Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN AKHIR

MODUL III
A. JUDUL
Pemisahan Dan Pemurnian
B. TUJUAN
a. Memisahkan zat-zat padat dari zat cair dengan cara penyaringan.
b. Memurnikan zat dengan melalui proses destilasi.
C. DASAR TEORI
Dalam praktikum kimia sering kali berbagai campuran zat harus
dipisahkan menjadi zat murni. Cara pemisahan tersebut dapat digolongkan
dalam :
1. Pemisahan zat padat dari zat cair
2. Memurnikan zat cair melalui proses destilasi
Pemisahan zat padat dari zat cair, dapat dilakukan dengan cara :
a. Untuk zat padat yang tidak terlarut dalam zat cair :
1. Dekantasi
2. Filtrasi (Penyaringan)
b. Untuk zat padat yang melarut dalam air
1. Penguapan
2. Kristalisasi
3. Destilasi
Pemisahan zat padat dari zat cair dapat dilakukan dengan cara :
a. Melarutkan dan menyaring, sebagai contoh pemisahan garam dapur (larut
dalam air) dan pasir (tak larut dalam air)
b. Kristalisasi bertingkat
c. Sublimasi
Destilasi adalah cara pemisahan zat cair yang dilakukan dengan cara
memanaskan cairan tersebut, lalu mengembangkannya. Dasar percobaan ini
adalah perbedaan titik didih zat yang terdapat dalam campuran tersebut. Dan bila
didinginkan akan langsung mengembun. Bila pencemarannya berupa zat cair
dengan titik dingin yang tinggi, maka zat pencemaran akan tertinggal dalam labu
dan cara ini disebut dengan destilasi sederhana.
Teorinya didasarkan pada hukum Roult :
P total = PA.PB
P total = XA.PA +………..+ Xn Pn

1
XA : XB = fraksi mol zat A dan zat B
PA : PB = tekanan uap jenuh zat A dan B.
Jadi tekanan uap parsial sutau komponen campuran sebanding dengan
didih fraksi molnya, dan fasa uap campurannya kaya akan senyawa dengan titik
rendah. Akibatnya senyawa titik rendah akan terdestilasi lebih dahulu, sedangkan
pencemarannya akan tertinggal dalam sebagai residu. Team Teaching (2013: 16-
17).
Bila dua atau lebih zat yang tidak bereaksi dicampur, campuran yang
terjadi ada tiga kemungkinan :
a. Campuran kasar, contoh campuran tanah dan pasir, gula dan garam.
b. Dispersi koloid, contoh larutan tanah liat dan air, sol Fe(OH)3
c. Larutan sejati, contoh: larutan gula dan air, garam dalam air dsb.
Dua jenis campuran yang pertama bersifat heterogen dan dapat dipisahkan
secara mekansis, sedang larutan yang bersifat homogen dan tidak dapat
dipisahkan secara mekanis. Atas dasar ini larutan didefinisikan sebagai: campuran
homogen antara dua zat atau lebih, keadaan fisika larutan dapat berubah gas, cair
atau padat, dengan perbandingan berbeda-beda pada gambar yang luas. Prof.Dr.
Sukarjo (2002: 35)
Dalam kimia dan teknik kimia, proses pemisahan digunakan untuk
mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran
senyawa kimia. Sebagian besar senyawa kimia ditemukan di alam dalam keadaan
yang tidak murni. Biasanya, suatu senyawa kimia berada dalam keadaan
tercampur dengan senyawa lain. Untuk beberapa keperluan seperti sintesis
senyawa kimia yang memerlukan bahan baku senyawa kimia dalam keadaan
murni atau proses produksi suatu senyawa kimia dengan kemurnian tinggi, proses
pemisahan perlu dilakukan. Proses pemisahan sangat penting dalam bidang teknik
kimia. Suatu contoh pentingnya proses pemisahan adalah pada proses pengolahan
minyak bumi. Minyak bumi merupakan campuran berbagai jenis hidrokarbon.
Pemanfaatan hidrokarbon-hidrokarbon penyusun minyak bumi akan lebih
berharga bila memiliki kemurnian yang tinggi. Proses pemisahan minyak bumi
menjadi komponen-komponennya akan menghasilkan produk LPG, solar, avtur,

