Anda di halaman 1dari 27

HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

Nama kelompok :
I Kadek Wage Purnayasa 1707532113
Adelphia Christian Wibowo 1707532118
I Gusti Agung Putu Nadya Aundria P. 1707532119
Novi Candani 1707532120
Ni Komang Ayu Trikajayanti 1707532124

KELAS EII3

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI NONREGULER

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA
2018

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Mahaesa karena atas berkat dan
rahmatnyalah kami bisa menyelesaikan tugas Makalah ini dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas akademik Pendidikan Kewarganegaraan tahun ajaran
2018/2019. Adapun topik yang dibahas didalam makalah ini adalah mengenai Hukum dan Hak Azasi
Manusia (HAM).

Hak Azasi Manusia adalah Hak yang dibawa sejak lahir dan merupakan karunia dari Yang Maha
Kuasa yang tidak boleh direbut oleh siapapun. Melanggar Hak Azasi Manusia seseorang bertentangan
dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Hak asasi manusia memiliki wadah organisasi yang mengurus
permasalahan seputar hak asasi manusia yaitu Komnas HAM. Kasus pelanggaran HAM di Indonesia
memang masih banyak yang belum terselesaikan sehingga diharapkan perkembangan dunia HAM di
Indonesia dapat terwujud ke arah yang lebih baik.

Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, hal itu dikarenakan
keterbatasan yang ada. Sehingga kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca.

Kiranya makalah ini memberikan banyak manfaat bagi kehidupan kita semua. Sehingga
permasalahan penegakan Hukum dan Hak Asasi dapat terselesaikan. Atas perhatiannya, kami ucapkan
terima kasih.

Denpasar, 16 April 2018

Kelompok
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Hakikat Hak Asasi Manusia
2.2 Sejarah Perkembangan HAM
2.3 Bentuk-bentuk HAM
2.4 Nilai-nilai HAM
2.5 Perundang-undangan HAM di Indonesia
2.6 Pentingnya Penghormatan HAM
2.7 Penegakan HAM di Indonesia

3. PENUTUP
Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Hak Asasi Manusia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia.Penegakan HAM yang kuat terjadi ketika bangsa ini memperjuangkan hak
asasinya, yaitu: “kemerdekaan”, yang telah berabad-abad dirampas oleh
penjajah.Para pendiri negeri ini telah merasakan sendiri bagaimana penderitaan
yang dialami karena hak azasinya diinjak-injak oleh penjajah. Oleh karena itu, tidak
mengherankan setelah berhasil mencapai kemerdekaan, para pendiri negeri ini
mencantumkan prinsip-prinsip HAM dalam Konstitusi RI (Undang-undang Dasar
1945 dan Pembukaannya) sebagai pedoman dan cita-cita yang harus dilaksanakan
dan dicapai. Sejak memasuki era reformasi, Indonesia telah melakukan upaya
pemajuan HAM, termasuk menciptakan hukum positif. Kasus pelanggaran HAM di
Indonesia memang masih banyak yang belum terselesaikan dan tuntas sehingga
diharapkan perkembangan dunia HAM di Indonesia dapat terwujud ke arah yang
lebih baik. Salah satu tokoh HAM di Indonesia adalah Munir yang tewas dibunuh di
atas pesawat udara saat menuju Belanda dari Indonesia. Oleh karena itu sebagai
warga negara yang baik kita seharusnya menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia
tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain
sebagainya. Makalah ini akan memperdalam pengetahuan kita tentang HAM dan
kaitan antara HAM dan Negara Hukum.

1.2. Rumusan Masalah


1.Apa pengertian dan hakikat dari HAM?
2.Bagaimana sejarah perkembangan dari HAM?
3.Bagaimana bentuk-bentuk dari HAM?
4.Apa saja nilai-nilai dari HAM?
5.Bagaimana bentuk perundang-undangan HAM di Indonesia?
6.Apa Pentingnya penghormatan HAM?
7.Bagaimana penegakan HAM di Indonesia?
1.3. Tujuan
1.Agar kita mengetahui pengertian dan hakikat dari HAM
2.Agar kita mengetahui seperti apa sejarah perkembangan dari HAM
3.Agar kita mengetahui bentuk-bentuk dari HAM
4.Agar kita mengetahui nilai-nilai dari HAM
5.Agar kita mengetahui bentuk dari perundang-undangan HAM di Indonesia
6.Agar kita mengetahui pentingnya penghormatan HAM
7.Agar kita mengetahui penegakan HAM di Indonesia
2. PEMBAHASAN

