Anda di halaman 1dari 15

MODUL PRAKTIKUM

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATRA


LABORATORIUM KONVERSI ENERGI
MODUL I
HIDRAULIC BENCH

1.1 Latar Belakang


Hydraulic Bench adalah mesin atau alat yang digunakan untuk mengatur
aliran air agar dapat diketahui debit aktual aliran. Prinsip kerja Hydraulic
Bench adalah menggunakan beban untuk mengukur debit yang dihasilkan
(debit aktual) dan juga menghitung waktu yang diperlukan oleh debit
dengan memanfaatkan keseimbangan torsi. Hydraulic Bench dilengkapi
dengan tuas yang menghubungkan beban dengan bak penampung debit air.
Pada percobaan ini massa air sama dengan tiga kali massa beban.

1.2 Tujuan Percobaan


A. Memahami cara kerja Hydraulic Bench.
B. Mengukur debit aktual (Q aktual) aliran fluida dengan prinsip kerja
Hydraulic Bench.
C. Mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi debit
air pada Hydraulic Bench.
D. Mengetahui pengaruh suhu terhadap debit air.

1.3 Teori Dasar


Hydraulic Bench adalah alat untuk mengukur debit aliran fluida dari hasil
pengukuran debit aktual. Dalam pengukuran debit ada 2 macam debit hasil
pengukuran yaitu debit aktual (Qaktual) dan debit teoritis (Qteoritis). Pada
dasarnya nilai debit aktual selalu lebih kecil dari debit teoritis dikarenakan
debit aktual adalah debit yang nilainya sudah dihitung dengan faktor Head
Loss. Sedangkan debit teoritis digunakan sebagai acuan untuk menghitung
debit pada aliran fluida ideal yang nilainya didapat dari luas penampang
dikali kecepatan aliran air. Untuk menghitung debit aktual diperlukan
rumus.

2
𝑀𝑎𝑖𝑟 = 𝜌𝑎𝑖𝑟 × 𝑉𝑎𝑖𝑟 (1.1)
𝑉𝑎𝑖𝑟 = 𝑄𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 × 𝑡𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 (1.2)
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = A × v (1.3)
Keterangan :
M : Massa (Kg)
𝜌 : Masa jenis fluida (Kg/M3)
Q : Debit (m3/s)
t : Waktu (s)
V : Volume (M3)
A : Luas Penampang
V : Kecepatan Aliran Fluida

Gambar 1.1 Hidraulic Bench

Fungsi Bagian-bagian Hidraulic Bench adalah sebagai berikut :


A. Pompa untuk mengalirkan air kedalam pipa.
B. Kran pengatur debit digunakan untuk mengatur debit air yang
diinginakan dalam percobaan.
C. Pipe untuk menyalurkan air menuju bak penimbangan. Pipa berwarna
bening untuk mengetahui apakah debit sudah stabil saat waktu mulai
dihitung.
D. Drain pipe digunakan untuk mengalirkan air dari pipa menuju bak
penimbangan air.

3
E. Measuring Tank digunakan untuk menimbang banyaknya air yang
dihasilkan oleh debit tersebut.
F. Lower Tank digunakan untuk menampung air yang dibuang dari bak
penimbangan.
G. Drain Valve untuk membuang air dari bak penimbangan.
H. Power Cut Off Switch untuk menyalakan dan mematikan Hidraulic
Bench.
I. Wight Beam untuk meletakkan beban penahan bak penimbangan air.

Rumus yang digunakan untuk melakukan perhitungan Massa Jenis Air


antara lain adalah :

Mencari Masa Jenis Air ( 𝜌 )


𝑇𝑎𝑤𝑎𝑙 +𝑇𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑇𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = (1.4)
2

y = -0.0036x2 - 0.0675x + 1000.6 (1.5)

Tabel 1.2 Data densitas airterhadap suhu pada tekanan standar

Temperature (⁰C) Kerapatan (Kg/m3)


0 999.8
5 1000
10 999.7
15 999.1
20 999.2
25 997
30 995.7
40 992.2
50 998
60 983.2
70 977.8
80 971.8
90 965.3
100 958.4

4
1.4 Prosedur Percobaan

A. Persiapan Alat Uji


1) Rangkai alat Hydraulic Bench sesuai manual Book.
2) Hubungkan alat Hydraulic Bench dengan sumber listrik.
3) Tutup Drain salam water tank dan Valve Bench, lalu nyalakan
pompa.
4) Periksa apakah terjadi kebocoran pada Measuring Tank, Drain
Pipe, Pipe dan kran pengatur debit.