2
pelumas, dan aspal.
Secara mendasar, proses pemisahan dapat diterangkan sebagai proses
perpindahan massa. Proses pemisahan sendiri dapat diklasifikasikan menjadi
proses pemisahan secara mekanis atau kimiawi. Pemilihan jenis proses pemisahan
yang digunakan bergantung pada kondisi yang dihadapi. Pemisahan secara
mekanis dilakukan kapanpun memungkinkan karena biaya operasinya lebih
murah dari pemisahan secara kimiawi. Untuk campuran yang tidak dapat
dipisahkan melalui proses pemisahan mekanis (seperti pemisahan minyak bumi),
proses pemisahan kimiawi harus dilakukan. Proses pemisahan suatu campuran
dapat dilakukan dengan berbagai metode. Metode pemisahan yang dipilih
bergantung pada fasa komponen penyusun campuran. Suatu campuran dapat
berupa campuran homogen (satu fasa) atau campuran heterogen (lebih dari satu
fasa). Suatu campuran heterogen dapat mengandung dua atau lebih fasa: padat-
padat, padat-cair, padat-gas, cair-cair, cair-gas, gas-gas, campuran padat-cair-gas,
dan sebagainya. Pada berbagai kasus, dua atau lebih proses pemisahan harus
dikombinasikan untuk mendapatkan hasil pemisahan yang diinginkan.
Metode Pemisahan Campuran
Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk
memisahkan atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa yang
mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala
laboratorium maupun skala industri. Metode pemisahan bertujuan untuk
mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari suatu campuran, sering
disebut sebagai pemurnian dan juga untuk mengetahui keberadaan suatu zat dalam
suatu sampel (analisis laboratorium).
Berdasarkan tahap proses pemisahan, metode pemisahan dapat dibedakan
menjadi dua golongan, yaitu metode pemisahan sederhana dan metode pemisahan
kompleks.

1. Metode Pemisahan Sederhana

3
Metode pemisahan sederhana adalah metode yang menggunakan cara satu
tahap. Proses ini terbatas untuk memisahkan campuran atau larutan yang relatif
sederhana.
2. Metode Pemisahan Kompleks
Metode pemisahan kompleks memerlukan beberapa tahapan kerja,
diantaranya penambahan bahan tertentu, pengaturan proses mekanik alat, dan
reaksi-reaksi kimia yang diperlukan. Metode ini biasanya menggabungkan dua
atau lebih metode sederhana. Contohnya, pengolahan bijih dari pertambangan
memerlukan proses pemisahan kompleks.
Keadaan zat yang diinginkan dan dalam keadaan campuran harus
diperhatiakn untuk menghindari kesalahan pemilihan metode pemisahan yang
akan menimbulkan kerusakan hasil atau melainkan tidak berhasil. Beberapa faktor
yang perlu diperhatikan antara lain :
1. Keadaan zat yang diinginkan terhadap campuran, apakah zat ada di dalam sel
makhluk hidup, apakah bahan terikat secara kimia, dan sebagainya.
2. Kadar zat yang diinginkan terhadap campurannya, apakah kadarnya kecil atau
besar.
3. Sifat khusus dari zat yang diinginkan dan campurannya, misalnya zat tidak
tahan panas, mudah menguap, kelarutan terhadap pelarut tertentu, titik didih,
dan sebagainya.
4. Standar kemurnian yang diinginkan. Kemurnian 100% memerlukan tahap yang
berbeda dengan 96%.
5. Zat pencemar dan campurannya yang mengotori beserta sifatnya.
6. Nilai guna zat yang diinginkan, harga, dan biaya proses pemisahan. Purwanti
(2009: 1-3).
Proses Pemisahan
Proses pemisahan suatu zat dari campurannya pada dasarnya adalah
pemisahan berdasarkan sifat fisik dari zat-zat tersebut. Beberapa metode yang
dapat sering digunakan dalam proses pemisahan yaitu dekantasi, penyaringan,
destilasi, ekstraksi, dan kromatografi.

