Nama kelompok :
I Kadek Wage Purnayasa 1707532113
Adelphia Christian Wibowo 1707532118
I Gusti Agung Putu Nadya Aundria P. 1707532119
Novi Candani 1707532120
Ni Komang Ayu Trikajayanti 1707532124
KELAS EII3
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Mahaesa karena atas berkat dan
rahmatnyalah kami bisa menyelesaikan tugas Makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas akademik Pendidikan Kewarganegaraan tahun ajaran
2018/2019. Adapun topik yang dibahas didalam makalah ini adalah mengenai Hukum dan Hak Azasi
Manusia (HAM).
Hak Azasi Manusia adalah Hak yang dibawa sejak lahir dan merupakan karunia dari Yang Maha
Kuasa yang tidak boleh direbut oleh siapapun. Melanggar Hak Azasi Manusia seseorang bertentangan
dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Hak asasi manusia memiliki wadah organisasi yang mengurus
permasalahan seputar hak asasi manusia yaitu Komnas HAM. Kasus pelanggaran HAM di Indonesia
memang masih banyak yang belum terselesaikan sehingga diharapkan perkembangan dunia HAM di
Indonesia dapat terwujud ke arah yang lebih baik.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, hal itu dikarenakan
keterbatasan yang ada. Sehingga kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca.
Kiranya makalah ini memberikan banyak manfaat bagi kehidupan kita semua. Sehingga
permasalahan penegakan Hukum dan Hak Asasi dapat terselesaikan. Atas perhatiannya, kami ucapkan
terima kasih.
Kelompok
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Hakikat Hak Asasi Manusia
2.2 Sejarah Perkembangan HAM
2.3 Bentuk-bentuk HAM
2.4 Nilai-nilai HAM
2.5 Perundang-undangan HAM di Indonesia
2.6 Pentingnya Penghormatan HAM
2.7 Penegakan HAM di Indonesia
3. PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
1. PENDAHULUAN
3. Bentuk-bentuk HAM
Ada berbagai pandangan tentang bentuk-bentuk HAM. Misalnya: Thomas Hobbes
berpendapat bahwa satu-satunya hak asasi adalah hak hidup. Sedangkan menurut John Locke
dan aliran liberalisme klasik, hak asasi meliputi hak hidup (the right to life), hak
kemerdekaan (the right to liberty) dan hak milik(the right to property). Pendapat John Locke
ini sangat dipengaruhi oleh gagasan hukum alam(natural law) ketika dalam keadaan
alamiah (state of nature), yaitu suatu keadaan di mana belum terdapat kekuasaan dan otorita
apa-apa, semua orang sama sekali bebas dan sama derajatnya. Dalam perkembangan
selanjutnya, di antaranya orang-orang itu sering terjadi percekcokan karena perbedaan
pemilikan harta benda dan karena ada orang yang hidup di atas penderitaan orang lain.
Kondisi seperti itu telah menggeser keadaan alamiah ke keadaan perang (state war), me-
nimbulkan pemikiran untuk melindungi ketiga hak-hak fundamental di atas (hak hidup,
merdeka, dan memiliki). Untuk itu kemudian mereka berkumpul dan mengadakan perjanjian
untuk bermasyarakat untuk menyerahkan sebagian hak-hak mereka kepada seorang
pemimpin yang bertugas untuk melindungi ketiga hak tersebut sebagai hak individu dan
masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari dirinya dan diserahkan kepada pemimpin negara
dan diterima manusia sejak lahir dan bukan merupakan pemberian hukum manusia atau
masyarakat.
Dalam DUHAM yang memuat 30 pasal, 31 ayat apabila ditelaah lebih lanjut secara
garis besar bentuk-bentuk hak asasi manusia dapat dikelompokkan ke dalam tiga bagian,
yaitu:
a. Hak-hak politik dan yuridis
b. Hak-hak atas martabat dan integritas manusia.
c. Hak-hak sosial, ekonomi, dan budaya.