B. Pelaksanaan Pengujian
1) Buka valve di Bench dan hidupkan Stopwatch saat lengan naik
keatas.
2) Pasang beban, maka lengan akan turun kebawah.
3) Matikan stopwatch saat lengan berada di atas.
4) Catat waktu pada Stopwatch.
5) Catat berat beban yang digunakan dalam percobaan ( berat air
adalah 3 kali berat beban)
6) Buang air dalam bak ke lower tank.
7) Lakukan percobaan diulang sebanyak 3 kali, dan ukur volume
terakhir air dengan menggunakan gelas ukur.
8) Pastikan seluruh air sudah terbuang kedalam lower tank, tutup
valve di bench, matikan pompa dan cabut fitting stop kontak dari
sumber listrik.
9) Ukur suhu fluida setelah percobaan.

1.5 Daftar Pustaka

Finnemore, E. John. 202. Fluids Mechanics With Engineering


Applocation. New York . McGraw Hill.
Giles, Ranald V. 1996. Seri Buku Schaum, Mekanika Fluida dan
Hidraulika. Jakarta. Erlangga.

5
Formulir pengamatan
Modul 1 : Hydraulic Bench
Praktikan Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin – ITERA
Kelompok : .........

Tanggal
No Nama NIM Paraf
Praktikum

asisten

(................)

Tanggal terakhir pemasukan laporan :

T Awal T Akhir Beban Waktu (S)


Variasi Volume
(⁰C) (⁰C) (Kg) t1 t2 t3

Variasi Massa Air (Kg) t rata-rata (s) Q aktual (m3/s)

6
Modul 2
Bernaoulli Experiment

2.1 Latar Belakang


Fluida yang mengalir di pipa melewati bagian kontraksi ke bagian
penyepitan (leher/throat). Throat ini memiliki luas penampang yang lebih
kecil daripada pipa, jadi dengan asumsi aliran volume yang konstan,
kecepatan fluida melalui throat lebih tinggi daripada didalam pipa. Saat
kecepatan meningkat, tekanan turun. Jadi dengan mengukur penurunan
tekanan yang terjadi, akan memungkinkan untuk menghitung aliran. Setelah
melewati throat, fluida melambat dalam pipa yang secara perlahan
membesar penampangnya (disebut sebagai diffuser), tekanannya meningkat
ketika kecepatan turun.

2.2 Tujuan
Adapun tujuan percobaan ini adalah :
A. Mempelajari perubahan tekanan sepanjang venturi meter dan
mengaitkannya dengan persamaan Bernoulli.
B. Menggunakan perubahan tekanan serta ukuran-ukuran venturi untuk
menentukan konstanta-konstanta alat ukur, menghitung aliran dan
mengkalibrasi alat ukur tersebut.
C. Untuk menyelidiki validasi Persamaan Bernaoulli ketika diaplikasikan
ke aliran air yang steady pada pipa yang bergradasi dimensinya.
D. Menentukan besarnya coefficient of discharge (c).
E. Mengamati perubahan tekanan sepanjang pipa konvergen-divergen.

2.3 Landasan Teori


A. Efek Venturi dan Teorema Bernaoulli
Efek venturi diberi nama sesuai dengan nama fisikawan Italia –
Giovanni Venturi sejak abad ke-18. Venturi menentukan bahwa tekanan
suatu fluida turun ketika melewati penyempitan dalam pipa. Dalam
waktu yang hampir sama, seorang ahli matematika Swiss-Belanda-

