Tugas 2
Tugas 2
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ketikakrisis energi berlangsung, ada seorang teman yang menanyakan dapatkah kita
menciptakan energi alternatif? bila jawabannya tidak, dapatkah kita menghemat energi yang
kita pakai sehari-hari?. Pada skala yang lebih sederhana dapatkah kita mewujudkan arsitektur
hijau padalingkungan tinggal atau rumah kita?. Arsitektur hijau, secara sederhana mempunyai
pengertian bangunan atau lingkungan binaan yang dapat mengurangi atau dapat melakukan
efisiensisumber daya material, air dan energi. Dalam pengertian yang lebih luas, adalah
bangunan atau ingkungan binaan yang, efisien dalam penggunaan energi, air dan segala
sumber daya yang ada. Mampu menjag keselamatan, keamanan dan kesehatan penghuninya
dalam mengembangkan produktivitas penghuninya, mampu mengurangi sampah, polusi dan
kerusakan lingkungan.
B. RUMUSAN MASALAH
C. BATASAN MASALAH
Arsitektur Hijau
Dengan makin terancamnya peradaban manusia yang disebabkan oleh pemanasan
global, pendekatan-pendekatan ‘green design’ makin populer dimata para arsitek diseluruh
dunia. Keberhasilan penerapan ‘green design’ pada bangunan gedung, salah satunya bisa
diukur ‘apakah gedung tersebut bisa mensuplai energi sendiri apa tidak?’ (baik memanfaatkan
tenaga angin, matahari, dll.) dan ‘zero co2′, artinya gedung tersebut seminimal mungkin
mengeluarkan limbah co2.
D. TUJUAN PENELITIAN
Salah satunya yaitu pengoptimalan bentuk atap dengan teknologi “Green Roof” pada
bangunan ‘Green Architecture’ merupakan salah satu solusi yang baik bagi alternatif
ketersediannya kawasan hijau baru bagi perkotaan , dibeberapa negara lain telah mulai
mencoba untuk menerapkansolusi ini seperti pada contoh dibawah ini.Salah satu sudut kota di
KoreaAliran minimalis memang masih tetap eksis di sejumlah negara maju yang tingkat
kesibukan warganya cukup tinggi. Tuntutan bentuk yang simplicity dalam desain arsitektur
sangat sesuaidengan life style yang supersibuk. Mengenai unsur fungsi, kepraktisan dan
bahkan kepolosan dari bentuk arsitektur dianggap mewakili era masyarakat sibuk, dibanding
dengan adanya keruwetan yang ditimbulkan suatu ornamen. Namun, gaya minimalis
tampaknya sekarang ini mulai mencapai titik jenuh, terutamadisebabkan kelatahan banyak
pihak yang penggunaan istilah minimalis pada hampir setiap desainarsitektur.
TINJAUAN PUSTAKA
1. GREEN ARCHITECTURE
Konsep ‘Green Architecture’ atau arsitektur hijau menjadi topik yang menarik saat
ini, salah satunya karena kebutuhan untuk memberdayakan potensi site dan menghemat
sumber daya alam akibat menipisnya sumber energi tak terbarukan. Berbagai pemikiran
dan interpretasi arsitek bermunculuan secara berbeda-beda, yang masing-masing
diakibatkan oleh persinggungan dengan kondisi profesi yang mereka hadapi.
2. GREEN BUILDING
Bangunan hijau (Green Building) mengacu pada struktur dan menggunakan proses
yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya yang efisien di seluruh
siklus hidup bangunan: dari penentuan tapak sampai desain, konstruksi, operasi,
pemeliharaan, renovasi pembongkaran, dan. Praktik ini memperluas dan melengkapi
desain bangunan klasik keprihatinan ekonomi, daya tahan utilitas, dan kenyamanan.
1) Efisien menggunakan energi, air, dan sumber daya lainnya. Dirancang dengan biaya
lebih sedikit untuk mengoperasikan dan memiliki kinerja energi yang sangat baik.
2) Melindungi kesehatan penghuni dan meningkatkan produktivitas karyawan.
3) Mengurangi sampah, polusi dan degradasi lingkungan.
4) Bangunan alami, yang biasanya pada skala yang lebih kecil dan cenderung untuk
fokus pada penggunaan bahan-bahan alami yang tersedia secara lokal.
