Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jumlah penduduk usia produktif 15-64 tahun sebanyak 132,976

juta jiwa menjadi 187,998 juta jiwa pada tahun 2025. Meningkatnya

penduduk usia produktif ini berdampak pada penurunan rasio

ketergantungan. Saat ini 100 orang produktif menanggung 50 orang

tidak produktif. Jumlah penduduk usia 65 tahun keatas pada tahun

2000 hanya 9,674 juta jiwa atau 4,7 persen menjadi 23,260 juta jiwa,

itu berarti jumlah penduduk yang ditanggung oleh usia produktif

menjadi lebih besar. Belum lagi ditambah dengan jumlah penduduk

miskin yang saat ini 36 juta jiwa akan memperumit permasalahan. .

(www.solusipeduli.com,2005).

Pemerintah mengeluarkan biaya untuk sektor kesehatan yang

tercermin dalam APBN 2005 hanya berkisar 2,6% dari seluruh

anggaran pertahun dalam dasawarsa terakhir ini. Sendangkan

pengeluaran dari masyarakat untuk kesehatan masih berkisar 2,3%.

Dengan demikian bahwa dana kesehatan masih jauh dari memadai.

Kepala pusat kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan FKM UI

Ascobat Gani, dalam makalahnya menuturkan, Stroke merupakan

penyakit yang menimbulkan dampak sosial ekonomi sangat besar dan

luas. Selain memerlukan biaya tinggi untuk pengobatan dan

1
rehabilitasi,penyakit itu juga menimbulkan kerugian berupa hilangnya

waktu produktif (www.kompas.com 2005).

Setiap tahunnya Indonesia bertambah dengan seperempat juta

kasus baru TBC dan sekitar 140 ribu kematian terjadi setiap tahunnya

disebabkan oleh TBC,dan merupakan negara ketiga terbesar didunia

dan pembunuh nomor satu di antara penyakit menular. Sebagian besar

penderita TBC adalah mereka dengan usia produktif (warta gardunas

TBC 2005).

Jumlah lansia secara nasional ada 7,6 persen dari total jumlah

penduduk.DIY paling tinggi (13,7 persen) dan Sulawesi selatan (7,63

persen) urutan ke enam dari seluruh provinsi di Indonesia. Usia

harapan hidup makin tinggi,hal ini membawa beban tersendiri bagi

kelompok usia produktif(www.indomedia.com 2005).

Hasil penelitian yang dilakukan Mansur tahun 2001 bahwa total

kerugian ekonomi (economic lost) pasien rawat inap usia produktif

pada lima penyakit utama di RSU Labuang Baji Kota Makassar Rp.

289.560.000,-

Hasil penelitian yang dilakukan Aswad tahun 2004 bahwa total

kerugian ekonomi (economic lost) pasien rawat inap usia produktif

pada lima penyakit utama di RSUD Aloei Saboe Kota Gorontalo Rp.

553.159.315,-

Menurut data dari Medical Record RSUD Prof.Dr.H.Aloei

Saboe Kota Gorontalo tahun 2005 dari lima penyakit utama penderita

rawat inap di rumah sakit dimana Diare (GEA) masih mempunyai

2
jumlah kasus terbanyak yaitu 1.364 kasus, APP 395 kasus,Thypoid

316 kasus, TBC 281 kasus dan Stroke 241 kasus. Hal ini berkaitan

dengan masalah kesehatan seperti kondisi rumah yang tidak sehat,

tidak tersedianya air bersih yang cukup, makanan dan minuman yang

kurang hygienis juga berhubungan dengan perilaku hidup. Dengan

meningkatnya jumlah kasus penyakit, maka akan terjadi peningkatan

biaya untuk menanggulanginya baik dari masyarakat maupun dari

pemerintah.

Berdasarkan masalah-masalah tersebut diatas, maka penulis

berkeinginan mengadakan penelitian terhadap lima penyakit utama

yang berkaitan kehilangan hari produktif karena sakit dan kerugian

ekonomi pada saat sakit di Kota Gorontalo.

B. Rumusan Masalah

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tentang beberapa hal,

yaitu :

1. Berapa lama waktu produktif yang hilang (rata-rata hari

rawat inap) jika seseorang menderita salah satu penyakit dari lima

penyakit utama di RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe Kota Gorontalo.