1. Pengertian dan Hakikat Hak Asasi Manusia


1.1 Pengertian HAM Menurut UU N0. 39 tahun 1999
Menurut UU No. 39 tahun 1999 HAM ialah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat setiap keberadaan manusia yang merupakan makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Hak
merupakan anugerah-Nya yang haruslah untuk dihormati, dijunjung tinggi, serta dilindungi
oleh Negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang untuk kehormatan serta perlindungan
harkat martabat manusia.
1.2 Pengertian HAM Menurut John Locke
HAM merupakan suatu hak yang diberikan langsung oleh Tuhan yang bersifat kodrati.
Artinya adalah hak yang dimiliki oleh setiap manusia menurut kodratnya dan tidak dapat
dipisahkan hakikatnya, sehingga sifatnya adalah suci.
1.3 Pengertian HAM Menurut Komnas HAM
HAM adalah Hak asasi manusia yang mencakup dari berbagai bidang kehidupan
manusia, baik itu sipil, politik, sosial dan kebudayaan, ataupun ekonomi. Bidang- bidang
tersebut tidak dapat dipisahkan antara satu dan yang lainnya. Hak-hak asasi politik dan sipil
tidak mempunyai makna apabila rakyat masih harus saja bergelut dengan kemiskinan serta
penderitaan. Tetapi, pada lain pihak, persoalan kemiskinan, keamanan, dan alasan yang
lainnya tidak dapat digunakan untuk melakukan pelanggaran hak asasi manusia serta
kebebasan politik dan sosial masyarakat. HAM tidak mendukung adanya individualisme,
melainkan membendungnya dengan cara melindunginya individu, kelompok, ataupun
golongan , di tengah-tengah kekerasan kehidupan yang modern. Hak asasi manusia
merupakan tanda solidaritas yang bersifat nyata dari suatu bangsa dengan warganya yang
lemah.
1.4 Hakikat HAM
a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun di warisi, HAM adalah bagian dari manusia
secara otomatis.
b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis,
pandangan politik atau asal usul sosial, dan bangsa.
c. HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau
melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah negara
membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM.
2. Sejarah Perkembanagan HAM
2.1 Sejarah HAM di Dunia
Sejarah hak asasi manusia berawal dari dunia Barat (Eropa). Seorang filsuf Inggris
pada abad ke-17, John Locke, merumuskan adanya hak alamiah (natural rights) yang
melekat pada setiap diri manusia, yaitu hak atas hidup, hak kebebasan, dan hak milik. Pada
waktu itu, hak masih terbatas pada bidang sipil (pribadi) dan politik. Sejarah perkembangan
hak asasi manusia ditandai adanya tiga peristiwa penting di dunia Barat, yaitu Magna
Charta, Revolusi Amerika, dan Revolusi Prancis.
a. Magna Charta (1215)
Piagam perjanjian antara Raja John dari Inggris dengan para bangsawan disebut
Magna Charta. Isinya adalah pemberian jaminan beberapa hak oleh raja kepada para
bangsawan beserta keturunannya, seperti hak untuk tidak dipenjarakan tanpa adanya
pemeriksaan pengadilan. Jaminan itu diberikan sebagai balasan atas bantuan biaya
pemerintahan yang telah diberikan oleh para bangsawan. Sejak saat itu, jaminan hak
tersebut berkembang dan menjadi bagian dari sistem konstitusional Inggris.
b. Revolusi Amerika (1776)
Perang kemerdekaan rakyat Amerika Serikat melawan penjajahan Inggris disebut
Revolusi Amerika.Declaration of Independence (Deklarasi Kemerdekaan) dan Amerika
Serikat menjadi negara merdeka tanggal 4 Juli 1776 merupakan hasil dari revolusi ini.
c. Revolusi Prancis (1789)
Revolusi Prancis adalah bentuk perlawanan rakyat Prancis kepada rajanya sendiri
(Louis XVI) yang telah bertindak sewenang-wenang dan absolut. Declaration des droits
de I’homme et du citoyen (Pernyataan Hak-Hak Manusia dan Warga Negara) dihasilkan
oleh Revolusi Prancis. Pernyataan ini memuat tiga hal: hak atas kebebasan (liberty),
kesamaan (egality), dan persaudaraan (fraternite).
d. African Charter on Human and People Rights (1981)
Pada tanggal 27 Juni 1981, negara-negara anggota Organisasi Persatuan Afrika
(OAU) mengadakan konferensi mengenai HAM. Dalam konferensi tersebut, semua
negara Afrika secara tegas berkomitment untuk memberantas segala bentuk kolonialisme
dari Afrika, untuk mengkoordinasikan dan mengintensifkan kerjasama dan upaya untuk
mencapai kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat Afrika.
e. Cairo Declaration on Human Right in Islam (1990)
Deklarasi Kairo tentang Hak Asasi Manusia dalam Islam merupakan deklarasi dari
negara-negara anggota Organisasi Konferensi Islam di Kairo pada tahun 1990 yang
memberikan gambaran umum pada Islam tentang hak asasi manusia dan menegaskan
Islam syariah sebagai satu-satunya sumber. Deklarasi ini menyatakan tujuannya untuk
menjadi pedoman umum bagi negara anggota OKI di bidang hak asasi maunsia.
f. Bangkok Declaration (1993)
Deklarasi Bangkok diadopsi pada pertemuan negara-negara Asia pada tahun 1993.
Dalam konferensi ini, pemerintah negara-negara Asia telah mengegaskan kembali
komitmennya terhadap prinsip-prinsip Piagam PBB dan Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia. Mereka menyatakan pandangannya saling ketergantungan dan dapat dibagi hak
asasi manusia dan menekankan perlunya universalitas, objektivitas, dan nonselektivitas
hak asasi manusia.
g. Deklarasi PBB (Deklarasi Wina) Tahun 1993
Deklarasi ini merupakan deklarasi universal yang ditandatangani oleh semua negara
anggota PBB di ibu kota Austria, yaitu Wina. Oleh karenanya dikenal dengan Deklarasi
Wina. Hasilnya adalah mendeklarasikan hak asasi generasi ketiga, yaitu hak
pembangunan. Deklarasi ini sesungguhnya adalah re-evaluasi tahap dua dari Deklarasi
HAM, yaitu bentuk evaluasi serta penyesuaian yang disetuju semua anggota PBB,
termasuk Indonesia.
2.2 Sejarah HAM di Indonesia
Sepanjang sejarah kehidupan manusia ternyata tidak semua orang memiliki
penghargaan yang sama terhadap sesamanya. Ini yang menjadi latar belakang perlunya
penegakan hak asasi manusia. Manusia dengan teganya merusak, mengganggu,
mencelakakan, dan membunuh manusia lainnya. Bangsa yang satu dengan semena-mena
menguasai dan menjajah bangsa lain. Untuk melindungi harkat dan martabat kemanusiaan
yang sebenarnya sama antarumat manusia, hak asasi manusia dibutuhkan. Berikut sejarah
penegakan HAM di Indonesia.