4
Dekantasi merupakan proses pemisahan zat padat dari zat cair yang saling
tidak larut dengan cara menuangkan zat cairnya melalui batang pengaduk atau alat
bantu lainnya. Proses ini dilakukan apabila kedua zat sudah terpisah dengan
sendirinya, padat di bawah dan cair di atas.
Penyaringan merupakan proses pemisahan zat padat dan cair dengan
melalui media kertas dengan ukuran pori tertentu, dimana zat padat tidak dapat
melewati pori sedangkan zat cair lolos.
Distilasi merupakan proses pemisahan campuran yang didasarkan atas
perbedaan titik didih atau tekanan uap komponennya. Ada beberapa macam
destilasi yaitu destilasi sederhana (perbedaan titik didih tinggi), destilasi terfraksi
(perbedaan titik didih rendah), destilasi uap (perbedaan tekanan uap), destilasi
vakum (titik didih sebagai fungsi dari tekanan), destilasi azeotrop (terbentuk
sistem azeotrop antar komponennya).
Ekstraksi merupakan proses pemisahan berdasarkan kelarutan (kepolaran)
suatu zat terhadap dua pelarut yang berbeda.
Kromatografi merupakan proses pemisahan berdasarkan sifat adsorpsi
dari partisi zat terhadap sistem zat lain. Anonim (2011: 1).
Campuran dua atau lebih zat dimana dalam penggabungan ini zat-zat
tersebut mempertahankan identitasnya masing-masing dan tidak memiliki susunan
yang tetap. Campuran dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu campuran
homogen dan campuran heterogen. Campuran juga dapat dipisahkan berdasarkan
perbedaan sifat-sifat fisiknya.
Untuk memperoleh z a t murni, kita harus memisahkannya dari
campurannya untuk mendapatkan zat murni, dilakukan suatu sistem yang dapat
memisahkan antara zat murni dengan bahan-bahan pencemar atau pencemar
lainnya pada suatu campuran yakni pemisahan dan pemurnian.
1. Campuran Homogen
Campuran homogen merupakan campuran yang tidak bisa dibedakan
antara zat-zat yang bercampur didalamnya. Seluruh bagian dalam campuran
homogen mempunyai sifat yang sama.

5
Contoh :
a . Teh, merupakan pencampuran antara gula, air dan teh yang diaduk secara
merata dan tidak bisa dibedakan antara gula dan airnya.
b . Udara, merupakan campuran bermacam-macam gas seperti nitrogen, oksigen
dan lain-lain yang masing-masing gas tidak bisa dibedakan.
2. Campuran Heterogen
Campuran heterogen merupakan campuran yang mengandung zat-zat yang
tidak dapat bercampur satu dengan yang lain secara sempurna sehingga dapat
dikenali/diketahui perbedaan sifat-sifat partikel dari zat yang bercampur tersebut,
seperti bentuk dan warna.
Contoh :
a. Tepung yang dicampur dengan air
b. Air dengan pasir
c. Beras dicampur dengan pasir
Larutan adalah campuran homogen. Suatu campuran dikatakan
homogen jika antar komponennya tidak terdapat bidang batas hingga tidak
terbedakan lagi walaupun menggunakan mikroskop ultra. Komponen larutan tidak
dapat dipisahkan melalui penyaringan. Komponen larutan dibedakan atas pelarut
dan zat terlarut. Proses pelarutan dipengaruhi oleh suhu, pengadukan/jika zat
terlarut lebih halus. Zat adalah materi yang susunan dan komponen
penyusunannya sama, zat murni memiliki komposisi konstan. Salah satu cara
untuk membedakan antara zat murni dan campuran adalah dengan mengukur titik
leleh atau titik didih. Suhu zat murni akan tetap konstan ketika meleleh, misalnya
es. Es akan meleleh pada suhu 0° C dan suhu ini tetap sama sampai semua es tetap
meleleh. Tetapi jika campuran dilelehkan biasanya suhu akan berubah secara
bertahap ketika zat padat tersebut diubah seluruhnya menjadi cairan.
Pada reaksi kimia, untuk memisahkan campuran suatu unsur atau senyawa
yaitu dengan satu komponen atau lebih direaksikan dengan zat lain sehingga dapat
dipisahkan dengan saringan. Saringan dapat dibedakan atas saringan yang porinya
besar sampai yang sangat halus. Contohnya kertas saring dan selaput

