Anda di halaman 1dari 16

RNGKUMAN LINE OF SIGHT MICROWAVE

TEKNIK TRANSMISI

Oleh:

NAMA : ALMAS ZAKIYA FAZA


NIM : 4.39.18.0.04
KELAS : TE-2C

PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN


TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2019
A. DEFINISI DAN RUANG LINGKUP
Sistem transmisi gelombang mikro bekerja pada frekuensi UHF 300 MHz-30 GHz (pada
umumnya 1-3 GHz) yang mempunyai panjang gelombang dalam ruang bebas antara 1 cm – 1 m. sinyal
gelombang mikro dipancarkan melalui lintasan lurus dari satu titik ke titik yang lain, dikenal dengan
istilah “ lintasn garis pandang” atau line of sight (LOS). Stasiun yang digunakan, baik stasium
pemencar, penerima, maupun relai ditempatkan pada lokasi yang tinggi pada menara antena yang
tinggi pula, agar transmisi dapat mencakup daerah LOS yang maksimum sehingga dapat diperoleh
suatu lintasan gelombang yang bersifat langsung (direct signal path). Propagasi LOS gelombang mikro
menggunakan gelombang radio atau RF (Radio Frequency), yang juga merupakan gelombang
elektromagnetik.
Komunikasi gelombang mikro dapat digunakan untuk komunikasi satelit maupun
komunikasi terentrial yang merambat melalui atmosfer sehingga efek atmosfer sangat mempengaruhi
energi dan berkas gelombangnya. Readaman energi dan pemudaran berkas gelombang ini yang disebut
dengan pemudaran (fading). Sistem transmisi gelombang mikro terdiri atas dua macam yaitu sistem
analog dan sistem digital. Sistem gelombang mikro analog menggunakan gelombang radio dengan
modulasi FM (frequency Modulation), baik dengan sistem penjamakan (multiplexing) frekuensi atau
FDM (Frequency Division Multiplexing) maupun waktu atau TDM (Time Division Multiplexing).
Sedangkan system gelombang mikro digital mengguna kan gelombang radio yang termodulasi digital
PSK (Phase Shift Keying). atau modulasi QAM (Quadrature Amplitude Modulation) dan penjamakan
yang digunakan adalah TDMA (Time Division Multiple Access).
Perkembangan transmisi dengan menggunakan microwave (gelombang mikro) sangat besar,
dimana metode ini lebih murah sehingga digunakan sebagai alternatif dalam pemasangan radio link.
Microwave beroperasi dengan modulasi QPSK (Quadrature Phase Sift Keying) dan FSK (Frequency
Shift Keying). Level daya ambang batas unutk peralatan transceiver sering didefinisikan dimana BER
(Bite Error Rate) mencapai 10-6 walaupun nilai BER yang lain dapat diterima. Nilai tersebut menjadi
parameter peralatan receiver. Microwave bekerja pada rentang frekuansi 2 GHz-23 GHz.
Kekuatan dari sinyal LOS dipengaruhi oleh :
1. Panjang lintasan adalah panjang lintasan antara Tx dan Rx.
2. Faktor K merupakan faktor pengali jari-jari bumi. Untuk indonesia K: 1.33 atau 4/3.
3. Kontur bumi adalah kondisi permukaan dari bumi yang bisa berupa bukit, lembah dan lainnya.
4. Daerah fresnel adalah daerah berupa lintasan elips dalam lintasan propagasi gelombang
radiodimana daerah tersebut dibatasi oleh gelombang tak langsung (indirect signal) dan
mempunyai beda panjang lintasan dengan sinyal langsung sebesar kelipatan ½ λ atau 2 kali ½ λ.
5. Tinggi penghalang atau obstacle, yang bisa berupa pohon, gedung atau bangunan lainnya.

Berikut beberapa aplikasi LOS microwave :

