MAKALAH Hak Dan Kewajiban
MAKALAH Hak Dan Kewajiban
MAKALAH
DEMOKRASI PANCASILA
Disusun guna memenuhi tugas Pendidikan Kewarganegaraan
Yang Di ampu Oleh : Bu Emma Muzaemmah
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan limpahan
rahmat, taufik dan hidayah-Nyalah Penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta
salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikut-
pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Demokrasi
Ciri-ciri Demokrasi Pancasila
Prinsip-prinsip pokok Demokrasi Pancasila
Tujuh Sendi Pokok Pemerintahan Demokrasi Pancasila
Fungsi Demokrasi Panca
Fungsi Demokrasi Pancasila
Demokrasi Pancasila dalam Beberapa Bidang
Aspek Demokrasi Pancasila
Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia dalam Waktu 50 Tahun
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Apakah demokrasi itu? Apakah negara ini sudah demokrasi? Sengaja pertanyaan ini
kami munculkan karena teman-teman mungkin sudah mengerti dengan pertanyaan yang kami
ajukan tersebut di atas. Karena kami punya pandangan produk dan atribut yang berkaitan
dengan demokrasi itu merupakan produk luar negeri. Sedangkan negara kita sendiri tidak
memiliki kejelasan yang tepat tentang demokrasi itu sendiri. Lalu kalau kita melihat bentuk
demokrasi dalam struktur pemerintahan kita dari level negara, provinsi, kabupaten, hingga
kecamatan hampir dapat dipastikan di level ini hanya proses pembuatan kebijakan sementara
kalau kita mencari demokrasi yang berupa ciri khas yang dapat mewakili bahwa negara kita
mempunyai diri demokrasi tersendiri itu dapat dilihat di level desa. Bagaimana seperti ditulis
almarhum Moh. Hatta bahwa,”Di desa-desa sistem yang demokrasi masih kuat dan hidup
sehat sebagai bagian adat istiadat yang hakiki.” Dasarnya adalah pemilikan tanah yang
komunal yaitu setiap orang yang merasa bahwa ia harus bertindak berdasarkan persetujuan
bersama. Struktur demokrasi yang hidup dalam diri bangsa Indonesia harus berdasarkan
demokrasi asli yang berlaku di desa. Gambaran dari tulisan almarhum ini tidak lain dari pola-
pola demokrasi tradisional yang dilambangkan oleh musyawarah dalam pencapaian
keputusan dan gotong royong dalam pelaksanaan keputusannya tersebut. (Prijono
Tjiptoherijanto dan Yomiko M. Prijono, 1983 hal 17-19). Dari gambaran di atas, kami rasa
hal ini pula yang menginspirasi demokrasi pancasila yang selalu menjadi Kiblat negara kita
dalam menapaki kehidupan berbangsa dan bernegara masih perlu ditelaah atau dikaji secara
lebih dalam lagi. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan
negara Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila yang tidak
mungkin terlepas dari rasa kekeluargaan. Akan tetapi yang menjadi pandangan kita sekarang.
Mengapa negara ini seperti mengalami sebuah kesulitan besar dalam melahirkan demokrasi.
Banyak para ahli berpendapat bahwa demokrasi pancasila itu merupakan salah satu
demokrasi yang mampu menjawab tantangan jaman karena semua kehidupan berkaitan erat
dengan nilai luhur Pancasila. Dalam hal ini kita ambil saja salah satu ahli Nasional Prof.
Dardji Darmodihardjo, S.H. beliau mempunyai Pandangan bahwa demokrasi Pancasila
adalah paham demokrasi yang bersumber kepada kepribadian dan falsafah hidup bangsa
Indonesia yang terwujudnya seperti dalam ketentuan-ketentuan pembukaan UUD 1945. lain
hal lagi dengan Prof. dr. Drs. Notonegoro,S.H. mengatakan demokrasi pancasila adalah
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan yang berke-Tuhan-nan Yang Maha Esa, yang Berkepribadian
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab yang mempersatukan Indonesia dan yang berkedaulatan
seluruh rakyat.