7
daniel Bernoulli Melakukan eksperimen pada dinamika fluida yang
mengarah pada prinsip Bernaouli. Prinsip ini menyatakan bahwa
perubahan kecepatan fluida berkaitan langsung dengan perubahan
tekanannya (energi potensial).
Gambar 1 menunjukkan fluida inkompresibel megalir sepanjang pipa
konfergen-divergen dengan tiga lokasi tapping tekanan. Tapping
pertama mengukur tekanan upstream di bagian 1, tapping yang kedua
mengukur tekanan di leher (bagian 2) dan tapping yang ketiga menukur
tekanan downstream di bagian 3. Area penampang di bagian upstream 1
dinotasikan sebagai a1 dan di bagian leher 2 dinotasikan sebagai a2. Dan
bagian lainnya n dinotasikan sebagai an. Tabung–tabung/pipa-pipa
piezometer pada bagian ini menunjukkan h1, h2 dan hn seperti yang
ditunjukkan pada gambar.

Gambar 1. Kondisi ideal dalam venturi meter


Dengan mengasumsikan bahwa tidak ada kehilangan energi di
sepanjang pipa, dan bahwa kecepatan dan piwzometrik head adalah
konstan pada seluruh penampang disetiap bagian, maka teorema
Bernaoulli dapat dinyatakan sebagian :
𝑢12 u2 𝑢2
+ ℎ1 = 2𝑔2 + h2 = 2𝑔𝑛 + ℎ𝑛 (1.1)
2𝑔

Dimana u1,u2 dan un adalah kecepatan aliran yang melalui bagian 1,2
dan n. Persamaan kontinuitas mengasumsikan volume aliran konstan
(bukan kecepatan konstan) de sepanjang pipa :
𝑢1 𝑎1 = 𝑢2 𝑎2 = 𝑢𝑛 𝑎𝑛 = 𝑄 (1.2)

8
2𝑔 (ℎ1 −ℎ2 )
𝑄 = 𝑎2 × √ 𝑎 (1.3)
1−( 2 )2
𝑎1

Pada kenyataannya aliran akan kehilangan energi antara bagian 1 dan 2,


dan kecepatannya tidak sepenuhnya konstan disepanjang bagian ini.
Akibatnya, nilai Q yang terukur akan selalu sedikit lebih kecil dari nilai
yang dihitung berdasarkan teori persamaan (1.3). Sehingga, persamaan
menjadi :

2𝑔 (ℎ1 −ℎ2 )
𝑄 = 𝐶𝑎2 × √ 𝑎 (1.4)
1−( 2 )2
𝑎1

Dimana C adalah faktor penyesuaian yang disebut coeffecient of


discharge untuk alat ukur, yang dapat diperoleh nilainya dari
eksperimen. Nilai C sedikit bervariasi antara alat ukur satu dan yang
lain, bahkan untuk alat ukur yang sama nilainya dapat sedikit berbeda
ketika dilakukan pada pengukuran-pengukuran dengan discharge yang
berbeda, tetapi biasanya antara 0,92 hingga 0,99 untuk alat ukur
(venturi) konvergen-divergen.

9
Modul 3
Pengujian Prestasi Mesin Motor Bakar Diesel 4-Tak

2.1 Pendahuluan
Motor Bakar termasuk kedalam mesin pembakaran dalam (Internal
Combustion Engine). Motor Bakar dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Motor Bensin (sistem penyalaan busi / Spark Ignition Engine)
2. Motor Diesel (sistem penyalaan kompresi / Compression Ignition
Engine)

Parameter-parameter prestasi mesin antara lain ditentukan dengan :


1. Efesiensi Termal 5. Pemakaian Bahan Bakar Spesifik
2. Efesiensi Volumetrik 6. Perbandingan Udara Bahan Bakar
3. Daya Engkol 7. Perbandingan Kompresi
4. Tekanan Efektif Rata-rata 8. Nilai Kalor Bahan Bakar

Untuk Berbagai kondisi, nilai parameter-parameter prestasi diatas akan


bervariasi yang dapat menggambarkan karakteristik dari motor bakar
tersebut. Pada pengujian prestasi mesin bakar ini, variabel-variabel operasi
yang dapat diukur adalah :
1. Putaran Mesin (rpm)
2. Torsi (Nm)
3. Pemakaian Bahan Bakar (Kg/jam)
4. Pemakaian Udara (Kg/jam)
5. Temperatur Gas Buang (oC)
6. Temperatur Udara Masuk (oC)
7. Tekanan Udara Masuk (Pa)

3.2 Tujuan
Adapun tujuan dari Pengujian Prestasi Mesin Motor Bakar Diesel ini
adalah:
1. Mengetahui prestasi mesin motor bakar Diesel 4-Langkah.