1. Sebagai backbone untuk komunikasi point-to point.


2. Sistem point-to-multipoint untuk TV, telepon, data, atau gabungan dari ketiganya.
3. Sebagai jaringan transport untuk TV atau sinyal video, termasuk untuk ekstensi head-end
community antenna television (CATV), broadcast transport, dan studio-to-transmitter links.
4. Jaringan data digital antar kantor.
5. Pengendalian telemetry dan kontrol jarak jauh
6. Interkonektivitas pusat kontrol lalulintas udara
7. Komunikasi antar gedung
8. Keperluan militer: fixed point-to-point, point-to-multipoint, dan point-to-point bergerak.
B. LINK ENGINEERING
Merekayasa sistem microwave LOS melibatkan langkah-langkah berikut:
1. Pemilihan lokasi (peralatan radio plus lokasi menara yang ada di LOS yang sama..
2. Pemilihan pita frekuensi operasional dari yang ditetapkan dalam Tabel 5.1, mempertimbangkan
lingkungan interferensi RF dan pembatasan hokum. Berikut ada laha tabelnya.
Frekuensi Band (MHz) Penggunaan
932.5 – 935.0 Digunakan untuk pemerintah/swasta
941.5 – 944.0 Digunakan untuk pemerintah/swasta
2,110 – 2,130 Bukan TV, 3-5 MHz bandwidth maksimal
2,169 – 2,180 Pembatasan
3,700 – 4,200 Digunakan layanan satelit tetap
59,25 – 6,425 Digunakan layanan satelit tetap tanpa mobile ES
10,550 – 10,680 Digunakan layana microwave tetap pribadi
10,700 – 11,700 Digunakan satelit TV local
13,200 – 13,250 Stasiun seluler bersama dan layanan lain
17,700 – 18,220 Digunakan satelit layanan tetap
18,920 – 19,160 Digunakan satelit layanan tetap
19,260 – 19,700 Digunakan satelit layanan tetap
21,200 – 22,000 Digunakan layanan seluler tetap milik pemerintah
22,000 – 23,600 Digunakan layanan seluler tetap milik pemerintah
27,500 – 29,250 Digunakan layanan satelit tetap
31,000 – 31,300 Digunakan siaran tambahan relay CATV dan mobile
38,600 – 40,000 Digunakan untuk layanan tetap , seluler dan lainnya
3. Pengembangan profil jalur untuk menentukan ketinggian menara radio. Jika ketinggian menara
melebihi batas ekonomi tertentu, maka langkah 1 harus diulang, membawa situs lebih dekat
bersama-sama atau mengonfigurasi ulang jalur, biasanya di sepanjang rute lain. Dalam membuat
profil, itu harus diambil ke pertimbangan bahwa energi microwave
 Atenuasi atau diserap oleh benda padat
 Dipantulkan dari permukaan konduktif datar seperti air dan sisi bangunan logam
 Terdifraksi disekitar benda padat
 Dibiaskan atau ditekuk oleh atmosfer; sering membungkuk adalah sedemikian rupa sehingga
balok dapat diperpanjang di luar cakrawala optic
4. Jalur perhitungan. Setelah menetapkan keandalan propagasi dinyatakan sebagai persentase waktu,
sinyal yang diterima akan berada di atas tingkat ambang batas. Seringkali tingkat ini adalah
peningkatan ambang FM dari penerima FM. Untuk tingkat ini margin diatur untuk sinyal
memudar di bawah semua kondisi iklim diantisipasi.
5. Membuat survei jalan untuk memastikan kebenaran langkah 1-4 hal ini juga menyediakan
informasi perencanaan tambahan tertentu penting untuk proyek instalasi atau tawaran.
6. Penetapan rencana frekuensi dan parameter operasional yang diperlukan.
7. Konfigurasi peralatan untuk mencapai margin memudar ditetapkan dalam langkah 4 paling
ekonomis
8. Instalasi
9. Beam alignment, peralatan lineup, Checkout, dan penerimaan oleh pelanggan.

C. PROPAGASI
Propagasi Sinyal Pada Sistem LOS
Propagasi pada sistem LOS adalah propagasi sinyal pada ruang bebas yang memanfaatkan sinyal
langsung dan sinyal tidak langsung yang diakibatkan oleh pantulan tanah.

Redaman
Pada proses propagasi sinyal akan mengalami redaman, diantaranya:
a. redaman ruang bebas
b. redaman hujan
c. redaman gas-gas di atmosfer

Diantara redaman-redaman tersebut, yang paling dominan adalah redaman ruang bebas. Sedangkan
redaman hujan dan gas akan cukup berpengaruh untuk frekuensi diatas 10 GHz atau frekuensi kerja
dibawah 10 GHz tetapi jarak antara Tx dan Rx cukup jauh.