2. Berapa besar biaya langsung yaitu biaya yang dikeluarkan

berhubungan dengan proses pengobatan dan perawatan jika

seorang menderita salah satu dari lima penyakit utama di RSUD

Prof.Dr.H.Aloei Saboe Kota Gorontalo.

3
3. Berapa besar biaya tak langsung yaitu biaya yang tidak

berhubungan dengan proses pengobatan dan perawatan jika

seseorang menderita salah satu dari lima penyakit utama di RSUD

Prof.Dr.H.Aloei Saboe Kota Gorontalo.

4. Berapa besar total biaya langsung dan biaya tak langsung

yang dikeluarkan jika seseorang menderita salah satu dari lima

penyakit utama di RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe Kota Gorontalo.

5. Berapa besar pendapatan yang hilang akibat waktu produktif

yang hilang (hari rawat inap) jika seseorang menderita salah satu

dari lima penyakit utama di RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe Kota

Gorontalo.

6. Berapa total kerugian ekonomi jika sesorang menderita salah

satu dari lima penyakit utama di RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe

Kota Gorontalo.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui total kerugian ekonomi pasien rawat inap

usia produktif pada lima penyakit utama (GEA,APP,

TBC,Thypoid dan Stroke,) di Gorontalo

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui lama waktu hari produktif yang

hilang (rata-rata lama hari rawat inap) jika seseorang

4
menderita salah satu penyakit dari lima penyakit utama di

RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe Kota Gorontalo.

b. Untuk megetahui besar biaya tak langsung, yaitu

biaya dikeluarkan yang berhubungan dengan proses

pengobatan dan perawatan jika seseorang menderita salah satu

penyakit dari lima penyakit utama di RSUD Prof.Dr.H.Aloei

Saboe Kota Gorontalo.

c. Untuk mengetahui besar biaya tak langsung, yaitu

biaya yang dikeluarkan yang tidak berhubungan dengan

proses pengobatan dan perawatan jika seseorang menderita

salah satu penyakit dari lima penyakit utama di RSUD

Prof.Dr.H.Aloei Saboe Kota Gorontalo.

d. Untuk mengetahui total biaya langsung dan biaya

tak langsung yang dikeluarkan jika seseorang menderita salah

satu penyakit dari lima penyakit utama di RSUD

Prof.Dr.H.Aloei Saboe Kota Gorontalo.

e. Untuk mengetahui besar pendapatan yang hilang

akibat waktu produktif yang hilang (hari rawat inap) jika

seseorang menderita salah satu penyakit dari lima penyakit

utama di RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe Kota Gorontalo.

f. Untuk mengetahui total kerugian ekonomi jika

seseorang menderita salah satu penyakit dari lima penyakit

utama di RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe Kota Gorontalo.

5
D. Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber

informasi dan bahan acuan bagi sektor-sektor terkait dengan

kebijaksanaan pembiayaan kesehatan terutama Dinas Kesehatan

Provinsi Gorontalo, Dinas Kesehatan Kota Gorontalo dan RSUD

Prof.Dr.H.Aloei Saboe Kota Gorontalo dalam mengambil

kebijakan dalam hal pembiayaan kesehatan.

2. Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi untuk

melakukan advocacy dan untuk meyakinkan anggota DPRD dan

Walikota Gorontalo dalam hal ini mengambil kebijakan dalam hal

pembiayaan kesehatan.

3. Hal penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan dan bahan

pembandingan untuk penelitian serupa pada tempat dan penyakit

yang berbeda bagi penelitian yang lain.

4. Bagi penelitian sendiri merupakan pengalaman berharga dalam

memperluas wawasan dan upaya menerapkan ilmu pengetahuan

yang diperoleh selama pendidikan.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Biaya dan Analisis Biaya

Defenisi secara umum, biaya (cost) adalah pengorbanan sumber

ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau

mungkin akan terjadi.

Dari segi ekonomi, biaya diartikan sebagai nilai kesempatan

yang hilang karena mencapai sesuatu atau dapat juga diartikan sebagai

nilai masukkan atau sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan

suatu barang atau jasa tertentu, sedangkan menurut ahli akuntasi cost

adalah semua pengeluaran yang ada pada suatu waktu dilakukan atau

akan dilakukan, sebagian atau seluruhnya untuk kepentingan suatu

periode anggaran. Akuntan melihat biaya (cost) sebagai jumlah

pengeluaran uang untuk mencapai sesuatu dalam kaitannya dengan

waktu (Millis dan Gilson, 1990).