a. Pada Masa Prakemerdekaan


Pemikiran modern tentang HAM di Indonesia baru muncul pada abad ke-19. Orang
Indonesia pertama yang secara jelas mengungkapkan pemikiran mengenai HAM adalah
Raden Ajeng Kartini. Pemikiran itu diungkapkan dalam surat-surat yang ditulisnya 40
tahun sebelum proklamasi kemerdekaan.
b. Pada Masa Kemerdekaan
1. Pada Masa Orde Lama
Gagasan mengenai perlunya HAM selanjutnya berkembang dalam sidang
BPUPKI. Tokoh yang gigih membela agar HAM diatur secara luas dalam UUD 1945
dalam sidang itu adalah Mohammad Hatta dan Mohammad Sukiman. Tetapi, upaya
mereka kurang berhasil. Hanya sedikit nilai-nilai HAM yang diatur dalam UUD 1945.
Sementara itu, secara menyeluruh HAM diatur dalam Konstitusi RIS dan UUDS
1950.
2. Pada Masa Orde Baru
Pelanggaran HAM pada masa orde baru mencapai puncaknya. Ini terjadi
terutama karena HAM dianggap sebagai paham liberal (Barat) yang bertentangan
dengan budaya timur dan Pancasila. Karena itu, HAM hanya diakui secara sangat
minimal. Komisi Hak Asasi Manusia dibentuk pada tahun 1993. Namun, komisi
tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik karena kondisi politik. Berbagai
pelanggaran HAM terus terjadi, bahkan disinyalir terjadi pula berbagai pelanggaran
HAM berat. Hal itu akhirnya mendorong munculnya gerakan reformasi untuk
mengakhiri kekuasaan orde baru.
3. Pada Masa Reformasi
Masalah penegakan hak asasi manusia di Indonesia telah menjadi tekad dan
komitmen yang kuat dari segenap komponen bangsa terutama pada era reformasi
sekarang ini. Kemajuan itu ditandai dengan membaiknya iklim kebebasan dan
lahirnya berbagai dokumen HAM yang lebih baik. Dokumen itu meliputi UUD 1945
hasil amendemen, Tap MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia, UU
No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dan UU No. 26 tahun 2000 tentang
Pengadilan Hak Asasi Manusia.
Pada tahun 2005, pemerintah meratifikasi dua instrumen yang sangat penting dalam
penegakan HAM, yaitu Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan
Budaya (ICESCR) menjadi Undang-Undang No. 11 tahun 2005, dan Kovenan
Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik (ICCPR) menjadi Undang-Undang
No. 12 tahun 2005.