Gambar 1. Propagasi Sistem LOS (Astuti,1998, Judawisastra,2004, Sharma & Naglia, 2016 )
Pada ruang bebas gelombang radio akan mengalami penyebaran energi sepanjang lintasannya, dan ini
berarti gelombang yang merambat akan kehilangan energi yang didefinisikan sebagai redaman ruang bebas
Lfs. Untuk menghitung besar redaman ruang bebas tersebut didasarkan pada analisis pada antena isotrofis
Yaitu :

Lfs (dB) = 32,45+20log fMHz + 20 log dkm


dimana :
d = jarak dari pemancar ke penerima (km)
f = frekuensi kerja (MHz)

Refraksi pada atmosfer

Refraksi adalah pembengkokan/pembelokkan gelombang radio karena perubahan karakteristik


atmosfer, yaitu terjadinya perubahan temperatur, kerapatan, dan kelembaman, dimana perubahannya
dipengaruhi kedudukan gelombang terhadap permukaan bumi. Perubahan kerapatan atmosfer berpengaruh
terhadap cepat rambat gelombang, Refraksi pada gelombang yang merambat pada atmosfer menyebabkan
timbulnya horizon radio (kaki langit) sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 2, sehingga jarak Tx – Rx pada
sistem LOS terbatas. Jadi jarak LOS sangat ditentukan oleh kerapatan atmosfer.
Karena lintasan gelombang radio pada kenyataannya melengkung, maka untuk memudahkan analisis,
lintasan gelombang radio dimanipulasi menjadi datar, dengan cara memanipulasi jari-jari bumi.

Pengaruh daerah (terrain) yang dilintasi gelombang dan multipath fading

Selain atmosfer, kondisi daerah yang dilintasi gelombang radio juga bisa menyebabkan gelombang
tersebut mengalami multipath/lintasan jamak yang diakibatkan oleh kelengkungan bumi ataupun efek
penghalang seperti bukit, pepohonan dan bangunan yang tinggi. Fading didefinisikan sebagai variasi sinyal
terima sebagai fungsi dari fase, polarisasi, dan atau level dari suatu sinyal terhadap waktu. Fading terjadi
akibat proses propagasi dari gelombang radio meliputi pembiasan, pantulan, difraksi, hamburan redaman
dan ducting.Pengaruh fading terhadap sinyal terima dapat memperkuat atau memperlemah.

Karena penyebab terjadinya fading adalah variasi kondisi di atmosfer dan kondisi di permukaan tanah
maka fading tidak dapat dipastikan secara akurat.

Zona Fresnel

Untuk menghindari pengaruh multipath ini (terutama pantulan tanah), maka ditetapkan daerah
clearance (bebas dari obstacle) yang salah satu komponennya adalah Zona Fresnel. Zona Fresnel adalah
tempat kedudukan titik dalam lintasan gelombang radio dimana gelombang tersebut direfleksikan dengan
panjang lintasan tambahan maksimum ½ membentuk ellips seperti pada gambar 4 dan gambar 5.
Karena dalam analisis “propil lintasan” digunakan peta permukaan bumi yang datar, maka diperlukan
faktor koreksi terhadap ketinggian titik obstacle (halangan) , yaitu dengan menggunakan formula berikut:

dimana:
k = faktor kelengkungan bumi seperti pada gambar 6.
h = perbedaan tinggi titik tersebut, jika dinyatakan kurva bumi datar dengan kurva bumi dengan jarijari
efektif bumi.
Lintasan sinyal yang ditransmisikan pada sistem LOS harus mempunyai daerah bebas hambatan
atau a clearance from the obstacle minimum adalah 0,6 x jari-jari F1 (belum termasuk faktor koreksi
terhadap kelengkungan bumi) seperti pada gambar 7 (Astuti,1998) (Freeman,1999),(Sharma & Naglia,
2016). Adapun formula untuk menghitung clearance adalah sebagai berikut:
Clearance (m) = 0,6 F1 + hcorrected

Analisis link dan fade margin

Jika daya yang keluar dari perangkat pemancar adalah PTx, maka daya yang masuk ke perangkat
penerima (Freeman, 1999), (Judawisastra, 2004), (Thakur & Kamboj, 2016) adalah:
PRx = PTx - LTOT
dimana:
PTx = level daya pancar ( dBm atau dBw)
PRx = level daya terima (dBm atau dBw)
LTOT = rugi-rugi total (dB)

dengan,
LTOT = Lfs + Lb + Lf – GTx – GRx (dB)
dimana :
Lfs = rugi-rugi ruang bebas (free space) (dB)
Lb = rugi-rugi rangkaian (RF branching network, transmission line, dan lain-lain) (dB)
Lf = rugi-rugi antena feeder, pointing LOSs (dB)
GTx = gain antena Tx (dB)
GRx = gain antena Rx (dB)

a. Gain Antena
Penguatan atau gain adalah perbandingan daya pancar suatu antena terhadap antena referensi.
Persamaannya untuk antena parabola

dimana :
d : diameter antena (m)
: panjang gelombang (m)
: efisiensi antena , 0.6 – 0.9

b. Link analysis pada sistem digital


Pada sistem komunikasi digital, kualitas sinyal sangat dipengaruhi oleh parameter bit eror rate
(BER).Nilai BER merupakan fungsi dari energi tiap bit informasi per carrier (Eb) dan besarnya noise (No),dimana
Eb/No itu merupakan hasil dari carrier to noise (C/N) dan noise bandwidth to bit rate ratio. Daya terima perangkat
radio di dekati dengan persamaan