Biaya sering diartikan sebagai nilai suatu pengorbanan unutk

memperoleh suatu output tertentu. Pengorbanan itu dapat berupa uang,

barang, tenaga, waktu maupun kesempatan. Dalam analisis ekonomi

nilai kesempatan (untuk memperoleh sesuatu) yang hilang karena

suatu kegiatan juga dihitung sebagai biaya, yang disebut dengan biaya

kesempatan (opportunity cost).

Biaya kesempatan (opportunity cost) adalah biaya yang terjadi

dari suatu kesempatan yang hilang akibat seseorang mengalami sakit

7
dan harus dirawat untuk memperoleh pengorbanan. Berdasarkan fungsi

atau aktifitas sumber biaya, biaya dapat dibedakan menjadi :

1. Biaya Langsung (Direct Cost)

Biaya langsung adalah biaya yang dibedakan pada sumber biaya

yang langsung mempunyai fungsi (aktifitas) langsung terhadap

output :

a. Tarif rawat inap

b. Biaya obat-obatan

c. Biaya tindakan

d. Biaya administrasi

2. Biaya Tak Langsung

Biaya tidak langsung adalah biaya yang dibebankan pada sumber

biaya (pasien) yang mempunyai fungsi penunjang (aktifitas tak

langsung) terhadap output :

a. Biaya makanan ekstra

b. Biaya transportasi

c. Biaya penunggu pasien

Untuk menghitung besar biaya dikeluarkan maka diperlukan

analisis biaya. Analisis biaya adalah proses pengumpulan dan

pengelompokkan data keuangan untuk dapat menghitung biaya output

jasa pelayanan yang diberikan oleh suatu tempat pelayanan kesehatan

(Rumah Sakit).

8
Adapun kegunaan anilisis biaya, antara lain :

1. Mengetahui struktur biaya menurut jenis dan lokasi biaya itu

ditempatkan. Informasi tentang struktur biaya tersebut dapat

dijadikan bahan pertimbangan dalam mengendalikan baiya

yang dikeluarkan. Dari struktur biaya dapat diketahui unit

yang banyak mengeluarkan biaya. Selanjutnya dapat

dianalisis apakah besarnya baiya dikeluarkan disuatu unit

tertentu cukup efisien bila dibandingkan denagn output yang

dikleuarkan dan unit yang mengeluarkan biaya.

2. Sebagai bahan pertimbangan dalam menyususn anggaran

belanja suatu unit usaha (usaha pelayanan kesehatan)

biasanya selalu disusun untuk kurun waktu teretentu. Untuk

menyusun anggaran tersebut diperlukan informasi mengenai

besarnya kebutuhan biaya. Informasi tersebut dapat diperoleg

melalui analisa (Widodo J. Purdiharjo).

B. Tinjauan Tentang Usia Produktif

Menurut Prof DR Prijono Tjipheriyanto (ketua perkumpulan

Keluarga Berencana Indonesia) menerangkan bahwa usia produktif

adalah 15-64 tahun. (www.solusipeduli com 2005).

Penduduk dalam usia kerja (usia produktif) atau tenaga kerja terbagi

atas :

9
1. Angakatan Kerja (Labour Force)

Angkatan kerja adalah penduduk yang bkerja dan mereka

yang tidak bekerja tetapi siap untuk bekerja atau sedang mencari

pekerjaan. Dengan demikian, angakata kerja adalah bagian dari

tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat atau berusaha untuk

terlibat, dalam kegiatan produktif (memproduksi barang dan jasa).

Angkatan kerja terbagi atas :

a. Bekerja (Employed) yaitu pegawai tetap, petani-petani,

orang-orang yang bekerja dalam bidang keahlian seperti dokter,

tukang cukur dan lain-lain.

b. Mencari pekerjaan/mengangur (under employed) yaitu

mereka yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan

menurut referensi waktu tertentu atau mereka yang pernah

bekerja/dibebas tugaskan tetapi sedang menganggur dan

mencari pekerjaan.