Hak politik merupakan hak yang didapat oleh seseorang dalam hubungan sebagai
seorang anggota di dalam lembaga politik, seperti: hak memilih, hak dipilih, hak
mencalonkan diri untuk menduduki jabatan-jabatan politik, hak memegang jabatan-jabatan
umum dalam negara atau hak yang menjadikan seseorang ikut serta di dalam mengatur ke-
pentingan negara atau pemerintahan. Dengan kata lain lapangan hak-hak politik sangat luas
sekali, mencakup asas-asas masyarakat, dasar-dasar negara, tata hukum, partisipasi rakyat di
dalamnya, pembagian kekuasaan, dan batas-batas kewenangan penguasa terhadap warga
negaranya. Sedangkan yang dimaksud hak-hak sipil dalam pengertian yang luas mencakup
hak-hak ekonomi, sosial, dan kebudayaan, merupakan hak yang dinikmati oleh manusia
dalam hubungannya dengan warga negara yang lainnya dan tidak ada hubungannya dengan
penyelenggaraan kekuasaan negara, salah satu jabatan dan kegiatannya.
Dalam kovenan/perjanjian internasional tentang hak-hak sipil dan politik
(International Covenant on Civil and Political Rights) dan kovenan internasional tentang hak-
hak sosial, ekonomi dan budaya (International Covenant on Economic, Sosial and Cultural
Rights), bentuk-bentuk hak asasi manusia dapat dikemukakan sebagai berikut. Yang
termasuk hak-hak sipil dan politik antara lain:
a. Hak atas hidup
b. Hak atas kebebasan dan keamanan dirinya
c. Hak atas keamanan di muka badan-badan peradilan
d. Hak atas kebebasan berpikir, mempunyai keyakinan (conscience), beragama
e. Hak untuk mempunyai pendapat tanpa mengalami gangguan
f. Hak atas kebebasan berkumpul secara damai
g. Hak untuk berserikat.
Sedangkan bentuk-bentuk hak asasi ekonomi, sosial dan budaya antara lain:
a. Hak atas pekerjaan
b. Hak untuk membentuk serikat kerja
c. Hak atas pensiun
d. Hak atas tingkat kehidupan yang layak bagi dirinya serta keluarganya, termasuk
makanan, pakaian, perumahan yang layak
e. Hak atas pendidikan.
Pembagian hak asasi manusia yang agak mirip dengan kedua kovenan (perjanjian)
internasional tersebut di atas, adalah yang mengikuti pembedaan sebagai berikut:
a. Hak-hak asasi pribadi atau “personal rights”, yang meliputi kebebasan menyatakan
pendapat, kebebasan memeluk agama, kebebasan bergerak, dan sebagainya.
b. Hak-hak asasi ekonomi atau “property rights”, yaitu hak untuk memiliki sesuatu,
membeli, dan menjualnya serta memanfaatkannya.
c. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
atau yang biasa disebut “rights of legal equality”.
d. Hak-hak asasi politik atau “political rights”, yaitu hak untuk ikut serta dalam
pemerintahan, hak pilih (memilih dan dipilih dalam pemilihan umum), hak mendirikan
partai politik, dan sebagainya.
e. Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan atau“sosial and culture rights”, misalnya hak untuk
memilih pendidikan, mengembangkan kebudayaan, dan sebagainya.
f. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan
atau“procedural rights”, misalnya peraturan dalam hal penangkapan, penggeledahan,
peradilan, dan sebagainya.
Pendapat lain tentang bentuk-bentuk hak asasi manusia dikemukakan Franz Magnis
Suseno (1987) yang mengelompokkan menjadi empat kelompok yaitu hak asasi negatif atau
liberal, hak asasi aktif atau demokratis, hak asasi positif, dan hak asasi sosial. Uraian masing-
masing hak sebagai berikut:
1. Hak asasi negatif atau liberal
Kelompok hak asasi pertama ini diperjuangkan oleh kaum liberalisme dan pada
hakikatnya mau melindungi kehidupan pribadi manusia terhadap campur tangan negara
dan kekuatan-kekuatan sosial lain. Hak asasi ini didasarkan pada kebebasan dan hak
individu untuk mengurus diri sendiri dan oleh karena itu juga disebut hak-hak kebebasan
(liberal). Sedangkan dikatakan negatif karena prinsip yang dianut bahwa kehidupan saya
(pribadi) tidak boleh dicampuri pihak luar. Kehidupan pribadi merupakan otonomi setiap
orang yang harus dihormati. Otonomi ini merupakan kedaulatan asasinya sendiri yang
merupakan dasar segala usaha lain, maka hak asasi negatif ini tetap merupakan inti hak
asasi manusia. Bentuk-bentuk hak asasi manusia negatif, antara lain:
a. Hak atas hidup
b. Hak kebutuhan jasmani
c. Kebebasan bergerak
d. Kebebasan untuk memilih jodoh
e. Perlindungan terhadap hak milik
f. Hak untuk mengurus kerumahtanggaan sendiri
g. Hak untuk memilih pekerjaan dan tempat tinggal
h. Kebebasan beragama
i. Kebebasan untuk mengikuti suara hati sejauh tidak mengurangi kebebasan serupa
orang lain
j. Kebebasan berpikir
k. Kebebasan untuk berkumpul dan berserikat
l. Hak untuk tidak ditahan secara sewenang-wenang
2. Hak asasi aktif atau demokratis
Dasar hak ini adalah keyakinan akan kedaulatan rakyat yang menuntut agar rakyat
memerintah dirinya sendiri dan setiap pemerintah di bawah kekuasaan rakyat. Hak ini
disebut aktif karena merupakan hak atau suatu aktivitas manusia untuk ikut menentukan
arah perkembangan masyarakat/negaranya. Yang termasuk hak asasi aktif, antara lain:
a. Hak untuk memilih wakil dalam badan pembuat undang-undang
b. Hak untuk mengangkat dan mengontrol pemerintah
c. Hak untuk menyatakan pendapat
d. Hak atas kebebasan pers
e. Hak untuk membentuk perkumpulan politik.