6
semipermeabel. Kertas saring digunakan untuk memisahkan endapan atau padatan
dari pelarut. Selaput semipermeabel homogen separti air dan alkohol atau air dan
campuran C2H5OH atau etanol tidak dapat dipisahkan dengan saringan, akan
tetapidengan cara fisika yaitu destilasi, kristalisasi, ekstraksi dan kromatografi.
Soebagio, dkk. (2003 : 56-59)

D. ALAT DAN BAHAN


1. Alat-alat
No Nama dan Gambar Fungsi
1 Gelas Kimia Sebagai wadah dari larutan pasir,
kapur tulis, garam dapur, kristal
CuSO4 dan teh

2 Corong Sebagai tempat melewatkan kertas


saring saat penyaringan kapur
tulis dan garam dapur

7
3 Kertas Saring Penyaring larutan kapur tulis dan
garam dapur

4 Cawan Penguapan Sebagai wadah dari garam dapur,


kristal CuSO4 dan teh
pada proses penguapan.

5 Gelas Ukur 50 ml Sebagai tempat pengukur volume


pelarut yang digunakan.

6 Kaca Arloji Sebagai tempat memisahkan


campuran dengan larutan

8
7 Labu Destilasi Sebagai tempat larutan teh yang
akan didestilasi (dimurnikan).

8 Pendingin Liebing Sebagai tempat melewatkan


cairan yang didestilasi serta
sebagai pendingin dari laruttan
yang melewatinya.

9 Termometer 100 0C Pengukur suhu pada larutan teh.

10 Heater Mantel/Tabung gas Sumber panas saat memanaskan


larutan garam dapur, kristal
CuSO4 dan teh.

9
11 Statif dan Klem Penyangga buret dan penjepit
elmeter

2. Bahan
No. Nama Bahan Sifat Kimia Sifat Fisik
 
1 CuSO4.5H2O Warna biru pH-nya netral

Titik lebur 1500 C 
Elektron kuat

Densitas 2,294 g/m3 
Gatal jika terkena tangan

Massa molar 249,70
g/mol
2 Garam Dapur  Larut dalam air  Tidak relatif
 Titik lebur 1400 C  Larut dalam air
 Titik didih 4300 C  Sebagai katalis
3 Kapur Tulis  Tidak mudah hancur  Tidak larut dalam air
4 Aquades  Cairan tidak berwarna  Pelarut banyak jenis zat
 Titik didih 1000 C kimia
 Titik leleh 00 C  Tidak mudah terbakar
5 Air Teh  Berbentuk dana-dana  Tidak dapat larut dalam
kecil air
6 Pasir  Berbentuk butiran-  Tidak dapat larut dalam
butiran kasar air

E. CARA KERJA
1. Dekantasi
Pasir
 Memasukan ±1 sendok pasir
kedalam gelas kimia yang berisi
air

10
 Mengaduk
 Membiarkan pasir mengendap
 Menuangkan larutan bagian atas

Filtrat : Air
Residu : Pasir

2. Filtrasi
Bubuk kapur tulis
 Memasukan kedalam gelas kimia
yang berisi 20 ml air
 Mengaduk
 Menyiapkan corong dan kertas
saring
 Menyaring dengan kertas saring

Filtrat : Air
Residu : Bubuk kapur tulis

3. Sublimasi

Garam dapur
 Melarutkan kedalam gelas kimia
yang berisi 20 ml air
 Menyaring dengan menggunakan
kertas saring
 Menguapkan didalam cawan
penguapan

Kristal putih NaCl

4. Kristalisasi

5 gr CuSO4.5H2O

11
 Melarutkan kedalam gelas kimia
yang berisi 25 ml air
 Menguapkan larutan sehingga
volume menjadi 10 ml.
 Mendinginkan
 Memperhatikan bentuk kristal
yang terjadi