3. Bentuk-bentuk HAM
Ada berbagai pandangan tentang bentuk-bentuk HAM. Misalnya: Thomas Hobbes
berpendapat bahwa satu-satunya hak asasi adalah hak hidup. Sedangkan menurut John Locke
dan aliran liberalisme klasik, hak asasi meliputi hak hidup (the right to life), hak
kemerdekaan (the right to liberty) dan hak milik(the right to property). Pendapat John Locke
ini sangat dipengaruhi oleh gagasan hukum alam(natural law) ketika dalam keadaan
alamiah (state of nature), yaitu suatu keadaan di mana belum terdapat kekuasaan dan otorita
apa-apa, semua orang sama sekali bebas dan sama derajatnya. Dalam perkembangan
selanjutnya, di antaranya orang-orang itu sering terjadi percekcokan karena perbedaan
pemilikan harta benda dan karena ada orang yang hidup di atas penderitaan orang lain.
Kondisi seperti itu telah menggeser keadaan alamiah ke keadaan perang (state war), me-
nimbulkan pemikiran untuk melindungi ketiga hak-hak fundamental di atas (hak hidup,
merdeka, dan memiliki). Untuk itu kemudian mereka berkumpul dan mengadakan perjanjian
untuk bermasyarakat untuk menyerahkan sebagian hak-hak mereka kepada seorang
pemimpin yang bertugas untuk melindungi ketiga hak tersebut sebagai hak individu dan
masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari dirinya dan diserahkan kepada pemimpin negara
dan diterima manusia sejak lahir dan bukan merupakan pemberian hukum manusia atau
masyarakat.
Dalam DUHAM yang memuat 30 pasal, 31 ayat apabila ditelaah lebih lanjut secara
garis besar bentuk-bentuk hak asasi manusia dapat dikelompokkan ke dalam tiga bagian,
yaitu:
a. Hak-hak politik dan yuridis
b. Hak-hak atas martabat dan integritas manusia.
c. Hak-hak sosial, ekonomi, dan budaya.
Hak politik merupakan hak yang didapat oleh seseorang dalam hubungan sebagai
seorang anggota di dalam lembaga politik, seperti: hak memilih, hak dipilih, hak
mencalonkan diri untuk menduduki jabatan-jabatan politik, hak memegang jabatan-jabatan
umum dalam negara atau hak yang menjadikan seseorang ikut serta di dalam mengatur ke-
pentingan negara atau pemerintahan. Dengan kata lain lapangan hak-hak politik sangat luas
sekali, mencakup asas-asas masyarakat, dasar-dasar negara, tata hukum, partisipasi rakyat di
dalamnya, pembagian kekuasaan, dan batas-batas kewenangan penguasa terhadap warga
negaranya. Sedangkan yang dimaksud hak-hak sipil dalam pengertian yang luas mencakup
hak-hak ekonomi, sosial, dan kebudayaan, merupakan hak yang dinikmati oleh manusia
dalam hubungannya dengan warga negara yang lainnya dan tidak ada hubungannya dengan
penyelenggaraan kekuasaan negara, salah satu jabatan dan kegiatannya.
Dalam kovenan/perjanjian internasional tentang hak-hak sipil dan politik
(International Covenant on Civil and Political Rights) dan kovenan internasional tentang hak-
hak sosial, ekonomi dan budaya (International Covenant on Economic, Sosial and Cultural
Rights), bentuk-bentuk hak asasi manusia dapat dikemukakan sebagai berikut. Yang
termasuk hak-hak sipil dan politik antara lain:
a. Hak atas hidup
b. Hak atas kebebasan dan keamanan dirinya
c. Hak atas keamanan di muka badan-badan peradilan
d. Hak atas kebebasan berpikir, mempunyai keyakinan (conscience), beragama
e. Hak untuk mempunyai pendapat tanpa mengalami gangguan
f. Hak atas kebebasan berkumpul secara damai
g. Hak untuk berserikat.
Sedangkan bentuk-bentuk hak asasi ekonomi, sosial dan budaya antara lain:
a. Hak atas pekerjaan
b. Hak untuk membentuk serikat kerja
c. Hak atas pensiun
d. Hak atas tingkat kehidupan yang layak bagi dirinya serta keluarganya, termasuk
makanan, pakaian, perumahan yang layak
e. Hak atas pendidikan.
Pembagian hak asasi manusia yang agak mirip dengan kedua kovenan (perjanjian)
internasional tersebut di atas, adalah yang mengikuti pembedaan sebagai berikut:
a. Hak-hak asasi pribadi atau “personal rights”, yang meliputi kebebasan menyatakan
pendapat, kebebasan memeluk agama, kebebasan bergerak, dan sebagainya.
b. Hak-hak asasi ekonomi atau “property rights”, yaitu hak untuk memiliki sesuatu,
membeli, dan menjualnya serta memanfaatkannya.
c. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
atau yang biasa disebut “rights of legal equality”.
d. Hak-hak asasi politik atau “political rights”, yaitu hak untuk ikut serta dalam
pemerintahan, hak pilih (memilih dan dipilih dalam pemilihan umum), hak mendirikan
partai politik, dan sebagainya.
e. Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan atau“sosial and culture rights”, misalnya hak untuk
memilih pendidikan, mengembangkan kebudayaan, dan sebagainya.
f. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan
atau“procedural rights”, misalnya peraturan dalam hal penangkapan, penggeledahan,
peradilan, dan sebagainya.
Pendapat lain tentang bentuk-bentuk hak asasi manusia dikemukakan Franz Magnis
Suseno (1987) yang mengelompokkan menjadi empat kelompok yaitu hak asasi negatif atau
liberal, hak asasi aktif atau demokratis, hak asasi positif, dan hak asasi sosial. Uraian masing-
masing hak sebagai berikut:
1. Hak asasi negatif atau liberal
Kelompok hak asasi pertama ini diperjuangkan oleh kaum liberalisme dan pada
hakikatnya mau melindungi kehidupan pribadi manusia terhadap campur tangan negara
dan kekuatan-kekuatan sosial lain. Hak asasi ini didasarkan pada kebebasan dan hak
individu untuk mengurus diri sendiri dan oleh karena itu juga disebut hak-hak kebebasan
(liberal). Sedangkan dikatakan negatif karena prinsip yang dianut bahwa kehidupan saya
(pribadi) tidak boleh dicampuri pihak luar. Kehidupan pribadi merupakan otonomi setiap
orang yang harus dihormati. Otonomi ini merupakan kedaulatan asasinya sendiri yang
merupakan dasar segala usaha lain, maka hak asasi negatif ini tetap merupakan inti hak
asasi manusia. Bentuk-bentuk hak asasi manusia negatif, antara lain:
a. Hak atas hidup
b. Hak kebutuhan jasmani
c. Kebebasan bergerak
d. Kebebasan untuk memilih jodoh
e. Perlindungan terhadap hak milik
f. Hak untuk mengurus kerumahtanggaan sendiri
g. Hak untuk memilih pekerjaan dan tempat tinggal
h. Kebebasan beragama
i. Kebebasan untuk mengikuti suara hati sejauh tidak mengurangi kebebasan serupa
orang lain
j. Kebebasan berpikir
k. Kebebasan untuk berkumpul dan berserikat
l. Hak untuk tidak ditahan secara sewenang-wenang
2. Hak asasi aktif atau demokratis
Dasar hak ini adalah keyakinan akan kedaulatan rakyat yang menuntut agar rakyat
memerintah dirinya sendiri dan setiap pemerintah di bawah kekuasaan rakyat. Hak ini
disebut aktif karena merupakan hak atau suatu aktivitas manusia untuk ikut menentukan
arah perkembangan masyarakat/negaranya. Yang termasuk hak asasi aktif, antara lain:
a. Hak untuk memilih wakil dalam badan pembuat undang-undang
b. Hak untuk mengangkat dan mengontrol pemerintah
c. Hak untuk menyatakan pendapat
d. Hak atas kebebasan pers
e. Hak untuk membentuk perkumpulan politik.
3. Hak asasi positif
Kalau hak-hak negatif menghalau campur tangan negara dalam urusan pribadi
manusia, maka sebaliknya hak-hak positif justru menuntut prestasi-prestasi tertentu dari
negara. Paham hak asasi positif berdasarkan anggapan bahwa negara bukan tujuan pada
dirinya sendiri, melainkan merupakan lembaga yang diciptakan dan dipelihara oleh
masyarakat untuk memberikan pelayanan-pelayanan tertentu (pelayanan publik). Oleh
karena itu, tidak boleh ada anggota masyarakat yang tidak mendapat pelayanan itu hanya
karena ia terlalu miskin untuk membayar biayanya. Yang termasuk hak asasi positif,
antara lain:
a. Hak atas perlindungan hukum (misalnya: hak atas perlakuan yang sama di depan
hukum, hak atas keadilan)
b. Hak warga masyarakat atas kewarganegaraan.
4. Hak asasi sosial
Hak asasi sosial ini merupakan paham tentang kewajiban negara untuk menjamin
hasil kerja kaum buruh yang wajar dan merupakan hasil kesadaran kaum buruh melawan
kaum borjuis. Hak asasi sosial mencerminkan kesadaran bahwa setiap anggota
masyarakat berhak atas bagian yang adil dari harta benda material dan kultural bangsanya
dan atas bagian yang wajar dari hasil nilai ekonomis. Hak ini harus dijamin dengan
tindakan negara. Yang termasuk hak asasi sosial, antara lain:
a. Hak atas jaminan sosial
b. Hak atas pekerjaan
c. Hak membentuk serikat kerja
d. Hak atas pendidikan
e. Hak ikut serta dalam kehidupan kultural masyarakat.