5) Bangunan hijau tidak secara khusus menangani masalah perkuatan rumah yang ada.
6) Mengurangi dampak lingkungan : Praktek green building bertujuan untuk mengurangi
dampak lingkungan dari bangunan.
3. SUSTAINABLE ARCHITECTURE
Arsitektur Berkelanjutan, adalah sebuah topik yang menarik. Akhir-akhir ini semakin
banyak diberitakan dan dipromosikan dalam kalangan arsitek, karena arsitek memiliki
peran penting dalam pengelolaan sumber daya alam dalam desain-desain bangunannya.
Apresiasi yang besar bagi mereka yang turut mempromosikan arsitektur berkelanjutan
agar kita lebih bijaksana dalam menggunakan sumber daya alam yang makin menipis.
Hal ini telah dilakukan dengan pemanfaatan kondisi lingkungan dengan bukaan yang
optimal. Saat ini jarang ditemukan contoh bangunan yang menggunakan pendekatan green
architecture. Untuk itu mungkin perlu melihat balik kepada arsitektur vernakular yang
banyak mendukung pendekatan green architecture. Namun perlu disadari bahwa mendesain
bangunan dengan pendekatan green architecture bukan berarti kembali kepada tradisi
tersebut. Hanya sikap terhadap pemilihan material dan sumbernya saja dari pendekatan
arsitektur vernakular yang perlu diakomodasi di masa depan.
Konsep arsitektur ini lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan, memiliki tingkat
keselarasan yang tinggi antara strukturnya dengan lingkungan, dan penggunaan sistem utilitas
yang sangat baik.
Green architecture dipercaya sebagai desain yang baik dan bertanggung jawab, dan
diharapkan digunakan di masa kini dan masa yang akan datang. Dalam jangka panjang, biaya
lingkungan sama dengan biaya sosial, manfaat lingkungan sama juga dengan manfaat sosial.
Persoalan energi dan lingkungan merupakan kepentingan profesional bagi arsitek yang
sasarannya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup.
Dalam arsitektur ada banyak jalan sehingga bangunan dapat dikatakan “green” dan
merespon terhadap masalah pertumbuhan lingkungan. Penyediaan energi yang tidak memadai
di negara tropis (salah satunya penghentian arus listrik secara periodik) dan meningkatnya
harga tinggi di seluruh dunia merupakan tuntutan akan bangunan yang sesuai dengan iklim,
tanpa penyejuk udara mekanis.
d. Tidak berdampak negatif bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan tersebut /
Respect for site : Bangunan yang akan dibangun, nantinya jangan sampai merusak
kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak
aslinya masih ada dan tidak berubah.( tidak merusak lingkungan yang ada ).
e. Merespon keadaan tapak dari bangunan / Respect for user : Dalam merancang bangunan
harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya.
http://www.forumdesain.com/forumdisplay.php?s=9ff3306a50a65f44af44953577de49e2&f=16)
Secara sederhana konsep green architecture bisa diterapkan dalam rancangan rumah
sederhana sekalipun, hanya apakah ada goodwill atau tidak untuk penerapannya.
Konsep-konsep sederhana seperti rumah hemat listrik, hemat air, dan sebagainya
dapat mulai diterapkan untuk mengantisipasi berkurangnya sumber listrik dan air di
kehidupan sehari-hari.
Green architecture saat ini lebih menjadi suatu kebutuhan daripada sekedar sebuah
pola labelisasi style atau gaya saja, menjadi suatu keharusan ketika buruknya kualitas
lingkungan hidup terus dededungkan saat ini. Kadang disayangkan ketika green
architecture yang seharusnya merupakan sebuah prinsip sebagai perwujudan moral
seorang arsitek telah terperangkap pada pola labelisasi style.
DAFTAR PUSTAKA
Agenda 21 Sektoral. Perencanaan Pembangunan Berkelanjutan, Kantor Menteri Negara
Lingkungan Hidup, Jakarta, 2001.
Edwin S. Mills, Philip E. Graves, The Economic Of Environmental Quality, W-W Norton &
Company Inc., New York, 1986.
Eko Budihardjo, Lingkungan Binaan Dan Tata Ruang Kota, Penerbit Andi, Yogyakarta,
1997.
Eko Budiardjo, Djoko Sujarto, Kota Yang Berkelanjutan, Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Tinggi dan Kebudayaan, Jakarta, 1998. F