Kristal biru (kristal CuSO4 )

5. Destilasi

100 ml Air suling


 Menuangkan kedalam labu
destilasi 100 ml.
 Menambahkan 3 buah batu didih
 Merangai alat destilasi
 Memanaskan pada labu destilasi
 Memperhatikan suhu
 Mencatat temperatur

Air Teh Murni

12
F. HASIL PENGAMATAN
1. Pasir
Hasil Pengamatan
Perlakuan Pengamatan
1. Dimasukan dalam gelas kimia yang Setelah pasir dimasukan dalam
berisi air sebanyak ± 1 sendok pasir. gelas kimia terlihat pasir
2. Diaduk.
mengendap dan air berada dalam
3. Dibiarkan mengendap.
4. Dituangkan larutan pada bagian atas. permukaan.
5. Disaring dengan menggunakan corong  Ketika diaduk,air mengkeruh.
 Ketika diendapkan pasir
dan kertas saring.
mengendap.
 Setelah dituang larutan pada
bagian atas,pasir dan air terpisah.
 Setelah disaring air kembali
menjadi jerni.

2. Kapur tulis
Hasil Pengamatan
Perlakuan Pengamatan
1. Bubuk kapur dimasukan  Kapur mengambang diatas
kedalam gelas kimia yang permukaan air.
berisi air sebanyak 25 ml.  Kapur tercampur rata dengan
2. Diaduk larutan yang berada air
pada gelas kimia.  Menghasilkan air bersih dan
3. Menyaring larutan dengan kapur tersaring pada kertas
menggunakan corong dan saring.
kertas saring.

3. Garam dapur

13
Hasil Pengamatan
Perlakuan Pengamatan
1. Dimasukan garam kedalam  Diaduk sampai garam
gelas kimia yang berisi air merata
 Terjadi penguapan dan
sebanyak 25 ml
2. Diaduk sampai air pada cawan
3. Setelah diaduk air garam
habis.
disaring menggunakan corong  Terjadilah pembentukan
dan kertas saring kristal NaCl yang
4. Kemudian diletakan cawan
berbentuk bubuk,berwarna
penguapan dan diuapkan
putih
dibatu hitam mantel.
5. Cawan didinginkan

3. CuSO4.5H2O
Hasil Pengamatan
Perlakuan Pengamatan
1. Larutan CuSO4,ditambahkan 5H2O
 Setelah diuapkan dan didinginkan
sebanyak 25 ml kemudian diaduk maka perlahan-lahan CuSO4 .
didalam gelas kimia,apabila sudah 5H2O,akan menjadi kristal.
tercampur dengan baik.kemudian
diuapkan dibatu hitam mantel hingga
volume berkurang menjadi 10 ml
kemudian didinginkan.
1. Pemurnian air suling dengan KmNO4
Hasil Pengamatan
Perlakuan Pengamatan
1. Dilarutkan kedalam labu destilasi 250 Melakukan pengamatan dihasilkan
ml data onstan,karena pada saat suhu
2. Ditambahkan 3 buah batu didih
naik ke 90ºc senyawa air dan
3. Dirangkai alat destilasi
4. Diusahakan agar air dalam destilasi terjadilah tetesan 1-15 tetapi
dapat mengalir erata dari atas suhunya tidak berubah-ubah atau
kebawah tidak turun.
5. Dipanaskan labu destilasi,dengan
destilasi dengan hati-hati sampai

14
beratnya konstan
6. Dicatat temperaturnya
7. Dihentikan destilasi sehingga volume
100 ml