10
2. Mengetahui karakteristiknya melalui pengukuran dan analisa parameter-
parameter operasi yang divariasikan.
3. serta untuk mengetahui pengaruh perlakuan udara terhadap prestasi
mesin yang dihasilkan.

3.3 Teori Dasar


Motor Bakar adalah salah satu bagian dari mesin kalor yang berfungsi untuk
mengkonversi energi termal hasil pembakaran bahan bakar menjadi energi
mekanis. Motor bakar diesel dikenal juga sebagai motor bakar penyalaan
kompresi (compression ignition engines). Berbeda halnya dengan motor
bakar bensin yang menggunakan busi untuk dapat melangsungkan proses
pembakaran bahan bakar di dalam silinder, pada motor bakar diesel ini
proses penyalaan dapat terjadi dengan sendirinya (tanpa energi tambahan
dari busi). Proses pembakaran dapat terjadi di dalam silinder motor bakar
diesel ini karena bahan bakar solar yang akan dikontakkan dengan udara
terkompresi bertemperatur dan bertekanan sangat tinggi di dalam silinder,
dimasukkan dengan cara disemprotkan pada tekanan tinggi, sehingga
dihasilkan butir-butir bahan bakar yang sangat halus. Akibanya panas yang
terkandung atau panas yang diberika oleh udara terkompresi tadi dapat
membakar butir-butir halus bahan bakar ini. Oleh karena itu, pada motor
bakar diesel ini tidak dipergunakan busi untuk memantik bahan bakar agar
terbakar, seperti halnya pada motor bakar bensin.

Parameter-parameter prestasi mesin dapat dihitung dengan persamaan-


persamaan berikut :

1. Daya Engkol (bP)


Daya engkol dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
𝑏𝑃 = 2𝜇𝑁 𝑇𝐴𝑃 /60.000 .......... kW (1)
𝑇𝐴𝑃 = 1,001 𝑇𝑅𝐷
𝑇𝐴𝑃 = 𝐹. 𝑅 = 𝑚. 𝑔. 0,25 ..........Nm

11
2. Laju Pemakaian Udara (ma)
Laju pemakaian udara teoritis ma,th pada tekanan 1,013 bar dan
temperatur 20oC ditentukan seperti dibawah ini :
Ma,th = 1,0135 Man + 1,211 .........kg/jam (2)
Untuk kondisi tekanan dan temperatur ruang yang berbeda, kalikan ma,th
tersebut dengan faktor koreksi, fc Berikut :
𝑓𝑐 = 3564,22 × 10−5 𝑃𝑎 (𝑇𝑎 + 114)/(𝑇𝑎 )2,5 (3)
Maka laju pemakaian udara aktual mact :
mact = fc ma,th ...........kg.jam (4)

3. Laju Pemakaian Bahan Bakar (mf)


Laju pemakaian 5ml bahan bakar, mf dapat dihitung dengan persamaan
berikut:
𝑚𝑓 = 𝑠𝑔𝑓 × 8 × 10−3 /𝑡 ..........kgdet (5)
t = Waktu pemakaian 5ml bahan bakar

4. Pemakaian Bahan Bakar Spesifik Engkol (bsfc)


Bsfc dapat dihitung menggunakan persamaan berikut :
𝑚𝑓
𝑏𝑠𝑓𝑐 = ..........kgkWh (6)
𝑏𝑃

5. Tekanan Efektif Rata-Rata Engkol (bmep)


Tekanan efektif rata-rata engkol ditentukan dengan persamaan di bawah
ini :
𝑏𝑃 2𝑁
𝑏𝑚𝑒𝑝 = 60.000 [( 𝐽 ) 𝑉𝑠 . 𝑘] ..........Pa (7)

Untuk motor bakar 4-Langkah, 1 silinder, bmep dihitung dengan


persamaan berikut :
𝑏𝑚𝑒𝑝 = 60.000 𝑏𝑃 /(0,5 𝑁 𝑉𝑠 ) ..........Pa (8)