Harga-harga dari besaran ini dapat dilihat dari grafik performansi unjuk kerja sistem modulasi digital
(Eb/No vs BER). Untuk mengetahui Eb/No suatu sistem maka diperlukan grafik performansi unjuk kerja
dimana BER sendiri telah diketahui karena merupakan karakteristik dari sistem yang dimaksud. Gambar 8
menunjukkan performansi sistem modulasi digital Eb/No terhadap BER yang tergantung dari jenis
modulasinya.
Dalam propagasi gelombang radio, besarnya daya terima berfluktuasi akibat adanya fading. Untuk
menanggulanginya digunakan cadangan fading (fade margin setiap hop) yaitu batas fading maximum yang
diijinkan oleh ketersediaan(availability) total link radio tersebut. Pada perancangan sistem komunikasi radio,
fading margin dihitung dari perbedaan level daya terima (pada kualitas sinyal/BER yang diinginkan) dan level
ambang batas (threshold) pada BER 10-3 Kemungkinan terjadinya fading margin pada bulan buruk yang
ditentukan jenis daerahnya didekati

D. PATH CALCULATIONS (LINK BUDGET)


Langkah berikutnya dalam teknik jalan adalah untuk melaksanakan perhitungan jalur. Pada dasarnya
ini memerlukan penentuan parameter dan konfigurasi peralatan untukmemenuhi persyaratan kinerja
minimum. Persyaratan kinerja tersebut biasanya terkait dengan kebisingan di saluran suara yang
setara atau yang terkait rasio sinyal terhadap noise, atau keduanya. Salah satu cara, persyaratan
diberikan untuk persentase waktu untuk satu jalur ini dapat dinyatakan sebagai 99, 99,9%, atau 99
999 dari waktu mengatakan kinerja melebihi minimum tertentu. Ini adalah sering disebut kehandalan
propagasi. Tabel persentase hubungan Staples 53.
 Penghitungan jalur dasar
pendahuluan. Sedangkan profil jalur menyediakan menara yang diperlukan ketinggian untuk
mencapai izin jalur sinar Ray yang diperlukan, dari jalur Perhitungan (anggaran link kita memperoleh
parameter untuk dimermenyimpan radio Peralatan. Ini termasuk ukuran antena atau aperture, output
daya pemancar, kebisingan Penerima, bandwidth yang diperlukan (setara dengan QR), Apakah
penyelam Kota diperlukan dan jenisnya, coding keuntungan untuk sistem digital, kinerja. diukur
dalam rasio Signal-to-noise, dan noise pada saluran suara yang berasal FDM/FM sistem atau bit
kesalahan Rate (BER) untuk sistem digital. Hampir selalu kinerja diberikan dengan distribusi waktu
(misalnya, 99,995 waktu)
 Penerima Far-end. Receiver jarak jauh adalah titik awal
pada perhitungan jalur atau anggaran tautan. Mari kita pertimbangkan receiver generik.pertanyaan
berikut harus dijawab: Apa tingkat sinyal memasuki Penerima akan memberikan kinerja link yang
diinginkan? Receiver akan memiliki tingkat kebisingan atau ambang kebisingan. Pada saat ini kita
hanya mempertimbangkan kebisingan termal. Hal ini dibahas dalam bagian 19,6, khususnya
LINE-OF-SIGHT MICROWAVE
persamaan 1,22, yang disajikan di sini:

Pertimbangkan Penerima microwave dengan 10-MHz bandwidth dan 3-dB kebisingan


Gambar. Ambang batas kebisingan termal akan

Dari contoh ini, kita tahu bahwa tingkat sinyal terima (RSL) harus
di atas tingkat kebisingan atau lantai oleh beberapa nilai dalam dB. Berapa banyak di atas akan
tergantung pada sejumlah faktor yang :
 Keandalan tautan yang diinginkan (ketersediaan waktu)
 BER atau S/N atau kebisingan di saluran suara
 Jenis Modulasi
 Memudar dan memudar margin
 Jenis pengkodean dan faktor pengkodean lainnya (untuk sistem digital)
 Lingkungan interferensi
 Tinjauan singkat sistem FM
latar belakang. Sistem LOS microwave menggunakan Modula Fi-quency(FM) adalah andalan telepon
lokal dan jarak jauh dari sekitar1950 tahun 1980-an, ketika transisi ke jaringan All-digital mulai
Terjadi. Beberapa sistem FM yang menggunakan multipleks pembagian frekuensi (FDM) masih
dipasang di negara berkembang. Hal ini juga masih digunakan untuk sejumlah Studio Transmitter
link untuk penyiar TV Namun, bahkan aplikasi ini mengkonversi ke format digital.

