Anda di halaman 1dari 4

Compounding merupakan proses melibatkan Timbangan → alat yang dipakai melakukan pengukuran massa suatu benda.

 Pembuatan (preparation)  timbangan kasar : 250 mg – 1000g


 Pencampuran (mixing)  timbangan gram halus : 100 – 200 mg
 Pemasangan (asembling)  timbangan milligram : 10 – 50 g
 Pembungkusan (packaging)
 Pemberian label (labelling) contoh
dari obat atau alat sesuai dengan resep dokter yang berlisensi atas inisiatif R/ Codein HCl 8 mg
yang didasarkan atas hubungan dokter/pasien/ farmasis/compounder dalam m.f.p.dtd. No XII
praktek profesional. S3dd1
Langkah-langkah Compounding Pro : A (6 tahun)
 Persiapan Berapakah berat codein yang perlu ditimbang ?
 Lakukan penilaian preskripsi untuk keamanan dan tujuan
penggunaan dan ketepatan dosis untuk pasien penentuan
beyond used date.
 Lakukan perhitungan untuk menentukan jumlah bahan aktif yang
diperlukan.
 Memilih peralatan yang diperlukan dengan kebersihan yang
terjamin.
 Menggunakan pakaian yang tepat dan mencuci tangan.
 Membersihkan area compounding dan peralatan.
 Menyusun semua bahan yang diperlukan untuk compounding dan
menyiapkan kemasan sediaan.
 Pemeriksaan akhir Penimbangan
 Memeriksa variasi berat, homogenitas, kejernihan, bau, rasa,
warna, konsistensi, pH.
 Menuliskan informasi pada catatan compounding.
 Memberi label pada preskripsi.
 Pemberian tanda tangan