Jenis pekerjaan (occupation) menurut ISCO (International

Standart for Classification of Occupation), dibagi dalam 8 (delapan)

golongan :

1). Profesional, ahli-ahli teknik sejenis

2). Kepemimipinan dan ketatalaksanaan

3). Administrasi, tata usaha dan lain-lain

4). Penjualan

5). Jasa

6). Petani

10
7). Produksi dan sejenis operator alat-alat pengankut

8). lain-lain.

2. Bukan Angkatan Kerja (Not In The Labour Force)

Bukan angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang

tidak bekerja atau pencari pekerjaan. Jadi mereka ini adalah bagian

dari tenaga kerja yang sesungguhnya tidak terlibat atau tidak

berusaha untuk terlibat dalam kegiatan produktif. Adapun

kelompok bukan angkatan kerja adalah :

a. Sekolah yaitu mereka kegiatannya hanya bersekolah.

b. Mengurus rumah tangga yaitu mereka yang kegiatannya

mengurus rumah tangga tanpa mendapatkan upah.

c. Penerima pendapatan yaitu mereka yang tidak melakukan

kegiatan tetapi memperoleh penghasilan misalnya pensiunan,

hasil sewaan.

d. Lain-lain yaitu mereka yang hidupnya tergantung pada

orang lain karena usia lanjut, lumpuh, dungu dan sebagainya

(FE-UI, 1980).

Sebanyak 148.081 jiwa jumlah penduduk di Kota Gorontalo

pada tahun 2005, jumlah Laki-laki yaitu 72.180 jiwa dan

Perempuan 51.824 jiwa. Jumlah penduduk usia produktif

100.695 atau 68 % (Data Statistik Kota Gorontalo, 2005).

11
C. Tinjauan Tentang Upah Minimum Provinsi (UMP)

Upah Minimum Provinsi (UMP) yang ditetapkan oleh

pemerintah daerah sebagai ketentuan bagi perusahaan yang berada

dalam kawasan tersebut dalam menetapkan upah minimum bagi

pekerja pada perusahaan tersebut. Untuk daerah Kota Gorontalo Upah

Minimum Provinsi dan Upah Minimum Sektoral Provinsi Gorontalo

sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Gubernur Gorontalo

Nomor 270 tahun 2005 tanggal 22 Nopember 2004 tentang

pelaksanaannya Rp. 18.125 perhari atau Rp. 435.000,- perbulan.

Upah minimum Provinsi (UMP) merupakan upah minimum

yang harus diterima oleh seseorang pekerja yang bekerja disuatu

perusahaan dalam suatu kawasan tertentu (misalnya ; tingkat provinsi).

Yang dihitung hari, minggu dan bulan berdasarkan keahlian dan

kemampuan masing-masing pekerja tersebut.

D. Tinjauan Tentang Penyakit

1. Pengertian Penyakit.

a. Diare (GEA)adalah buang air besar (defekasi)

dengan jumlah tinja lebih yang banyak dari biasa (normal 100-

200 ml perjam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau

seyengah cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi

defekasi yang meningkat. Menurut WHO diare adalah BAB

encer atau cair lebih dari tiga kali sehari (FKUI 2001).

12
b. Appendisitis (APP) adalah peradangan dari

appendiks vermiformis, dan merupakan penyebab abdomen

akut yang paling sering. Penyakit ini dapat mengenai semua

umur baik laki-laki maupun perempuan tetapi lebih sering

meyerang laki-laki berusia antara 10 sampai 30 tahun. (FKUI

2001).

c. Tuberculosis (TBC) adalah penyakit menular

yang penyebarannya melalui udara yang disebabkan oleh

kuman Mycobacterium Tuberculosis yang dapat menulari

orang lain pada saat batuk,bersin,berbicara atau meludah.

(Warta Gardunas TBC 2005).

d. Tifoid adalah penyakit infeksi akut yang

biasanya mengenai saluran cerna dengan gejala demam lebih

dari tujuh hari,gangguan pada saluran cerna, dan gangguan

kesadaran (FKUI 2001).

e. Stroke adalah sindroma klinis yang awalnya

timbul mendadak,progresi cepat,berupa defisit neurologis fokal

dan/atau global, yang berlangsung 24 jam atau lebih atau

langsung menimbulkan kematian,dan semata-mata disebabkan

oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik(FKUI

2001).

