.
4. Dapat mengerti dan memahami tentang bahaya seks bebas
dan aborsi.
5. Dapat mengetahui dan memahami tentang bahaya
penggunaan NAPZA.
6. Dapat mencegah terjadinya penularan penyakit menular
seksual.

Anda mungkin juga menyukai