 Pemberian tanda tangan dan tanggal pada resep menegaskan


seluruh prosedur telah dilakukan untuk menjamin keseragaman,
identitas, kekuatan, jumlah dan kemurnian. HITUNGAN FARMASI
Farmakope Indonesia Edisi V memberikan 4 bentuk % yaitu:
Pembersihan 1. Persen bobot per bobot (%b/b)
 Membersihkan dan menyimpan seluruh peralatan. Menyatakan jumlah gram zat dalam 100 gram campuran atau
 Membersihkan area compounding. larutan. (gram/100 gram)
Teknik-teknik Compounding 2. Persen bobot per volume (%b/v)
1. Pencampuran cairan homogen (larutan) Menyatakan jumlah gram zat dalam 100 ml larutan sebagai
2. Pencampuran cairan heterogen (emulsi) pelarut dapat digunakan air atau pelarut lain. (gram/100 ml)
3. Pencampuran bahan padat dengan cairan 3. Persen volume per volume (%v/v)
4. Mencampur bahan padat dengan bahan padat Menyatakan jumlah ml zat dalam 100 ml larutan. (ml/100 ml)
5. Mencampur bahan setengah padat 4. Persen volume per bobot (%v/b)
Faktor-faktor Yang Harus Diperhatikan Dalam Compounding Menyatakan jumlah ml zat dalam 100 gr bahan atau
1. Sifat fisik : kerapatan, viskositas, kemampuan bercampur campuran.(ml/100 gram)
2. Segi ekonomi, menyangkut pemprosesan
3. Waktu PENGENCERAN
4. Alat Pengenceran dilakukan untuk mendapatkan volume yang konsentrasinya
Proses Compounding lebih kecil dari larutan stok yang ada.
 Pertimbangkan kecocokan resep yang akan diracik dengan syarat- V1 x N1 = V2 x N2
syarat keamanan dan tujuan pemakaian. Contoh:
 Kerjakan perhitungan yang yang penting untuk mendapatkan Berapa banyak etanol 96% yang dibutuhkan untuk membuat larutan etanol
jumlah bahan-bahan yang diperlukan. 70% sebanyak 250 ml?
 Identifikasi alat-alat yang diperlukan Jawab:
 Pakai pakaian yang tepat dan cuci tangan V1 x N1 = V2 x N2
 Bersihkan daerah peracikan dan alat yang diperlukan V1 x 96% = 250 ml x 70%
 Hanya satu resep yang harus diracik pada satu waktu dalam suatu V1 = 250 ml x 70/96
peracikan yang ditentukan. = 182,3 ml
 Kumpulkan semua bahan-bahan untuk meracik resep Istilah Kelarutan Jumlah bagian pelarut
 Racik sediaan dengan mengikuti catatan formulasi (formulation diperlukan untuk melarutkan 1
record) Proses meracik (lanjutan) bagian zat
 Nilai variasi berat, kecukupan pencampuran, kejernihan, bau,
Sangat mudah larut Kurang dari satu
warna, konsistensi, dan pH setepatnya.
 Bubuhi keterangan catatan racikan dan jelaskan rupa sediaan Mudah larut 1-10
 Beri label wadah resep dengan memasukkan item berikut: a) Larut 10-30
nama sediaan, b) nomor identifikasi internal, c) initial Agak sukar larut 30-100
compounder, d) penyimpanan yang diperlukan, dan pernyataan Sukar larut 100-1000
yang diperlukan berdasarkan undang-undang. Sangat sukar larut 1000-10.000
 Tandatangani dan beri tanggal resep yang menegaskan bahwa
Praktis tidak larut Lebih dari 10.000
semua prosedur telah dikerjakan untuk menjamin keseragaman,
identitas, kekuatan, kuantitas, dan kemurnian.
 Bersihkan semua peralatan dan simpan dengan tepat
Alat-alat Untuk Peracikan Obat
 Gelas ukur - gelas arloji
 Gelas piala / - panci infus
 Erlenmeyer - pengayak
 Mortir-stamper - corong
 Sendok & spatel - batang pengaduk
 Sudip - capsul filler
 Cawan penguap
MEDICATION ERROR - Pemeriksaan oleh orang yg berbeda
Suatu kejadian yang dapat dicegah yang menyebabkan penggunaan obat - Pemeriksaan : kelengkapan permintaan, etiket, aturan pakai,
yang tidak sesuai atau membahayakan pasien dimana pengobatan tersebut kesesuaian R/ thd obat, kesesuain R/ thd ettiket
dikontrol oleh tenaga medis profesional, pasien, atau konsumen, yang
7. Penggunaan Obat (RS/Apote/dll)
berhubungan dengan praktis profesional, produk kesehatan, prosedur,
sistem termasuk prescribing; order communication; product labeling; 8. Monitoring dan evaluasi
packaging; compounding; dispensing; distribution; administration; education; 9. Faktor lain
monitoring; dan penggunaan. - Miskomunikasi
PENYEBAB KESALAHAN - Kondisi lingkungan
1. Kurang pengetahuan - Gangguan interupsi pd saat kerja
2. Kurang informasi - Beban kerja
3. SOP Pengobatan Θ
- Edukasi staf scr rutin
4. Lupa
5. Tulisan di resep tdk terbaca
6. Salah pengertian perintah lisan Sistem pencegahan kesalahan pelayanan obat di RS
7. Label, nomenklatur yg membingungkan
8. Stok & penyimpanan obat tdk baik
9. Masalah dgn standard & distribusi
10. Alat penyampaian obat yg tdk baik saat membeli/penggunaan (alat
infus antikanker)
TAKSONOMI DAN KATEGORI ME
Tipe error
(No Error)
A→ keadaan/kejadian yg berpotensi menyebabkan terjadinya error
(Error-No harm)
B→ error terjadi, ttpi obat blm mencapai pasien
C→ error terjadi, obat sudah mencapai pasien ttp tidak menimbulkan resiko
D→ error terjadi, obat sdh mencapai pasien & diperlukan monitoring thdp
pasien u/ memastikan tdk ada resiko (harm) pd pasien/dibutuhkan intervensi
u/ menghindari resiko
E→ error terjadi yg dpt menghasilkan resiko pd pasien bersifat sementara &
dibutuhkan intervensi
Error-Harm
F→ error terjadi yg dpt menghasilkan resiko pd pasien yg bersifat sementara
& dibutuhkan perawatan yg segera dir s Sistem pencegahan kesalahan pelayanan obat di Apotek
G→ error terjadi yg dpt menghasilkan resiko permanen
H→ error terjadi yg membutuhkan intervensi yg dibutuhkan u/
memperpanjang hidupnya
Error-Death
I→ error terjadi & menyebabkan kematian pasien

MEDICATION ERROR 4 FASE


Prescribing : kesalahan penulisan R/, kesalahan dosis, instruksi keliru,
duplikasi, kontra indikasi, keliru nama pasien
Transcribing : salah membaca R/
Compounding : kesalahan dalam peracikan
Dispensing : kesalahan penyerahan obat

Pencegahan Medication Error


Medication Safety Pharmacist):
1. Mengelola laporan medication error
2. Mengidentifikasi pelaksanaan terbaik utk menjamin medication safety macam – macam DRPs
3. Mendidik SDM utk melakukan pengobatan yg aman
4. Berpartisipasi dalam Komite/tim utk medication safety  DRP : kejadian yg berhubungan dengan terapi penggunaan obat, tidak
5. Terlibat didalam pengembangan dan pengkajian dapat diduga
6. Memonitor kepatuhan terhadap standar pelaksanaan  Medication error : kesalahan dalam pengobatan (proses)
7. Keselamatan Pasien yang ada  Side effect : reaksi diketahui dengan baik (efek samping)
 ADEs : ADR mengakibatkan cedera besar/kecil dapat dicegah
PERAN APOTEKER DALAM MENCEGAH ME:

1. Pemilihan →sesuai formularium PENGOBATAN RASIONAL


2. Pengadaan → ketersediaan obat yg aman, efektif, dan legal
3. Penyimpanan Pengobatan→ serangkaian kegiatan untuk mendapatkan kesembuhan
 Obat LASA disimpan scr terpisah Upaya pengobatan→ segala tindakan medis yang dilakukan untuk
 Obat High Alert disimpan ditempat khusus meringankan beban penderitaan pasien, yang tak terbatas hanya pada
contoh : KCl injeksi, heparin, warfarin, insulin, kemoterapi, pemberian obat
narkotik opiat, neuromuscular blocking agents, thrombolitik, dan
agonis adrenergik. PROSES PENGOBATAN
 kelompok obat antidiabet jangan disimpan tercampur dengan 1. Anamnesis: keluhan pasien,riwayat,obat yg tlh dikonsumsi,sifat
obat lain secara alfabetis, tetapi tempatkan secara terpisah penyakit
 Simpan obat sesuai dengan persyaratan penyimpanan 2. Pemeriksaan: fisik, Lab, penunjang
4. Kajian R/ 3. Penegakan diagnosis: kesimpulan amnesis : pasti/suspek
4. Pemilihan intervensi pengobatan
- Identifikasi pasien (No RM dan Nama)
- Terapi farmakologis : Peresepan, penyerahan, pemakaian obat
- Tdk boleh berasumsi thd R? - Terapi Non Farmakologis : berhenti merokok, olahraga, diet
- Dptkan info ttg pasien - Intervensi gabungan : mendapatkan keduanya
- Buat riwayat/cttn pengobatan (swamedikasi) 5. Pemilihan obat : efek terapi, manfaat & resiko, keamanan obat,harga
5. Dispensing 6. Penentuan dosis Cara & lama pemberian: individual, kepatuhan pasien
- Peracikan sesuai SOP 7. Penulisan resep:mudah dibaca(kesalhan interpretasi↓)
- Etiket harus tepat 8. Pemberian informasi
9. Tindak lanjut pengobatan “Medication errors”
• Prescribing : Kesalahan penulisan oleh dokter, dosis, keliru nama,
POR interaksi obat, cara makan dll
• Obat benar • Transcribing : Salah membaca resep. Tidak dikerjakan instruksi yang
• Tepat indikasi diminta dalam resep
• Tepat efikasi, aman, tepat pasien, tepat harga • Compounding : Kesalahan dalam peracikan atau mengambil obat, salah
• Tepat dosis, pemberian, lama, tdk ada KI label/ atau obat kadaluarsa
• Dispensing benar, tmsk tepat informasi • Dispending : Kesalahan penyerahan obat bukan kepada pasien yang
• Kepatuhan pasien thd pengobatan benar, salah informasi
SLOGAN 4T & ETMA
- Tepat indikasi-diagnosis Sembilan Kompetensi Apoteker Indonesia
- Tepat dosis 1. Mampu Melakukan Praktik Kefarmasian secara Profesional Dan Etik
- Tepat cara & interval pemberian 2. Mampu Menyelesaikan Masalah Terkait dengan Penggunaan Sediaan
- Tepat lama pemberian Farmasi
- ETMA(EFEKTIF, TERJANGKAU, MUTU TERJAMIN, AMAN) 3. Mampu Melakukan Dispensing Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
4. Mampu Memformulasikan dan Memproduksi Sediaan Farmasi dan Alat
PENGGUNAAN OBAT YANG IRASIONAL Kesehatan sesuai Standar yang Berlaku
 Peresepan berlebihan (over prescribing) 5. Mempunyai Keterampilan Komunikasi dalam Pemberian Informasi
 Peresepan yang kurang (under prescribing) Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan
 Peresepan yang salah atau tidak tepat (incorect prescribing) 6. Mampu Berkontribusi Dalam Upaya Preventif dan Promotif Kesehatan
 Peresepan yang boros (extravagant prescribing) Masyarakat
 Peresepan banyak jenis (multiple prescribing) 7. Mampu Mengelola Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan sesuai Standar
yang Berlaku
Faktor Yang mempengaruhi Terjadinya Pemakaian Obat Yang Tidak 8. Mempunyai Keterampilan Organisasi dan mampu Membangun
Rasional Hubungan Interpersonal Dalam Melakukan Praktik Profesional
a. Pembuat resep/dokter Kefarmasian
b. Pasien/masyarakat 9. Mampu mengikuti Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang
c. Sistem perencanaan & pengelolaan obat Berhubungan dengan Kefarmasian
d. Kebijaksanaan obat & pelayanan kesehatan Dosis obat
e. Informasi, iklan obat • Dosis tergantung pada : Umur, Gangguan faal (ginjal, hati,
Tanda² blm optimalnya pelayanan kesehatan→penggunaan obat tidak hipoalbumin), Jenis penyakit , Adanya pemberian obat lain, Cara
rasional pemberian
 Asuransi kesehatan ↓ Interaksi obat
 Promosi obat kedokter dan masyarakat ↑ • Interaksi Farmasetika : sifat fisika kimia obat, kelarutan, absorpsi
 Infomarsi obat ↓ oleh apoteker obat
 Pengetahuan masyarakat ↓ • Interaksi Farmakokinetika : ADME
• Interaksi Farmakodinamika : adanya kompetisi pd reseptor yg
KEBIJAKAN OBAT NASIONAL sama, interaksi antar obat sejenis
- Ketersediaan, pemerataan & keterjangkakuan obat essensial (DOEN) Cara makan obat
- Kualitas terjamin, keamanan, khasiat obat yg beredar & masy. • Penggunaan obat per oral :
Terllindungi p.c : post coenam
- POR oleh tenaga profesi kesehtan & masy.dalm jenis, a.c : ante coenam
sediaan,dosis,jmlh yg tepat dan informasi yg lengkap d.c : durante coenam
sub lingual
Indikator penggunaan obat tdk rasional→angka penggunaan AB • Minuman yang digunakan