G. PEMBAHASAN
1. Pemisahan pasir dan air dengan teknik(destilasi)
Langkah pertama yang dilakukan adalah memasukan ± 1 sendok pasir
kedalam gelas kimia yang berisi air yang semula bening pada saat
dimasukan pasir menjadi keruh kemudian diaduk,ternyata pasir tidak larut
dalam air .hal ini bersifat heterogen karena pasir dan air tidak saling
larut.kemudian pasir dibiarkan mengendap dan menuangkan bagian
atasnya
2. Pemisahan bubuk kapur dengan air
Dengan melakukan teknik penyaringan langkah pertama bubuk
kapur dimasukan kedalam delas kimia yang berisi air sebanyak 25
ml sehingga kapur mengambang diatas permukaan air ,kemudian
larutan diaduk agar bubuk kapur & dan air dapat menyatuh,lalu
menyaring larutan dengan menggunakan corong dan kertas
saring,sehingga menghasilkan air bersih dan kapur tersaring pada
kertas dan menghasilkan 2 produk
 Air :fitrat
 Bubuk kapur: residu
3. Pemisahan garam dapur (NaCl) dan air
Dengan menggunakan teknik penguapan .
Langkah pertama dimasukan garam kedalam gelas kimia yang berisi air
sebanyak 25 ml kemudian diaduk sampai garam melarut air tersebut
disaring dengan menggunakan corong dan kertas saring
Kemudian dipanakan dengan menggunakan batu hitam mantel .dan air
mendidih sampai air habis dalam cawan .setelah cawan didinginkan .maka
terjadi pembentukan bubuk warna putih
4. pemisahan CuSO4.5H2O dengan air
dengan menggunakan teknik kristalisasi pertama-tama arutan Cuso4
ditambahkan dengan 5H2o,lalu diaduk sampai larutan tercampur dengan

15
baik kemudian dipanaskan dengan menggunakan batu hitam mantel.setela
di uapkan sampai larutan turun menjadi 10 ml lalu di dinginkan dan
membentuk kristal.
5. Memurnikan air suling dengan KMNO4
langkah pertama dilarutkan larutan kedalam labu destilasi sebanyak 250
ml,kemudian ditambahkan tiga buah batu didh dan merangkai alat
destilasi dan mengusahakan agar air dalam destilasi dapat mengalir
dengan merata kemudian memanaskan labu destilasi sampai terjadi
tetesan demi tetesan 1-15 tetapi yang di dapatkan hasil suhunya tetap
konstan tidak naik dan tidak pula turun di bawa 90ºc.

Pertanyaan
1. Jelaskan pengertian dibawa ini:
a. Dekantasi.
b. Fitrasi
c. Penguapan
d. Kristalisasi
e. Detilasi
2. Berikan contoh dari
a. Dekantasi
b. Fitrasi
c. Penguapan
d. Kristalisasi
e. Detistilasi
Jawab
1. Yang dimaksud dengan
a) Dekantasi adalah pemisahan komponen –komponen dalam
campuran dengan cara dituang secara langsung
b) Fitrasi adalah proses pemisahan zat berdasarkan perbedaan
ukuran partikel.
c) Penguapan adalah metode yang menghasilkan padat yang
terlarut dalam larutan
d) Kristalisasi adalah pemisahan komponen-komponen dalam
campuran dengan cara mengkristalkan komponen
e) Destilasi adalah metode pemisahan zat cair atau suatu proses
penguapan yang diikuti pengembunan

16
2. Contoh:
a. Dekantasi(air dan pasir)
b. Fitrasi (kapur dengan air)
c. Penguapan (dari teh panas terdeteksi menjadi tetesan air
d. Kristalisasi (gula dari tebu)
e. Detistilasi (campuran air dan garam)

H. KESIMPULAN
1. Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa pemisahan zat-zat padat yang
tidak terlarut dalam zat cair dengan cara penyaringan adalah cara pemisahan
berdasarkan perbedaan ukuran partikel komponen campuran. Prinsip
penyaringan adalah menahan partikel materi yang besar dan meloloskan
partikel materi yang kecil melalui pori-pori lapisan penyaringan atau filter.
2. Untuk memurnikan zat padat yang melarut dalam air dengan cara destilasi
adalah cara pemisahan zat cair yang dilakukan dengan cara memanaskan
cairan tersebut, lalu mengembunkannya. Dasar percobaan ini adalah perbedan
titik didih zat yang terdapat dalam campuran tersebut.

I. KEMUNGKINAN KESALAHAN
1. Kurangnya ketelitian praktikan dalam menentukan suhu yang ditunjukan oleh
termometer.

17

Anda mungkin juga menyukai