B. TUJUAN
Adapun masalah yang ditinjau dan dianalisis adalah antar lain:
1. Pengertian Demokrasi
2. Ciri-ciri Demokrasi Pancasila
3. Prinsip-prinsip pokok Demokrasi Pancasila
4. Tujuh Sendi Pokok Pemerintahan Demokrasi Pancasila
5. Fungsi Demokrasi Panca
6. Fungsi Demokrasi Pancasila
7. Demokrasi Pancasila dalam Beberapa Bidang
8. Aspek Demokrasi Pancasila
9. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia dalam Waktu 50 Tahun
BAB II
PEMBAHASAN
(1) Membuat putusan-putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga negara lain, seperti
penetapan GBHN yang pelaksanaannya ditugaskan kepada Presiden
(2) Meminta pertanggungjawaban presiden/mandataris mengenai pelaksanaan GBHN
(3) Melaksanakan pemilihan dan selanjutnya mengangkat Presiden dan Wakil Presiden
(4) Mencabut mandat dan memberhentikan presiden dalam masa jabatannya apabila
presiden/mandataris sungguh-sungguh melanggar haluan negara dan UUD;
(5) Mengubah undang-undang.
4. Presiden adalah penyelenggaraan pemerintah yang tertinggi di bawah Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR)Di bawah MPR, presiden ialah penyelenggara pemerintah
negara tertinggi.
Presiden selain diangkat oleh majelis juga harus tunduk dan bertanggung jawab
kepada majelis. Presiden adalah Mandataris MPR yang wajib menjalankan putusan-putusan
MPR.
5. Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi DPR mengawasi pelaksanaan
mandat (kekuasaan pemerintah) yang dipegang oleh presiden dan DPR harus saling bekerja
sama dalam pembentukan undang-undang termasuk APBN. Untuk mengesahkan undang-
undang, presiden harus mendapat persetujuan dari DPR. Hak DPR di bidang legislatif ialah
hak inisiatif, hak amandemen, dan hak budget.
Hak DPR di bidang pengawasan meliputi[5]:
Kedudukan Menteri Negara bertanggung jawab kepada presiden, tetapi mereka bukan
pegawai tinggi biasa, menteri ini menjalankan kekuasaan pemerintah dalam prakteknya
berada di bawah koordinasi presiden.
Kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi ia bukan diktator, artinya
kekuasaan tidak tak terbatas. Ia harus memperhatikan sungguh-sungguh suara DPR.
Kedudukan DPR kuat karena tidak dapat dibubarkan oleh presiden dan semua anggota DPR
merangkap menjadi anggota MPR. DPR sejajar dengan presiden.
F. Demokrasi Deliberatif
Dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 dan sila ke-4 Pancasila, dirumuskan bahwa
“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan”. Dengan demikian berarti demokrasi Pancasila merupakan demokrasi deliberatif.
Dalam demokrasi deliberatif terdapat tiga prinsip utama:
Pengertian Demokrasi Pancasila, Ciri, Prinsip, Fungsi & Definisi Para Ahli| Secara Umum,
Pengertian Demokrasi Pancasila adalah suatu paham demokrasi yang bersumber dari pandanan
hidup atau falsafah hidup bangsa Indonesia ang digali berdasarkan kepribadian rakyat Indonesia
sendiri. Dari falsafah hidup bangsa Indonesia, kemdian akan timbul dasar falsafah negara yang
disebut dengan Pancasila yang terdapat, tercemin, terkandung dalam Pembukaan UUD 1945.
Pengertian Demokrasi Pancasila Menurut Para Ahli - Selain pengertian secara umum demokrasi
Pancasila, terdapat pula pengertian menurut para ahli yang mengemukakan pendapatnya untuk
mendefinisikan pengertian demokrasi Pancasila. Macam-macam pengertian demokrasi Pancasila
adalah sebagai berikut..
Profesor Dardji Darmo Diharjo: Menurut Prof. Dardji Darmo Diharjo, bahwa pengertian
demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber dari kepribadian dan falsafah
hidup bangsa Indonesia, yang perwujudannya seperti dalam ketentuan-ketentuan
Pembukaan UUD 1945.
GBHN Tahun 1978 dan Tahun 1983: Menurut Gari Besar Haluan Negara Tahun 1978 dan
Tahun 1983 yang menetapkan bahwa pembangunan politik diarahkan untuk lebih
memantapkan perwujudan demokrasi Pancasila. Dalam rangka memantapkan stabiltias
politik dinamis serta pelaksanaan mekanisme Pancasila, maka diperlukan pemantapan
kehidupan kosntitusional kehidupan demokrasi dan tegaknya hukum.
Kansil: Pengertian demokrasi Pancasila menurut Kansil adalah kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan, yang merupakan sila
keempat dari dasar Negara Pancasila seperti yang tercantum dalam alinea ke 4 Pembukaan
UUD 1945.