Contoh pengobatan tdk rasional Sediaan cair dan semi solid


- Batuk pilek diberi AB • Sediaan cair : Larutan
- Pemberian vit pd anak dg BB ideal Emulsi
- Pemberian AB selama 3 hari Suspensi
- Anak demam batuk pilek diberi ctm,ephedrine,GG • Syarat :
- Anak 4 th dg kolera diberi tetrasiklin - Tidak terjadi reaksi antar komponen yang tidak diinginkan
- Inj vit B12 u/ penderita pegal linu - Tidak ada endapan/endapan dapat mudah tersuspensi dengan
- Polifarmasi mudah dengan cara pengocokan sederhana
- Penggunaan antimikroba/AB - Obat tidak terhidrolisa
- Penggunaan obat suntikan - Obat stabil pada penyimpanan /masa penggunaan, tidak
- Tdk mengikuti terapi pengobatan sesuai dg panduan klinis tumbuh mikroba
- Pengobatan sendiri yg tdk tepat - Tidak ada interaksi farmasetik
- Hindari terjadinya reaksi :
Dispensing ; proses yang meliputi serangkaian kegiatan: asam dengan basa
oksidasi
• Menerima dan memvalidasi resep obat pengendapan
• Membahas dan solusi masalah dalam resep bila ada, kalau perlu hidrolisa
bersama dokter penulis resep kompleks
• Menyiapkan obat dan / atau racikan Endapan
• Memberi wadah dan etiket • Senyawa obat tidak larut
• Menyerahkan obat dan memberikan informasi kepada pasien/ • Terjadi reaksi pengendapan
perawat • Terjadi setelah beberapa waktu
• Mendokumentasikan semua tindakan Penambahan zat tambahan
Compounding : kegiatan membuat sediaan obat dg mencampur bahan Korigen/corigen : untuk memperbaiki warna, rasa, bau
aktif farmakologis dan bahan tambahan farmasi Corigen odoris : untuk memperbaiki bau obat
Corigen saporis : untuk memperbaiki rasa bau
Dasar Dispensing obat :berdasarkan resep lengkap Corigen colloris : untuk memperbaiki warna obat
Upaya menghindarkan terjadi kesalahan pada dispending Solubilin : untuk memperbaiki kelarutan dari obat utama
• Kerja tim :  cek recek
• Hindari “medication error” Emulsi : umumnya O/W
• Hindari pencemaran Contoh : minyak ikan
• Hindari penggunaan wadah yang tidak tepat - Creaming
- Bracking
- Inverse
Sediaan semi solid
• Salep  lengket terasa pada kulit Perubahan Fisik yang Menunjukkan Ketidakstabilan
• Krim  tidak lengket, mudah dibasuh dengan air
• Gel  tidak lengket, mudah dibasuh dengan air
• Kategori Topikan, Namun masih dimungkinkan diabsorpsi masuk sirkulasi
sistemis dalam jumlah kecil