3. Hak asasi positif
Kalau hak-hak negatif menghalau campur tangan negara dalam urusan pribadi
manusia, maka sebaliknya hak-hak positif justru menuntut prestasi-prestasi tertentu dari
negara. Paham hak asasi positif berdasarkan anggapan bahwa negara bukan tujuan pada
dirinya sendiri, melainkan merupakan lembaga yang diciptakan dan dipelihara oleh
masyarakat untuk memberikan pelayanan-pelayanan tertentu (pelayanan publik). Oleh
karena itu, tidak boleh ada anggota masyarakat yang tidak mendapat pelayanan itu hanya
karena ia terlalu miskin untuk membayar biayanya. Yang termasuk hak asasi positif,
antara lain:
a. Hak atas perlindungan hukum (misalnya: hak atas perlakuan yang sama di depan
hukum, hak atas keadilan)
b. Hak warga masyarakat atas kewarganegaraan.
4. Hak asasi sosial
Hak asasi sosial ini merupakan paham tentang kewajiban negara untuk menjamin
hasil kerja kaum buruh yang wajar dan merupakan hasil kesadaran kaum buruh melawan
kaum borjuis. Hak asasi sosial mencerminkan kesadaran bahwa setiap anggota
masyarakat berhak atas bagian yang adil dari harta benda material dan kultural bangsanya
dan atas bagian yang wajar dari hasil nilai ekonomis. Hak ini harus dijamin dengan
tindakan negara. Yang termasuk hak asasi sosial, antara lain:
a. Hak atas jaminan sosial
b. Hak atas pekerjaan
c. Hak membentuk serikat kerja
d. Hak atas pendidikan
e. Hak ikut serta dalam kehidupan kultural masyarakat.
4. Nilai-nilai HAM
Universal dan Partikular
nilai-nilai HAM universal (artinya nilai-nilai HAM berlaku umum di semua negara)
atau partikular (artinya nilai-nilai ham sangat konstekstual yaitu mempunyai kekhususan dan
tidak berlaku untuk setiap negara karena ada keterikatan dengan nilai-nilai kultural yang
tumbuh dan berkembang pada suatu negara) terus berlanjut. Berkaitan dengan nilai-nilai
HAM, ada tiga teori yang dapat dijadikan kerangka analisis yaitu teori realitas (realistic
theory), teori relativisme kultural (cultural relativision theory) dan teori radikal universalisme
(radical universalism). Teori realitas mendasari pendangannya pada asumsi adanya sifat
manusia yang menekankan self interest dan egoisme dalam bertindak anarkis. Dalam situasi
anarkis, seseorang mementingkan dirinya sendiri, sehingga menimbulkan tindakan tidak
manusiawi diantara individu dalam memperjuangkan egoisme dan self interest-nya. Dengan
demikian, dalam situasi anarkis prinsip universalitas moral yang dimiliki setiap individu tidak
dapat berlaku dan berfungsi.