6. Efesiensi Termal Engkol (ɳ𝑏𝑡ℎ )


Efesiensi termal engkol dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:
ɳ𝑏𝑡ℎ = 3600 𝑏𝑃/(𝑚𝑓 . 𝐶𝑉) (9)

12
Untuk bahan bakar solar CV=42.000kJ/kg
Untuk bahan bakar bensin CV =41.000 kJ/kg

7. Perbandingan Udara Bahan Bakar (A/F)


Perbandingan udara bahan bakar aktual dapat dihitung dari persamaan
berikut :
𝐴/𝐹𝑎𝑐𝑡 = 𝑚𝑎𝑐𝑡 /𝑚𝑓 (10)

8. Efisiensi Volumetrik (ɳ𝑣 )


Efisiensi volumetrik dihitung dengan persamaan berikut :
2𝑁
(ɳ𝑣 ) = 𝑚𝑎𝑐𝑡 /[60 ( 𝐽 ) 𝑉𝑠 𝜌𝑎 ] (11)

Untuk motor bakar bensin 2-tak ,1 silinder (ɳ𝑣 ) dapat dihitung dengan
persamaan berikut :
(ɳ𝑣 ) = 𝑚𝑎𝑐𝑡 /[30 𝑁 𝑉𝑠 𝜌𝑎 ] (12)
𝜌𝑎 = 𝑃𝑎 /(𝑅𝑎 𝑇𝑎 )
𝜌𝐴 = Densiti udara pambakaran kg/m3
𝑅𝑎 = Konstanta universal udara =287 J / (kg.K)
𝑇𝑎 = Temperatur udara pembakaran K

3.4 Prosedur Percobaan


A. Menghidupkan Mesin
1. Buka katup bahan bakar dari tangki (KBT) untuk mengisi bahan
bakar pada pipette gelas, dan tutup kembali katub tersebut.
2. Buka katub bahan bakar ke mesin.
3. Buka perlahan-lahan katup air umpan dinamometer hingga terlihat
air keluar dari dinamometer.
4. Geser sedikit tungkai gas pada motor diesel 4-langkah ini.
5. Tarik tuas starting secara cepat, ulangi hingga motornya hidup.
6. Panas motor ini beberapa saat.

13
B. Pengambilan Data
1. Catat temperatur ruangan Laboratorium.
2. Pastikan bahan bakar selalu ada dalam pipette gelas.
3. Gantungkan beban pada dinamometer sebesar 1kg – 2kg.
4. Geser perlahan-lahan tungkai gas hingga putaran mesin terbaca
pada tachometer ± 3525 atau ± 3530 rpm untuk variasi 3500rpm.
5. Hitung dan catat waktu pemakaian untuk 5 ml bahan bakar. Pada
waktu yang bersamaan , catat juga putaran mesin, temperatur gas
buang, dan pemakaian udara pembakaran pada manometer
mmH2O.
6. Kemudian lanjutkan untuk variasi putaran selanjutnya, pilih
putaran mesin berikutnya, caranya tarik perlahan-lahan tungkai gas
hingga putaran mesin turun menjadi ±3000rpm dan seterusnya
sesuai variasi yang di inginkan.
7. Selesailah pengujian 4 variasi putaran tanpa ada perlakuan udara
masuk.
C. Menghentikan Mesin
1. Kurangi aliran air yang melintasi Dinamometer hingga menetes.
2. Geser tungkai gas sampai mesin berputar pada puttaran idle.
3. Biarkan mesin berputar beberapa menit.
4. Tutup tangki gas untuk mematikan mesin tersebut.
5. Tutup kran bahan bakar.

3.5 Daftar Pustaka


Arismunandar W. 1983. Penggerak Mula Motor Bakar Tolak. ITB.
Bandung.
Ganesan V. 1994. Internal Combustion Engine. McGrow Hill. New
York.

14
Formulir pengamatan
Modul 1 : Pengujian Prestasi Mesin Motor Bakar Diesel 4-Tak
Praktikan Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin – ITERA
Kelompok : .........

15

Anda mungkin juga menyukai