Obat per rectal


• Obat Wasir
• Antipiretik  Terutama untuk balita
• Bentuk Suppositoria
Salep
Enema
Kerja sistematik dan lokal : antipiretik, obat mual
Informasikan cara penggunaannya secara jelas pada pasien

Obat pervaginal
• Umumnya bentuk tablet, ovula atau cairan pencuci
• Umumnya untuk mengobati infeksi, inflamasi atau jamur
• Contoh : Mycostatin tablet, Flagyl suppositoria, Albothyl
suppositoria
• Jelaskan aturan penggunaannya  mwnggunakan aplikator Oksidasi dan Antioksidan
Penutup Proses ini sering dapat dikatalisasi oleh cahaya, suhu, konsentrasi ion
Enam benar pemberian obat : hidrogen, kehadiran jejak logam, atau peroksida.
• Benar pasien Pemilihan antioksidan sebenarnya tergantung
• Benar obat  Jenis produk,
• Benar dosis  Rute, dosis dan frekuensi pemberian,
• Benar cara  Sifat fisik dan kimia pengawet yang digunakan,
• Benar waktu  Kehadiran komponen lainnya, dan
• Benar dokumen  Sifat penutupan dan kontainer
BUD Untuk injeksi air
BUD (BEYOND USE DATE)
Setelah obat dibuka/ setelah kemasan dibuka
 Beyond Use Date (BUD) adalah perkiraan interval waktu dimana
sediaan yang dicompound dapat diharapkan potensi dan
kemurnianya tetap berdasarkan cara penentu umum, referensi
pustaka atau percobaan stabilitas dengan menggunakan kondisi
pada waktu compounding.
 Expiration date (ED) atau waktu kadaluarsa adalah lamanya
waktu suatu sediaan di mana kemurnian dan potensi suatu obat
masih tetap.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Stabilitas


 pH
 Suhu
 Pelarut
 Cahaya
 udara (oksigen)
 karbon dioksida
 uap air atau kelembaban  Formulasi nonaqueous. beyond use date digunakan tidak lebih
 ukuran partikel. dari waktu yang tersisa sampai awal tanggal kedaluwarsa dari
Pengaruh Kestabilan fisik
setiap bahan farmasi aktif atau 6 bulan, mana yang lebih awal.
• pembentukan polimorf,
• kristalisasi,
• penguapan dan  Formulasi yang mengandung air. beyond use date tidak lebih dari
• adsopsi 14 hari untuk formulasi disimpan pada suhu dingin terkendali.
BUD untuk obat sediaan non steril memiliki 2 jenis wadah tanpa
mengubah apapun dari pabrik :  Formulasi topikal / kulit dan mukosa liquid dan semisolid
mengandung air. Beyond use date adalah selambat-lambatnya 30
1. Dalam wadah ganda (multiple dose container) hari.
2. Wadah sekali pakai (single unit)
Beyond Use Date (BUD) pada Sediaan Farmasi
Beberapa pertimbangan untuk BUD obat racikan sebagai berikut : Serbuk dan granul serbuk dibuat dari produk yang diproduksi seharusnya
memiliki beyond-use date 25% dari waktu yang tersisa pada tanggal
kedaluwarsa produk atau 6 bulan, mana yang lebih awal
- Obat racikan harus memiliki BUD Kapsul Kapsul yang kering atau, jika diisi dengan cairan atau semisolids,
- Apoteker harus memperhatikan sifat fisika kimia obat, karakteristik mengandung cairan non-berair. Untuk alasan ini, umumnya memberikan
wadah, kondisi penyimpanan yang diharapkan. bentuk sediaan yang stabil selama terlindungi dari kelembaban dan panas.
- Sebelum melakukan dispensing, lakukan studi literature tentang Tablet memiliki beyond-use date 25% dari waktu yang tersisa pada tanggal
informasi stabilitas obat kedaluwarsa produk atau 6 bulan, mana yang lebih awal
- Waktu kadaluarsa komponen lain dalam resep harus diperhatikan juga Opthalmic , Otic , Nasal Beyond-use date digunakan untuk sediaan yang
(bukan bahan aktifnya) waktu kadaluarsa produk dispensing mengandung air disimpan pada suhu dingin selambat-lambatnya 30 hari
ditetapkan oleh waktu kadaluarsa yang terkecil. Sediaan Inhaler digunakan pada sediaan yang mengandung air dibuat dari
bahan-bahan dalam bentuk padat dan disimpan pada suhu dingin selambat-
lambatnya 14 hari

Anda mungkin juga menyukai