4. Nilai-nilai HAM
Universal dan Partikular
nilai-nilai HAM universal (artinya nilai-nilai HAM berlaku umum di semua negara)
atau partikular (artinya nilai-nilai ham sangat konstekstual yaitu mempunyai kekhususan dan
tidak berlaku untuk setiap negara karena ada keterikatan dengan nilai-nilai kultural yang
tumbuh dan berkembang pada suatu negara) terus berlanjut. Berkaitan dengan nilai-nilai
HAM, ada tiga teori yang dapat dijadikan kerangka analisis yaitu teori realitas (realistic
theory), teori relativisme kultural (cultural relativision theory) dan teori radikal universalisme
(radical universalism). Teori realitas mendasari pendangannya pada asumsi adanya sifat
manusia yang menekankan self interest dan egoisme dalam bertindak anarkis. Dalam situasi
anarkis, seseorang mementingkan dirinya sendiri, sehingga menimbulkan tindakan tidak
manusiawi diantara individu dalam memperjuangkan egoisme dan self interest-nya. Dengan
demikian, dalam situasi anarkis prinsip universalitas moral yang dimiliki setiap individu tidak
dapat berlaku dan berfungsi.
Sementara itu teori relativitas kultural berpandangan bahwa nilai-nilai moral dan
budaya bersifat partikular (khusus). Halini berarti bahwa nilai-nlai moral HAM bersifat
lokaldan spesifik, sehingga berlaku khusus pada suatu negara.dalamkaitanya dengan
penegakan HAM, menurut teori ini ada tiga modelpenerapan HAM yaitu:
a. Penerapan HAM yang lebih menekankan pada haksipil, hak politik, dan hak
kepemilikan pribadi;
b. Penerapan HAM yang lebih menekankan pada hak ekonomi dan social
c. Penerapan HAM yang lebih menekankan pada hak penentuan nasib sendiri (self
administration) dan pembangunan ekonomi.
Teori radikal universalitas berpandangan bahwa semua nilai termasuk nilai-nilai HAM
adalah be rsifat universal dan tidak sejarah suatu negara. Kelompok radikal universal
menganggap bahwa ada satu paket pemahaman mengenai HAM bahwa nilai-nilai HAM
berlaku sama di semua tempat dan disembarang waktu serta dapat diterapkan pada
masyarakat yang mempunyai latar belakang budaya dan sejarah yang berbeda. Dengan
demikian pemahaman dan pengakuan terhadap nilai-nilai HAM berlakuk sama dan universal
bagi semua negara dan bangsa.
Dalam kaitan dengan ketiga teori tentang nilai-nilai HAM itu ada dua arus pemikiran
atau pandangan yang saling tarik menarik dalam melihat relativitas nilai-nilai HAM yaitu
strong relativist dan weak relativist. Strong relativist beranggapan bahwa nilai HAM dan
nilai-nilai HAM lokal (partikular) dan nilai-nilai HAM yang universal. Sementara Weak
relativist memberi penekanan bahwa nilai-nilai HAM bersifat universal dan sulit untuk
dimodifikasi berdasarkan pertimbangan budaya tertentu. Berdasarkan pandangan ini nampak
tidak adanya pengakuan terhadap nilai-nilai HAM lokal melainkan hanya mengakui adanya
nilai-nilai HAM universal.