13
2. Faktor-faktor yang Menyebabakan Timbulnya Penyakit.

Peristiwa timbulnya penyakit, banyak teori yang pernah

dikemukakan. Salah satunya adalah Gordon dan La Rict pada tahun

1950 menyebutkan bahwa timbul atau tidaknya penyakit pada

manusia dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yakni :

a. Pejamu (Host)

Faktor pejamu ialah semua faktor yang terdapat pada diri

manusia yang dapat mempengaruhi timbulmya serja perjalanan

suatu penyakit. Faktor tersebut antara lain ; keturunan,

mekanisme pertahanan tubuh, umur, jenis kelamin, ras, status

perkawinan, pekerja dan kebiasaan-kebiasaan hidup.

b. Bibit Penyakit (Agent)

Bibit penyakit adalah suatu substansi atau elemen tertentu yang

kehadiran atau ketidak hadiran dapat menimbulkan atau

mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Subtansi tertentu

yaitu golongan nutrien, golongan kimia, golongan fisik,

golongan mekanik dan golongan biologik.

c. Lingkungan (Environment)

Lingkungana adalah agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh-

pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan

perkembangan suatu organisme. Secara umum lingkungan ini

dibedakan atas dua macam, yakni :

14
1). Lingkungan fisik adalah lingkungan alamiah yang terdapat

disekitar manusia, misalnya cuaca, keadaan gografis dan

struktur geologis.

2). Lingkungan non fisik yaitu lingkungan yang muncul sebagai

akibat adanya interaksi antara manusia. Misalnya faktor

sosial budaya, norma, nilai adat istiadat (Azwar, 1986).

15
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti

Adanya keterbatasan anggran pembangunan bidang kesehatan,

maka dalam penyusunan anggaran untuk memeilih prioritas masalah

kesehatan tidak saja dilihat dari prevalensi atau insidens suatu penyakit

tetapi juga harus diperlihatkan derajat kerugian ekonomi yang

ditimbulkan. Disamping itu juga harus diperlihatkan mengenai

efektifitas suatu intervensi atau program (Cost Effective)

Kerugian ekonomi akibat suatu penyakit dipengaruhi oleh

beberapa faktor, diantaranya adalah :

1. Biaya yang hilang akibat waktu produktif yang hilang

Bila seseorang terserang suatu penyakit dan harus dirawat inap

maka orang tersebut tidak dapat beraktifitas atau bekerja untuk

sementara waktu sampai dia sembuh. Lama waktu perawatan

sampai dia pulih dan dapat bekerja kembali disebut waktu

produktif yang hilang karena selama dia sakit dia tidak dapat

berproduksi, kehilangan uang pengahsilan. Biaya yang terjadi dari

suatu kesempatan yang hilang terjadi dari lama waktu rawat inap

dirumah sakit dan lama waktu penyembuhan diluar rumah sakit

sampai dia bisa beraktifitas kembali.

16
2. Biaya langsung

Biaya langsung merupakan biaya yang harus ditanggung oleh

seorang pasien selama rawat inap dirumah sakit yang mempunyai

fungsi atau aktifitas langsung terhadap proses pengobatan dan

penyembuhan pasien. Biaya langsung seorang rawat inap biasanya

terdiri atas biaya rawat inap, biaya administrasi, biaya pemeriksaan

(laboratorium klinik), biaya obat dan bahan.

3. Biaya tak langsung

Biaya tak langsung merupakan biaya yang harus ditanggung oleh

seorang pasien sebelum dan selama rawat inap di rumah sakit yang

mempunyai fungsi atau aktifitas secara tidak langsung tetapi

menunjang terhadap penyembuhan pasien.

Biaya tidak langsung yang dimaksud, seperti :

a. Biaya makanan ekstra.

b. Biaya perjalanan/transport pasien pergi pulang dari

rumah sakit.

c. Biaya penunggu pasien selama pasien rawat inap di

rumah sakit.