Sementara itu teori relativitas kultural berpandangan bahwa nilai-nilai moral dan
budaya bersifat partikular (khusus). Halini berarti bahwa nilai-nlai moral HAM bersifat
lokaldan spesifik, sehingga berlaku khusus pada suatu negara.dalamkaitanya dengan
penegakan HAM, menurut teori ini ada tiga modelpenerapan HAM yaitu:
a. Penerapan HAM yang lebih menekankan pada haksipil, hak politik, dan hak
kepemilikan pribadi;
b. Penerapan HAM yang lebih menekankan pada hak ekonomi dan social
c. Penerapan HAM yang lebih menekankan pada hak penentuan nasib sendiri (self
administration) dan pembangunan ekonomi.
Teori radikal universalitas berpandangan bahwa semua nilai termasuk nilai-nilai HAM
adalah be rsifat universal dan tidak sejarah suatu negara. Kelompok radikal universal
menganggap bahwa ada satu paket pemahaman mengenai HAM bahwa nilai-nilai HAM
berlaku sama di semua tempat dan disembarang waktu serta dapat diterapkan pada
masyarakat yang mempunyai latar belakang budaya dan sejarah yang berbeda. Dengan
demikian pemahaman dan pengakuan terhadap nilai-nilai HAM berlakuk sama dan universal
bagi semua negara dan bangsa.
Dalam kaitan dengan ketiga teori tentang nilai-nilai HAM itu ada dua arus pemikiran
atau pandangan yang saling tarik menarik dalam melihat relativitas nilai-nilai HAM yaitu
strong relativist dan weak relativist. Strong relativist beranggapan bahwa nilai HAM dan
nilai-nilai HAM lokal (partikular) dan nilai-nilai HAM yang universal. Sementara Weak
relativist memberi penekanan bahwa nilai-nilai HAM bersifat universal dan sulit untuk
dimodifikasi berdasarkan pertimbangan budaya tertentu. Berdasarkan pandangan ini nampak
tidak adanya pengakuan terhadap nilai-nilai HAM lokal melainkan hanya mengakui adanya
nilai-nilai HAM universal.
9. Pasal 28 I
Ayat 1. Hak tiap orang untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan dan
hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak agar tidak dituntut atas hukum
yang berlaku surut ; hak atas bebas dari perlakuan diskriminatif ; perlindungan terhadap
budaya dan hak masyarakat tradisional ; semua perlindungan atas a negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Ayat 2. Mengandung
pernyataan bahwa setiap orang bebas dari perlakuan diskriminatif. Ayat 3. HAk
dihormati identitas budaya dan masyarakat tradisionalnya selaras dengan perkembangan
zaman. Ayat 4. Perlindungan dan penanggungjawab pelaksanaan HAM adalah
pemerintah Ayat 5. Pelaksanaan HAM di Indonesia diatur dengan lebih rinci oleh
peraturan perundang-undangan
10. Pasal 28 J
Pasal 28 J terdiri dari 2 ayat yang isinya mengenai kewajiban setiap orang untuk
menghormati hak asasi orang lain. Selain itu, pada pasal ini juga menyatakan bahwa
dalam hidup bernasyarakat dengan adanya jaminan Perlindungan HAMdiberi
pembatasan tertentu agar tetap sesuai dengan norma dan menjaga ketertiban umum.
11. Pasal 29
Pasal 29, terdiri dari 2 ayat yang menyatakan dan menegaskan bahwa negara
berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan setiap warga negara berhak beribadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
12. Pasal 31
Pasal ini merupakan aturan tentang hak setiap warga negara untuk mendapatkan
pendidikan dan kewajibannya mengikuti pendidikan dasar yang dibiayai oleh
pemerintah. Pasal ini menjamin hak asasi anak-anak terlantar dan fakir miskin, yang
semuanya dipelihara oleh negara. Pasal ini mengenai hak dan kewajiban warga negara
dalam pertahanan negara. Dalam pasal ini dinayatakn bahwa negara menjamin kebebasan
masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.
13. Pasal 33
Pasal 33 juga terdiri dari 3 ayat yang berisi pernyataan bahwa perekonomian
disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan ; cabang-cabang produksi
yang penting dan menyangkut hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara ; dan bahwa
penggunaan seluruh sumber daya alam yang ada dalam bumi, air , dan tanah untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pengaturan HAM dalam Ketetapan MPR dan Undang-Undang
Ketetapan MPR adalah peraturan perundang-undangan yang langsung berada di
bawah konstitusi, UUD 1945. Pengaturan HAM diatur dalam TAP MPR nomor XVII tahun
1998. Tap MPR ini berisikan tentang pengaturan pelaksanaan undang-undang yang mengatur
tentang HAM dan sikap Bangsa Indonesia terhadap HAM dan Piagam HAM Internasional.