5. Perundang-undangan HAM di Indonesia


Banyak pengertian hak asasi manusia didefinisikan oleh para ahli. Namun, secara
umum dapat digarisbawahi bahwa hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia
sejak lahir, sebagai pemberian Tuhan karena martabatnya sebagai manusia. Jadi, hal asasi
manusia tidak dapat dihilangkan oleh orang lain, oleh masyarakat, maupun oleh negara.
Karena bukan manusia yang memberikan hak asasi. Meskipun pada pelaksanaannya banyak
pelanggaran yang dilakukan terhadap hak asasi manusia. Berdasarkan pengertian hak asasi
manusia tersebut, maka artinya hak asasi manusia berlaku universal (menyeluruh). Bahwa
setiap manusia di dunia ini mempunyai hak asasi yang sama ketika dilahirkan. Dan ini juga
diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, sebagai organisasi internasional terbesar dan
mencakup hampir semua negara di dunia.
Melihat perkembangan tuntutan akan hak asasi manusia yang semakin besar, maka
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 1946 membentuk Komisi Hak Asasi Manusia
(Commission of Human Right). Komisi tersebut berhasil membuat pernyataan HAM, yang
dikenal dengan sebutan Universal Declaration of Human Rights, 10 Desember 1948, yang
ditandatangani oleh 48 negara. Dalam pernyataan tersebut, antara lain mengemukakan bahwa
setiap manusia mempunyai hak asasi yaitu:
a. Hak untuk hidup
b. Hak untuk kemerdekaan dan keamanan secara fisik.
c. Hak diakui kepribadiannya
d. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum.
e. Hak untuk masuk dan keluar wilayah suatu negara.
f. Hak mendapatkan kebangsaan atau kewarganegaraan.
g. Hak memiliki suatu benda dengan cara yang sah.
h. Hak untuk bebas mengeluarkan pikiran dan perasaan.
i. Hak untuk memilih dan memeluk agama.
j. Hak untuk bebas mengeluarkan pendapat.
k. Hak untuk mengadakan rapat dan berkumpul.
l. Hak untuk mendapatkan jaminan sosial atas hidupnya.
m. Hak untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.
n. Hak untuk berdagang.
o. Hak untuk turut serta dalam gerakan kebudayaan dalam masyarakatnya masing-masing.
p. Hak untuk menikmati kesenian.
q. Hak untuk turut serta memajukan keilmuan.
Setelah dikeluarkan pernyataan tentang HAM tersebut, Majelis Umum PBB
menyerukan seluruh anggotanya agar memajukan dan menjamin HAM di negaranya masing-
masing. Indonesia sendiri sudah mengakui hak asasi manusia tak lama setelah
kemerdekaannya, 18 Agustus 1945 dengan disahkannya UUD 1945 sebagai konstitusi
negara. Berarti sebelum ada pernyataan / deklarasi undang-undang yang mengatur tentang
HAM dari PBB. Artikel ini akan membahas secara rinci tentang undang-undang hak asasi
manusia di Indonesia, mulai dari peraturan perundang-undangan tertinggi (UUD 1945)
sampai beberapa undang-undang dan peraturan di bawahnya.
Konstitusi Indonesia, telah dirancang oleh sidang kedua BPUPKI dan disahkan sehari
setelah kemerdekaan, 18 Agustus 1945. Tercermin dalam UUD 1945 bahwa Indonesia saat
itu sudah mengakui hak asasi manusia. Contohnya dengan pernyataan,”bahwa sesungguhnya
kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa” dan tujuan pembangunan nasional Indonesia,
“mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, melindungi segenap
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia” yang memiliki arti persamaan hak setiap
individu Bangsa Indonesia. Terakhir, pernyataan HAM juga tersirat dan tersurat dalam bunyi
kelima sila nilai-nilai dasar Pancasila yang juga tercantum dalam Pembukaan UUD 1945
alinea keempat. Sementara, pasal-pasal dalam UUD 1945 membahsa secara terperinci satu
persatu ahk asasi manusia dan aturannya. Hak asasi manusia tersebut diatur dalam pasal 27
sampai pasal 34 UUD 1945.
1. Pasal 27
Hak asasi manusia untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan layak, di mana
ayat ini berbunyi “tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak atas kemanusiaan”. Setiap warga negara berhak mendapatkannya dengan cara yang
sah menurut hukum dengan tidak melanggar hak asasi orang lain. Ayat 3. Hak asasi
manusia terhadap kewarganegaraan dan kebangsaannya, di mana “ setiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam pembelaan negara”. Sejak terakhir amandemen UUD
1945, pada tahun 2004, pasal 28 dijabarkan dengan lebih terperinci. Dengan bagian utama
tetap pada “kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan
dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang” sebagai berikut:
2. Pasal 28 B
Hak setiap orang untuk membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah, sesuai
dengan hukum agamanya masing-masing dan disahkan oleh negara sesuai aturan yang
berlaku. Pasal 28 B terdiri dari 2 ayat, di mana ayat kedua berisi tentang hak setiap orang
atas kelangsungan hidup. tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi. Negara menjamin hal ini.
3. Pasal 28 C
Ayat 1, undang-undang yang mengatur tentang HAM di mana negara memahami
kebutuhan dasar / hak asasi tentang pengembangan diri. Artinya negara menjamin hak
setiap warganya atas pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan
manusia. Ayat 2, mengandung pernyataan hak setiap orang utnk memajukan diri secara
kolektif untuk berbuat sesuatu bagi bangsa dan negaranya.
4. Pasal 28 D
Terdiri dari 4 ayat yang secara keseluruhan saling menyambung satu sama lain.
Pasal ini mengandung pernyataan hak atas pengakuan, jaminan, dan perlindungan hukum,
hak untuk mendapatkan imbalan yang adil dalam hubungan kerja, hak untuk
mendapatkan kesempatan yang sama dalam pemerintahan, dan hak yang sama dalam
status kewarganegaraan.
5. Pasal 28 E
Ayat 1. Pada pasal ini sebenarnya menegaskan atau memperinci tentang
pelaksanaan pasal 29 UUD 1945 sebelum amandemen menegaskan tentang hak setiap
orang untuk memilih dan memeluk agamanya masing-masing tanpa paksaan, memilih
pekerjaan, memilih kewarganegaraan, serta memilih tempat tinggal di wilayah negaranya
dan berhak kembali.
Ayat 2. Mengandung pernyataak atas kebebasan setiap orang untuk bebas meyakini
kepercayaan, meyakatakan sikap dan pikiran, yang sesuai dengan ahti nuraninya. Ayat 3.
Pernyataan yang mengaskan ahk setiap orang untuk bebas berkumpul, berserikat, dan
berpendapat.
6. Pasal 28 F
Pasal ini dijelaskan sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan media
saat ini. Berisikan tentang hak atau kebebasan pada setiap orang untuk berkomunikasi
dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya.
Selain itu, setiap orang juga berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, dan
menyimpan informasi, serta menyebarkannya dengan bertanggungjawab.
7. Pasal 28 G
Pernyataan pasal 28 F adalah perlindungan pemerintah dan negara atas hak setiap
orang untuk mendapatkan perlindungan dirinya dan keluarga atas harta benda yang
berada di bawah kekuasaannya, berhak untuk bebas dari ancaman dan ketakutan, dan
berhak untuk mendapatan suakan dari negara lain.
8. Pasal 28 H
Pasal 28 H ini terdiri dari 4 ayat, yang masing-masing berisi hak tentang : hak setiap
orang untuk kesejahteraan lahir dan bathin, mendapatkan tempat tinggal yang layak, dan
hak untuk pelayanan kesehatan yang layak ; hak setiap orang untuk mendapatkan
kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama
untuk mencapai persamaan dan keadilan ; hak setiap orang untuk jaminan sosial ;
Hakaatas kepemilikan pribadi sesuai aturan yang berlaku.