Berdasarkan pemikiran variabel yang diteliti maka dapat disusun

struktur variabel, sebagai berikut :

17
VARIABEL PENELITIAN :

DEPENDENT INDEPENDENT

Biaya yang hilang akibat


waktu produktif yang
hilang
Biaya Langsung
- Biaya rawat inap
- Biaya administrasi Total
- Biaya pemeriksaan Kerugian
klinik Ekonomi
- Biaya obat dan
bahan
Biaya Tak Langsung
- Biaya perjalanan/
transport
-
- Biaya makanan
ekstra
- Biaya penunggu

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

B. Defenisi Operasional

1. Total kerugian ekonomi adalah total biaya yang dikeluarkan dari

penambahan biaya yang hilang akibat waktu produktif yang hilang

dengan total biaya tak langsung.

2. Biaya yang hilang akibat waktu produktif yang hilang adalah

pendapatan yang hilang berdasarkan upah minimum provinsi

dikalikan dengan jumlah kasus dan lama hari rawat inap.

18
3. Waktu produktif yang hilang adalah lama hari rawat inap seorang

pasien sampai ia keluar dari rumah sakit.

4. Biaya langsung adalah biaya yang dikeluarkan yang berhubungan

langsung dengan prosesperawatan dan pengobatan pasien selama

rawat inap di rumah sakit.

5. Biaya rawat inap adalah biaya yang dibebankan kepada pasien

rawat inap untuk membayar tarif rawat inap rumah sakit.

6. Biaya pemeriksaan klinik adalah biaya yang dikeluarkan oleh

pasien rawat inap untuk pelayanan pemeriksaan laboratorium

sebagai penunjang diagnostik.

7. Biaya administrasi adalah biaya pendaftaran/registrasi penderita

rawat inap.

8. Biaya obat dan bahan adalah biaya obat-obatan dan bahan yang

diberikan selama perawatan di rumah sakit.

9. Biaya tak langsung adalah biaya yang dikeluarkan yang tidak

berhubungan langsung dengan proses perawatan dan pengobatan

pasien selama rawat inap di rumah sakit.

10. Biaya perjalanan/transport adalah biaya transport pasien pergi

pulang dari rumah sakit dengan menggunakan angkutan kota

(mikrolet).

11. Biaya makanan ekstra adalah biaya makanan tambahan yang

dikeluarkan oleh pasien rawat inap selain makanan dari rumah

sakit.

19
12. Biaya penunggu pasien adalah biaya yang dikeluarkan untuk

makanan dan minuman serta transport bagi penunggu pasien rawat

inap rumah sakit.

13. Usia produktif adalah usia penduduk antara 15-64 tahun.

14. Penyakit utama rawat inap adalah penyakit yang paling banyak

dirawat inap pada rumah sakit dengan lama rawat minimal 24 jam.

20
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penetilian

Penelitian ini digunakan jenis penelitian deskriktif dengan

perkiraan kerugian ekonomi pasien rawat inap usia produktif tentang

biaya langsung dan biaya tak langsung selama rawat inap dan biaya

yang hilang pada lima penyakit utama dikelas III RSUD

Prof.Dr.H.Aloei Saboe Kota Gorontalo.

Metode yang digunakan untuk memperoleh data yang dilakukan

dengan wawancara langsung dengan responden yaitu pasien, penunggu

pasien dan tenaga kesehatan yang berhubungan dengan lima penyakit

utama di RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe Kota Gorontalo.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah

Prof.Dr.H.Aloei Saboe Kota Gorontalo.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi.

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap usia

produktif yang dirawat di unit perawatan kelas III RSUD

Prof.Dr.H.Aloei Saboe Kota Gorontalo periode Januari – Desember

2005.

21
2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap usia produktif

yang menderita salah satu dari lima penyakit utama, (Diare, APP,

TBC, Tifoid, Stroke) yang dirawat di unit perawatan kelas III

RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe Kota Gorontalo, periode Januari

sampai Februari 2006 (pada saat penelitian).

D. Cara Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer diperoleh dari pasien/penunggu pasien rawat inap dan

juga diperoleh dari wawancara langsung dengan tenaga kesehatan

(Dokter,Perawat & Petugas administrasi) setempat tentang lima

penyakit utama yang ada di RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe Kota

Gorontalo.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari dokumentasi Medical Record RSUD

Prof.Dr.H.Aloei Saboe Kota Gorontalo.

E. Pengolahan dan Penyajian Data

Data yang telah dikumpulkan dan diolah dengan menggunakan

komputer program Exel For Windows 2003 dan disajikan dalam

bentuk tabel yang disertai narasi.

22

Anda mungkin juga menyukai