bandwidth yang dibutuhkan. Dengan radio FM broadband, bandwidth diperdagangkan untuk rasio
Signal-to-noise. Bandwidth didefinisikan oleh Carson Dengan penerima modern LOS microwave,
kinerja kebisingan telah melihat perbaikan besar. Rendah Mixer kebisingan dapat memiliki angka
kebisingan yang lebih baik dari 2 dB dan LNAs dalam kisaran 1 dB atau bahkan kurang Akibatnya,
kita harus mempertimbangkan angka kebisingan Penerima lebih dari pandangan menerima angka
kebisingan sistem kontribusi kebisingan antena sekarang harus diperhitungkan.
PREPENEKANAN DEPENEKANAN UNTUK SISTEM RADIO FM. Karakteristik outputPenerima
FM dengan sistem prepenekanan/depenekanan, dengan sinyal input dari modulasi amplitudo
seragam, adalah sedemikian rupa sehingga telah linear meningkat amplitudo kebisingan dengan
meningkatnya frekuensi baseband. Ini ditunjukkan dalam gambar 5,9. perhatikan lereng atau
kebisingan segitiga dari demodu frekuensi yang lebih tinggi komponen baseband yang terikat.
Hasilnya adalah penurunan rasio Signal-to-noise dengan meningkatnya frekuensi baseband. Output
Receiver yang diinginkan adalah Stant Signal to noise ratio di seluruh baseband. Pre penekanan di
FM pemancar dan depenekanan a: Penerima FM mencapai akhir ini Pre-penekanan dilakukan dengan
meningkatkan deviasi puncak selama Proses modulasi FM untuk frekuensi baseband yang lebih
tinggi. Peningkatan puncak frekuensi deviasi dilakukan sesuai dengan kurva yang dirancang untuk
fect Compensation untuk kebisingan merajam pada output receiver FM CCIR, dalam rec. 275-3
(REF. 6), telah merekomendasikan Standardisasi pada kurva yang ditunjukkan Gambar 5,10 untuk
Multichannel telephony
Gambar 5,9. Sketsa peningkatan kebisingan termal dari output receiver FM dalam sistem
dengan prepenekanan/depenekanan.

Gambar 5,10. Prepenekanan karakteristik untuk Multichannel telephony. (Dari REF. 6, Gambar 1,
CCIR rec. 275-3.)

perhitungan Peak deviasi untuk pemancar FM. Seperti yang dibahas sebelumnya untuk menghitung
bandwidth menggunakan aturan Carson (persamaan 5 11) kita perlu mengetahui puncak deviasi dari
sinyal FM yang ditransmisikan. Untuk sistem yang menggunakan basebands SSBSC FDM, Peak
deviasi D dapat dihitung sebagai berikut: untuk N = 240 atau lebih.
Atau untuk N diantar 12 dan 240

dimana simpangan:
D =puncak (kHz)
d=per-chamet TS tes nada deviasi (Hz)
N = jumlah saluran suara SSBSC dalam sistem

Tabel 5,4 dapat digunakan untuk mendapatkan nilai untuk d, per-channel RMS Test Tone
penyimpangan dalam kHz.
ambang perbaikan FM. Pada penerima FM, FM meningkatkanakan tercapai jika rasio carrier-to-noise
minimal 10 dB. Hanya tentangpada titik ini, kita akan melihat rasio Signal-to-noise dalam suara
FDM yang diturunkansaluran melompat beberapa 20 dB. Tentu saja, tetap ada syarat bahwapemancar
memiliki deviasi yang benar.Pertama, kita mendefinisikan RSL. Ini adalah tingkat penerimaan pada
input ke penerima pertamatahap aktif. Pada banyak, jika tidak sebagian besar, LOS microwave
receiver, yang pertama aktifpanggung adalah mixer. Dalam kasus lain, itu akan menjadi masukan
dari kebisingan rendahAmplifier (LNA), RSL umumnya diukur dalam dBm atau dBW. Itu bisa
sajajuga dalam milliwatt atau watt. RSL identik dengan tingkat Carrier (C) SOWeCan sama dengan
baik menulis C/N sebagai RSL N, di mana N adalah kebisingan termalambang batas, (persamaan
1,22).
Berikut ini adalah persamaan untuk batas peningkatan FM di dBW):

Anda mungkin juga menyukai