Prof. Notonegoro: Menurutnya, pengertian demokrasi Pancasila adalah kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang ber-
Ketuhanan YME, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang mempersatukan
Indonesia, dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Ensiklopedia Indonesia: Pengertian demokrasi Pancasila bahwa Pancasila meliputi bidang-
bidang politik, sosial dan ekonomi, serta yang dalam penyelesaian masalah-masalah nasional
yang berusaha sejauh mungkin menempuh jalan permusyawaratan untuk mencapai
mufakat.
Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila
Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila - Prinsip yang terdapat dalam demokrasi Pancasila sediki berbeda
dengan prinsip demokrasi secara universal. Ciri-ciri demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut..
Isi Pokok Demokrasi Pancasila - Isi pokok demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut...
Pelaksanaan UUD 1945 dan penjabarannya dituangkan Batang Tubuh dan Penjelasan UUD
1945
Menghargai dan melindungi HAM (Hak Asasi Manusia)
Pelaksanaan kehidupan ketatanegaraan beradsarkan dari kelembagaan
Sebagai sendi dari hukum yang dijelaskan dalam UUD 1945, yaitu negara hukum yang
demokrastif
Fungsi Demokrasi Pancasila - Demokrasi Pancasila memiliki banyak fungsi dalam pelaksanannya
terhadap negara Indonesia. macam-macam fungsi demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut...
3. Badan peradilan merdeka yang berarti tidak terpangaruhi akan kekuasaan pemerintah dan
kekuasaan lain. Misalnya Presiden, BPK, DPR atau yang lainnya.
4. Terdapat partai politik dan juga organisasi sosial politik yang berfungsi untuk menyalurkan aspirasi
rakyat.
6. Kedaulatan ada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD (Pasal 1 Ayat 2 UUD 1945)
8. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggun jawab secara moral kepada Tuhan YME diri sendiri,
masyarakat, dan negara ataupun orang lain.
10. Pemerintah menurut hukum, dijelaskan dalam UUD 1945 yang berbunyi:
Indonesia adalah negara berdasarkan hukum (rechtstaat dan tidak berdasarkan kekuasaan
belaka (machtstaat)
Pemerintah berdasar dari sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat absolutisme
(kekuasaan tidak terbatas)
Kekuasaan yang tertinggi ada ditangan rakyat.
Asas Demokrasi Pancasila - Dalam sistem demokrasi Pancasila, terdapat dua asas antara lain sebagai
berikut...
Asas Kerakyatan: Pengertian asas kerakyatan adalah asas kesadaran untuk cinta kepada
rakyat, manunggal dengan nasip dan cita-cita rakyat, serta memiliki jiwa kerakyatan atau
menghayati keasadaran senasib dan secita-cita dengan rakyat.
Asas Musyawarah: Pengertian asas msyawarah adalah asas yang memperhatikan aspirasi
dan kehendak seluruh rakyat yang jumlahnya banyak dan melalui forum permusyawaratan
untuk menyatukan pendapat serta mencapai kesepatakan bersama atas kasih sayang,
pengobaranan untuk kebahagian bersama.
Baca Juga:
Pengertian Demokrasi, Macam-Macam, Ciri-Ciri, Definisi Para Ahli, Prinsip & Nilai
Pengertian Norma, Ciri-Ciri, Macam-Macam & Contoh-Contohnya
Pengertian Negara, Sifat Negara, Fungsi Negara & Unsur-Unsur Negara
Pengertian, Ciri-Ciri, Unsur, & Macam-Macam Hukum
Pengertian Ideologi: Apa itu Ideologi yang Sebenarnya ?..
Pengertian Konstitusi Menurut Para Ahli
Pancasila : Pengertian Ideologi Pancasila
Demikianlah informasi mengenai Pengertian Demokrasi Pancasila, Ciri, Prinsip, Fungsi & Definisi
Para Ahli. Semoga teman-teman dapat menerima dan bermanfaat bagi kita semua baik itu
pengertian demokrasi Pancasila, ciri-ciri demokrasi Pancasila, prinsip-prinsip demokrasi Pancasila,
fungsi demokrasi Pancasila, dan pengertian demokrasi pancasila menurut pendapat para ahli. Sekian
dan terima kasih. Salam Berbagi Teman-Teman.
