Anda di halaman 1dari 3

Bedah Janin Intrauterin

2.1.4 Bedah Janin Intrauterin


Kemajuan yang dibidang diagnosis prenatal, telah mendorong
perkembangan terapi invasif terhadap janin, sejalan dengan makin majunya
pengetahuan tentang perjalanan penyakit dan patofisiologi kelainan bawaan
janin.
Sekitar 3 – 5 % bayi baru lahir mempunyai kelainan bawaan janin, tetapi
penyebabnya sering tidak diketahui. Beckman dan Brent,mengklasifikasikan
penggolongan penyebab kelainan bawan janin :
Genetik 20-25%
Infeksi janin 3-5%
Penyakit ibu 4%
Obat-obatan <1%
Tidak diketahui 65-75%
Mengingat hal tersebut ,para ahli mulai mencoba melakukan penelitian
tentang perawatan dan pengobatan dalam rahim secara medis, pembedahan
atau terapi invasif yang lain.
Malformasi yang dipertimbangkan untuk bedah janin hendaknya memenuhi
kriteria :
1. Malformasi tersebut diyakini tidak disertai kelainan bawaan janin
lain yang dapat menyebabkan kematian
2. Kelainan bawaan janin tersebut telah diketahui perjalanan
penyakitnya, dan menyebabkan kelainan yang menetap setelah
kelahiran,
3. Perbaikan cacat bawaan tersebut hendaknya memungkinkan untuk
dilakukan dan harus menghentikan atau mencegah proses kerusakan
yang terjadi,
4. Bedah janin tersebut tidak berpengaruh banyak terhadap ibu
Berikut ini tabel kelainan bawaan janin yang secara teoritis memenuhi
persyaratan diatas :
Malformasi Pengaruh terhadap perkembagan
Obstruksi saluran Hidronfrosis/hipoplasi Gagal ginjal/paru
kencing paru
Hernia Hipolasi paru Gagal paru
diafragmatika
Obstruksi cairan Hidrosefalus Kerusakan otak
otak
Sumbing Anomali kepala Deformitas menetap
2.1.2 BEDAH JANIN TERBUKA
Pada bedah ini mengembangkan alat penjepit uterus (uterine stapling
device) yang mengurangi perdarahan, sehingga penyulit untuk ibu menjadi
minimal, alat pemantau gelombang denyut jantung janin dan kontraksi rahim
( dengan radiotelemetri ) dan kombinasi tokolisis untuk mencegah partus
prematurus.

2.1.3 Bedah Janin Terbuka pada Hernia Diafragmatika Kongenital


Tujuan bedah janin terbuka pada hernia diafragmatika kongenital adalah
mencegah terjadinya hipoplasia paru dengan mengembalikan organ organ
abdomen ke dalam rongga perut dan mencegah penekanan vena umbilikalis
akibat peningkatan tekanan rongga abdomen.
Penyulit bedah janin terbuka pada hernia diafragmatika kongenital:
1. Kematian janin karena penjepitan vena umbilikalis
2. Partus prematurus
3. Pengaruh tokolisis yang diberikan

2.1.4 BEDAH JANIN TERTUTUP (ENDOSKOPIK-LAPAROSKOPIK)


a. Penyulit bedah janin endoskopi antara lain:
1. Kematian janin sekitar 3 %
2. Kebocoran cairan ketuban
b. Keuntungan bedah janin adalah
Adanya penyembuhan luka tanpa bekas, sehingga sangat baik untuk
koreksi kelainan bawaan janin seperti misalnya pada bibir sumbing
DAFTAR PUSTAKA

Hariadi. R. 2004. Ilmu kedokteran Fetomaternal. Surabaya : Himpunan Kedokteran


Fetomaternal Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, Hal 53.

Anda mungkin juga menyukai