9. Pasal 28 I
Ayat 1. Hak tiap orang untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan dan
hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak agar tidak dituntut atas hukum
yang berlaku surut ; hak atas bebas dari perlakuan diskriminatif ; perlindungan terhadap
budaya dan hak masyarakat tradisional ; semua perlindungan atas a negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Ayat 2. Mengandung
pernyataan bahwa setiap orang bebas dari perlakuan diskriminatif. Ayat 3. HAk
dihormati identitas budaya dan masyarakat tradisionalnya selaras dengan perkembangan
zaman. Ayat 4. Perlindungan dan penanggungjawab pelaksanaan HAM adalah
pemerintah Ayat 5. Pelaksanaan HAM di Indonesia diatur dengan lebih rinci oleh
peraturan perundang-undangan
10. Pasal 28 J
Pasal 28 J terdiri dari 2 ayat yang isinya mengenai kewajiban setiap orang untuk
menghormati hak asasi orang lain. Selain itu, pada pasal ini juga menyatakan bahwa
dalam hidup bernasyarakat dengan adanya jaminan Perlindungan HAMdiberi
pembatasan tertentu agar tetap sesuai dengan norma dan menjaga ketertiban umum.
11. Pasal 29
Pasal 29, terdiri dari 2 ayat yang menyatakan dan menegaskan bahwa negara
berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan setiap warga negara berhak beribadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
12. Pasal 31
Pasal ini merupakan aturan tentang hak setiap warga negara untuk mendapatkan
pendidikan dan kewajibannya mengikuti pendidikan dasar yang dibiayai oleh
pemerintah. Pasal ini menjamin hak asasi anak-anak terlantar dan fakir miskin, yang
semuanya dipelihara oleh negara. Pasal ini mengenai hak dan kewajiban warga negara
dalam pertahanan negara. Dalam pasal ini dinayatakn bahwa negara menjamin kebebasan
masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.
13. Pasal 33
Pasal 33 juga terdiri dari 3 ayat yang berisi pernyataan bahwa perekonomian
disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan ; cabang-cabang produksi
yang penting dan menyangkut hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara ; dan bahwa
penggunaan seluruh sumber daya alam yang ada dalam bumi, air , dan tanah untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pengaturan HAM dalam Ketetapan MPR dan Undang-Undang
Ketetapan MPR adalah peraturan perundang-undangan yang langsung berada di
bawah konstitusi, UUD 1945. Pengaturan HAM diatur dalam TAP MPR nomor XVII tahun
1998. Tap MPR ini berisikan tentang pengaturan pelaksanaan undang-undang yang mengatur
tentang HAM dan sikap Bangsa Indonesia terhadap HAM dan Piagam HAM Internasional.
Hak asasi manusia dalam undang-undang diatur secara rinci tentang setiap jenis hak
asasi. Oleh karena itu, ada banyak UU yang mengatur HAM di Indonesia. Dari banyaknya
pengaturan HAM dalam UU di antaranya adalah sebagai berikut :
a. UU Nomor 5 Tahun 1998 yang berisi tentang ratifikasi terhadap aturan anti kekejaman,
penyiksaan, perlakuan, atau penghukuman yang kejam, tidak berperikemanusiaan, dan
merendahkan martabat.
b. UU Nomor 9 TAhun 1998 yang berisi tentang kebebasan menyatakan pendapat
c. UU Nomor 11 Tahun 1998 yang mengatur tentang hak dan kewajiban buruh di Indonesia
d. UU Nomor 8 Tahun 1999, berisikan tentang hak dan perlindungan konsumen.
e. UU Nomor 19, 20, dan 21 Tahun 1999, berisi tentang perburuhan. Dalam hal ini UU
mengatur tentang penghapusan ekrja paksa, upah minimum pekerja, dan diskriminsai
dalam pekerjaan.
f. UU Nomor 26 Tahun 1999, berisikan tentang pencabutan hukum subsversi yang
dianggap membatasi hak berpendapat.
g. UU Nomor 39 Tahun 1999 , berisikan tentang HAM.
h. UU Nomor 40 Tahun 1999, berisikan tentang pers, hak dan kewajibannya.
i. UU Nomor 26 Tahun 2006, berisikan tentang pengadilan terhadap pelanggar HAM.

6. Pentingnya Penghormatan HAM


Ada 3 peran dalam pentingnya penghormatan HAM yaitu peran masyarakat dalam
penegakan HAM, peran pemerintah dalam penegakan HAM di Indonesia, dan peran komnas
HAM alat perjuangan penegakan HAM di Indonesia.
a) Peran serta masyarakat dalam penegakan HAM di Indonesia.
Kewajiban dasar manusia Indonesia terhadap HAM sesuai dengan UU No. 39 Tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia, pada bab VI adalah sebagai berikut:
1. Setiap orang yang berada di wilayah negera Republik Indonesia wajib patuh terhadap
peraturan perundang-undangan, hukum tak tertulis, dan hukum internasional mengenai
HAM yang telah diterima oleh negara Republik Indonesia (pasal 67).
2. Setiap orang wajib menghormati HAM orang lain, moral, etika, dan tata tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (pasal 69 ayat 1).
3. Setiap HAM seseorang menimbulkan kewajiban dasar dan tanggung jawab untuk
menghormati hak-hak orang lain secara timbal balik (pasal 69 ayat 2).
4. Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan oleh undang-undang dengan maksud untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi
tuntutan yang adil sesuai dengan prertimbangan moral, keamanan, dan ketertiban umum
dalam suatu masyarakat demokratis (pasal 70).
b) Peran serta pemerintah dalam penegakan HAM di Indonesia
kewajiban dan tanggung jawab pemerintah terhadap HAM sesuai dengan UU No. 39
1999 tentang HAM adalah sebagai berikut:
1. Pemerintah wajib bertanggung jawab menghormati, melindungi, menegakkan, dan
memajukan hak asasi manusia, sesuai peraturan perundang-undangan, dan hukum
internasional tentang HAM yang diterima oleh negara Republik Indonesia (pasal 71)
2. Kewajiban dan tanggung jawab pemerintah meliputi langkah implementasi yang efektif
dalam hukum, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan negara, dan
bidang lain (pasal 72).
c) Peran KOMNAS HAM alat perjuangan penegakkan HAM di Indonesia
1. Komnas HAM dibentuk dengan tujuan:
a. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia sesuai
dengan pancasila, UUD 1945, dan piagam PBB, serta deklarasi universal Hak Asasi
Manusia.
b. Meningkatkan perlindungan dan penegakkan hak asasi manusia guna
berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuannya
berpartisipasi dalam berbagai kehidupan.
2. Untuk melaksanakan fungsi mediasi, Komnas HAM bertugas dan berwenang
melakukan:

 Perdamaian kedua belah pihak


 Penyelesaian erkara melalui cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi dan
penilaian ahli
 Pemberian saran kepada para pihak untuk mennyelesaikan sengketa melalui
pengadilan
 Penyampaian rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran HAM kepada
pemerintah untuk ditindaklanjuti penyelesaiannya
 Penyampaian rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran HAM kepada dewan
perwakilan rakyat Republik Indonesia untuk ditindaklanjuti.
3. Tentang partisipasi perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia maka Komnas
HAM menekankan:
a. membantu terwujudnya peradilan yang kredibel
b. memprakarsai dan atau memfasilitasi pembentukan komisi HAM di daerah-
daerah
c. mengatasi pelanggaran HAM berat (groos-violation of human rights)
d. meningkatkan kemampian para penegak hukum dalam menangani kasus-kasus
pelanggaran HAM pada umumnya, hak anak dan hak perempuan pada khususnya.
e. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang perspektif
gender dan hak anak
f. Menjamin berlanjutnya proses hukum secara tuntas terhadap kasus-kasus
pelanggaran hak asasi manusia.
g. Membuat kriteria dan indikator pelanggaran ha asasi manusia yang jelas bagi
penegak hukum.
Setiap hari kita selalu mendengar, membaca, dan melihat, baik dari media cetak maupun
elektronik beerbagai peristiwa pelanggaran HAM. Masalah penegakan HAM adalah masalah
bersama yang menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah rakyat, dan lembaga-
lembaga tertentu, seperti Komnas HAM. Pelanggaran HAM itu dapat dilakukan oleh
negara/pemerintah, ataupun masyarakat. Richard Falk mengidentifikasi standar guna
mengukur derajat keseriusan pelanggaran HAM. Hasilnya adalah disusunnya kategori
pelanggaran HAM sebagai berikut:
1) Pembunuhan besar-besaran (genocide) yaitu setiap perbuatan yang dilakukan dengan
maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok
bangsa, ras, etnis, kelompok agama seperti berikut:
pembunuhan terhadap anggota kelompok, atau suku atau ras yang mengakibatkan
kemusnahan secara fisik, baik seluruh maupun sebagian.
Memaksakan atau mencegah kelahiran kelompok tertentu dengan cara memindahkan
atau membunuhnya.
2) Rasialisme resmi (politik apartheid), yaitu suatu perlakuan politik terhadap etnis, suku
bangsa lain berdasarkan perbedaan ras dan warna kulit merupakan kejahatan
internasional
3) Terosisme resmi berskala besar
4) Pemerintahan totaliter
5) Penolakan secara sadar untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia
6) Perusakan kualitas lingkungan (ecocide)
7) Kejahatan perang
7. Penegakan HAM di Indonesia
a. Upaya Penegakan HAM Oleh Masyarakat
Keberhasilan perlindungan terhadap hak asasi manusia merupakan tanggung jawab
bersama antara pemerintah, lembaga HAM, dan kita sebagai warga masyarakat. sebagai
anggota masyarakat dapat mendukung dan menghargai upaya perlindungan HAM dengan
ikut berpartisipasi yang di lakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Menyampaikan laporan terjadi pelanggaran HAM kepada KOMNAS HAM atau
lembaga lain yang berwenang dalam rangka perlindungan dan pemajuan HA
2. Mengajukan usulan mengenai perumusan dan kebijakan yang berkaiatan dengan
HAM kepada KOMNAS HAM dan atau lembaga lain yang relevan
3. Dengan cara sendiri maupun bekerja sama dengan Komnas HAM melaksanakan
penelitian, pendidikan, dan penyebarluasan informasi mengenai HAM
b. Upaya Penegakan HAM Oleh Pelajar/Mahasiswa
1. Mengajar teman kepada kebaikan
2. Mengendalian diri untuk tidak melakukan pelanggaran HAM
3. Menasehati teman yang melakukan kesalahan
4. Melerai teman yang melakukan perkelahian
5. Melindungi teman yang dianiaya
c. Upaya Penegakan HAM Oleh Pemerintah
Perlindungan HAM yang di maksud adalah pembelaan terhadap HAM, artinya
pemerintah harus menjaga agar HAM tidak di langgar oleh orang lain.Pemerintah telah
melakukan upaya perlindungan HAM dengan cara sebagai berikut
1. Memasukkan HAM ke dalam berbagai perundang-undangan nasional sesuai yang
tercantum dalam instrument nasional. Dengan demikian. Eksistensi HAM di
dalam sistem hukum, politik, maupun ketatanegaraan Indonesia memiliki
landasan hukum yang cukup kuat.
2. Meratifikasi dan mengadopsi instrumen-instrumen HAM internasional, yang
berarti perjanjian itu masuk dan berlaku sebagai hukum (positif) nasional.
3. Memberdayakan masyarakat terhadap masalah HAM dengan mengadakan
sosialisasi sehingga HAM menjadi bagian dari setiap individu warga Negara
Indonesia

3. PENUTUP
KESIMPULAN
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya. Setiap individu
mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah
melanggar atau menindas HAM orang lain.Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh
perundang-undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang,
kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM,
pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana
terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM.

Tuntutan untuk menegakkan HAM kini sudah sedemikian kuat, baik dari dalam negeri maupun
melalui tekanan dari dunia internasional, namun masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Untuk
itu perlu adanya dukungan dari semua pihak, seperti masyarakat, politisi, akademisi, tokoh masyarakat,
dan pers, agar upaya penegakan HAM bergerak ke arah positif sesuai harapan kita bersama.

Penghormatan dan penegakan terhadap HAM merupakan suatu keharusan dan tidak perlu ada
tekanan dari pihak mana pun untuk melaksanakannya. Pembangunan bangsa dan negara pada dasarnya
juga ditujukan untuk memenuhi hak-hak asasi warga negaranya. Diperlukan niat dan kemauan yang
serius dari pemerintah, aparat penegak hukum, dan para elite politik agar penegakan HAM berjalan
sesuai dengan apa yang dicita-citakan dan memastikan bahwa hak asasi warga negaranya dapat
terwujud dan terpenuhi dengan baik. Dan sudah menjadi kewajiban bersama segenap komponen
bangsa untuk mencegah agar pelanggaran HAM di masa lalu tidak terulang kembali di masa kini dan
masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
http://woocara.blogspot.com/2015/10/pengertian-ham-macam-macam-ham-contoh-
pelanggaran-ham.html
https://www.slideshare.net/RofiqAlinnuha1/pengertian-dan-hakikat-hak-asasi-manusia/
http://taufiq-hidayat92.blogspot.co.id/2013/10/makalah-hak-asasi-manusia.html?m=1
http://pkn-fariz.blogspot.co.id/2013/03/lembaga-lembaga-ham.html?m=1
https://www.academia.edu/11430882/A._Sejarah_HAM_di_Dunia
https://komunitasgurupkn.blogspot.com/2014/08/hakikat-hak-asasi-manusia-dan-bentuk.html
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=1&ved=2ahUKEwi1sPbYw7jaAhULMI8
KHcd4A_QQFjAAegQICRAB&url=https%3A%2F%2Fguruppkn.com%2Fundang-undang-
yang-mengatur-tentang-ham%2Famp&usg=AOvVaw3GkWRAVrDtpwrLaySZR7dI
https://masudumar.wordpress.com/2013/10/26/peran-serta-dalam-upaya-pemajuan-
penghormatan-dan-perlindungan-hak-asasi-manusia-ham/

Anda mungkin juga menyukai