9) Psikologi
Ibu Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan mental pada
ibu hamil dan lain-lain
B. Faktor Persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat
menyebabkan kerusakan jaringan otak
C. Faktor Pasca Persalinan
1) Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat
2) Penyakit kronis/ kelainan kongenital
Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi
pertumbuhan jasmani
3) Lingkungan
Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan
sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll) mempunyai
dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak
4) Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak
dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan
mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya
5) Endokrin
Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan
anak mengalami hambatan pertumbuhan
6) Sosio-ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan
lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan
anak. g. Lingkungan pengasuhan Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-
anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak
7) Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga,
misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan
anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak (Kemenkes, 2016)
C. Indikator Pertumbuhan
Pada tahun 2006, WHO mengeluarkan sebuah kurva pertumbuhan standar yang
menggambarkan pertumbuhan anak umur 0-60 bulan di lingkungan yang diyakini
dapat mendukung pertumbuhan optimal anak. Terdapat empat indikator utama dalam
penentuan pertumbuhan anak:
1. Berat Badan Menurut Umur (BB/U) Indikator ini digunakan untuk melakukan
deteksi pada seorang anak apakah mengalami gizi kurang (underweight) dan gizi
buruk (severely underweight)
2. Tinggi Badan atau Panjang Badan Menurut Umur ( TB/PB/U) Indikator ini
digunakan untuk melakukan deteksi pada seorang anak apakah mengalami pendek
(stunted) dan sangat pendek (severely stunted)
3. Berat Badan Menurut Tinggi Badan ( BB/TB ) Indikator ini digunakan untuk
melakukan deteksi apakah seorang anak kurus (wasted) atau sangat kurus (severely
wasted) dan kemungkinan obesitas (overweight)
4. Indeks Masa Tubuh/IMT Menurut Umur ( IMT/U ) Indikator yang terutama
bermanfaat untuk deteksi kelebihan berat badan dan kegemukan (Jannati, 2018).
D. Sektor-sektor perkembangan anak
Perkembangan dibagi menjadi beberapa sektor yaitu sektor kognisi, gerak kasar,
gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian. Sektor yang sering
dipantau dalam pemantauan tumbuh kembang anak di tingkat pelayanan kesehatan
dasar adalah sebagai berikut:
1) Sektor gerak kasar atau motorik kasar
Sektor motorik kasar merupakan sektor yang berkaitan dengan kemampuan anak
untuk melakukan pergerakan yang melibatkan sebagian besar anggota tubuh atau
sikap tubuh menggunakan otot-otot besar. Contoh dari motorik kasar adalah
gerakan tengkurap, duduk, berdiri, berjalan, dan berlari.
2) Sektor gerak halus atau motorik halus
Sektor motorik halus merupakan sektor yang berkaitan dengan kemampuan anak
menggunakan otot-otot yang lebih kecil pada bagian tubuh tertentu untuk
melakukan gerakan yang membutuhkan koordinasi yang cermat. Contoh dari
motorik halus dapat dilihat pada aktivitas menulis, menggambar, menari,
membuat prakarya, dan menjimpit