Referensi: Pengertian Demokrasi Pancasila, Ciri, Prinsip, Fungsi & Definisi Para Ahli
Belum Diperiksa
Prinsip dalam demokrasi Pancasila sedikit berbeda dengan prinsip demokrasi secara
universal[3]. Ciri demokrasi Pancasila[3]:
Daftar isi
Dalam sistem pemerintahan demokrasi pancasila terdapat tujuh sendi pokok yang menjadi
landasan, yaitu[5]:
Seluruh tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum. Persamaan kedudukan dalam hukum
bagi semua warga negara harus tercermin di dalamnya.
Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) dan tidak bersifat absolutisme
(kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem konstitusional ini lebih menegaskan bahwa
pemerintah dalam melaksanakan tugasnya dikendalikan atau dibatasi oleh ketentuan
konstitusi.
Seperti telah disebutkan dalam pasal 1 ayat 2 UUD 1945 pada halaman terdahulu, bahwa
(kekuasaan negara tertinggi) ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR.
Dengan demikian, MPR adalah lembaga negara tertinggi sebagai penjelmaan seluruh rakyat
Indonesia. Sebagai pemegang kekuasaan negara yang tertinggi MPR mempunyai tugas
pokok, yaitu[5]:
Menetapkan UUD;
Membuat putusan-putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga negara lain, seperti
penetapan GBHN yang pelaksanaannya ditugaskan kepada Presiden
Meminta pertanggungjawaban presiden/mandataris mengenai pelaksanaan GBHN
Melaksanakan pemilihan dan selanjutnya mengangkat Presiden dan Wakil Presiden
Mencabut mandat dan memberhentikan presiden dalam masa jabatannya apabila
presiden/mandataris sungguh-sungguh melanggar haluan negara dan UUD;
Mengubah undang-undang.
Di bawah MPR, presiden ialah penyelenggara pemerintah negara tertinggi. Presiden selain
diangkat oleh majelis juga harus tunduk dan bertanggung jawab kepada majelis. Presiden
adalah Mandataris MPR yang wajib menjalankan putusan-putusan MPR.
Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi DPR mengawasi pelaksanaan mandat
(kekuasaan pemerintah) yang dipegang oleh presiden dan DPR harus saling bekerja sama
dalam pembentukan undang-undang termasuk APBN. Untuk mengesahkan undang-undang,
presiden harus mendapat persetujuan dari DPR. Hak DPR di bidang legislatif ialah hak
inisiatif, hak amandemen, dan hak budget.
Kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi ia bukan diktator, artinya
kekuasaan tidak tak terbatas. Ia harus memperhatikan sungguh-sungguh suara DPR.
Kedudukan DPR kuat karena tidak dapat dibubarkan oleh presiden dan semua anggota DPR
merangkap menjadi anggota MPR. DPR sejajar dengan presiden[5].
Demokrasi Deliberatif
Dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 dan sila ke-4 Pancasila, dirumuskan bahwa
“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan”[7]. Dengan demikian berarti demokrasi Pancasila merupakan demokrasi
deliberatif[7].
Demokrasi yang deliberatif diperlukan untuk menyatukan berbagai kepentingan yang timbul
dalam masyarakat Indonesia yang heterogen[7]. Jadi setiap kebijakan publik hendaknya lahir
dari musyawarah bukan dipaksakan[7]. Deliberasi dilakukan untuk mencapai resolusi atas
terjadinya konflik kepentingan[7]. Maka diperlukan suatu proses yang fair demi memperoleh
dukungan mayoritas atas sebuah kebijakan publik demi suatu ketertiban sosial dan stabilitas
nasional[7].
Bidang ekonomi
Demokrasi Pancasila menjamin adanya fasilitasi dari pihak pemerintah agar keunikan dan
kemajemukan budaya Indonesia dapat tetap dipertahankan dan ditumbuhkembangkan
sehingga kekayaan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat terpelihara dengan baik.[7]
Terdapat penolakan terhadap uniformitas budaya dan pemerintah menciptakan peluang bagi
berkembangnya budaya lokal sehingga identitas suatu komunitas mendapat pengakuan dan
penghargaan.[7]
Referensi
1. ^ Indrayana, Denny (2007). "Indonesia dibawah Soeharto: Order Otoliter Baru". Amandemen
UUD 1945: antara mitos dan pembongkaran. Mizan Pustaka. p. 141. ISBN 9794334421.
2. ^ Abdulkarim A. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan
Kategori:
Demokrasi
Menu navigasi
Halaman
Pembicaraan
Baca
Sunting
Sunting sumber
Versi terdahulu