Hak asasi manusia dalam undang-undang diatur secara rinci tentang setiap jenis hak
asasi. Oleh karena itu, ada banyak UU yang mengatur HAM di Indonesia. Dari banyaknya
pengaturan HAM dalam UU di antaranya adalah sebagai berikut :
a. UU Nomor 5 Tahun 1998 yang berisi tentang ratifikasi terhadap aturan anti kekejaman,
penyiksaan, perlakuan, atau penghukuman yang kejam, tidak berperikemanusiaan, dan
merendahkan martabat.
b. UU Nomor 9 TAhun 1998 yang berisi tentang kebebasan menyatakan pendapat
c. UU Nomor 11 Tahun 1998 yang mengatur tentang hak dan kewajiban buruh di Indonesia
d. UU Nomor 8 Tahun 1999, berisikan tentang hak dan perlindungan konsumen.
e. UU Nomor 19, 20, dan 21 Tahun 1999, berisi tentang perburuhan. Dalam hal ini UU
mengatur tentang penghapusan ekrja paksa, upah minimum pekerja, dan diskriminsai
dalam pekerjaan.
f. UU Nomor 26 Tahun 1999, berisikan tentang pencabutan hukum subsversi yang
dianggap membatasi hak berpendapat.
g. UU Nomor 39 Tahun 1999 , berisikan tentang HAM.
h. UU Nomor 40 Tahun 1999, berisikan tentang pers, hak dan kewajibannya.
i. UU Nomor 26 Tahun 2006, berisikan tentang pengadilan terhadap pelanggar HAM.
3. PENUTUP
KESIMPULAN
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya. Setiap individu
mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah
melanggar atau menindas HAM orang lain.Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh
perundang-undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang,
kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM,
pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana
terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM.
Tuntutan untuk menegakkan HAM kini sudah sedemikian kuat, baik dari dalam negeri maupun
melalui tekanan dari dunia internasional, namun masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Untuk
itu perlu adanya dukungan dari semua pihak, seperti masyarakat, politisi, akademisi, tokoh masyarakat,
dan pers, agar upaya penegakan HAM bergerak ke arah positif sesuai harapan kita bersama.
Penghormatan dan penegakan terhadap HAM merupakan suatu keharusan dan tidak perlu ada
tekanan dari pihak mana pun untuk melaksanakannya. Pembangunan bangsa dan negara pada dasarnya
juga ditujukan untuk memenuhi hak-hak asasi warga negaranya. Diperlukan niat dan kemauan yang
serius dari pemerintah, aparat penegak hukum, dan para elite politik agar penegakan HAM berjalan
sesuai dengan apa yang dicita-citakan dan memastikan bahwa hak asasi warga negaranya dapat
terwujud dan terpenuhi dengan baik. Dan sudah menjadi kewajiban bersama segenap komponen
bangsa untuk mencegah agar pelanggaran HAM di masa lalu tidak terulang kembali di masa kini dan
masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
http://woocara.blogspot.com/2015/10/pengertian-ham-macam-macam-ham-contoh-
pelanggaran-ham.html
https://www.slideshare.net/RofiqAlinnuha1/pengertian-dan-hakikat-hak-asasi-manusia/
http://taufiq-hidayat92.blogspot.co.id/2013/10/makalah-hak-asasi-manusia.html?m=1
http://pkn-fariz.blogspot.co.id/2013/03/lembaga-lembaga-ham.html?m=1
https://www.academia.edu/11430882/A._Sejarah_HAM_di_Dunia
https://komunitasgurupkn.blogspot.com/2014/08/hakikat-hak-asasi-manusia-dan-bentuk.html
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=1&ved=2ahUKEwi1sPbYw7jaAhULMI8
KHcd4A_QQFjAAegQICRAB&url=https%3A%2F%2Fguruppkn.com%2Fundang-undang-
yang-mengatur-tentang-ham%2Famp&usg=AOvVaw3GkWRAVrDtpwrLaySZR7dI
https://masudumar.wordpress.com/2013/10/26/peran-serta-dalam-upaya-pemajuan-
penghormatan-dan-perlindungan-hak-asasi-manusia-ham/